BAB II TINJAUAN PUSTAKA Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama (aceh, pesisir, madura dan bali). Sapi bali merupakan hasil domestikasi

BAB III PEMERIKSAAN RESPIRASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, baik anjing ras maupun anjing lokal. Selain lucu, anjing juga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali (Bibos Sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar (Bibos

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi bali adalah sapi asli Indonesia yang berhasil di domestikasi dari banteng (Bos bibos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mampu beradaptasi dengan pakan dan lingkungan yang kurang baik (Priyanto et

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK STATUS FAALI DOMBA & MANUSIA. Hilmi Alarshi Andika Hendi P Bayu Sulistyo

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin pesat, permintaan produk

I. PENDAHULUAN. populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2009 baru mencapai

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Definisi Operasional Peubah Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

PEMERIKSAAN FISIK. Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos

B.Pemeriksaan Tanda Vital Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

NEONATUS BERESIKO TINGGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. jantan dengan kambing Peranakan Etawa betina (Cahyono, 1999). Kambing

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4 Pengamatan tingkah laku ikan selama proses pemingsanan

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BIOFISIKA 2 BIOENERGETIKA

Menghitung Frekuensi Pernapasan dan Denyut Nadi

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk di Indonesia selalu menunjukkan peningkatan dari tahun ke

SISTEM CARDIO VASCULAR

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Ilmu Pengetahuan Alam

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Coturnix-coturnix japonica Betina (kiri) dan Jantan (kanan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam detak per menit atau beats per minute (bpm). Frekuensi denyut jantung

FAAL PERNAPASAN. Prof. DR. dr. Suradi Sp.P (K), MARS, FISR, Kresentia Anita R., Lydia Arista. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi

TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Bligon. Kambing Bligon (Jawa Randu) merupakan kambing hasil

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

KEDARURATAN LINGKUNGAN

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Suhu dan Kelembaban

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

SEJARAH & PERKEMBANGAN

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA ANGGOTA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI LAPANGAN DENGAN DERAJAT BERAT VENA VARIKOSA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

ANESTESI INFUS GRAVIMETRIK PADA ANJING (The Gravimetric Infuson Anaesthesia in Dogs)

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Geografis Kabupaten Merauke

Sistem Peredaran Darah Manusia

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.5

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan Fisis Neonatus

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatian soal 12.3

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha

Sistem Pernafasan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

BAB III PENGGUNAAN ALAT PENDETEKSI KEBOHONGAN (LIE DETECTOR) PADA PROSES PERADILAN PIDANA

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Temperatur Tubuh Temperatur tubuh didefinisikan sebagai derajat panas tubuh. Temperatur tubuh hewan merupakan keseimbangan antara produksi panas tubuh yang dihasilkan oleh metabolisme basal dan aktifitas otot tubuh dengan panas yang dikeluarkan oleh tubuh (Pieterson dan Foulkes, 1988). Temperatur tubuh internal diukur dengan mengukur suhu rektal menggunakan termometer. Menurut Cunningham (2002), temperatur tubuh dipengaruhi oleh lingkungan, jenis hewan, dan kondisi hewan. Hewan-hewan betina, hewan-hewan bunting, dan hewan-hewan muda mempunyai temperatur tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan hewan jantan, hewan tidak bunting, dan hewan tua (Widodo et al., 2011). Panas tubuh yang hilang lewat kulit kira-kira sejumlah 85% sisanya dikeluarkan melalui respirasi dan urinasi. Regulasi dari panas tubuh terletak pada pusat termoregulator yang terletak di otak. Jika temperatur lingkungan naik maka tubuh akan beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi denyut nadi dan frekuensi respirasi sehingga panas tubuh akan dialirkan oleh darah lebih cepat dan dikeluarkan oleh tubuh melalui konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi (McDowell, 1972). Pada hewan sehat yang mengalami latihan berat, temperatur yang meningkat akan segera kembali lagi kebatasan normal dalam waktu 10-20 menit, sedangkan pada hewan yang sakit, latihan akan mengakibatkan peningkatan temperatur tubuh yang lebih besar dan diikuti penurunan temperatur yang lambat (Widiono, 2001). 3

