BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

dokumen-dokumen yang mirip
Nisaa Aqmarina EB10

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI SHERINA BAKERY

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM :

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

ANALISIS OPTIMALISASI LABA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS PADA INDUSTRI MULYA NPM :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABEL COSTING PADA HOME INDUSTRI V-BAKERY

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM :

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persediaan bahan baku Gaji dan upah BOP sesungguhnya Barang dalam proses Persediaan produk jadi.

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM USAHA ROTI BOBO. 1980an oleh bapak Tedy Gunawan. Lokasi perusahaan beralamat di Jalan Kuras

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

Resep Kue. Resep kue nastar

Resep kue lapis lengkap

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN COST PLUS PRICING DALAM KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS PADA UD. DEWA BAKERY MANADO

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN METODE FULL COSTING PADA GLOBAL BAKERY

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah mencari keuntungan,

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

ANALISIS FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA TOKO KUE HARUM SARI STIFANY DIAN ANGGRAINI EB18

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA TOKO KUE VANIA FOOD

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS USAHA ROTI KERING PINISI

BAB III ANALISIS SISTEM. bidang usaha industri kue. Perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

HARGA POKOK PRODUKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

Akuntansi Biaya. Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

PROPOSAL PENGAJUAN PRODUKSI KUE KERING. Dosen pengampu : Ni matuz Zuhroh, M.Si

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN ROTI KLAPPERTAART

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick

BAB I PENDAHULUAN. baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai, baik dalam merencanakan

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT.BINTANG KRISTAL ABADI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Pia Saronde merupakan sebuah perusahaan yang melakukan aktifitas produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena terinspirasi dari sebuah tarian keakraban adat Gorontalo dan juga dari salah satu nama pulau indah yang berada di Provinsi Gorontalo yaitu Pulau Saronde, dengan harapan dapat membawa nama harum Gorontalo untuk Indonesia. Perusahaan Pia Saronde ini berdiri sejak tanggal 23 November 2009, yang didirikan oleh seorang pengusaha yang bernama Yunan P.A Harahap yang telah mendirikan perusahaan ini dengan memanfaatkan modal awal sebesar Rp.10.000.000,- Berkat hasil kerja keras beliau pada awalnya perusahaan hanya memproduksi produk berupa Pia Saronde, istri beliau membuat suatu inovasi baru dengan membuat produk berupa Roti Saronde. Dengan melewati berbagai kondisi, pemilik Perusahaan Pia Saronde ini terus melakukan kerja keras dalam bersaing di dunia bisnis saat ini. Hal ini dilakukan tidak hanya sekedar spekulasi usaha namun dengan pertimbangan yang kuat, yakni kenyataan bahwa produk Pia dan Roti Saronde tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat Gorontalo, namun dapat diterima pula diseluruh lidah masyarakat Indonesia. Hingga sampai saat ini peningkatan omset Perusahaan Pia Saronde telah naik mencapai 30%. Peningkatan ini terjadi karena banyaknya variasi rasa Pia dan roti 39

40 itu sendiri, dan sampai saat ini pemasaran produk dari Perusahaan Pia Saronde ini sudah semakin meluas, diantaranya di Gorontalo, Manado, dan Makassar. Dan sampai kini perusahaan Perusahaan Pia Saronde sudah mendirikan 4 toko yang berada di daerah Gorontalo. Perusahaan Pia Saronde Kota Gorontalo berpegang pada landasan hukum yakni: 1. Surat izin Usaha Perdagangan dari Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu kota Goontalo dengan nama perusahaan Pia Saronde dengan nomor surat 0894/KPPT/IZ/PK/VIII/2011. 2. Sertifikat dinyatakan halal menurut hukum Islam berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Gorontalo pada tahun 2011. 3. Surat Keterangan Fiskal Daerah dari Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Gorontalo dengan nomor: 979/KPPT/VIII/1887/2011. 4. Surat Izin Gangguan No. 503/KPPT/2535/2011 3.1.2 Struktur Organisasi Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Organisasi dapat diartikan juga sebagai kerngka yaitu suatu keadaan yang menggambarkan wewenang dan tanggung jawab dari masing masing personal yang melaksanakan kegiatan atau pekerjaan pada suatu bentuk usaha atau perusahaan. Berikut merupakan struktur organisasi perusahaan Perusahaan Pia Saronde Kota Gorontalo:

41 STRUKTUR ORGANISASI PEMILIK (Yunan P.A Harahap) MAN. ADM DAN KEUANGAN (Hoclizah Siregar, S.Pd) GENERAL MANAGER (Sakinah Ali, S. Farm) MANAGER OUTLET (Nur Masyitah Ismail) ADMINISTRASI (Yulianti Mahmud) STORE MANAGER (Gustin Tomu) Gambar 3.1: Struktur Organisasi Perusahaan Pia Saronde Kota Gorontalo Berdasarkan struktur organsasi diatas, dapat diuraikan tugas masing - masing bagian yaitu: 1. Pemilik Bertugas mengelola usaha dengan memantau serta mengontrol perkembangan perusahaan dan menentukan apa yang akan dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang. 2. General Manager Bertanggung jawab dalam mengkordinir jalannya perusahaan agar tetap dengan baik dan benar. 3. Mananger Outlet Bertnggung jawab serta mengkoorddinir jalannya aktifitas ditoko dibawah pimpinan manager umum.

42 4. Manager. Admin dan Keuangan Bertanggung jawab atas kelancaran peneluaran dan pemasukan uang serta mengurus surat menyurat pada perushaan Perusahaan Pia Saronde. 5. Outlet Manager Bertanggung jawab mengkoordinir jalannya pemasaran serta mengecek pemasukan dan pengeluaran produk-produk Perusahaan Pia Saronde ditokotoko wilayah Gorontalo. 3.2 Deskripsi Hasil Penelitian 3.2.1 Proses Produksi Untuk menghasilkan produk yang siap dijual, tentunya ada tahapan-tahapan yang harus dilalui mulai dari bahan baku dan selanjutnya diolah menjadi bahan jadi. Perusahaan Pia Saronde Gorontalo memproduksi dua macam jenis roti yaitu roti tawar dan roti isi. Perusahaan ini juga melakukan beberapa tahap pemrosesan terhadap produksinya. Proses produksi roti isi dimulai dari penyiapan bahan baku dan bahan penolong, kemudian dicampur berdasarkan takaran menjadi adonan. Selanjutnya adonan didiamkan dan dicetak untuk diberi bahan campuran isi roti. Kemudian adonan dipanggang dan dibungkus. Proses produksi roti isi yang terjadi dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut: 1. Proses penyiapan bahan baku dan bahan penolong Pada tahap ini, bahan baku dan bahan penolong dipersiapkan terlebih dahulu dan selanjutnya ditakar sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan.

43 2. Proses pencampuran bahan Pada tahap ini, bahan baku dan bahan penolong dicampur menjadi satu sesuai takaran, dan untuk bahan campuran yang digunakan sebagai bahan isi roti disiapkan di tempat terpisah. 3. Proses pengadonan Bahan bahan yang telah siap diproses kemudian diadon dengan cara mengocok bahan bahan yang ada menyatu satu sama lain dengan menggunakan mixer. Kemudian agar adonan menjadi lebih lembut, adonan diaduk kembali pada mesin roll, dan setelah itu adonan didiamkan agar lebih mengembang. 4. Proses pencetakan dan pengukuran berat adonan Adonan yang telah mengembang kemudian ditimbang agar berat setiap roti sama. Selanjutnya, adonan didiamkan kembali selama 10 menit agar lebih mengembang lagi. 5. Proses pengolahan bahan campuran isi roti Bahan campuran isi roti yang telah disiapkan pada tempat terpisah, kemudian dicampur dan diolah sesuai dengan takaran dan selanjutnya digunakan sebagai bahan isi dari roti. 6. Proses pengisian roti isi Setelah adonan diukur beratnya dan didiamkan, maka bahan campuran isi dimasukkan ke dalam roti sesuai dengan variasi isi roti yang ada.

