Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Asesmen Ranking Task Exercise (RTE) terhadap Pemahaman Konsep Hukum Newton

dokumen-dokumen yang mirip
Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 3 p-issn /e-ISSN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PALU

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

Pengaruh Model Self Regulated Learning terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 18 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1]

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis Mind Maping terhadap Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP Negeri 18 Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PALU PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PALU

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PALU

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI MA Alkhairaat Kalangkangan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DOLO

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

: Model Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar Fisika.

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 2 ISSN

Pengaruh Model Learning Start With A Question Berbasis Eksperimen Sederhana terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X Man 2 Model Palu

Suhaemi, I Komang Werdhiana dan H.Amiruddin Hatibe.

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN

Kata Kunci: Model Pembelajaran Sinektik, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No.1 ISSN

Bonitalia, Hendrik Arung Lamba dan Sahrul Saehana

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Metode Pictorial Riddle; Metode Demonstrasi; Hasil Belajar

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI ROLE APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUHU DAN PERUBAHANNYA DI SMP NEGERI 3 PALU

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Perbandingan Hasil Belajar Fisika Antara Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Discovery Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Sigi

Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:

Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 3 ISSN

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pengetahuan awal, pemahaman konsep I. PENDAHULUAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN : Pembelajaran Berbasis Proyek, Pembelajaran Langsung, Pemahaman Konsep

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA MAN Poncowati

Penerapan Model Pembelajaran Terpadu untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 3 Palu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

PENERAPAN MODEL ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT AND SATISFACTION ) DALAM PEMBELAJARAN TIK (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP KALOR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PALU

Perbedaan Hasil Belajar Fisika antara Metode Pembelajaran Kumon dan Metode Pembelajaran Group to Group Exchange pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

Model Pembelajaran Learning Cycle Tipe 5E untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X MA Al-khairaat Pusat Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

Kata Kunci: model learning cycle tipe 7E; model direct instruction; pemahaman konsep. I. PENDAHULUAN

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 3 ISSN

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

Penerapan Problem Solving Menggunakan Strategi Heuristik Terhadap Pemahaman Konsep Tentang Kalor Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah

Pengaruh Metode Brainstroming Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pembelajaran Wujud Zat Di Kelas VII MTs

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN 5E TERHADAP PERUBAHAN KONSEP TENTANG HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PALU

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 1 Talang Padang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

Transkripsi:

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Asesmen Ranking Task Exercise (RTE) terhadap Pemahaman Konsep Hukum Newton Eko Muhtar Syafaat, Nurjannah, dan I Komang Werdhiana Email: ekomuhtar@ymail.com Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Universitas Tadulako, Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah Abstrak- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep melalui penerapan model asesmen Rangking Task Exercise (RTE) pada materi hukum Newton kelas X IPA SMA Negeri 5 Palu. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan Nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 5 Palu. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 4 sebagai kelas kontrol. Instrumen pemahaman konsep berupa tes pilihan ganda yang telah divalidasi oleh validator. Peningkatan rata-rata N-gain yang mengikuti model latihan RTE adalah 33,64% dan peningkatan rata-rata yang mengikuti model lembar kerja kelompok adalah 40,04%. Analisis data menggunakan uji prasyarat normalitas dan homogenitas dengan uji-t pada taraf signifikansi 5% dan dk = 64. Hasil perhitungan statistik dari pengujian hipotesis menggunakan uji-t didapatkan harga t hitung sebesar 0,35 dan t tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = 64 adalah 1,99. Disimpulkan bahwa tidak terdapat peningkatan pemahaman konsep secara signifikan melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan asesmen RTE pada materi hukum Newton pada kelas X IPA SMA Negeri 5 Palu. Kata Kunci: pembelajaran berbasis masalah; ranking task exercise (rte); pemahaman konsep. I. PENDAHULUAN Selama ini sebagian besar bahkan hampir setiap orang, khususnya para siswa menganggap bahwa fisika itu adalah pelajaran yang sangat menakutkan yang dipenuhi dengan rumus-rumus sehingga membuat siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya apalagi untuk memahaminya. Kesulitan yang dialami oleh siswa sehingga tingkat pengetahuan tentang fisika rendah antara lain adalah siswa tidak mengerti tentang apa yang dipelajarinya. Penyebab kesulitan ini, karena konsep-konsep fisika yang abstrak dan bagaimana cara konsepkonsep itu diajarkan. Pemahaman suatu konsep sangat penting untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep tersebut. Tanpa adanya pemahaman suatu konsep yang terkait maka permasalahan akan sulit untuk diselesaikan. Salah satu materi yang sulit untuk dipahami oleh siswa adalah materi tentang hukum Newton. Hukum Newton merupakan konsep dasar yang mempelajari tentang gaya yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi sehingga siswa merasa kesulitan untuk memahami bahkan salah konsep. Kesulitan siswa dalam memahami materi ini antara lain yaitu bagaimana cara menentukan arah gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda, menentukan percepatan benda yang dihubungkan dengan tali ke arah mendatar, melalui katrol, dll. Sehingga perlu adanya cara untuk membuat siswa termotivasi untuk belajar dengan aktif agar konsep materi ini dapat dipahami dan di serap oleh siswa dengan baik. Dalam dunia pendidikan saat ini, telah banyak dikenal berbagai macam pendekatan dan modelmodel pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran berbasis masalah. Model meningkatkan pemahaman tentang materi yang diajarkan dan siswa diharapkan dapat 49

