PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KLASIFIKASI Archaebacteria dan Eubacteria BERBASIS INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK KELAS X SMAN 2 PARE KABUPATEN KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

Ary Maf ula, Amy Tenzer, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisiologi Tumbuhan Berbasis Inkuiri Terbimbing

E-journal Prodi Edisi 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: LKS, siklus belajar 5E, konstruktivistik

Kata kunci: bahan ajar berbasis masalah, PCK, kemampuan pemecahan masalah

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Unnes Journal of Biology Education PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM STRUKTUR TUBUH HEWAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 02, Mei 2015, ISSN:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES LITERASI SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMA/MA

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF

Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja pada Praktikum Struktur dan Fungsi Sel Di SMA Negeri 1 Kota Jambi

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI SUHU DAN KALOR BERBASIS SCIENTIFIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PBL YANG DIPADU DENGAN TGT

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

I. PENDAHULUAN. fisika. Aspek kognitif merupakan aspek utama dalam pembelajaran, aspek ini

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

Chemistry in Education

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Diah Pitaloka Handriani SMP Negeri 1 Surakarta

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MALANG

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MIA SMA NASIONAL MALANG

Unnes Physics Education Journal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap

Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis dengan Menggunakan Model Discovery Learning di SMAN 5 Banjarmasin

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

Kelayakan Perangkat Pembelajaran Berorientasi PBI dan Pendidikan Karakter pada Materi Daur Ulang Limbah

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK KELAS XI SMA NEGERI 10 BULUKUMBA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

ARTIKEL ILMIAH YUSRIKA NENGSIH NIM

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF REDOXRECTRY PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI KELAS X SMA

Inovasi Pendidikan Vol. I. No. 17, Maret 2017

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

Transkripsi:

1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KLASIFIKASI Archaebacteria dan Eubacteria BERBASIS INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK KELAS X SMAN 2 PARE KABUPATEN KEDIRI Nadian Yudistirachman, Endang Suarsini, Sunarmi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang e-mail: dianr72@gmail.com, endang.suarsini.fmipa@um.ac.id, sunarmi.fmipa@um.ac.id Abstract: This study aims to develop a learning device biology KD 3.4 and 4.4 of the classification Archaebacteria and Eubacteria in Class X SMAN 2 Pare based on structured inquiry. Developed learning tools such as syllabi, lesson plans, and worksheets. Research development using research model R2D2. The results show a valid learning tool with the criteria of validity of the learning device meets the criteria for decent / good on all devices developed. Keywords: Developed learning tools structured inquiry,classification Archaebacteria and Eubacteria Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matapelajaran biologi KD 3.4 dan KD 4.4 tentang Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria di Kelas X SMAN 2 Pare yang berbasis model pembelajaran inkuiri terstruktur. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa silabus, RPP, dan LKS. Penelitian pengembangan menggunakan model penelitian R2D2. Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran valid dengan kriteria kevalidan perangkat pembelajaran memenuhi kriteri layak/baik pada semua perangkat yang dikembangkan. Katakunci: Perangkat pembelajaran, inkuiri terstruktur, klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria Pendidikan dalam bidang sains sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di era globalisasi dan perkembangan teknologi. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru berkewajiban untuk menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran bisa berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk aktif, serta memberikan ruang yang cukup untuk prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian (Devi, dkk. 2009). Salah satu kajian dalam mata pelajaran biologi adalah mengulas tentang Archaebacteria dan Eubacteria. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan pada bulan Februari 2016 di SMAN 2 Pare pembelajaran mengenai Archaebacteria dan Eubacteria dilakukan dengan metode diskusi kelas. Guru menampilkan gambar-gambar yang terkait dengan

