ARAHAN PENATAAN PEMAKAMAN UMUM TRUNOJOYO BANYUMANIK DENGAN KONSEP TAMAN TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA PUBLIK DENGAN AKTIVITAS REKREASI MASYARAKAT PENGHUNI PERUMNAS BANYUMANIK TUGAS AKHIR. Oleh : FAJAR MULATO L2D

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

STUDI TINGKAT KEEFEKTIFAN PEMANFAATAN OPEN SPACE BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI DI LINGKUNGAN PERUMAHAN PERUMNAS TLOGOSARI TUGAS AKHIR

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB IV PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Feri Susanty Spesial, Tahun 2007, 6). Populasi dan permintaan penduduk terhadap hunian yang semakin

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL

FENOMENA PENGELOLAAN PRASARANA DI KAWASAN PERBATASAN

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema

- BAB. V - RUANG DAN BENTUK KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Penzoningan Tapak TAMAN/ PUBLIK

KONDISI PELAYANAN FASILITAS SOSIAL KECAMATAN BANYUMANIK-SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENDUDUK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. yang baru di mulai dalam sebuah kehidupan. Dan seseorang yang telah meninggal

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

PERAN DEVELOPER DALAM PENYEDIAAN RUMAH SEDERHANA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: IKE ISNAWATI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

TUGAS AKHIR. Oleh: MELANIA DAMAR IRIYANTI L2D

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGARUH KEBERADAAN PERUMAHAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA LAHAN DI KECAMATAN CILEDUG TUGAS AKHIR. Oleh : Lisa Masitoh L2D

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Organisasi Ruang a. organisasi ruang

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Agria Tri Noviandisti, 2012 Perencanaan dan Perancangan Segreen Apartment Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB IV PANDUAN KONSEP

Bab V Konsep Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

PEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR

BAB V PENUTUP. pada bab sebelumnya, Pengaruh Promosi, Customer Service, Lokasi, Dan Store

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di

BAB V PENERAPAN KONSEP MAGERSARI DI KAWASAN PERMUKIMAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Redesain Terminal Kartasura 1.2 Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan konsep awal Pusat Perdagangan Kerajinan dan Kuliner Khas

STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

Transkripsi:

ARAHAN PENATAAN PEMAKAMAN UMUM TRUNOJOYO BANYUMANIK DENGAN KONSEP TAMAN TUGAS AKHIR Oleh : Chalishak Wirdawati L2D 098 416 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2003

