19 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesempatan kerja merupakan lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi (Depnakertrans, 2007). Tujuan kegiatan ekonomi untuk mengejar perkembangan ekonomi yang berkualitas yang mampu menyerap tenagakerja yang banyak. Istilah perkembangan ekonomi diperuntukkan kepada negara sedang berkembang, menurut Schumpeter dalam Jhingan (2008) perkembangan ekonomi adalah perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Menurut Jhingan (2008) perkembangan ekonomi harus diukur dalam arti kenaikan pendapatan nasional nyata dalam suatu jangka panjang. Para ahli sepakat mempergunakan pendapatan nasional riil per kapita sebagai ukuran perkembangan ekonomi. Membahas ekonomi ketenagakerjaan memerlukan data dari disiplin ilmu demografi, sosial, politik, budaya dan geografi, membahas pergerakan pendudukan yang dianggap sebagai tenagakerja (manpower) pada suatu wilayah atau daerah. Penduduk Kabupaten Natuna mendiami wilayah geografis yang khas, berada di Laut Cina Selatan dimana sebagian besar terdiri dari perairan seluas 138.700 km 2 dan daratan berbentuk kepulauan seluas 3.200 km 2 dengan ketinggian 3 sampai dengan 959 mdpl (meter dari permukaan laut). Pertanian merupakan salah satu potensi ekonomi utama di Kabupaten Natuna yang dapat menggerakan ekonomi daerah, terutama sub sektor perikanan yang merupakan potensi terbesar di wilayah ini. Perkembangan persentase kesempatan kerja pada lapangan usaha di Kabupaten Natuna didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi rata-rata sebesar 60 persen per tahun diikuti sektor jasa rata-rata sebesar 18 persen per tahun (sebagaimana tersaji Tabel 1). Kabupaten Natuna memiliki potensi perikanan dan kelautan terdiri dari potensi yang dapat pulih (renewable resources) antara lain sumberdaya ikan, mangrove, terumbu karang, padang lamun dan potensi tidak dapat pulih (unrewable resources) seperti mineral, minyak dan lain-lain. Tercatat potensi
20 perikanan di Laut Cina Selatan adalah 361.430 ton/tahun (RPJM, 2008). Dalam mengelola sumberdaya alam baik minyak dan gas bumi di Kabupaten Natuna terdapat tiga perusahaan besar yang tergabung dalam West Natuna Consortium (WNC) yakni: perusahaan Conoco Phiilips, Premeir Oil, dan Star Energy yang telah beroperasi rata-rata sejak belasan tahun yang lalu. Penduduk Kabupaten Natuna mayoritas bersuku Melayu, dan sebagian kecil Jawa, Batak, Minang dan warga keturunan Tionghoa. Mereka hidup rukun dan damai dalam membangun daerah Kabupaten Natuna. Tabel 1. Perkembangan Persentase Kesempatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Pertanian dan Jasa Di Kabupaten Natuna Tahun 2002-2009 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 Pertanian Jasa Jasa 0,10 0,00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Sumber : BPS Natuna, 2010 Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor: 53 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten/ Kota di Lingkungan Propinsi Riau, yang diresmikan Menteri Dalam Negeri (ad-interim) Feisal Tanjung pada tanggal 12 Oktober 1999. Sejak saat itu pula pembangunan otonomi daerah Kabupaten Natuna mulai dijalankan. Dampak pembangunan yang memusat di Kabupaten Natuna ini menyebabkan migrasinya penduduk pendatang dari daerah sekitarnya seperti dari Tanjung Pinang, Batam dan bahkan dari Provinsi Kalimantan Barat. Migrasi ini dilatarbelakangi untuk mencari pekerjaan yang layak di kabupaten yang baru dimekarkan. Faktanya penduduk migran sulit mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, karena minimnya informasi peluang kesempatan kerja.