2 Archaebacteria dan Eubacteria padahal sebenarnya bakteri yang merupakan anggota kelas tersebut sangat mudah didapatkan di lingkungan sekitar. SMAN 2 Pare menerapkan kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa untuk aktif. Hasil wawancara dibulan april 2016 kepada sepuluh orang siswa juga menunjukkan bahwa siswa menganggap pembelajaran yang seperti itu tidak menyenangkan dan membosankan. Kenyataan tersebut bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh kurikulum 2013 yakni pembelajaran bisa memotivasi siswa. untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menerapkan metode inkuiri dalam proses pembelajaran. Inkuiri terstruktur terbukti bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang proses pembelajaranya menggunakan pendekatan inkuiri memiliki hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan menggunakan metode konvensional (Abdi,2014) METODE Model pengembangan R2D2 menerapkan prinsip non-linear, maka prosedur pengembangan tidak ditampilkan dalam bentuk tahapan melainkan dalam bentuk fokus. Fokus pengembangan yakni (a) fokus pendahuluan (b) fokus desain dan pengembangan (c) fokus desaminasi (Willis dan Wright 2000). Fokus pendahuluan akan dilakukan tiga kegiatan yaitu pengumpulan informasi, pemilihan produk, dan pembentukan tim partisipasi. Kegiatan pengumpulan informasi dilakukan dengan melakukan wawancara dan penyebaran angket kepada siswa, hasilnya adalah pembelajaran pada materi klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria dianggap kurang menarik perhatian siswa karena hanya disajikan dengan presentasi dan diskusi. Kegiatan experimen di laboratorium mengenai usaha isolasi dan identifikasi bakteri amilolitik dari limbah pabrik pengolahan tepung agar dilakukan untuk menambah informasi, yang hasilnya teridentifikasi tiga bakteri pendegradasi amilum yakni Ewingela americana, Basilus cereus, dan Basilus pumilus. Kemudian dipilih produk pengembangan berupa perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKS. Pada fokus pendahuluan juga dibentuk tim partisipatif yang terdiri dari dosen pembimbing, siswa, praktisi lapangan, dan juga ahli. Fokus kedua adalah fokus desain dan pengembangan dalam fokus ini ditetapkan desain awal produk yang dikembangkan, yakni berupa perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, dan LKS yang berbasis inkuiri terstruktur. Pada fokus pengembangan, dilakukan pengembangan berdasar informasi pada fokus pendahuluan. Setelah draft produk sudah jadi maka dilakukan uji validasi kepada ahli perangkat pembelajaran, ahli materi, praktisi lapangan, dan uji keterbacaan pada siswa. Uji validasi dianalisis berdasarkan skala likert dengan kriteria pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran Persentase (%) Kriteria Kevalidan Keterangan 100 % Sangat Valid Tidak revisi 75% x Valid Sedikit revisi 100% 50% x 75% Cukup Valid Sedikit revisi 25% x 50% Kurang Valid Banyak revisi 0% x 25% Tidak Valid Revisi Total (Sumber: Arikunto, 2013)

Angka dalam persentase (%) 3 HASIL Hasil penelitian menunjukkan perangkat pembelajaran KD 3.4 dan 4.4 tergolong perangkat pembelajaran yang valid. Validasi yang dilakukan oleh ahli perangkat pembelajaran, ahli materi, dan praktisi lapangan pada masing-masing produk silabus, RPP, dan LKS, rekapitulasi hasil validasi silabus dapat dilihat pada Gambar1. Hasil validasi pada instrumen penilaian menunjukkan bahwa instrumen penilaian yang sudah dikembangkan mencapai kriteria valid. Rekapitulasi hasil validasi instrument penilaian oleh ahli perangkat pembelajaran, ahli materi, dan praktisi lapangan ditunjukkan pada gambar 2. Instrumen penilaian psikomotor mendapatkan hasil validasi sebesar 100% di setiap validator. Uji keterbacaan LKS dilakukan oleh sepuluh orang siswa. Siswa menguji lima aspek LKS yakni sampul, isi LKS, penyajian materi LKS, penggunaan bahasa, tampilan. Rekapitulasi hasil uji keterbacaan siswa dapat dilihat pada Tabel 2 Grafik Perbandingan Hasil Validasi Instrumen Silabus, RPP, LKS dari Ahli Perangkat, Ahli Materi dan Praktisi Lapangan 100 98 96 94 92 90 88 86 84 Silabus RPP LKS Ahli Perangkat Ahli Materi Praktisi Lapangan Gambar 1 Grafik Perbandingan Hasil Validasi Instrumen Silabus, RPP, LKS dari Ahli Perangkat, Ahli Materi dan Praktisi Lapangan Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Uji Keterbacaan Siswa No Aspek Siswa ke- Ratarata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata skor 4.08 3.96 3.89 3.99 4.07 4.03 4.2 4.08 3.80 4.09 4.02 Persentase 81.6 79.28 77.64 79.8 81.32 80.64 84 81.6 76.08 81.8 80.76 kevalidan Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid valid