44 7. Proses pemanggangan Adonan yang telah diisi tadi, kemudian dipanggang di dalam oven dengan suhu rata rata 200 o C selama kurang lebih 25 menit. Setelah itu roti didiamkan selama satu jam agar menjadi lebih dingin. 8. Proses pembungkusan Setelah roti isi dingin, kemudian dipisahkan berdasarkan jenisnya dan kemudian siap dibungkus. 9. Proses pemasaran Proses akhir setelah pembungkusan, yaitu roti telah siap dipasarkan kepada konsumen. 3.2.2 Unsur Unsur Harga Pokok Produksi Berdasarkan laporan harga pokok produksi pada Perusahaan Pia Saronde, maka dapat dilihat bahwa unsur unsur pembentuk harga pokok produksi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Biaya bahan baku Biaya biaya yang diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku yaitu biaya pemakaian bahan baku selama pemprosesan produksi roti isi berlangsung, meliputi tepung terrigu, mentega, gula, telur, garam dan pernifan. 2. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung meliputi gaji para pegawai yang dapat ditelusuri secara fisik pada roti yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja langsung yaitu upah bagian pengadon, upah bagian pengisian, upah bagian pemanggangan, dan

45 upah bagian pembungkusan. Pengklasifikasian biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel 3.1 berikut ini: Daftar Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada Perusahaan Pia Saronde Keterangan Tahun 2012 (Perbulan) Jumlah Upah (Rp) Total (Rp) Bagian Pengadonan 2 500.000 1.000.000 Bagian Pengisian 3 400.000 1.200.000 Bagian Pemanggangan 2 500.000 1.000.000 Bagian Pembungkusan 2 400.000 800.000 Total Upah 9 4.000.000 Tabel 3.1 Sumber : Perusahaan Pia Saronde Gorontalo Perusahaan Pia Saronde telah menetapkan pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke masing masing produk agar pengalokasian biaya menjadi konsisten dan wajar ke setiap unit outputnya. Pembebanan didasarkan pada ratio persentase aktual produk yang dihasilkan yaitu roti isi : roti tawar sebesar 70% : 30%. Dengan demikian, berdasarkan tabel 3.1 didapatkan pembebanan biaya tenaga kerja langsung untuk roti isi berdasarkan perhitungan berikut ini : Tahun 2012 (selama satu tahun) 70% x Rp 4.000.00 x 12 bulan = Rp 33.600.000/ tahun

46 3. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke produksi yang dihasilkan. Biaya overhead pabrik dapat berupa biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan, asuransi pabrik, dan lain lain. Biaya yang tergolong sebagai biaya overhead pabrik menurut perusahaan, antara lain: a. Biaya bahan penolong Biaya bahan penolong meliputi bahan yang digunakan untuk membuat campuran isi roti yaitu telur, gula halus, aroma pandan, bubuk coklat, gula, pasta coklat, selai stroberi, rum stroberi, selai blueberi, rum blueberi, abon, bubuk cabe, keju batangan, dan butter cream. b. Biaya bahan bakar Perusahaan menggunakan bahan bakar berupa gas untuk penggunaan oven pemanggangan pada proses produksinya. c. Biaya plastik pembungkus Merupakan biaya untuk membungkus roti isi yang sudah selesai diproduksi dimana pada plastik telah tertera merk dagang dari perusahaan. d. Biaya listrik dan air Meliputi seluruh biaya listrik dan air yag dikeluarkan untuk kegiatan produksi. Perusahan membebankan biaya listrik dan air ke masing - masing produk dengan didasarkan pada ratio persentase aktual produk yang dihasilkan yaitu 70% untuk roti isi dan 30% untuk roti tawar.

47 3.2.3 Data Produksi Roti Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Perusahaan Pia Saronde memproduksi dua jenis roti, yaitu roti tawar dan roti isi dengan dua variasi isi yaitu coklat dan keju. Untuk lebih mengetahui lebih rinci mengenai hasil produksi perusahaan, berikut disajikan hasil produksi perusahaan selama tahun 2012 yang dapat dilihat pada tabel 3.2. Berdasarkan tabel 3.2 tersebut, maka perusahaan Pia Saronde mengalokasikan biaya produksi bersama untuk roti tawar dan roti isi masing-masing sebesar 30% : 70% yang didapat dari tingkat produksi setiap tahun, yaitu tahun 2012 roti isi : roti tawar = 347812 : 35.182 Untuk lebih jelasnya, berikut rincian produksi roti isi tahun 2012 pada Perusahaan Pia Saronde yang disajikan pada tabel berikut ini :

48 Bulan Rincian Produksi Roti Perusahaan Pia Saronde (Satuan Buah) Roti isi Coklat Keju Abon Roti Tawar 1. 10251 8897 8949 2118 2. 10334 8971 8633 2348 3. 10087 9577 10193 2169 4. 9855 9530 10875 2986 5. 10990 9266 10959 3365 6. 10087 9970 11284 3908 7. 9793 9929 10144 3334 8. 10086 9084 9347 2756 9. 10044 9387 8132 2973 10. 10628 8209 8703 3997 11. 9881 9509 8568 2894 12. 9305 9887 8472 2334 121341 112216 114255 35182 Tabel 3.2 Sumber: Data Olahan Pada Perusahaan Pia Saronde

49 Laporan harga pokok produksi roti pada perusahaan Pia Saronde untuk tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut : Laporan Harga Pokok Produksi Roti Perusahaan Pia Saronde Gorontalo Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012 Biaya Bahan Baku Tepung Terigu Mentega Gula Telur Garam Pernifan 151380950 39.410.200 33.255.600 16.529.950 93.850 1.950.700 Jumlah Bahan Baku 242.621.250 Biaya Tenaga Kerja Bagian Pengadonan Bagian Pengisian Bagian Pemanggangan Bagian Pembungkusan 8.400.000 10.080.000 8.400.000 6.720.000 Jumlah Biaya Tenaga Kerja 33.600.000 Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Campuran a. Roti Isi Coklat Bubuk Coklat Gula Halus 5.810.000 788.250

50 Pasta Coklat 138.000 b. Roti Isi Keju Keju Batangan Butter Cream 4.138.000 651.400 c. Roti Isi Abon Abon Bubuk Cabe Jumlah Bahan Campuran Biaya Plastik Pembungkus Biaya Listrik & air 8.100.000 775.350 20.401.000 41.413.420 16.900.000 Jumlah Biaya Overhead 78.714.420 HARGA POKOK PRODUKSI 354.935.670 Tabel 3.3 Sumber: Data Olahan Pada Perusahaan Pia Saronde 3.3 Pembahasan 3.3.1. Penggolongan Biaya Produksi Perusahaan Pia Saronde merupakan perusahan yang melakukan kegiatan produksi berdasarkan proses atau kegiatan produksinya berlangsung secara terus menerus (continue), sehingga dalam pengumpulan harga pokok produksinya menggunakan metode harga pokok proses. Dalam penetapan harga pokok produksi, perusahaan harus memperhatikan unsur-unsur yang membentuk harga pokok produksi tersebut.

51 Perusahaan harus mampu mengendalikan unsur-unsur harga pokok produksi untuk mendapatkan laba yang maksimal dengan harga pokok produksi yang serendah mungkin. Dengan adanya pengendalian tersebut kita dapat mengetahui unsur apa yang dapat dikurangi agar biaya produksi berkurang tanpa harus mengurangi kapasitas produksi yang dihasilkan. Laporan harga pokok produksi memuat unsur-unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Agar pengendalian terhadap unsur-unsur biaya tersebut dapat berlangsung baik, maka diperlukan adanya pengelompokkan atas keseluruhan elemen biaya secara sistematis ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi biaya yang akurat bagi pihak manajemen dalam mengelola dan menjalankan aktivitas perusahaan. Berdasarkan analisis terhadap laporan harga pokok produksi roti isi pada Perusahaan Pia Saronde untuk tahun 2012, maka dapat diketahui pengklasifikasian biaya-biaya yang diterapkan oleh perusahaan adalah: 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik Dilihat dari pengklasifikasian biaya-biaya diatas, perusahaan telah mengelompokkan biaya-biaya produksi sesuai dengan teori yang dijelaskan Mulyadi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Akan tetapi dalam unsur pembentuk biaya ke dalam biaya bahan baku langsung masih terdapat biaya yang seharusnya dimasukkan ke dalam biaya