21 Perusahaan-perusahaan minyak terbesar yang diinformasikan banyak menyerap peluang kerja, tidak pernah mendaftar peluang kesempatan yang ada diperusahaan mereka pada Dinsosnaker (Dinas Sosial dan Tenagakerja) Kabupaten Natuna. Hal tersebut menyebabkan kesulitan dalam penyampaian informasi peluang dan penempatan tenagakerja pada pencari kerja yang mendaftar. Dinsosnaker Kabupaten Natuna tidak mengetahui jumlah tenaga, kualifikasi tenagakerja yang dibutuhkan perusahaan. Kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk menciptakan sumber-sumber ekonomi atau produksi dalam menyerap kesempatan kerja. Sumberdaya manusia memiliki pendidikan dan keterampilan yang relatif rendah sehingga minim inovasi dan kreasi dalam menciptakan sumber-sumber ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang rendah menyebabkan rendahnya pemanfaatan tenagakerja yang ada, maka mengakibatkan penganggur terbuka maupun penganggur terselubung. Menurut Adioetomo et al (2010) konsep pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang pada saat pencacahan sedang aktif mencari pekerjaan. Kategori pengangguran terbuka menurut Sakernas (2006), yakni: penduduk yang mencari pekerjaan, mempersiapkan pekerjaan, tidak mencari pekerjaan (karena tidak mungkin mendapatkan pekerjaan/ discouraged worker) dan sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Menurut data tahun 2009 tingkat pengangguran di Kabupaten Natuna relatif tinggi, bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran nasional maupun Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 2. Dengan melihat potensi sumberdaya alam, potensi kelautan dan perikanan serta kekayaan bahan tambang minyak dan gas alam yang terbesar didunia, perkembangan kontribusi kesempatan kerja pada lapangan usaha dari tahun 2002 sampai dengan 2009, serta tingginya tingkat pengangguran terbuka yang terjadi pada tahun 2009 di Kabupaten Natuna, maka diperlukan sebuah kajian, Strategi apa yang perlu dirumuskan dalam upaya Pengembangan Kesempatan Kerja di Kabupaten Natuna?
22 Tabel 2. Perbandingan Tingkat Pengangguran Nasional, Provinsi Kepri dan Kabupaten Natuna Tahun 2008 2009. 10% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% Nasional Kepri Natuna 2008 2009 Sumber : Depnakertrans RI, 2010 1.2 Perumusan Masalah Untuk merumuskan strategi pengembangan kualitas tenagakerja di Kabupaten Natuna, sebagai institusi wewenang di bidang ketenagakerjaan yakni Dinsosnaker masih menghadapi kendala belum ada kajian spesifik terkait dengan kesempatan kerja. Namun pada tahun 2008 Dinsosnaker pernah mengadakan kegiatan penyusunan profil ketenagakerjaan Kabupaten Natuna. Informasi akan persediaan tenagakerja yang menggambarkan angkatan kerja yang tersedia, dengan berbagai karakteristiknya, serta informasi kebutuhan tenagakerja yang merefleksikan angkatan kerja yang diperlukan untuk mengisi kesempatan kerja belum tersedia. Untuk menghadapi permasalahan tersebut pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan Permen Nomor 15 tahun 2007 tentang perhitungan kesediaan dan kebutuhan tenagakerja di daerah. Informasi perencanaan yang sistematis yang dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka pertanyaan dalam kajian ini yang pertama adalah: Bagaimana ketersediaan dan kebutuhan ketenagakerjaan di Kabupaten Natuna?