Skala dalam Persentase (%) 4 KAJIAN PRODUK Silabus yang sudah divalidasi ahli perangkat pembelajaran mendapatkan skor 3.83 dengan kelayakan mencapai 95.74%, ahli materi 3.60 dengan kelayakan mencapai 90%, serta validasi praktisi lapangan sebesar 3.88 mencapai kelayakan 97.2%. Berdasarkan ketiga data tersebut silabus yang dikembangkan mencapai kriteria layak. Zaini dan Asnida (2015) menyebutkan karakteristik daerah; tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual siswa; kebermanfaatan bagi siswa; struktur keilmuan; kualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran; relevansi dengan kebutuhan siswa dan tuntutan lingkungan; dan alokasi waktu. Kegiatan pembelajaran pada silabus memuat poin penting kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai Grafik Perbandingan Hasil Validasi Instumen Penilaian dari Ahli Perangkat, Ahli Materi dan Praktisi Lapangan 100 100 100 100 99.31 98.45 93.18 94.62 90.5 AHLI PERANGKAT AHLI MATERI PRAKTISI Kognitif Afektif Psikomotor Gambar 2 Grafik Perbandingan Hasil Validasi Instrumen Penilaian dari Ahli Perangkat, Ahli Materi dan Praktisi Lapangan bahwa silabus yang dikembangkan layak digunakan jika hasil validitasnya mencapai kriteria baik atau layak. Materi pembelajaran pada silabus yang dikembangkan adalah materi klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria. Permendikbud no 103 tahun 2014 menyatakan bahwa identifikasi materi pembelajaran yang menunjang harus memertimbangkan potensi siswa; relevansi dengan dengan sintaks pembelajaran model inkuiri terstruktur. Sintaks pembelajaran model inkuiri testruktur pada silabus diadaptasi dari Liwellyn (2013) terdiri dari tujuh langkah yaitu mengeksplorasi fenomena (exploring a Phenomenon), fokus pada satu pertanyaan (focusing on a question), merancang investigasi, mengkonduksi investigasi (Conducting the Investigation), analisis data (analyzing

5 the data and evidence), membentuk pengetahuan baru (constructing new knowladge), memresentasikan pengetahuan baru (communicating new knowledge). Silabus yang dikembangkan dapat dikatakan baik sebab memuat kompetensi yang harus dikuasai siswa, langkah pembelajaran dan instrumen penilaian. Silabus yang telah dikembangkan juga memiliki komponen lain seperti materi pembelajaran yang akan diajarkan selama proses pembelajaran. Menurut Jutmini dan Anitah (2007) silabus yang baik setidaknya terdiri dari kompetensi yang harus di kuasai siswa, cara membentuk atau mendapatkan komepensi tersebut, dan cara untuk mengetahui bahwa siswa telah memiliki kompetensi tersebut. RPP yang telah divalidasi oleh ahli perangkat pembelajaran, ahli materi, dan praktisi lapangan mencapai kriteria valid, sehingga RPP yang dikembangkan dapat dikatakan layak dengan sedikit perbaikan. Menurut Dewi, dkk. (2013) RPP yang sudah mencapai kriteria valid atau layak dapat diimplementasikan ke lapangan. Pemilihan media dan alat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan materi tentang Klasifikasi Eubacteria dan Archaebacteria. Media yang digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah video, dan powerpoint. Alat yang digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah spidol, whiteboard laptop, LCD, proyektor, dan seperangkat alat isolasi dan identifikasi bakteri. Strategi pembelajaran pada RPP diintegrasikan pada kegiatan pembelajaran meliputi pendekatan, model dan metode. Pendekatan menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Model pembelajaran menggunakan model inkuiri terstruktur. Metode menggunakan ceramah, diskusi dan penugasan, praktikum, dan presentasi. Langkah-langkah pembelajaran pada RPP dijabarkan secara lengkap yang terdiri atas tahap sintaks inkuiri terstruktur, kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa, dan alokasi waktu yang dibutuhkan pada tiap tahap kegiatan pembelajaran. Beberapa kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran dilakukan diluar proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan tidak seluruhnya terpenuhi dalam satu kali pertemuan, oleh karena itu sintak kegiatan pembelajaran inkuiri terstruktur dipecah dalam tiga kali pertemuan. Langkah awal pada kegiatan pembelajaran model inkuiri terstruktur adalah mengeksplorasi fenomena (exploring a phenomenon). Kegiatan ini dijabarkan menjadi kegiatan mengamati sebuah fenomena atau kejadian unik untuk membuat rasa ingin tahu siswa. Kegiatan ini juga digunakan untuk menilai pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari.