52 overhead pabrik. Pada unsur pembentuk biaya tenaga kerja langsung masih terdapat biaya yang seharusnya termasuk ke dalam biaya pemasaran, dan pada pengklasifikasian unsur biaya overhead pabrik masih terdapat biaya yang seharusnya termasuk kedalam biaya pemasaran dan belum adanya unsur biaya penyusutan aktiva tetap sehubungan dengan proses produksi perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan pengklasifikasian biaya bahan baku dan harga pokok masing masing jenis roti isi yang diproduksi. 3.3.1.1.Biaya Bahan Baku Menurut teori pada bab II, biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang yang dihasilkan. Bahan baku merupakan bahan yang paling penting dari suatu produk, dan dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produksi. Biaya bahan baku langsung yang terkait dalam proses produksi roti isi menurut perusahaan adalah tepung terigu, mentega, gula, telur, garam, pernifan. Berdasarkan laporan harga pokok produksi dapat diketahui total biaya bahan baku langsung dari roti isi pada perusahaan. Biaya produksi pada Perusahaan Pia Saronde untuk tahun 2012 sebesar Rp 354.935.670 Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Carter dan Usry, penulis menganalisis bahwa perusahaan belum tepat dalam mengalokasikan unsur biaya bahan baku langsung untuk roti. Hal ini dikarenakan unsur pembentuk biaya bahan baku langsung berupa mentega, gula, telur, garam dan pernifan seharusnya dimasukkan ke dalam biaya bahan baku tidak langsung. Mentega, gula, telur, garam dan pernifan tidak dapat

53 dikategorikan sebagai bahan baku langsung, karena tanpa penggunaan bahanbahan tersebut, roti isi masih dapat berupa produk roti isi sebagaimana mestinya dan nilai guna dan manfaat dari produk tersebut tetap sama. Hasil analisis penulis mengalokasikan biaya mentega, telur, gula, garam dan pernifan termasuk biaya bahan baku tidak langsung yang merupakan unsur pembentuk biaya overhead pabrik. Klasifikasi ini penting bagi perusahaan agar pihak manajemen dapat memperhitungkan faktor efisiensi terhadap penggunaan bahan baku langsung. Sehingga bahan ini dapat diganti dengan jenis lain yang biayanya relatif lebih murah atau dapat ditiadakan sama sekali. Dengan demikian biaya bahan baku mentega, gula, telur, garam dan pernifan seharusnya dialokasikan ke dalam biaya overhead sebesar Rp 91.240.300,00. Untuk lebih jelasnya, hasil analisis penulis dan klasifikasi biaya bahan baku menurut perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.4 Daftar Perbandingan Biaya Bahan Baku Langsung Roti Isi Perusahaan Pia Saronde Bahan Menurut Perusahaan Menurut Analisis Tepung Terigu Mentega Gula Telur Garam Pernifan 151380950 39.410.200 33.255.600 16.529.950 93.850 1.950.700 151.380.950 - - - - - Jumlah 242.621.250 151.380.950 Selisih 91.240.300 Tabel 3.4 Sumber : Data yang telah diolah

54 3.3.1.2.Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah semua biaya yang dibayarkan sebagai upah pekerja produksi yang terkait langsung dalam proses pengubahan bahan langsung menjadi bahan jadi. Biaya ini meliputi biaya upah para karyawan yang dapat dibebankan kedalam produk tertentu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, daftar biaya tenaga kerja yang terkait dalam proses produksi roti adalah upah karyawan bagian pengadonan, bagian pengisian, bagian pemanggangan, dan bagian pembungkusan. Berdasarkan teori menurut Mulyadi, penulis menganalisis bahwa perusahaan belum tepat dalam mengalokasikan unsur biaya tenaga kerja langsung untuk roti isi. Hal ini dikarenakan unsur pembentuk biaya tenaga kerja langsung berupa biaya bagian pembungkusan seharusnya dimasukkan ke dalam biaya pemasaran. Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakaan kegiatan pemasaran produk yang dinilai sejak proses manufaktur selesai dan produk berada dalam kondisi siap dijual. Dalam prinsip penyusunan laporan keuangan, biaya pemasaran tidak dilaporkan ke laporan harga pokok produksi melainkan ke dalam laporan laba rugi. Dengan demikian biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dialokasikan ke dalam biaya pemasaran sebesar Rp 6.720.000 Berikut ini disajikan tabel biaya tenaga kerja langsung untuk pengolahan roti isi pada tahun 2012.

55 Daftar Perbandingan Biaya Tenaga Kerja Langsung Roti Isi Perusahaan Pia Saronde Bagian Produksi Menurut Perusahaan Menurut Analisis Bagian Pengadonan Bagian Pengisian Bagian Pemanggangan 8.400.000 10.080.000 8.400.000 8.400.000 10.080.000 8.400.000 Bagian Pembungkusan 6.720.000 - Jumlah 33.600.000 26.880.000 Selisih 6.720.000 Tabel 3.5 Sumber : Data yang telah diolah 3.3.1.3 Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik atau biaya produksi tidak langsung adalah biaya bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk tertentu. Dengan kata lain biaya overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi kecuali biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Metode pengumpulan biaya pokok produksi suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi perusahaan tersebut. Di dalam metode harga pokok produksi, produk dibebani biaya overhead pabrik berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi. Perusahaan Pia Saronde mengklasifikasikan biaya overhead pabrik sebagai berikut:

56 1. Biaya bahan campuran (bahan penolong) 2. Biaya bahan bakar 3. Biaya plastik pembungkus 4. Biaya listrik dan air Berdasarkan data yang diperoleh penulis bahwa perusahaan masih belum tepat dalam mengklasifikasikan unsur biaya overhead pabrik roti isi. Hal ini akan berdampak pada perhitungan harga pokok produksi roti isi yang dilakukan perusahaan. Berikut ini analisis yang dilakukan penulis terhadap permasalahan yang ada: 1. Belum adanya pemisahan antara biaya bahan baku langsung dengan bahan baku tidak langsung (bahan penolong) yang telah dianalisis sebelumnya. Berdasarkan teori dari Carter dan Usry, bahan baku langsung yaitu mentega, gula, telur, garam dan pernifan seharusnya dimasukkan ke dalam biaya bahan baku tidak langsung. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa biaya bahan baku tidak langsung tersebut untuk tahun 2012 yaitu Rp 91.240.300,00 harus dikeluarkan dari biaya bahan baku langsung dan dimasukkan ke dalam pengklasifikasian biaya overhead pabrik yaitu biaya bahan penolong. 2. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa biaya pemasaran menurut teori Mulyadi merupakan biaya yang dinilai sejak proses manufaktur selesai dan produk berada dalam kondisi siap dijual seperti biaya pembungkusan. Berdasarkan pengklasifikasian biaya tenaga kerja langsung yang telah dibahas sebelumnya, bahwa biaya tenaga kerja bagian pembungkusan merupakan biaya pemasaran. Hasil analisis penulis yang didasarkan pada teori dari

57 Mulyadi, Biaya plastik pembungkus seharusnya diklasifikasikan sebagai biaya pemasaran yang tidak dilaporkan ke dalam laporan harga pokok produksi melainkan ke beban operasional. Besarnya biaya plastik pembungkusan yang harus dikeluarkan dari laporan harga pokok produksi untuk tahun 2012 sebesar Rp 41.413.420. 3. Biaya bahan bakar telah dijelaskan sebelumnya yaitu bahan bakar gas yang digunakan dalam proses pemanggangan. Berdasarkan teori Carter dan Usry, tentang biaya produksi tidak langsung dan hasil analisis penulis, pembebanan biaya overhead pabrik dalam hal biaya bahan bakar telah tepat. Biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar gas adalah sebesar Rp 57.043.190 untuk tahun 2012 dengan total pemakaian untuk keseluruhan produksi tahun 2012 sebesar Rp 81.490.271 4. Biaya listrik dan air merupakan semua biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan listrik dan air selama proses produksi. Berdasarkan teori tentang biaya produksi tidak langsung, penulis menganalisis bahwa pembebanan biaya overhead pabrik dalam hal biaya listrik dan air telah diklasifikasikan dengan tepat. Biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik dan air dalam tahun 2012 sebesar Rp 16.900.500. dengan total pemakaian untuk keseluruhan produksi tahun 2012 sebesar Rp 24.143.571 Berdasarkan uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa perusahaan Pia Saronde masih belum tepat dalam mengklasifikasikan dan mengalokasikan unsur - unsur biaya produksi. Hal ini akan berdampak pada perhitungan harga pokok produksi dan akan memengaruhi penetapan harga jual produk.

58 3.3.2 Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan Pia Saronde selama ini telah memproduksi tiga jenis roti isi dengan variasi isi coklat, keju, dan Abon. Perusahaan Pia Saronde telah membuat perhitungan harga pokok produksi untuk roti isi. Seperti yang telah dijelaskan sebulumnya, perusahaan masih belum tepat dalam mengkalkulasikan biaya untuk isi roti. Seluruh biaya untuk ketiga jenis roti isi dimasukkan ke dalam satu perhitungan harga pokok produksi. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan menetapkan harga pokok produksi dan harga jual yang sama per jenis roti isi untuk setiap unitnya. Berdasarkan ruang lingkup pembahasan pada bab I, maka penulis akan menganalisis perhitungan harga pokok produksi untuk tiga jenis roti isi tersebut selama tahun 2012 3.3.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung Roti Isi Berikut ini hasil analisis perhitungan biaya bahan baku roti isi selama tahun 2012 pada perusahaan Pia Saronde : 1). Roti isi coklat Tepung terigu 121.341 Unit : 347.812 Unit X Rp 151.380.950 = Rp 52.812.197 2). Roti isi Abon Tepung terigu 114.255 Unit : 347.812 Unit X Rp 151.380.950 = Rp 49.728.102

59 3). Roti isi keju Tepung terigu 112.216 Unit : 347.812 Unit X Rp 151.380.950 = Rp 48.840.652 3.3.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Roti Isi Berikut hasil analisis Perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk roti isi tahun 2012 pada perusahaan Pia Saronde : 1). Roti isi coklat a. Bg. Pengadonan 121.341 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000 = Rp 2.930.503,84 b. Bg. Pengisian 121.341 Unit : 347.812 Unit X Rp 10.080.000 = Rp 3.516.604,60 c. Bg. Pemanggang 121.341 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000 = Rp 2.930.503,84 Total Biaya tenaga langsung roti isi coklat Rp 9.377.612 2). Roti isi abon a. Bg. Pengadonan 114.255 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000 = Rp 2.759.370,00 b. Bg. Pengisian 114.255 Unit : 347.812 Unit X Rp 10.080.000 = Rp 3.311.244,01 c. Bg. Pemanggang 114.255 Unit : 347,812 Unit X Rp 8.400.000 = Rp 2.759.370,00 Total Biaya tenaga langsung roti isi Abon Rp. 8.829.984,01

60 3). Roti isi keju a. Bg. Pengadonan 112.216 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000 = Rp 2.710.126,16 b. Bg. Pengisian 112.216 Unit : 347.812 Unit X Rp 10.080.000 = Rp 3.252,151,39 c. Bg. Pemanggang 112.216 Unit : 347.812 Unit X Rp 8.400.000 = Rp 2.710.126,16 Total Biaya tenaga langsung roti isi Keju Rp 8.672.403,71 3.3.2.3 Biaya Overhead Pabrik Roti Isi 1). Roti Isi Coklat a. Biaya bahan campuran Bubuk coklat Rp 5.810.000 Gula halus Rp 788.250 Pasta coklat Rp 138.000 Mentega Gula 121.341 / 347.812 x 39.410.200 = Rp.13.749.016,94 121.341 / 347.812 x 33.255.600 = Rp.11.601.864,68 Telur 121.341 / 347.812 x 16.529.950 = Rp. 5.766.795,46 Garam 121.341 / 347.812 x 93.850 = Rp. 32.741,40 Pernifan 121.341 / 347.812 x 1.950.700 = Rp. 680.539,74 b. By. Bahan Bakar 121.341 / 347.812 x 57.043.190 = Rp.19.900.629,41 c. By. Listrik dan air 121.341 / 347.812 x 16.900.000 = Rp. 5.895.894,62 Total BOP roti isi coklat Rp 64.363.732,26

61 2). Roti Isi Abon a. Biaya bahan campuran Abon Rp 8.100.000,00 Bubuk Cabe Rp 775.350,00 Mentega Gula 114.255 / 347.812 x 39.410.200 = Rp.12.946.109,97 114.255 / 347.812 x 33.255.600 = Rp.10.924.345,85 Telur 114.255 / 347.812 x 16.529.950 = Rp. 5.430.029,55 Garam 114.255 / 347.812 x 93.850 = Rp. 30.829,39 Pernifan 114.255 / 347.812 x 1.950.700 = Rp. 640.797,98 b. By. Bahan Bakar 114.255 / 347.812 x 57.043.190 = Rp.18.738.484,22 c. By. Listrik dan air 114.255 / 347.812 x 16.900.000 = Rp. 5.551.589,65 Total BOP roti isi abon Rp 63.137.536,61 3). Roti Isi Keju a. Biaya bahan campuran Keju batangan Rp 4.138.000 Butter cream Rp 651.400 Mentega Gula 112.216 / 347.812 x 39.410.200 = Rp.12.715.073,09 112.216 / 347.812 x 33.255.600 = Rp.10.729.389,47 Telur 112.216 / 347.812 x 16.529.950 = Rp. 5.333.124,99 Garam 112.216 / 347.812 x 93.850 = Rp. 30.279,21 Pernifan 112.216 / 347.812 x 1.950.700 = Rp. 629.362,27 b. By. Bahan Bakar 112.216 / 347.812 x 57.043.190 = Rp.18.404.076,37 c. By. Listrik dan air 112.216 / 347.812 x 16.900.000 = Rp. 5.452.515,73 Total BOP roti isi keju Rp 58.083.221,13

62 Berikut disajikan harga pokok roti isi coklat, roti isi Abon dan roti isi keju untuk tahun 2012 dengan format berdasarkan departemen. PERUSAHAAN PIA SARONDE Laporan Harga Pokok Produksi Roti Isi Cokelat Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012 Biaya di Departemen Pengadonan Tepung Terigu Mentega Gula Telur Garam Pernifan Biaya TK Bagian Pengadonan Biaya Listrik & air Total By. Dept. Pengadonan Biaya di Departemen Pengisian Bubuk Coklat Gula Halus Pasta Coklat Biaya TK Bagian Pengisian Total By. Dept. Pengisian 52.812.197,00 13.749.016,94 11.601.864,68 5.766.795,46 32.741,40 680.539,74 2.930.503,84 5.895.894,62 5.810.000,00 788.250,00 138.000,00 3.516.604,60 93.469.553,68 10.252.854,60 Biaya di Departemen Pemanggangan Biaya TK Bagian Pemanggangan By. Bahan Bakar Total By. Dept. Pemanggangan 2.930.503,84 19.900.629,41 22.831.133,25 HARGA POKOK PRODUKSI 126.553.541,53 HP. PRODUKSI PER UNIT (121.341 Unit) Rp. 1.042,96 Tabel 3.6 Sumber: Data yang telah diolah

63 PERUSAHAAN PIA SARONDE Laporan Harga Pokok Produksi Roti Isi Abon Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012 Biaya di Departemen Pengadonan Tepung Terigu Mentega Gula Telur Garam Pernifan Biaya TK Bagian Pengadonan Biaya Listrik & air Total By. Dept. Pengadonan Biaya di Departemen Pengisian Abon Bubuk Cabe Biaya TK Bagian Pengisian Total By. Dept. Pengisian 49.728.102,00 12.946.109,97 10.924.345,85 5.430.029,55 30.829,39 640.797,98 2.759.370,00 5.551.589,65 8.100.000,00 775.350,00 3.311.244,01 88.011.174,39 12.186.594,01 Biaya di Departemen Pemanggangan Biaya TK Bagian Pemanggangan By. Bahan Bakar Total By. Dept. Pemanggangan 2.759.370,00 18.738.484,22 21.497.854 HARGA POKOK PRODUKSI 121.695.622,62 HP. PRODUKSI PER UNIT (114.255 Unit) Rp. 1.065,12 Tabel 3.7 Sumber: Data yang telah diolah

64 PERUSAHAAN PIA SARONDE Laporan Harga Pokok Produksi Roti Isi Keju Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012 Biaya di Departemen Pengadonan Tepung Terigu Mentega Gula Telur Garam Pernifan Biaya TK Bagian Pengadonan Biaya Listrik & air Total By. Dept. Pengadonan Biaya di Departemen Pengisian Keju Batangan Buterr Cream Biaya TK Bagian Pengisian Total By. Dept. Pengisian 48.840.651,52 12.715.073,09 10.729.389,47 5.333.124,99 30.279,21 629.362,27 2.710.126,16 5.452.515,73 4.138.000,00 651.400,00 3.252.151,39 86.440.521,44 8.041.551,39 Biaya di Departemen Pemanggangan Biaya TK Bagian Pemanggangan By. Bahan Bakar Total By. Dept. Pemanggangan 2.710.126,16 18.404.076,37 21.114202,53 HARGA POKOK PRODUKSI 115.596.275,36 HP. PRODUKSI PER UNIT (112.216 Unit) 1.030,12 Tabel 3.8 Sumber: Data yang telah diolah