ABSTRAK Arahan Penataan Pemakaman Umum Trunojoyo Banyumanik Dengan Konsep Taman Keterbatasan lahan menyebabkan permukiman semakin bergeser ke arah pinggiran kota. Adanya perluasan permukiman ke arah pinggiran kota menyebabkan naiknya pertumbuhan penduduk baik penduduk pendatang dan penduduk lama. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan munculnya kebutuhan ruang terbuka, sedangkan di sisi lain terdapat kebutuhan akan lahan pemakaman. Tetapi pada kenyataannya terjadi fenomena permasalahan dalam pemanfaatan lahan pemakaman yang tidak optimal, sehingga menimbulkan kesan angker dan tidak tertata rapi. Permasalahan ini yang mendasari untuk melakukan suatu studi yang menyatukan antara kebutuhan pemakaman dengan kebutuhan ruang terbuka serta berupaya untuk mengembangkan penataan pemakaman dengan konsep taman. Dalam pengembangan penataan pemakaman dengan konsep taman dibutuhkan studi yang memperhatikan aspek ruang terbuka hijau,desain taman, dan konsep filosofi agama yang merupakan dasar pengembangan pemakaman dengan konsep taman sebagai kajian literaturnya. Sedangkan untuk melihat potensi kendala dan limitasi dalam pengembangan pemakaman dengan konsep taman maka dilakukan studi terhadap lokasi pemakaman umum Trunojoyo Banyumanik yang terletak di pinggiran kota dengan menggunakan metode Analisa Tapak. Untuk memperoleh pertimbangan dalam pengembangan penataan pemakaman dengan konsep taman baik secara fisik dan non fisik, studi ini mengikutsertakan masyarakat kerabat pemakai makam di Pemakaman Umum Trunojoyo Banyumanik dan responden kontrol pengunjung makam di Pemakaman Umum Bergota dengan menggunakan distribusi frekuensi. Setelah melakukan beberapa metode analisis kemudian dilakukan suatu analisis terhadap karakteristik aktivitas pengunjung dan pengelola untuk mengetahui perilaku dan kebutuhan ruang kegiatannya, peresepsi dan preferensinya untuk mengetahui penataan pemakaman dengan konsep taman yang sesuai kebutuhan masyarakat pengunjung, analisis kebutuhan ruang untuk menghitung jumlah kebutuhan ruang sesuai standar kebutuhan ruang dengan melihat daya tampung yang merupakan hasil perhitungan antara regresi linier jumlah kematian dengan luas lahannya, analisis konsep taman yang sesuai dengan mempertimbangkan masukan dari distribusi frekuensi dan kajian literatur, analisis rencana zonasi yang menggunakan hasil analisis sebelumnya, dan analisis arahan penataan pemakaman umum Trunojoyo dengan konsep taman yang merupakan hasil dari ide dasar konsep perancangannya. Hasil akhir dari keseluruhan proses analisis di atas adalah suatu konsep taman yang dapat diaplikasikan arahan penataan pemakaman Umum Trunojoyo Banyumanik Semarang.Arahan penataannya merupkan hasil temuan studi analisis sebelumnya, yaitu massa dan bentuk bangunan, menggunakan konsep regionalisme Jawa sesuai nama dan lokasinya serta adat istiadat dengan mempertimbangkan warna liturgi untuk Kristen Katolik.Pencapaian dan sirkulasi, prinsipnya mengutamakan kejelasan, kemudahan dan keamanan. Terdapat pemisahan pintu masuk utama (main entrance) dan samping (site entrance). Perencanaan pencapaian dan pola sirkulasi pada sekitar penghuni makam mengutamakan agar pengunjung dapat menjangkau keseluruh penggunaan ruang dengan jelas dan mudah, jadi menerapkan pola jalan grid pada setiap bloknya. Untuk sirkulasi dan pencapaiannya fasilitas dan sarana pendukung mempertimbangkan konsep filosofi urutan prosesi pemakaman dan ziarah kubur. Jadi urutannya adalah parkir, kantor pengelola dan musholla diletakkan di bagian depan. Kemudian ruang penghuni makam yang terdapat ruang misa di blok Kristen Katolik dan ruang tunggu di Blok Islam. Fasade bangunan, terdapat keselarasan dan kesesuian antara bangunan bagi pengelola, penghuni, dan pengunjung pemakaman sehingga dapat menunjukkan ciri khas pemakaman di Jawa sesuai dengan namnya sehingga menimbulkan kesan sederhana, tidak terlalu ramai, serta proporsi yang saling mendukung. Tata ruang, menggabungkan antara bahan bangunan yang secara fisik keras dan kaku dengan kesan lembut dari hijaunya tanaman dengan melihat filosofi tanamannya sehingga dapat menunjukkan penekanan sebagai salah satu bentuk ruang terbuka yang berfungsi sebagai ruang publik dan terbuka hijau dengan mengutamakan fungsi utama dari pemakaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menimbulkan kebutuhan terhadap lahan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada fenomena semakin banyaknya perumahan yang berada di pinggiran kota. Salah satunya Perumahan Banyumanik yang berada di pinggiran Kota Semarang. Adanya pembukaan lahan permukiman baru menyebabkan pertumbuhan penduduk baik penduduk baru sebagai pendatang dan penduduk lama yang telah tinggal sebelum adanya permukiman baru. Sehingga menyebabkan peningkatan kebutuhan ruang baik sebagai ruang terbuka maupun ruang terbangun. Sedangkan kenyataannya dalam pembangunan perumahan sebagai permukiman baru terutama skala besar yang seharusnya mempunyai fasilitas lahan pemakaman sebagai salah satu bentuk ruang terbuka hampir setiap perumahan tidak menyediakannya. Tidak tersedianya pemakaman dilingkungan perumahan sebagai fasilitas sosial menyebabkan fenomena permasalahan yang sering terjadi di lingkungan perumahan adalah kesulitan apabila akan melakukan proses pemakaman karena tidak tersedia lahan untuk pemakaman yang sekiranya dapat memenuhi kebutuhan penghuni perumahan. Selain permasalahan tidak tersedianya lahan pemakaman di lingkungan perumahan terdapat pula permasalahan adanya kecenderungan pemanfaatan lahan perumahan pada masing-masing persil secara maksimal untuk bangunan fisik sehingga tidak terdapat lahan untuk ruang terbuka hijau, hal ini dapat dilihat di lingkungan Perumahan Banyumanik. Kedua fenomena permasalahan di atas saling berhubungan dimana pemakaman merupakan salah satu bentuk ruang terbuka sedangkan di sisi lain terjadi peningkatan kebutuhan akan ruang terbuka hijau di lingkungan perumahan, sehingga keterkaitannya dapat mendasari adanya upaya pengembangan pemakaman sebagai salah satu bentuk ruang terbuka dengan mempertimbangkan aspek tata

hijau. Pemakaman termasuk di dalam penggunaan ruang terbuka untuk kelembagaan yang lainnya (Michael Rapuano and Brooks E Wigjuinton, 1964). Pemakaman yang ada selama ini, pada umumnya tidak dikelola dengan baik. Manajemen pengelolaan melalui retribusi yang dilakukan kurang maksimal bahkan tidak terlaksana sama sekali. Sedangkan di sisi lain pemakaman yang ada saat ini tidak tertata rapi sehingga pemanfaatan lahannya tidak optimal serta menimbulkan kesan angker dan seram sehingga pemakaman merupakan tempat yang selalu dihindari. Selain itu adanya penggusuran makam lama karena penuhnya lokasi pemakaman atau makam tersebut tidak dikunjungi oleh keluarganya, menyebabkan pentingnya suatu bentuk penataan yang sesuai dengan pemakaman. Hal ini dapat dilihat di pemakaman umum Bergota yang merupakan salah satu pemakaman umum di Kota Semarang. Oleh karena itu dalam arahan penataan pemakaman umum Trunojoyo Banyumanik dengan konsep taman menggunakan responden kontrol dari pemakaman Bergota, yang memiliki kondisi berlawanan dengan Pemakaman Umum Trunojoyo Banyumanik. Pemakaman Umum Trunojoyo Banyumanik merupakan salah satu pemakaman yang direncanakan menurut agama dan tertib secara administrasi serta dalam bentuk penataan yang lebih rapi dibandingkan dengan pemakaman Umum Bergota meskipun masih terdapat beberapa kendala dalam penataan makam pada sebagian lahannya. Kendala penataan pemakaman Umum Trunojoyo disebabkan karena sebagian lahannya berbentuk lereng dan kurangnya vegetasi yang menyebabkan terjadinya erosi tanah. Sehingga dengan melihat kondisi lahan pemakaman umum Trunojoyo yang terletak di lingkungan perumahan, merupakan salah satu alasan yang mendukung dalam mengembangkan pemakaman umum Trunojoyo sebagai salah satu bentuk pemakaman umum dengan konsep taman yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka dan sebagai daerah penyangga bagi permukiman di sekitarnya. Pengembangan pemakaman Umum Trunojoyo dengan menggunakan konsep taman merupakan upaya mengembangkan pemakaman yang termasuk dalam penggunaan ruang terbuka agar dapat direncanakan dan dirancang dengan ide desain taman yang dalam pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai

keindahan, kenyamanan dan keamanan bagi pemilik atau penggunanya (Arifin dan Nurhayati,1993). Arahan penataan pemakaman umum Trunojoyo Banyumanik dengan konsep taman mempunyai tiga alasan yaitu : Kesatu, Pemakaman Umum Trunojoyo Banyumanik terletak di sekitar perumahan Banyumanik yang terlihat adanya kecenderungan penggunaan lahan maksimal di setiap persil perumahannya. Kedua, Pemakaman Umum Trunojoyo Banyumanik merupakan salah satu pemakaman umum yang tertib administrasinya di Kota Semarang. Ketiga, Pemakaman Umum Trunojoyo Banyumanik mempunyai sisa lahan sehingga dapat lebih dikembangkan secara kualitas dengan menggunakan konsep taman sehingga dapat merupakan ruang terbuka yang berfungsi sebagai penyangga bagi lingkungan permukiman disekitarnya. 1.2 Rumusan Masalah Arahan penataan pemakaman umum Trunojoyo Banyumanik dengan konsep taman mempunyai empat alasan utama yaitu : Kesatu, adanya kecenderungan pembangunan perumahan ke daerah pinggiran kota (dalam hal ini Banyumanik) sehingga terdapat suatu peluang ketersediaan lahan yang mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan pengembangan pemakaman dengan konsep taman di lingkungan perumahan. Sehingga diperlukan suatu arahan penataan pemakaman yang sesuai, karena pemakaman umum Trunojoyo sebagian lahannya berbentuk lereng maka belum digunakan secara maksimal untuk pemakaman. Kedua, adanya permasalahan di lingkungan perumahan lain karena tidak menyediakan lahan pemakaman yang berfungsi sebagai fasilitas sosial, sehingga penghuninya mengalami kesulitan apabila akan melakukan proses pemakaman. Merupakan akibat dari adanya pertumbuhan penduduk pendatang dan pertumbuhan penduduk yang lama. Pemakaman Umum Trunoyo karena berada di lingkungan perumahan Banyumanik maka dapat merupakan pemakaman bagi penduduk Banyumanik. Meskipun tidak khusus bagi penduduk Banyumanik karena sifat pemakamannya yang umum.