6 Langkah kedua pada kegiatan pembelajaran model inkuiri terstruktur adalah fokus pada sebuah pertanyaan (focusing on a question). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menetapkan pertanyaan utama dari pembelajaran yang akan berlangsung. Pertanyaan didapatkan dari saran siswa ataupun ide dari guru selama pembelajaran. Pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan yang layak untuk dilakukan penelitian guna menjawabnya. Langkah ketiga model inkuiri terstruktur pada RPP yaitu merencanakan kegiatan investigasi (planning the investigation). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendesain kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran, dalam hal ini kegiatan klasifikasi Eubacteria dan Archaebacteria. Langkah ini berisi kegiatan merancang desain investigasi, identifikasi peralatan, merumuskan hipotesis, membuat tabel data, dan mengidentifikasi keamanan kerja. Langkah keempat model inkuiri terstruktur pada RPP yaitu melakukan investigasi (conducting the investigation). Langkah ini siswa melakukan investigasi sesuai dengan kegiatan yang sudah direncanakan pada langkah ketiga. Siswa mulai mengumpulkan data pengamatan, menggambar grafik dan merekam data dalam tabel. Langkah kelima model inkuiri terstruktur pada RPP yaitu menganalisis data hasil pengamatan (analyzing the data and evidence). Data yang telah diperoleh oleh siswa dalam kegiatan investigasi kemudian akan dianalis pada langkah ini. Kegiatan yang dilakukan disini adalah membuat kesimpulan sementara dari hasil invetigasi yang dilakukan. Langkah keenam kegiatan pembelajaran pada RPP adalah membangun pengetahuan baru (constructing new knowladge). Kegiatan selanjutnya dari sintak pembelajaran inkuiri terstruktur adalah menghubungkan hasil yang didapat siswa selama proses investigasi dengan teori-teori yang sudah ada. Siswa juga diminta untuk saling merefleksi makna dari pengetahuan yang didapat selama investigasi berlangsung. Langkah ketujuh dari pembelajaran inkuiri terstruktur adalah mengkomunikasikan pengetahuan baru (communicating new knowledge). Kegiatan ini menuntut siswa untuk memublikasikan hasil temuan investigasinya ke muka umum. Kegiatan mengkomunikasikan bisa dilakukan dalam banyak hal seperti presentasi dalam kelas, penulisan laporan, atau juga bisa melakukan penulisan artikel ilmiah. Kegiatan ini juga akan memunculkan pertanyaan lanjutan yang bisa diteliti oleh peneliti selanjutnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan termasuk dalam kategori baik. Perangkat pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran secara lengkap baik materi, langkah pembelajaran, strategi,

7 media pembelajaran, sumber belajar dan instrumen penilaian. RPP yang baik dapat menggambarkan prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus. RPP yang baik juga berisi petunjuk secara rinci dari keseluruhan proses pembelajaran (Jutmini dan Anitah, 2007). Hasil uji validitas yang sudah dilakukan menyatakan LKS yang dikembangkan berada pada kriteria valid sehingga dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Taiyeb dan Sekarsari (2014) menyatakan bahwa LKS yang sudah valid dapat diimplementasikan ke dalam kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya. LKS yang telah dikembangkan mencapai kriteria baik dan layak digunakan. LKS yang dikembangkan memuat materi pembelajaran, kegiatan yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran, dan melatih keterampilan siswa memecahkan masalah. Menurut Nurina (2013) LKS yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sumber belajar, memudahkan siswa memahami materi, melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, dan melatih siswa untuk peka pada permasalahan lingkungan sekitar dan dapat memecahkan masalah. Penilaian yang tertulis pada RPP mengacu pada penilaian yang terdapat pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan termasuk dalam kategori baik. Perangkat pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran secara lengkap baik materi, langkah pembelajaran, strategi, media pembelajaran, sumber belajar dan instrumen penilaian. RPP yang baik dapat menggambarkan prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus. RPP yang baik juga berisi petunjuk secara rinci dari keseluruhan proses pembelajaran (Jutmini dan Anitah, 2007). Hasil validitas instumen penilaian kognitif instrumen penilaian kognitif mencapai kriteria layak, sehingga penilaian kognitif bisa digunakan untuk melihat aspek pengetahuan siswa. Menurut Natalina, dkk (2015) tujuan utama penilaian kognitif adalah untuk mengetahui kemampuan kognitif setelah melalui proses pembelajaran. Berdasarkan uji validitas instrumen penilaian afektif yang dikembangkan memenuhi kriteria valid. Penilaian afektif dilakukan dengan cara pengamatan langsung selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian afektif ini menilai lima sikap selama proses pembelajaran yakni, memiliki rasa ingin tahu, tekun, kerjasama, jujur, dan disiplin. Penilaian sikap dilakukan dengan tiga skala penilaian untuk setiap aspek. Sikap siswa di nilai berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat dan tercantum dalam rubrik penilaian

8 afektif. Novitasari dan Lisdiana (2015) menyatakan bahwa lembar observasi merupakan lembar yang digunakan utuk mengobservasi kemunculan aspek keterampilan melalui rubrik tertentu. Penilaian psikomotor dilakukan dengan cara pengamatan langsung selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian psikomotor ini menilai empat keterampilan selama proses pembelajaran yakni, kemampuan menggunakan ose, keterampilan menanam bakteri, keterampilan mengisolasi bakteri, dan keterampilan untuk mengidentifikasi bakteri. Penilaian sikap dilakukan dengan tiga skala penilaian untuk setiap aspek. Sikap siswa dinilai berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat dan tercantum dalam rubrik penilaian psikomotor. SARAN Alangkah baiknya apabila hasil pengembangan produk yang sudah divalidasi dapat dilanjutkan pada uji keefektifitasan produk. Uji efektifitas dimaksudkan untuk mengetahui keefektifitasan produk. DAFTAR RUJUKAN Abdi, A. 2014. The Effect of Inquirybased Learning Method on Student s Academic Achievement in Science Course. Universal Journal of Educational Research. 2 (1). Devi, K. P., Sofiraeni, R. & Khairudin. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: PPPPPTK Dewi, K., Suwono, H., & Tenzer, A. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Blended Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Xi Sma Negeri 4 Malang. Universitas Negeri Malang Jutmini, S. & Anitah, S. 2007. Panduan Pengembangan Kurikulum. Surakarta. Lembaga Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Liwellyn, D. 2013. Teaching High School Science Through Inquiry and Argumentation. USA. CORWIN a SAGE Company Natalina, M. Suyawati, E., & Rukmana, S. 2015. Pengembangan Perangkat Penilaian Berbasis Kelas Pada Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XI: Journal Biogenesis 11 (2). Novitasari, S. & Lisdiana. 2015. Pengembangan Instrumen Penilaian Ranah Afektif Dan Psikomotorik Pada Mata Kuliah Praktikum Struktur Tubuh Hewan: Unnes.J.Biol.Educ 4 (1). Nurina, Masjhudi & Tenzer, A. 2013. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (Lks) Dengan Model Siklus Belajar 5e Berbasis Konstruktivistik Pada Materi Sistem Sirkulasi

9 Manusia Untuk Kelas XI SMA. Jurnal online UM (online). (http://jurnalonline.um.ac.id/da ta/artikel/artikel43c16b4a546 EAD8302C358FE7A26B7D9. pdf). diakses tanggal 2 Agustus 2016 Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2014. Jakarta Lembaga Negara Republik Indonesia. Taiyeb, M., & Sekarsari, A. 2014. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (Lks) Biologi Yang Terintegrasi Kurikulum Cambridge Untuk SMA Kelas XI Semester II : Jurnal Bionature 15(1) Willis, J., & Wright, K. 2000. A General Set of procedures for Constructivist Instructional Design: The New R2D2 model. Educational Technology. Zaini, M & Asnida, J. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA-Biologi Berorientasi Hutan Mangrove untuk Siswa SMP. Semarang.