4 Temperatur tubuh yang meningkat dari normal (1 o C di atas normal) disebut dengan fever (demam) sedangkan temperatur dibawah normal disebut dengan hipotermia. Temperatur normal anjing 37,6 39,4 0 C (Widodo et al., 2011). 2.2. Frekuensi Denyut Nadi (Pulsus) Pulsus didefinisikan sebagai denyutan yang dirasakan saat penekanan secara perlahan di atas pembuluh arteri. Ritme denyut ini merupakan refleksi dari detak jantung. Faktor penting yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan pulsus adalah frekuensi, ritme dan kualitas. Frekuensi pulsus ditentukan dengan menghitung detak jantung selama satu menit. Ritme dari pulsus yang normal dapat dilihat dari urutan ritme setiap denyut secara teratur dalam interval tertentu. Kualitas yang baik dideskripsikan dari tekanan dinding arteri, hal ini sebagai indikasi aliran darah pada pembuluh darah. Arteri yang dapat digunakan untuk memeriksa pulsus anjing adalah arteri yang terletak di bawah kulit. Anjing dan kucing, pulsus dapat diraba pada arteria femoralis pada paha bagian dalam. Frekuensi normal dari pulsus bervariasi dari masing-masing spesies dan individu. Variasi dari pulsus dipengaruhi oleh faktor umur, ukuran tubuh, jenis kelamin, ras, kondisi atmosfer, waktu pengukuran dan aktifitas (Upadhyay dan Madan, 1985; Pieterson dan Foulkes, 1988; Dwamadji et al., 2000). Hewan bertubuh kecil memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan berbadan besar pada spesies yang sama. Hewan yang lebih muda memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan yang lebih tua. Hewan betina memiliki frekuensi pulsus yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan jantan. Hewan yang sedang bunting tua juga memiliki frekuensi pulsus

5 yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan dalam keadaan tidak bunting (Widodo et al., 2011). Pada keadaan patologis, pulsus meningkat dapat ditemukan pada kasus demam, keracunan, anemia serta penyakit jantung. Frekuensi pulsus yang menurun dapat terjadi pada kasus penurunan aktivitas jantung (Widiono, 2001). Frekuensi pulsus normal anjing 76-148 kali/menit (Subronto, 2008). 2.3. Frekuensi Nafas Frekuensi nafas adalah aktifitas bernafas atau yang lebih spesifik adalah proses pengambilan oksigen untuk digunakan oleh jaringan dan melepaskan karbondioksida. Frekuensi pernafasan dipengaruhi oleh ukuran tubuh, umur hewan, aktivitas fisik, kegelisahan, suhu lingkungan, kebuntingan, adanya gangguan pada saluran pencernaan, kondisi kesehatan dan posisi hewan (Widodo et al., 2011). Bila terjadi hecheln yakni bernafas pendek, dangkal dengan lidah terjulur maka frekuensi nafas tidak dapat dihitung dan dievaluasi. Frekuensi nafas yang meningkat terjadi pada keadaan stres, kerja, demam dan adanya rasa sakit. Sebaliknya juga dapat terjadi penurunan frekuensi nafas pada depresi kepekaan pusat nafas pada kasus seperti peningkatan tekanan dalam otak, hilang kesadaran, uremia dan tekanan oksigen yang meningkat (Widiono, 2001). Pengamatan frekuensi nafas dapat dilakukan dengan cara visual dengan cara memperhatikan gerakan inspirasi dan ekspirasi pada tulang iga di bagian dada (Cunningham, 2002; Nelson, 2003). Frekuensi nafas normal anjing 24-42 kali/menit (Surono et al., 2003).

6 2.4. Membran Mukosa Pemeriksaan kesehatan anjing dapat dilihat dari warna membran mukosa pada konjungtiva bawah, hidung, gusi dan penis/vulva. Sewaktu memeriksa membran mukosa, yang harus diperhatikan adalah warna, kebasahan, dan kondisi permukaan seperti ada/tidaknya ulkus, vesikula, papula, dan pustula (Widodo et al., 2011). Pada konjungtiva, tekan kelopak mata bawah dengan ibu jari maka konjungtiva palpebrarum bawah akan tampak pula. Pada anjing normalnya berwarna merah muda. Pada hidung, gusi dan penis pada keadaan normalnya selalu basah dan berwarna merah muda (Widodo et al., 2011). 2.5. Capillary Refill Time (CRT) Capillary Refill Time (CRT) adalah kecepatan kembalinya warna membran mukosa setelah dilakukan penekanan yang lembut dengan jari (Sudisma et al., 2011). CRT diamati dengan menekan gusi anjing menggunakan jari hingga gusi dibawah daerah penekanan menjadi pucat, kemudian jari dilepaskan dan hitung kembalinya warna gusi seperti semula (Gorda et al., 2010). Penekanan pada membran mukosa akan menekan pembuluh darah kapiler dan menghambat aliran darah di daerah tersebut, apabila penekanan dilepaskan kapiler akan terisi kembali oleh darah dengan cepat dan warnanya akan kembali, menandakan bahwa jantung masih mampu untuk menghasilkan tekanan darah yang cukup (McKelvey dan Hollingshead, 2003). Nilai CRT yang lama (lebih dari 2 detik) menandakan pengisian jaringan oleh darah tidak optimal dan aliran darah ke jaringan menurun. Hal ini menandakan terjadi penurunan tekanan darah akibat pemberian obat,