23 Pemerintah Kabupaten Natuna yang memiliki potensi kelautan perlu lebih kreatif dalam menyusun perencanaan daerah dalam menciptakan lapangan pekerjaan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk usia kerja berpengaruh pada penyediaan tenagakerja. Penawaran tenagakerja yang tinggi tanpa diikuti penyediaan kesempatan kerja yang cukup akan menimbulkan pengangguran dan setengah pengangguran. Kondisi yang dihadapi Kabupaten Natuna belum tersedianya lapangan kerja yang memadai. Jumlah pencari kerja (pencaker) yang terdaftar pada Dinsosnaker Kabupaten Natuna sejak tahun 2001 sampai dengan 2008 mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pencari kerja mengalami peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2004 sebesar 1.466 pencaker, sedangkan yang paling kecil terjadi pada tahun 2007 sebesar 446 pencaker. Rendahnya kesempatan kerja di Kabupaten Natuna dapat dilihat berdasarkan data dari tahun 2001-2008 dengan nihilnya permintaan tenagakerja yang ada dari pihak-pihak swasta. Sedangkan bila melihat serapan tenagakerja usia 15 tahun ke atas berdasarkan lapangan usaha, hanya dua sektor besar yang dapat menyerap tenagakerja yakni sektor sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. Berdasarkan permasalahan tersebut maka pertanyaan kedua kajian ini adalah, Bagaimana Kondisi Kesempatan Kerja di Kabupaten Natuna? Isu pembangunan base camp Blok D-Alpha di Kabupaten Natuna atas pengelolaan gas terbesar di dunia ini menimbulkan ketegangan antar daerah yang memiliki berbatasan langsung secara geografis yakni Kabupaten Natuna dan Kabupaten Sambas Provinsi Kalbar. Masing-masing daerah mengklaim rencana pembangunan base camp tersebut akan dibangun di daerahnya. Namun sampai saat ini belum ada ketetapan dari pemerintah pusat tentang daerah mana yang akan dibangun. Rencana pembangunan base camp ini memerlukan kesiapan daerah baik dari sisi persiapan lahan maupun dari penyediaan tenagakerja. Oleh karena itu masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja merupakan masalah strategis yang menjadi perhatian pemerintah daerah terutama pemerintah daerah Kabupaten Natuna
24 Pengelolaan sumberdaya alam memerlukan sumberdaya manusia dan tenagakerja yang profesional. Rendahnya kesempatan kerja, rendahnya produktivitas dan rendahnya kualitas tenagakerja yang ada menjadi permasalahan yang harus segera dituntaskan di daerah Kabupaten Natuna. Berdasarkan data perkembangan persentase kesempatan kerja menurut lapangan usaha pertanian dan Jasa-jasa di Kabupaten Natuna tahun 2001 sampai 2009 menunjukkan tren yang menurun, pertanian menyerap rata-rata 58 persen per tahun sedangkan jasajasa menyerap 18 persen dalam setahun. Tingkat pengangguran di Kabupaten Natuna cendrung meningkat di tahun 2009 menjadi 8,5 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat Pengangguran ini tergolong tinggi bila dibandingkan dengan Kepri (6,8 persen) dan Nasional (6,9 persen). Bertitik tolak dari permasalahan tersebut diatas, maka pertanyaan kajian ketiga adalah, Bagaimana mengidentifikasi pengangguran terbuka dan rencana pembangunan base camp Natuna Blok D-Alpha di Kabupaten Natuna? Mengidentifikasi ketersediaan ketenagakerjaan, menganalisis kesempatan kerja berdasarkan pendekatan ekonomi basis, mengidentifikasi pengangguran terbuka dan rencana dampak pembangunan base camp Blok D-Alpha di Kabupaten Natuna adalah merupakan tiga pertanyaan spesifik kajian dalam kajian pembangunan daerah ini. Hasil analisis dari jawaban pertanyaan akan dijadikan masukan dalam perumusan strategi dan perancangan program. Maka pertanyaan kajian keempat adalah, Strategi dan perancangan program apa yang perlu dirumuskan dalam pengembangan kesempatan kerja di Kabupaten Natuna? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tujuan kajian ini adalah: 1. Mengkaji ketersediaan dan kebutuhan tenagakerja di Kabupaten Natuna. 2. Mengkaji kondisi kesempatan kerja di Kabupaten Natuna. 3. Mengkaji tingkat pengangguran dan pembangunan base camp Blok D-Alpha di Kabupaten Natuna. 4. Merumuskan strategi dan program pengembangan kesempatan kerja di Kabupaten Natuna.
25 Manfaat Kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah, pihak-pihak terkait, dan khususnya Dinsosnaker Kabupaten Natuna dalam mengembangkan kesempatan kerja di Kabupaten Natuna. Selain itu sebagai bahan/ dasar bagi pengembangan kajian berikutnya.