BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara literatur dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan pada bab IV, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Starbucks Coffee tidak banyak membelanjakan dananya untuk advertising atau periklanan. Starbucks melakukan periklanan melalui cup by cup dengan memberikan kepuasan dan pengalaman yang tidak terlupakan bagi konsumennya, selanjutnya konsumen tersebut akan datang kembali baik sendiri maupun dengan teman-teman dan keluarga. Akan tetapi dalam melaksanakan kegiatan pemasarannya, Starbucks Coffee lebih menekankan kepada strategi aliansi, antara lain : Aliansi produk atau jasa - Menjalin kerjasama dengan agen real estate untuk mencari tempat yang strategis didalam memasarkan produknya. - Bekerjasama dengan pihak penyedia minuman atau makanan lain dalam product development seperti contoh kerja sama dengan Pepsi Cola untuk menjual Starbucks Frappucino. - Bekerjasama dengan jasa penerbangan tertentu untuk menyediakan Coffee Starbucks. - Bekerjasama dengan supermarket untuk menjual kopi dalam kemasan yang dijual di supermarket. - Bekerjasama dengan partner di berbagai negara untuk memperluas pemasaran produk baik melalui lisence, joint venture maupun majority own company.
- Menjalin kerjasama dengan operator telekomunikasi untuk menyediakan layanan internet nirkabel. Aliansi Promosi - Aliansi promosi dengan pihak bank misalnya Pay 1 for 2 untuk semua pembelian Starbucks Frappucino Blended beverages dengan menggunakan kartu kredit BCA dan Debit BCA. - Aliansi promosi dengan operator XL dan BCA yaitu menyediakan voucher Starbucks jika metode pembayaran XL pasca bayar dialihkan ke debet Kartu Kredit BCA. Aliansi Logistik - Starbucks membangun hubungan yang strategis dengan partner logistik penyedia suplai biji kopi baik dengan petani maupun eksportir di berbagai negara penghasil kopi. 2. Penetapan anggaran periklanan ditentukan oleh besarnya pengembalian atau manfaat dari periklanan. Selain itu pula, penetapan anggaran periklanan di pengaruhi oleh dana yang tersedia dan sikap serta kebijakan dari pimpinan perusahaan itu sendiri. Total anggaran pada satu periode tidak ada yang pasti. Biasanya satu periode adalah satu tahun anggaran dimana total akan bertambah atau berlipat apabila pada saat periode tersebut ada peluncuran produk (Cluster) produk. Pada dasarnya, Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza sendiri tidak menetapkan anggaran untuk periklanan atau promosi, karena hal ini diatur oleh Marketing Team Starbucks Coffee Indonesia secara global untuk seluruh store Starbucks Coffee di Indonesia. 3. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada responden terlihat bahwa kegiatan periklanan pada Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza pelaksanaannya baik. Hal ini terlihat dari keseluruhan pernyataan responden menyatakan setuju mengenai periklanan Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza, yang mempunyai nilai rata-rata 3.39 masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
Dari seluruh pernyataan responden terhadap periklanan Starbuck Coffee ada satu item yang mempunyai nilai rata-rata sangat kecil pertanyaan tentang keunikan isi pesan iklan yang mempunyai nilai rata-rata 2.95 pada kelas interval 2.60 3.39 yang masuk dalam kategori Cukup Baik. Ini berarti bahwa periklanan yang dilakukan Strabucks Coffee kurang begitu mempunyai keunikan dalam isi pesan, sehingga perlu dilakukan perubahan pada isi pesan iklan agar mempunyai keunikan yang berbeda dengan periklanan yang dilakukan oleh perusahaan pesaing dan mempunyai nilai tambah dari periklanan yang dilakukan perusahaan. 4. Sikap responden terhadap dimensi minat beli Konsumen pada Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza termasuk dalam kategori Baik, karena nilai rata-rata dari keseluruhan pertanyaan adalah sebesar 3,78 berada pada interval 3.40 4.19. Hal ini menjelaskan bahwa minat beli konsumen yang terdiri dari kognitif, afektif, serta konatif telah dilalui dengan baik. Namun demikian dalam variabel minat beli konsumen selain diperoleh faktor-faktor yang positif, diidentifikasi pula adanya faktor yang mendapat penilaian rendah oleh responden. Faktor tersebut mengenai tanggapan responden terhadap informasi mengenai produk Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza mempengaruhi untuk berbelanja dengan dengan nilai ratarata 3.57 pada kelas interval 3.40 4.19 yang masuk dalam kategori Baik. 5. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Rank Spearman (rs) diperoleh nilai korelasi sebesar 0.540. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang cukup kuat dan searah antara periklanan (variabel X) dengan minat beli konsumen (variabel Y). Dengan demikian, apabila kegiatan periklanan dilaksanakan dengan baik, maka minat beli konsumen akan meningkat. 6. Melalui perhitungan koefisien determinasi diperoleh persentase besarnya pengaruh kualitas periklanan terhadap minat beli konsumen adalah 29.16%, sedangkan sisanya 70.84% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain selain periklanan yang tidak diteliti oleh penulis, misalnya personal selling, publisitas, sales promotion, dan sebagainya.
7. Setelah diadakan pengujian hipotesis ternyata dapat dilihat t hitung = 4.194 lebih besar dari t tabel = 1.663 ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka periklanan memiliki hubungan yang positif dengan minat beli konsumen Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza. 5.2 Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh periklanan terhadap minat beli konsumen, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut dengan harapan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pihak Starbucks Coffee, diantaranya sebagai berikut : 1. Tanggapan responden terhadap kepercayaan pada informasi yang disampaikan Starbucks Coffee dapat dipercaya mempunyai nilai rata-rata 2.94 masuk dalam kategori Cukup Baik karena berada pada interval 2.60 3.39, rata-rata tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata dari keseluruhan tanggapan responden terhadap periklanan Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza yaitu 3.39. Maka berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh, sebaiknya perusahaan Starbucks Coffee menampilkan iklan dengan menggunakan public relations atau model iklan yang mempunyai image baik di mata calon konsumen. 2. Dari tanggapan responden mengenai periklanan terlihat bahwa indikator informing, persuading, remainding, adding value, dan assisting termasuk pada kategori Baik. Namun, dari indikator adding value tentang keunikan isi pesan iklan masih dirasakan kurang unik karena mempunyai nilai rata-rata 2.95 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata dari keseluruhan tanggapan responden terhadap periklanan Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza yaitu 3.39, oleh karena itu penulis menyarankan agar isi pesan iklan Starbucks Coffee lebih dikemas lagi sedemikian rupa, agar informasi yang
disampaikan kepada calon konsumen memberi warna yang berbeda dan mempunyai keunikan tersendiri. 3. Perhatian responden pada keunggulan produk dapat dikatakan lemah, karena informasi mengenai keunggulan produk Starbucks Coffee dirasakan kurang begitu jelas, karena mempunyai nilai rata-rata 3.75 lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata dari keseluruhan tanggapan responden terhadap minat beli konsumen Stabucks Coffee Bandung Indah Plaza yaitu sebesar 3.78, sehingga penulis menyarankan kepada perusahaan untuk melakukan pembaharuan pada penyampaian informasi seperti menampilkan perbedaan setiap produk Starbucks Coffee dengan produk pesaing agar setiap keunggulan produk yang dimiliki oleh Starbucks Coffee dapat diakui atau diketahui oleh calon konsumen. 4. Informasi mengenai produk Starbucks Coffee Bandung Indah Plaza selama ini, bisa dikatakan kurang dapat mempengaruhi minat beli karena mempunyai nilai rata-rata sebesar 3.57 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata dari keseluruhan tanggapan responden terhadap minat beli konsumen Stabucks Coffee Bandung Indah Plaza yaitu sebesar 3.78. Maka dari itu penulis menyarankan sebaiknya kegiatan periklanan (advertising) Starbucks Coffee lebih ditingkatkan, terutama pada pemilihan media, yaitu dengan memilih media televisi sebagai media utama yang memiliki keunggulan seperti : Menggabungkan gambar, suara, dan gerakan, merangsang indera, perhatian tinggi dan jangkauan yang tinggi, seperti yang dilakukan oleh pesaing (The Coffee Bean and Tea Leaf), maka minat beli konsumen akan lebih meningkat, terstimulus oleh rangsangan iklan di media televisi dan produk perusahaan akan benar-benar dikenal secara luas oleh calon pembeli. 5. Masih terdapat faktor lain di luar periklanan yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen sebesar 70.84%, untuk itu Starbucks Coffee dapat mencoba menggunakan strategi pemasaran lainnya yang dapat meningkatkan minat beli konsumen yaitu diantaranya melalui bauran pemasaran lainnya seperti
penjualan pribadi (personal selling), pemasaran langsung (direct selling), hubungan masyarakat (public relation) juga kegiatan dan pengalaman (event and experience).