7 hipotermia, gangguan jantung atau shock (Cunningham, 2002; McKelvey dan Hollingshead, 2003). 2.6. Status Praesen Status praesen adalah kondisi fisiologis hewan saat ini, atau keadaan umum normal dari hewan. Hal yang termasuk status praesen adalah temperatur tubuh, frekuensi denyut nadi (pulsus), frekuensi nafas, warna membran mukosa dan Capillary Refill Time (CRT). Tabel 1. Data Status Praesen Normal pada Anjing Variabel Temperatur tubuh 1 Pulsus 2 Frekuensi nafas 1 Membran mukosa 3 : - Konjungtiva - Gusi - Hidung - Penis/vulva Nilai 37,8 39,5 0 C 76-148 kali/menit 24-42 kali/menit Berwarna merah muda Basah dan berwarna merah muda Basah Basah dan berwarna merah muda <2 detik CRT 4 Sumber: 1 Surono et al., 2003; 2 Subronto, 2008; 3 Widodo et al., 2011; 4 Cunningham, 2002 2.7. Anjing Pelacak Polri Berdasarkan Surat Keputusan KAPOLRI No. Pol: Skep/261/IV/2004, menyatakan bahwa pengertian anjing pelacak Polri adalah satwa anjing dengan ras tertentu yang sudah terseleksi melalui spesifikasi teknis yang telah ditentukan dan lulus dari pelatihan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tugas Kepolisian. Kemampuan atau kualifikasi anjing pelacak yang dimiliki oleh Subdit Satwa Polri meliputi pelacak umum untuk tindakan kriminal, deteksi bahan

8 peledak, deteksi narkoba, pelacak SAR, dan anjing Pengendalian Masyarakat (Dalmas) (Saleh, 2009). Gambar 2. Anjing Pelacak Polri Anjing operasional adalah anjing yang sehari-sehari bertugas sebagai anjing operasi untuk kegiatan kepolisian seperti mendeteksi bahan peledak, narkotika dan sebagainya. Definisi anjing deteksi bahan peledak menurut Kep/53/X/2002 yaitu anjing ras tertentu yang dilatih untuk mendeteksi atau mencari keberadaan bom, bahan peledak, senjata api dan semua yang berkaitan dengan ancaman teroris. Definisi anjing deteksi narkoba adalah anjing yang dilatih secara khusus untuk mencari atau menemukan narkoba (Saleh, 2009). Sasaran kegiatan deteksi anjing pelacak yaitu lapangan terbuka, gedung dan bangunan yang dicurigai terdapat bahan peledak, kendaraan bahan peledak, bom, senjata api dan barang atau benda yang berhubungan dengan bahan peledak sedangkan sasaran kegiatan deteksi anjing pelacak narkotika yaitu tempat yang diduga untuk menyembunyikan atau menyimpan bahan narkoba, tempat yang diduga pernah dipakai untuk menyimpan narkoba, orang yang membawa atau

9 mengedarkan narkoba dan pemakai narkoba, alat-alat yang digunakan untuk pemakaian narkoba, narkotika, dan obat-obat terlarang (Saleh, 2009). 2.8 Kerangka Konsep Anjing-anjing pelacak dilatih oleh kepolisian dengan beberapa tujuan, seperti melacak bahan peledak, melacak narkotik, melacak kasus pencurian, pembunuhan, dan mencari orang hilang. Anjing-anjing tersebut dipilih sebagai anjing pelacak karena memiliki penampilan yang sangat baik, fisik yang sehat, mental yang baik, dan daya intelegensia yang tinggi dibandingkan anjing lain serta memiliki daya penciuman yang sangat tajam, namun faktor yang paling mendukung sebagai anjing pelacak yaitu diutamakan anjing yang sehat secara fisiologis (Saleh, 2009) dan dalam penanganan kesehatannya sangat diperlukan nilai fisiologis (normal) yang akurat (Suprayogi et al., 2009). Kesehatan anjing secara fisiologis dapat dilihat dari hasil pemeriksaan status praesen. Status praesen adalah kondisi fisiologis hewan saat ini, atau keadaan umum normal dari hewan saat dilakukan pemeriksaan. Yang termasuk status praesen antara lain adalah temperatur tubuh, frekuensi denyut nadi (pulsus), frekuensi nafas, warna membran mukosa dan Capillary Refill Time (CRT). Penelitian ini dilakukan karena hingga saat ini, data mengenai status praesen pada anjing pelacak belum pernah dipublikasi dan belum diketahui. Hasil data pemeriksaan status praesen dari anjing pelacak Polri akan dianalisis secara deskriptif dan dapat digunakan sebagai suatu acuan dan langkah awal dalam pengembangan ilmu kedokteran hewan yang erat kaitannya dengan status praesen pada anjing pelacak Polri.

10 Anjing pelacak Polri Syarat utama menjadi anjing pelacak Polri Sehat secara fisiologis Pemeriksaan status praesen (temperatur tubuh, pulsus, frekuensi nafas, membran mukosa dan CRT) Faktor yang berpengaruh: Kondisi hewan, jenis kelamin, jenis anjing, waktu pemeriksaan Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian