BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib sekolah bagi semua pihak yang terkait bagi guru, tenaga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sekolah. Kedisiplinan itu ditunjukkan dengan sikap dan perilaku siswa dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masukan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Adapun kesimpulan dan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Kewarganegaraan.

PELAKSANAAN TATA TERTIB SISTEM SKORING DALAM PENINGKATAN DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI 20 MALANG SKRIPSI OLEH SITI NURHAYATI NIM

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

C. Perilaku sesuai dengan Norma dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Ulasan terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV. akhirnya menghasilkan sejumlah kesimpulan.

NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN Situraja kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

ETOS KERJA PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER MODUL : WLO - 01 PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

B. Pedoman Wawancara diajukan kepada : 1. Guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP N I Mirit 2. Kepala sekolah SMP N I Mirit 3. Siswa SMP N I Mirit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menempatkan posisinya di tengah-tengah masyarakat sekaligus mampu

IMPLEMENTASI KETAATAN HUKUM PADA SISWA. (Studi Kasus Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah di SMP Muhammadiyah 1. Kartasura Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Budaya sekolah menjadi salah satu aspek yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

2. Tata tertib ini sifatnya mengikat dan wajib ditaati oleh seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar berlangsung. Para guru dan siswa terlibat secara. Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 10 SAMARINDA

KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 PURI KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: / 660 / / 2017 TENTANG

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik)

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Di dalam Undang-Undang Sistem

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap instansi yang didirikan mempunyai harapan bahwa pegawai dapat. tinggi dan berkualitas dalam bidang pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Transkripsi:

204 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru dalam menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 3 Depok, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa Guru memiliki peranan penting setelah Orang Tua dalam menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah. Adapun peranan guru tersebut antara lain sebagai berikut. 2. Peranan Guru dalam Menumbuhkan Pengetahuan Siswa terhadap Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 3 Depok Tindakan guru dalam hal ini dilakukan dengan cara sosialisasi, adapun bentuk penyebarluasannya adalah sebagai berikut. a. Pengenalan Tata Tertib Sekolah, dilakukan saat MOS, dimana para siswa baru dikenalkan dan diberitahukan peraturan apa yang mengikat siswa selama menjadi siswa SMP Negeri 3 Depok b. Pembagian Tata Tertib dan Buku Skoring Pelanggaran Tata Tertib Siswa, dimana seluruh siswa masing-masing diberikan Tata Tertib dan Buku Skoring c. Pemasangan Tata Tertib Sekolah di Tempat yang Strategis, dengan cara ditempelkan pada papan informasi, ruang-ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan.

205 Sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap siswa akan keberadaan Tata Tertib SMP Negeri 3 Depok, mengingat sebagaimana terdapat dalam indikator kesadaran hukum bahwa untuk memiliki kesadaran hukum, maka siswa perlu memiliki pengetahuan secara konsepsional bahwa terdapat beberapa perbuatan di dalam lingkungan sekolah yang diatur oleh hukum berupa Tata Tertib Sekolah. 3. Peranan Guru dalam Menumbuhkan Pemahaman Siswa terhadap Tata Tertib Sekolah Tindakan guru dalam hal ini adalah dengan melakukan penjelasan akan substansi peraturan yang diatur dalam Tata Tertib Sekolah. Penjelasan tersebut dilakukan dengan memaparkan tiap-tiap pasal yang diatur dalam Tata Tertib misalnya apa saja yang diperbolehkan dan apa saja yang dilarang. Misalnya, untuk hal-hal yang diperbolehkan atau diwajibkan adalah siswa berpakaian seragam rapi dan sopan, datang ke sekolah tepat waktu, menjaga kebersihan dan lain-lain, sedangkan untuk hal-hal yang dilarang misalnya siswa dilarang membawa kendaraan bermotor, dilarang membawa hp, dilarang merokok dan lain-lain. Tentunya juga dengan memberikan penjelasan mengapa hal-hal tersebut diwajibkan atau dilarang yakni untuk menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan sekolah. Pemberian penjelasan akan substansi Tata Tertib Sekolah dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat menghayati isi aturan-aturan

206 yang berlaku di sekolah, dengan demikian diharapkan siswa mulai menganalisis tentang tujuan dan tugas Tata Tertib Sekolah. Tujuan Tata Tertib Sekolah adalah untuk mewujudkan kedamaian hidup bersama yang menyangkut ketertiban dan ketentraman di lingkungan sekolah. Sedangkan tugas Tata Tertib Sekolah adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum. Dengan adanya pemahaman tersebut, siswa akan sungguh-sungguh menyadari bahwa kehidupan bersama di lingkungan sekolah akan tertib apabila terwujud kepastian dalam hubungan antara sesama siswa dengan warga sekolah. 4. Peranan Guru dalam Menumbuhkan Sikap Siswa terhadap Tata Tertib Sekolah Peranan guru dalam menumbuhkan sikap siswa terhadap Tata Tertib Sekolah diawali dengan pelaksanaan Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 3 Depok diawali dengan peranan guru dalam pelaksanaan dan penegakan Tata Tertib Sekolah yakni tindakan yang dilakukan guru jika terjadi pelanggaran terhadap Tata Tertib Sekolah yang dilakukan siswa. Dalam hal ini tindakan yang dilakukan guru sesuai dengan kedudukannya adalah dengan memberlakukan sanksi bagi siswa yang melanggar Tata Tertib Sekolah. Pemberian Sanksi ini dilakukan dengan menggunakan sistem skoring yakni pemberian sanksi berdasarkan skor. Skor ini akan diberikan sesuai dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan dalam Tata Tertib. Skor disini berlaku

