BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. makhluk individu yaitu makhluk yang hidup untuk dirinya sendiri. Dalam. yang disebut sebagai Sub-budaya atau subkultur.

BAB I PENDAHULUAN. juga dengan komunitas. Komunitas merupakan sekumpulan individu yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Kreatifitas : daya cipta, kemampuan untuk menciptakan. 3

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti baju

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri, manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. awalnya adalah melalui gaya busana yang dikenakan oleh mereka. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunitas dapat diartikan sebagai masyarakat community atau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pencipta musik tersebut. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal pokok bagi kehidupan setiap manusia, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan istilah dari baju dalam menjadi T-Shirt dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berpikir dan berperasaan

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri telah berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. jazz, blues, rock, dan lain sebagainya. Diantara sekian banyak aliran musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan secara legal bagi ilmu pengetahuan dan pengobatan, narkotika. banyak pula dipakai secara illegal atau disalahgunakan.

2015 PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

PEMBENTUKAN IDENTITAS SLANKERS MELALUI PEMAKNAAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA MUSIK SLANK. Oleh: ADISTY DWI ANGGRAINI A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

PERILAKU ANGGOTA KOMUNITAS PUNK DI SURABAYA. ( Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk di Surabaya)

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB VII RAGAM SIMPUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara untuk membangun image kepublik agar mendapatkan perhatian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era-modernisasi negara Indonesia pada saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Budaya sendiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat di kota Yogyakarta. Ini terlihat dari banyaknya komunitaskomunitas

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi seorang wirausaha yang sukses dibutuhkan motivasi yang. yang kuat menjadi pendorong mereka menjadi wirausaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penerima pesan dengan maksud tertentu. Everett M. Rogers berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Merkantilisme Klasik)

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu ini mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

BAHASA KIASAN PADA LIRIK LAGU BERTEMAKAN ALAM DARI SEMBILAN GRUP BAND DAN PENYANYI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

BAB V KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelompok anak punk oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kelompok yang meresahkan serta mengganggu ketertiban umum. Di setiap sudut kota sering pula kita melihat sekelompok orang dengan dandanan dan pakaian yang tidak biasa dikenakan orang. Model rambut berdiri dengan warna terang mencolok yang biasa orang sebut rambut mohawk, kemudian celana jeans super ketat yang dipadukan dengan baju lusuh. Serta pernak-pernik aksesoris seperti rantai yang tergantung di saku celana, gelang besi yang melingkar di tangan, sepatu kain warna hitam, pierching terpasang di bibir atau telinga serta berbagai aksesoris lainnya seolah menjadi pembeda dengan pakaian normal yang biasa digunakan masyarakat kita. Mereka yang disebut anak punk sering berjalan berkelompok dan diam di sudut-sudut kota besar di Indonesia termasuk Kota Bandung. Sampai saat ini tak ada yang tahu pasti kapan punk pertama kali muncul. Beberapa orang mengatakan bahwa punk hadir sejak tahun 50-an, ada juga yang mengatakan sekitar tahun 60-an. Namun istilah punk mulai dikenal khalayak pada tahun 1970. Ada dua kota besar yang mempengaruhi perkembangan musik punk, yaitu London, Inggris dan New York, Amerika Serikat. Di negara ini punk merupakan sebuah komunitas sosial yang di dalamnya terdapat kultur atau budaya yang berkembang serta menghasilkan sebuah subkultur yang telah menjadi sebuah gaya hidup yang menjadi sebuah pilihan bagi penganutnya. Seorang punkers, sebutan bagi orang-orang yang berpenampilan punk, biasanya tinggal berkelompok dan membentuk subkelompok minoritas yang berkumpul bersama dalam sebuah komunitas. Sebagaimana yang dinyatakan Hardiansyah (2011: 6) berikut,

Akhir tahun 70-an, punk menyebar hampir ke semua urban di dunia. Punk berkembang tidak hanya sebagai aliran musik, tetapi telah menjadi sebuah kelompok sosial. Walaupun demikian, musik tetap menjadi salah satu media kritik terhadap politik yang terakulasi dan penolakan budaya yang dominan. Punk merupakan sebuah kultur yang bukan berasal dari Indonesia, tetapi lahir dan tumbuh pertama di Inggris, kemudian menyebar ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Punk sendiri bukan hanya sebuah komunitas sosial tetapi mencakup di dalamnya ideologi, politik, musik dan gaya hidup yang terangkum dalam sebuah subkultur yang menjadi pembeda dengan kultur budaya Indonesia pada umumnya. Penampilan mereka yang berbeda dengan masyarakat sekitar tentunya memiliki arti dan makna yang terkandung di dalamnya. Sebagai contoh, sebuah grup musik sex pistols yang berasal dari Inggris yang merupakan negara asal mula punk berasal, menulis sebuah lagu yang berjudul god save the queen yang mengkritik keluarga kerajaan Inggris. Ataupun grup musik punk Inggris lainnya crass yang berdiri untuk berhubungan langsung dengan kaum pembebasan sosialis dan menjadi sebuah variasi komunal pemikiran politik pada abad ke-20, kedekatan grup musik ini dengan kaum sosialis pada masa itu yang bertolak belakang dengan sistem monarki yang menjadi bagian dari pemerintahan kerajaan Inggris sampai sekarang. Seperti yang ditulis Baskoro (2008: 49--50) : Crass menyatukan manfaat dari lagu-lagu, film, suara-suara kolase, gambar-gambar dan pergerakan subvesi untuk menghadirkan kritikan yang inovativ dan berkelanjutan melawan semua yang mereka pandang sebagai budaya yang dibangun dengan landasan dari peperangan, kekerasan, seksisme, kemunafikan agama, dan konsumerisme yang berlebihan. Mereka bersama kalangan anarko-pasifis lalu melakukan perlawanan sehingga mereka menjadi sebuah gerakan besar di lingkungan musik punk. Punk bukanlah sebuah komunitas biasa, mereka memiliki ideologi dan melakukan politik dengan caranya sendiri. Kutipan di atas menjelaskan bahwa salah satu band punk ternama dunia melakukan perlawanan lewat musik punknya.

Mereka melakukan kritik sosial terhadap pemerintahan melalui karya musiknya, seperti yang dilakukan dua grup music tersebut yaitu Sex Pistols dan Crass yang melakukan kritik terhadap pemerintahan kerajaan Inggris melalui karya lagu yang mereka ciptakan. Lagu-lagu hasil karya anak punk memang berbeda dengan lagu lainnya serta jarang didengar oleh khalayak karena lagunya berisi kritik sosial maupun kritik terhadap pemerintah. Bahkan lagu-lagu hasil karya mereka dilarang didengar oleh masyarakat karena lagunya mengandung makna politis. Seperti yang dialami oleh grup musik Sex Pistols banyak mempengaruhi perkembangan punk di dunia. Baskoro (2008: 129--130) menjelaskan: Sex pistols merilis single kedua god save the queen sebuah lagu yang menyerang keluarga kerajaan, langsung dilarang diputar di radio 1 milik BBC, namun single tersebut mencapai no.2 di beberapa chart UK, meskipun ada chart yang mengosongkan posisi kedua mereka. Banyak pihak yang percaya dan menunjukan bukti bahwa single itu sebenarnya mencapai posisi 1, hanya diatur sedemikian rupa untuk menghindari pandangan negative terhadap keluarga kerajaan. Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa punk mampu memberikan pengaruh, baik secara sosial maupun pengaruh politik terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa. Grup musik Sex Pistols mampu melakukannya, yaitu melakukan kritik dengan karya musik yang identik dengan anak punk. Punk yang lahir sebagai salah satu aliran musik yang memiliki ciri khusus karena memiliki sisi idealis dalam menghasilkan karyanya. Selain itu punk juga menghasilkan subkultur yang mampu menarik perhatian khusus dari masyarakat. seperti dikutip dari sebuah buku yang ditulis Baskoro (2008: v) berikut, Punk sejatinya adalah jenis musik yang sangat idealis, begitupun para penganutnya. Mereka tidak semata-mata menuangkan tingkat musikalitas mereka dalam bentuk lagu, yang kemudian direkam oleh salah satu industri rekaman, lalu dijual di pasaran. Melainkan, sebagai sarana untuk menyampaikan kritik atas fenomena sosial-politik tertentu, penyimpangan kekuasaan pemerintahan dan kesewenangan para pengambil kebijakan. Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa yang membedakan punk dengan jenis musik lainnya adalah sisi ideologisnya, dalam lagu mereka dapat kita

lihat semangat perlawanan terhadap penyimpangan kekuasaan pemeritahan dan kesewenangan para pengambil kebijakan. Kritik atas fenomena sosialpolitik, penyimpangan kekuasaan dan kesewenangan politik oleh para pengambil kebijakan yang dilakukan anak punk lewat karya musik tentunya didasari atas pemahaman idealis dan politik yang mereka anut. Kritik yang mereka lakukan tentunya memiliki konsep tentang sebuah pemerintahan yang mampu menciptakan kesejahteraan bagi semua warga negaranya. Nasionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik karena berakar pada etnisitas dan budaya pramodern. Nasionalisme seharusnya ada di setiap generasi muda di negeri ini termasuk pemuda yang memilih hidupnya manjadi seorang punk. Pembangunan seringkali diasosiasikan dengan nasionalisme dan akhirakhir ini hubungan tersebut ditekankan dengan merujuk pada negara-negara yang sedang bangkit di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Menurut Ronald (2003:373) dalam bukunya bahwa: di negara-negara ini termasuk Indonesia dapat disaksikan adanya satu nasionalisme baru yang didasarkan pada tradisi-tradisi budaya bersama seperti bahasa tunggal atau dialek-dialek yang berhubungan dengan arisan adat istiadat, dan minat bersama masyrakat, simbol-simbol pengalaman nasional termasuk bendera, lagu kebangsaan, parade, prosesi, ziarah, solidaritas institusional, termasuk pemerintahan tunggal, kedaulatan negara, unit wilayah dan prinsip-prinsip loyalitas serta suatu perasaan bersama dengan kesadaran berbangsa di benak masyarakat. Sementara itu di Kota Bandung yang merupakan kota besar di negara ini, banyak band punk yang sering menggelar acara musiknya. Mereka memiliki penggemar ketika bermain musik dalam sebuah konser yang mereka buat sendiri. Di bawah ini merupakan data band punk yang berada di Kota Bandung Tabel 1.1 Data Beberapa Nama Band Punk di Kota Bandung No Nama band Genre music Personil Record label

1 Decay Crust punk 5 personil Errorizer label 2 Turtles jr Punk 4 personil Kuya ngora record 3 Tcukimay Punk 4 personil Absolute record 4 Mawar berduri Punk 4 personil Bandung 5 Jeruji Punk 4 personil Napi record. 41 record 6 Sub chaos Punk 3 personil Unsigned record Sumber : diolah oleh penulis (2014) Setelah melihat fakta dan realitas tersebut, penulis mencoba untuk meneliti sebuah kelompok minoritas yang termarjinalkan dan memiliki karakteristik yang unik jika dibandingkan dengan kelompok lainnya, yaitu anak punk. Selain itu juga ingin mengetahui bagaimana sikap nasionalisme mereka terhadap bangsa dan negara ini karena dalam ruang lingkup studi civics meneliti juga masalah nasionalisme di dalam masyarakat. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian yang berjudul Persepsi Anak Punk Kota Bandung terhadap Nasionalisme B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan satu masalah pokok didalam penelitian ini yaitu Bagaimana persepsi anak punk di Kota Bandung terhadap nasionalisme. Berdasarkan masalah pokok tersebut, untuk mempermudah pembahasan penelitian, penulis menjabarkan masalah pokok kedalam beberapa submasalah sebagai berikut: 1. Bagaimana subkultur anak punk di Kota Bandung? 2. Bagaimana persepsi anak punk Kota Bandung terhadap nasionalisme? 3. Apakah kendala nasionalisme dalam anak punk di Kota Bandung? 4. Bagaimana cara meningkatkan sikap nasionalisme untuk anak punk di Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal lebih dalam sebuah kaum minoritas termarjinalkan yaitu anak punk, mengetahui karakteristik yang terdapat pada punk, cara mereka mengekspresikan gaya hidup serta meneliti sub-kultur yang terdapat pada anak punk. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. memperoleh gambaran mengenai subkultur anak punk 2. mengetahui gambaran persepsi anak punk terhadap nasionalisme 3. Mengetahui kendala nasionalisme dalam anak punk 4. Untuk meningkatkan sikap nasionalisme anak punk D. Manfaat Penelitian 1. Dari Segi Teoritis Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang anak punk serta kebudayaan yang dihasilkannya, dan juga mengetahui lebih dalam bagaimana bentuk nasionalisme dari kelompok minoritas seperti anak punk. 2. Dari Segi Praktis Penelitian ini dapat memberikan wawasan bagaimana kaum minoritas khususnya komunitas punk memandang sebuah nasionalisme pada bangsa dan negara Indonesia. Serta menjadi bahan tambahan dalam penelitian mengenai permasalahan sosial di Indonesia, juga untuk acuan intervensi dalam penanganan komunitas-komunitas punk di Indonesia. 3. Dari Segi Kebijakan Penilitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bahwa nasionalisme bagi anak punk adalah sebuah hal yang penting karena meraka juga bagian dari warga negara Indonesia. 4. Dari Segi Isu

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman terhadap masyarakat bahwa anak punk yang di pandang sering meresahkan masyarakat memiliki rasa nasionalisme dan dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan di sekitarnya. E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I : Merupakan pengantar yang meliputi latar belakang, rumusan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II : Merupakan pengembangan dari landasan teoritis yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji (kajian teori). 3. Bab III : Merupakan Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian. 4. Bab IV : merupakan bab yang mengkaji tentang hasil penelitian dan menganilisis data yang telah diperoleh. 5. Bab V : Merupakan bab penutup yang berisi tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian.