TEORI INTERPRETIF. Modul ke: 14FIKOM FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

dokumen-dokumen yang mirip
Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN

Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI. Program Studi BROADCASTING.

SYMBOL AND MEANING. Modul ke: 13FIKOM PENGERTIAN, KOSTRUKSI DAN APLIKASI. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

Pertemuan ke-3 TRADISI - TRADISI DALAM TEORI KOMUNIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB II KONSTRUKSI SOSIAL - PETER L. BERGER. gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Gagasan-gagasan pokok konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam dunia jurnalistik, keberadaan wartawan sebagai peliput berita dan sekaligus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

Teori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

Sosiologi Komunikasi. Komunikasi Massa sebagai system social dan pranata social. Frenia T.A.D.S.Nababan. Modul ke: Fakultas KOMUNIKASI

CARA PANDANG TERHADAP ORGANISASI

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI. orang Sabu yang berada sepanjang penggal jalan tersebut memiliki kondisi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

METODE-METODE DALAM PENELITIAN ILMU SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya manusia mempunyai rasa saling

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma. 1

ini. TEORI KONTEKSTUAL

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seperti sosiologi, politik ekonomi, hukum, administrasi, komunikasi, dan

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bertujuan. Setiap pernyataan padadasarnya adalah tindakan

BAB III BAB III.METODOLOGI PENELITIAN. Denzin dan Lincoln mendefinisikan penelitian kualitatif adalah multimetode

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Endah Wahyuningsih Dosen Akademi Keperawatan Bahrul Ulum Jombang ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fenomena yang dijadikan objek penelitian adalah isi editorial Hortikultura

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa. Dalam komunikasi massainformasi disampaikan melalui media massa.

Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis riset ini

PRADIGMA PENELITIAN SOSIAL. Bahan Kuliah 1. Universitas Andalas

Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

10FIKOM TEORI BUDAYA ORGANISASI. Budaya Komunikasi Dalam Pendekatan Kultural. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Modul ke: Fakultas

Fenomenologi: Dunia Apa Adanya Realitas Sosial Trilogi Realitas Berger-Luckmann

Metode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Nazir (1986) dalam Husain (2013: 159) pendekatan kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi. Rachmat Kriyantono, Ph.D

PENDEKATAN- PENDEKATAN KEILMUAN. Modul ke: 1Ilmu Komunikasi MATAKULIAH KEWARGANEGARAAN. Fakultas. Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Penyiaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan fungsinya. Internet

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. MAKNA KEMISKINAN (Studi Fenomenologi Pada Mahasiswa Penerima Beasiswa Bidik Misi Universitas Airlangga)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS. komunikasi tertentu. Membahas teori konstruksi sosial (social

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. berlandas pada konstruktivisme, studi ini bertujuan melakukan rekonstruksi pemahaman.


BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi

BAB III METODE PENELITIAN. pemberdayaan keterampilan vokasional bagi anak tunarungu pada Sekolah Luar

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. dengan wawasanya. Sebagian orang menyatakan paradigma (Paradigm) sebagai

Lingkup Teori Komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF. MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN PENUTUP. lakukan terhadap fenomenologi altuisme berikut fenomena yang ada pada subyek

Transkripsi:

TEORI INTERPRETIF Modul ke: FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME Fakultas 14FIKOM Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

Fenomenologis Sebagai suatu gerakan dalam berpikir, fenomenologi (phenomenology) dapat diartikan sebagai upaya studi tentang pengetahuan yang timbul karena rasa kesadaran ingin mengetahui. Objek pengetahuan berupa gejala atau kejadian-kejadian dipahami melalui pengalaman secara sadar (councious experience).

Fenomenologis Fenomenologi menganggap pengalaman yang actual sebagai data tentang realitas yang dipelajari. Kata gejala (phemenon yang bentuk jamaknya adalah phenomena) merupakan asal istilah fenomenologi dibentuk, dan dapat diartikan sebagai suatu tampilan dari objek, kejadian, atau kondisi-kondisi menurut persepsi (Littlejohn, 2002:184).

Fenomenologis Sebagai suatu gerakan dalam berpikir, fenomenologi (phenomenology) dapat diartikan sebagai upaya studi tentang pengetahuan yang timbul karena rasa kesadaran ingin mengetahui, dalam hal ini peneliti memulai mengenal lingkungan hidup informan. Objek pengetahuan berupa gejala atau kejadian-kejadian dipahami melalui pengalaman secara sadar (councious experience). Fenomenologi menganggap pengalaman yang actual sebagai data tentang realitas yang dipelajari.

Fenomenologis semua pengetahuan saya tentang dunia ini, bahkan pengetahuan ilmiah saya, tumbuh didasari sudut pandang saya secara khusus atau dari beberapa pengalaman saya tentang dunia yang tanpa itu simbol-simbol ilmiah inilah yang manapun menjadi tidak berarti

Fenomenologis Tradisi fenomenologis lebih memberi penekanan pada persoalan pengalaman pribadi (personal experience), termasuk pengalaman pribadi yang dimiliki seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi dalam tradisi ini, dipandang sebagai, a sharing of personal experience throught dialoque.

Fenomenologis Kesadaran merupakan sesuatu yang bersifat intensionalitas (bertujuan), artinya kesadaran tidak dapat dibayangkan tanpa sesuatu yang disadari. Supaya kesadaran timbul perlu diandaikan tiga hal yaitu : ada subyek, ada obyek, dan subyek yang terbuka terhadap obyek-obyek. Kesadaran tidak bersifat pasif karena menyadari sesuatu berarti mengubah sesuatu, kesadaran merupakan suatu tindakan, terdapat interaksi antara tindakan kesadaran dan obyek kesadaran, namun yang ada hanyalah kesadaran sedang obyek kesadaran pada dasarnya diciptakan oleh kesadaran.

Konstruktivisme Realitas sosial memiliki makna ketika realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain sehingga memanfaatkan realitas itu secara objektif. Jadi individu mengkonstruksi realitas sosial, dan mengkonstruksikannya dalam dunia realitas, serta memantapkan realitas itu berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya.

Konstruktivisme Menurut Berger dan Luckman (dalam Bungin, 2001 :6) konstruksi sosial adalah pembentukan pengetahuan yang diperoleh dari hasil penemuan sosial. Realitas sosial menurut keduanya terbentuk secara sosial dan sosiologi merupakan ilmu pengetahuan (sociology of knowlodge) untuk menganalisa bagaimana proses terjadinya.

Konstruktivisme Konstruktivisme sebagai suatu pandangan yang lain terhadap dunia, seperti yang diungkapkan oleh Thomas Khun bahwa semesta secara epostimologi merupakan hasil konstruksi sosial. Bahasa dan ilmu pengetahuan bukanlah cerminan semesta, melainkan bahasa membentuk semesta, bahwa setiap bahasa mengkonstruksi aspek-aspek tertentu dari semesta dengan caranya sendiri. Pengetahuan/pandangan manusia dibentuk oleh kemampuan tubuh inderawi dan intelektual asumsi-asumsi kebudayaan dan bahasa tanpa kita sadari.

Konstruktivisme Paradigma ini melihat komunikasi sebagai proses produksi dan pertukaran makna. Karakteristik penting dari pendekatan konstruktivisme ini adalah: menekankan pada politik pemaknaan dan proses bagaimana seseorang membuat gambaran tentang realitas. memandang kegiatan komunikasi sebagai proses yang terus menerus dan dinamis.

Konstruktivisme Asumsi dasar dari pemikiran konstruktivisme adalah: suatu kejadian (realitas) tidak hadir dengan sendirinya secara objektif, tetapi diketahui atau dipahami melalui pengalaman. realitas dipahami melalui kategori-kategori bahasa secara situasional yang tumbuh dari interaksi sosial di dalam suatu kelompok sosial pada saat dan tempat tertentu

Konstruktivisme 3. bagaimana suatu realitas dapat dipahami, ditentukan oleh konvensi-konvensi komunikasi yang dilakukan pada saat itu. 4. pemahaman terhadap realitas yang tersusun secara sosial membentuk banyak aspek penting lain dari kehidupan. Hal ini berarti ketika kita berpikir dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya merupakan persoalan tentang bagaimana kita memahami realitas kita.

Terima Kasih Dr. Edison Hutapea, M.Si.