207 secara akumalatif semenjak siswa duduk kelas VII, VIII, sampai dengan IX. Bagi siswa yang memiliki jumlah skor pelanggaran yang telah mencapai angka 50, maka siswa tersebut akan diberikan peringatan pertama, kemudian jika jumlah skor pelanggaran siswa telah mencapai angka 100, maka siswa tersebut akan diberikan peringatan kedua, selanjutnya jika jumlah skor pelanggaran siswa telah mencapai angka 150, maka siswa tersebut akan diberikan peringatan ketiga, dan pada akhirnya jika jumlah skor pelanggaran siswa telah mencapai angka 200, maka siswa tersebut akan dikembalikan kepada orang tua siswa yang bersangkutan. Selain itu juga dengan penegakkan Tata Tertib Sekolah melalui pengontrolan siswa setiap hari, seperti melakukan razia dan sidak atau pemeriksaan mendadak ke masingmasing kelas. Hal ini bertujuan untuk membuat siswa jera dan tidak mengulangi pelanggaran kembali, selain itu juga bertujuan untuk membuat siswa bersikap patuh terhadap Tata Tertib Sekolah, dan dari kepatuhan siswa tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah karena kepatuhan hukum siswa merupakan manifestasi dari kesadaran hukum siswa. Siswa yang dibiasakan untuk bersikap patuh maka akan tumbuh kesadaran dalam diri siswa tersebut untuk senantiasa mematuhi Tata Tertib Sekolah. Selain pelaksanaan dan penegakan Tata Tertib Sekolah, peranan guru dalam menumbuhkan sikap siswa terhadap Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 3 Depok juga dilakukan dengan cara

208 mendidik, membimbing, dan meltih siswa agar bersikap patuh terhadap Tata Tertib Sekolah, adapun penjelasan lengkapnya akan diuraikan berikut ini. a. Mendidik siswa untuk bersikap patuh dengan Tata Tertib Sekolah dengan cara menyisipkan nilai-nilai kesadaran hukum pada saat KBM (transfer values) dan juga menyertakan contoh-contoh sikap patuh terhadap Tata Tertib. Dalam kaitan ini peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki andil peran yang cukup besar karena PKn merupakan mata pelajaran yang strategis berkaitan dengan pembentukan karakter, kepribadian dan moral siswa supaya menjadi warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya. Di samping itu juga dalam standar kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP seperti yang tertuang dalam Perendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, salah satu materinya berisikan tentang taat terhadap peraturan perundang-undangan. Seperti pada kelas VII Semester 1, siswa mendapatkan materi tentang menunjukkan sikap positif terhadap norma yang berlaku di masyarakat, dan juga pada kelas VIII Semester 1 salah satunya membahas tentang menampilkan ketaatan terhadap perundang-undangan nasional. Berkaitan dengan hal ini maka guru PKn dapat menjalankan peranannya untuk

209 menumbuhkan kesadaran hukum siswa dengan memberikan contoh sikap positif terhadap Tata Tertib Sekolah b. Membimbing siswa untuk bersikap patuh terhadap Tata Tertib Sekolah. Dalam hal ini Guru mengarahkan siswa untuk berperilaku sesuai dengan yang diatur dalam Tata Tertib Sekolah yakni siswa melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Tata Tertib Sekolah dan tidak berbuat apa yang dilarang oleh Tata Tertib. Misalnya guru mengarahkan siswa untuk berpakaian seragam sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam Tata Tertib Sekolah dan juga mengarahkan siswa untuk tidak membawa hp seperti yang dilarang dalam Tata Tertib Sekolah. c. Melatih siswa untuk bersikap patuh dengan Tata Tertib Sekolah. Melatih dilakukan cara memberikan keteladanan kepada para siswa. Misalnya, jika siswa tidak boleh terlambat masuk sekolah atau kelas, maka guru pun juga tidak boleh terlambat, selanjutnya jika siswa harus berpakaian rapi dan sopan, begitu pun Guru juga harus memberikan contoh dengan berpakaian rapi dan sopan. 5. Peranan Guru dalam Menumbuhkan Pola Perilaku Siswa terhadap Tata Tertib Sekolah Tindakan yang dilakukan guru dalam hal ini antara lain adalah: a. Pembinaaan, pembinaan ini dilakukan guru baik pada setiap pertemuan di kelas maupun pada saat di luar kelas, misalnya pada saat berkesempatan menjadi pembina upacara bendera, dalam

210 menyampaikan pidato Guru sekaligus disitu menyisipkan himbauan-himbauan untuk mematuhi Tata Tertib Sekolah b. Pembiasaan, siswa dibiasakan bersikap patuh karena dengan pembiasaan tersebut lama kelamaan akan tumbuh kesadaran akan pentingnya mematuhi hukum dalam hal ini Tata Tertib Sekolah. Dalam menjalankan peranannya tersebut, Guru mengalami berbagai kendala-kendala, anatara lain: 1. Faktor Siswa, pertama bahwa usia siswa SMP tergolong usia remaja awal yakni 13-15 tahun dimana pada usia tersebut siswa cenderung untuk tidak terikat pada aturan, kedua adanya perbedaan karakteristik antara siswa kelas VII, VIII dan kelas IX dimana kelas VII cenderung taat karena ada rasa takut, kelas VIII banyak melakukan pelanggaran, dan kelas IX cenderung mengurangi pelanggaran, ketiga faktor siswanya sendiri yang bandel susah diatur, dan keempat lingkungan keluarga siswa yang kurang harmonis 2. Faktor Guru, pertama kurangnya pengawasan dari guru yang menyebabkan siswa banyak melakukan pelanggaran, kedua belum semua guru melaksanakan tugas dan kewajibannya secara baik dimana masih ada anggapan bahawa yang bertanggungjawab dalam masalah Tata Tertib adalah pihak BK, ketiga guru kurang bisa seirama dalam menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah yakni tergantung individu masing-masing guru, ada gru yang konsisten

211 ada guru yang kadang-kadang konsisten serta ada pula guru yang cuek. 3. Faktor Fasilitas atau Sarana dan Prasarana, pertama fasilitas yang dimiliki sekolah yakni wifi selain berdampak positif juga berdampak negatif dimana terdapat siswa yang menyaahgunakan fasilitas tersebut untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, kedua tidak beroperasinya koperasi siswa di SMP Negeri 3 Depok padahal atribut sekolah seperti topi, ikat, pinggang badge dari sekolah hanya bisa didapatkan dari sekolah melalui koperasi tersebut. Selanjutnya, upaya yang dilakukan Guru untuk mengatasi kendalakendala tersebut anatara lain: a. Upaya untuk Mengatasi Kendala dari Faktor Siswa 1. Mengenal dan mengetahui kondisi perkembangan siswa yang dberada pada masa atu fase remaja 2. Memberikan pembinaan kepada siswa akan pentingnya memiliki kesadaran hukum dalam mematuhi Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 3 Depok. 3. Membangun kerja sama yang sinergis antara pihak sekolah dengan orang tua siswa b. Upaya untuk Mengatasi Kendala dari Faktor Guru 1. Melakukan rekoordinasi, jadi perlu adanya koordinasi ulang supaya tidak terjadi anggapan bahwa yang bertanggung jawab dalam upaya menumbuhkan kesadaran siswa untuk mentaati tata

212 tertib hanya merupakan tugas dan kewajiban dari seorang Guru tertentu misalnya tugas Guru BP saja, melainkan tugassemua komponen Sekolah. 2. Upaya lain yang perlu dilakukan yaitu dengan mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membahas masalah terkait, mengadakan pertemuan pengurus OSIS, Mengadakan pertemuan dengan Wali Kelas dan Ketua-ketua kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum seluruh warga sekolah untuk mentaati segala bentuk peraturan yang berlaku c. Upaya untuk Mengatasi Kendala dari Faktor Fasilitas 1. Memperketat akses internet, wifi atau hotspot di lingkungan sekolah terutama pada saat jam sekolah, agar tidak disalahgunakan oleh siswa 2. Mengoptimalkan sarana dan prasarana atau fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 3 Depok, termasuk mengaktifkan kembali koperasi siswa SMP Negeri 3 Depok agar mempermudah bagi siswa 3. Menciptakan suasana sekolah yang kondusif agar tercipta ketentraman dan kenyamanan bagi warga sekolah. B. Saran Sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib SMP Negeri 3 Depok, maka penulis merasa perlu untuk menyampaikan saran yaitu:

213 1. Kepala Sekolah hendaknya terus berkomitmen dan lebih intensif dalam menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib SMP Negeri 3 Depok 2. Guru hendaknya saling bekerjasama untuk melaksanakan peranannya dalam menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib SMP Negeri 3 Depok. Selain itu juga harus konsisten 3. Siswa hendaknya dengan penuh kesadaran diri untuk mematuhi Tata Tertib Sekolah dan Orang tua pun hendaknya ikut serta melakukan pembinaan hukum kepada anaknya agar memiliki kesadaran hukum untuk patuh dan taat terhadap Tata Tertib Sekolah. 4. Mengoptimalkan sarana dan prasarana atau fasilitas yang dimiliki sekolah dan menciptakan suasana sekolah yang kondusif.