Perkembangan Sepanjang Hayat

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah mengentaskan anak (the launching of a child) menuju kehidupan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling

Perkembangan Sepanjang Hayat

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi mereka yang akan menjalaninya. Pada saat seseorang menjalani masa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Bekerja merupakan salah satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB II TINJAUAN TEORI. memiliki arti innermost, deepest yang artinya paling dalam. Intimacy

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kesepian atau loneliness didefinisikan sebagai perasaan kehilangan dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Non- Directive

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan hal yang umumnya akan dilalui dalam kehidupan

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. individu saling mengenal, memahami, dan menghargai satu sama lain. Hubungan

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

bersama-sama agar acara kita disana sukses. Setelah itu kita bersiap-siap memasang banner masing-masing.

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 6 PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang ditinjau secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang melaju sangat pesat dan persaingan global

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

Perkembangan Kepribadian Pada Tokoh Utama Dalam Novelet Babalik Pikir Karya Samsoedi

Psikologi Kepribadian I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

Perkembangan Kognitif & Sosioemosi Usia Lanjut. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia mendominasi sekitar 41,8% dari total jumlah penduduk (bps.go.id, 2016).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sindhi Raditya Swadiana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Keintiman berasal dari bahasa latin intimus yang artinya terdalam. Erikson

BABI PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhi oleh kematangan emosi baik dari suami maupun istri. dengan tanggungjawab dan pemenuhan peran masing-masing pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kristen. Setiap gereja Kristen memiliki persyaratan tersendiri untuk

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

TINJAUAN PUSTAKA. tujuan perusahaan. Tujuan ini tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

KEWIRAUSAHAAN-I RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Informatika

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis employee engagement di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. individu. Kegiatan bekerja dilakukan untuk berbagai alasan seperti; mencari uang,

Perkembangan Masa Dewasa:

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

SUSI RACHMAWATI F

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

Sejarah dan Aliran-Aliran. Psikologi. Psikologi Positif. Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. Psikologi. Psikologi. Modul ke: Fakultas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi

Transkripsi:

Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id

Setiap fase perkembangan individu akan melewati tahapan perkembangan psikososial termasuk juga pada usia dewasa madya Menurut Erikson, individu pada usia dewasa madya menghadapi sebuah isu penting yaitu generativitas dan stagnasi

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION Generativitas merujuk pada hasrat orang dewasa untuk mewariskan sesuatu dari diri mereka kepada generasi selanjutnya Erikson percaya bahwa individu pada usia dewasa madya menjadi lebih fokus untuk melakukan sesuatu hal untuk orang lain dan memiliki nilai-nilai sosial serta ketrampilan yang akan diberikan untuk generasi berikutnya

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION Generativitas meliputi produktivitas dan kreativitas untuk menyiapkan generasi selanjutnya dengan ide-ide dan produk yang baru termasuk di dalamnya adalah setiap individu pada generasi tersebut fokus terhadap perkembangan identitas dirinya Berdasarkan pada hasil observasi Erikson, generativitas terbentuk dari hasil pengalaman-pengalaman dari bagaimana memelihara, mendidik dan menaruh perhatian serta memiliki kepedulian

Perkembangan Psikososial pada Masa Dewasa Awal TAHAPAN USIA DESKRIPSI Generativity vs Stagnation 40 hingga 65 tahun Membangun kehidupan dengan fokus pada karir dan keluarga. Pada usia dewasa tengah, mereka dapat berkontribusi pada generasi berikutnya dengan membesarkan/mengasuh anak-anak, peduli terhadap orang lain atau bekerja dengan produktif. Seseorang yang gagal pada tahapan ini akan merasa tidak mampu untuk mencapai keberhasilan apapun

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION Berdasarkan pada teori perkembangan psikososial, terdapat reorganisasi baru dari kepribadian yang berlangsung selama masa dewasa madya yang fokus pada pencapaian generativitas menaruh perhatian pada kesejahteraan generasi selanjutnya Tahapan baru ini terintegrasi dengan keterampilan keterampilan dan perspektif dari tahapan kehidupan sebelumnya dengan adanya komitmen dari suatu energi untuk kehidupan di masa depan

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION GENERATIVITY Selama masa dewasa madya ini, perkembangan individu dan sosial akan terjalin secara inti GENERATIVITY Sesuai dengan kebutuhan sosial untuk tumbuh dan berkembang, individu dewasa harus mendedikasikan energi dan sumber daya mereka untuk melestarikan kualitas kehidupan yang baik demi generasi masa depan GENERATIVITY Sesuai dengan kebutuhan secara personal untuk tetap tumbuh dan berkembang, sebagai anggota masyarakat harus menyediakan berbagai kesempatan bagi individu dewasa untuk mengekspresikan dan memenuhi usaha mereka dalam bereproduksi

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION Melalui generativitas, individu dewasa dapat merubah dunia dengan memperkenalkan hal-hal yang baru, berbagai ide, makna keberadaannya atau ikatan dari suatu hubungan pada sesuatu hal yang tidak ada sebelumnya

Secara umum, individu pada usia dewasa madya akan semakin menaruh perhatian kepada pencapaian individu yang lebih muda dibandingkan dengan pencapaian dirinya sendiri di masa yang akan datang Terdapat banyak jalan untuk generativitas, seperti halnya dalam proses individu memiliki peran sebagai orang tua, memberikan bimbingan, menjadi sukarelawan, menjalankan program sebagai kakek nenek yang mengasuh atau mendidik dan masih banyak lagi aktivitas lainnya Erikson berpendapat bahwa pada masa dewasa madya, yang menjadi prioritas adalah merefleksikan generativitas atau menjadi lebih produktif untuk membantu orang lain sesuai dengan permintaan atau kebutuhan untuk memastikan adanya keberlanjutan dalam kehidupan bermasyarakat dengan memberikan pengarahan kepada generasi berikutnya

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION Tidak adanya pergerakan secara psikologis atau perkembangan. Ketidakmampuan untuk menghadapi hal-hal yang terkait dengan pengelolaan rumah tangga, membesarkan anak-anak maupun mengarahkan jenjang karir sehingga secara psikologis dapat merasakan stagnasi pada usia dewasa madya Tidak adanya investasi dalam perkembangan diri individu maupun orang lain dan ada penolakan dari diri individu tersebut untuk menghasilkan ide-ide dan nilai-nilai yang berbeda dengan orang lain

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION Pada umumnya, hal lain yang dapat menunjukkan bahwa individu mengalami stagnasi pada masa dewasa madya adalah tersendatnya peran diri sebagai seorang karyawan Individu yang telah bekerja dengan peride yang sangat lama mungkin akan merasa terancam dengan adanya karyawan baru dengan usia yang jauh lebih muda, tidak dapat keluar dari rutinitas pekerjaan atau sudah melampaui batas untuk pengakuan terhadap prestasi kerja dan kepemimpinannya Lebih dari sekedar mengambil tantangan untuk memberikan bimbingan kepada karyawan yang baru atau menciptakan sistem atau pendekatan-pendekatan yang baru dalam tugas pekerjaan

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION Individu pada usia dewasa madya akan merasakan kecemburuan, menghindar atau menarik diri dan mungkin dapat berkembang menjadi gejala-gejala fisik dan emosional yang berhubungan dengan stress dari rasa frustrasinya Rentang usia dewasa madya cukup panjang dan selama fase ini, individu akan menghadapi berbagai tantangan yang kompleks di mana mereka belum siap sepenuhnya dengan tantangan tersebut

GENERATIVITY VERSUS STAGNATION Pada usia dewasa madya, dikarenakan individu harus mampu bertahan dalam periode perkembangan yang relatif panjang, terdapat berbagai kesempatan untuk dapat mengulas kembali dan memperbaiki suatu komitmen dan tujuan-tujuan sepanjang hidupnya Pengalaman individu dalam melewati masa transisi dalam pekerjaan mereka dan peran dalam keluarga, menghadapi lingkaran hubungan yang semakin luas serta tanggung jawab baru untuk menjaga dan mengarahkan orang lain

Erikson menjelaskan bahwa pengalaman individu menjadi dasar terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam skala prioritas mereka Setiap individu akan memberikan perhatian pada apa yang mungkin dapat terjadi ketika berada pada usia dewasa madya termasuk di dalamnya adalah perubahanperubahan lainnya yang dianggap penting

Carl Jung, salah satu penemu dari teori psikoanalitik percaya bahwa orang dewasa akan mengalami krisis paruh baya Maksudnya adalah individu cenderung menyadari jarak antara menjadi muda dan tua serta waktu mereka yang tidak lama lagi Mereka berfikir tentang peran mereka untuk berkontribusi pada generasi selanjutnya dan menimbang-nimbang kembali makna hidup

Orang tua membesarkan anak-anak dengan penuh cinta, orang tua menghabiskan waktu yang cukup untuk anak-anak, usaha dan menyiapkan uang untuk anak-anak mereka untuk hidup mandiri kemudian orang tua ditinggalkan Bagi sebagian besar orang tua, anakanak yang akhirnya hidup mandiri dan meninggalkan mereka (atau terkadang mereka kembali hidup bersama orang tua)

Adanya kekosongan di dalam rumah melibatkan perubahan-perubahan dalam peran dan gaya hidup orang tua yang telah memasuki usia dewasa madya Peran dan tanggung jawab orang tua menjadi lebih sedikit, Oleh karena itu, pengalaman pada ketegangan dan stress menjadi berkurang Pasangan yang merasakan kosongnya rumah akan memiliki banyak waktu untuk fokus terhadap kepuasan pernikahan mereka dan menghabiskan uang untuk diri mereka sendiri

Bagi Ibu yang telah melahirkan dan membesarkan anak-anak, ketika anak-anak meninggalkan rumah, hal ini menjadi momen yang sangat menyedihkan Namun, orang tua menyukai untuk memandang rumah mereka yang kosong sebagai bukti bahwa mereka telah menyelesaikan tugas untuk membesarkan anak-anak dengan baik dan mampu memahami makna generativitas

Pada usia dewasa madya, individu yang sudah menjadi kakek nenek akan melihat cucu-cucu mereka lebih sering Akan mendapatkan kenikmatan serta terpenuhinya kebutuhan afeksi yang lebih tinggi namun dengan rendahnya tanggung jawab Menemukan peran yang menyenangkan atau mendapatkan kepuasan terutama ketika dapat melihat cucu-cucu mereka lebih sering

Terima Kasih Hanifah M.Psi, Psikolog