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari [3]. Menurut Ward [3], model pembelajaran ini melibatkan siswa dalam memecahkan masalah melalui metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus melatih keterampilan dalam memecahkan suatu masalah. Menurut Adnyani [1] bahwa penerapan model meningkatkan pemahaman belajar siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep yang signifikan terhadap materi yang telah diajarkan. Jika pembelajaran dimulai dengan suatu permasalahan yang bersifat kontekstual maka akan terjadi ketidakseimbangan kognitif pada diri siswa, sehingga akan muncul pertanyaan-pertanyaan dan keadaan ini dapat mendorong rasa keingintahuannya terhadap materi tersebut. Cara lain untuk menumbuhkan pemahaman konsep siswa adalah dengan memberikan latihan-latihan soal atau suatu instrumen yang dapat mengasah kemampuan konsep fisika siswa. Instrumen yang biasa dikenal dan dihadapi oleh siswa untuk mengukur tingkat pengetahuannya adalah tes esai dan pilihan ganda. Namun masih banyak cara untuk mengukur tingkat pengetahuan dan pemahaman konsep siswa. Menurut O Kuma et al. [5] Rangking Task Exercise (RTE) dapat meningkatkan pemahaman konsep dan mengukur kemampuan konsep siswa. RTE merupakan instrumen tes yang memiliki empat komponen dasar yakni deskripsi sebuah situasi termasuk cara untuk merangkingnya (mengurutkan); menunjukan beberapa gambar yang hampir sama dengan keadaan yang berbeda untuk dibandingkan dan menjelaskan alasan mengapa siswa menjawab seperti itu. Selain untuk menilai sejauh mana siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan, instrumen ini juga dapat menumbuhkan kemampuan siswa menganalisis dan memahami konsep-konsep fisika siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Amalia [2] menunjukkan bahwa Rangking Task Exercise (RTE) dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa dan dapat memecahkan suatu masalah. Hal ini diperkuat dengan data-data yang diperoleh yaitu saat siswa diberikan tes awal skor rata-rata yang diperoleh yaitu 41,71 sedangkan pada skor tes akhir skor rata-ratanya meningkat menjadi 74,10. Hal ini menunjukkan bahwa siswa setelah diberi latihan menggunakan Rangking Task Exercise (RTE), tingkat pemahaman konsep pada materi yang diajarkannya meningkat. Seperti yang telah dinyatakan oleh O Kuma et al. [5] bahwa Rangking Task Exercise (RTE) baik untuk dijadikan tugas dalam kelas maupun tugas rumah untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan hal tersebut bahwa untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep fisika siswa khususnya pada materi hukum Newton dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa memahami materi tersebut, karena dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat mengubah cara berfikir siswa terhadap masalah sehari-hari maka siswa akan lebih cepat memahaminya. Model pembelajaran itu adalah model pembelajaran berbasis masalah dan didukung oleh instrumen yang dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan pemahaman konsep hukum Newton yaitu Rangking Task Exercise (RTE). Maka peneliti melakukan penelitian mengenai pemahaman konsep hukum Newton dalam model pembelajaran berbasis masalah dan disertai oleh latihan Rangking Task Exercise (RTE). II. METODELOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen kuasi. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 5 Palu tahun ajaran 2013/2014 yang tersebar dalam 4 kelas. X IPA 2 sebagai kelas eksperimen yang siswanya mengikuti model pembelajaran berbasis masalah menggunakan latihan RTE dan kelas X IPA 4 sebagai kelas kontrol yang siswanya mengikuti model pembelajaran berbasis masalah menggunakan lembar kerja kelompok. 50

Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dari guru mata pelajaran fisika pada kedua kelas di sekolah tersebut. Kedua kelas yang dipilih merupakan kelas yang dianggap homogen secara akademik. [4] Data yang diambil dari penelitian ini yaitu pemahaman konsep fisika materi hukum Newton berupa tes pilihan ganda yang diberikan pada awal dan akhir perlakuan. Desain penelitian yang digunakan seperti pada Tabel 1. TABEL 1. NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN Eksperimen (KE) Tes Awal Perlakuan Tes Akhir O1 X1 O2 Kontrol (KK) O3 X2 O4 Keterangan: KE : Eksperimen KK : Kontrol O1 dan O3 : Tes Awal (digunakan tes yang sama) O2 dan O4 : Tes Akhir (digunakan tes yang sama) X1 : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Latihan RTE X2 : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Lembar Kerja Kelompok. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai pemahaman konsep hukum Newton siswa diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir yang dilakukan pada kedua kelas tersebut. Data hasil pemahaman konsep hukum Newton siswa diperoleh seperti pada Tabel 2. TABEL 2. NILAI HASIL TES PEMAHAMAN KONSEP PADA TES AWAL DAN TES AKHIR Nilai Eksp. Tes Awal Kont. Eksp. Tes Akhir Kont. Minimum 16 16 28 28 Maksimum 44 44 52 48 Rata-rata 29,29 30,43 40,34 39,79 Simpangan Baku 8,16 6,79 7,02 5,92 Pengujian hipotesis menggunakan Uji t yaitu untuk mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan uji N-Gain digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep masing-masing kelas dari tes awal ke tes akhir. Syarat untuk melakukan uji t, data harus terdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah tingkat pemahaman konsep hukum Newton masingmasing kelas terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas tes akhir kelas eksperimen adalah hitung = 5,35 dan kelas kontrol adalah hitung = 4,53 sedangkan tabel = 7,81. Syarat bahwa data terdistribusi normal adalah hitung < tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa data kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Uji homogenitas digunakan untuk melihat data yang diperoleh dari kedua kelas apakah bersifat homogen. Perolehan uji homogenitas tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi = 0,05 adalah F hitung = 1,40 dan F tabel = 1,80. Syarat data bersifat homogen adalah F hitung < F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa data kedua kelas berasal dari varians yang sama (homogen). Hasil uji hipotesis tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan t hitung < t tabel yaitu t hitung =0,35 dan t tabel =1,99, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan asesmen RTE pada materi hukum Newton, sama dengan pemahaman konsep melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan lembar kerja kelompok. Nilai rata-rata hasil uji peningkatan pemahaman konsep pada kelas eksperimen yaitu 33,64 dan kelas kontrol yaitu 40,04, menunjukan bahwa rata-rata peningkatan pemahaman konsep materi hukum Newton kedua kelas berada pada kriteria 30 g < 70 yaitu sedang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa melalui model 51

latihan RTE pada materi hukum Newton. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa agar dapat memahami suatu konsep, prinsip dan keterampilan melalui suatu masalah yang disajikan pada proses pembelajaran. Masalah yang digunakan pada model pembelajaran ini berupa latihan RTE yang menurut siswa latihan ini merupakan latihan yang baru mereka dapatkan. Latihan RTE merupakan latihan yang memberikan beberapa gambar yang membutuhkan analisis untuk mengurutkannya dan memberikan alasan mengapa mengurutkan gambar seperti itu. Pengujian hipotesis yang digunakan merupakan uji-t 1 pihak, adapun alasan menggunakan uji-t 1 pihak ini disebabkan adanya data yang mendukung mengenai arah kecenderungan dari suatu hipotesis. Data yang diperoleh menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dan latihan RTE dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini diperoleh dari data penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan dilatar belakang penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Gustina [4] menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika secara signifikan. Penelitian ini juga dilakukan oleh Dasna [3] dan Adnyani [1] bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat memecahkan masalah dan meningkatkan pemahaman konsep siswa. O Kuma et al. [5] menyatakan RTE dapat meningkatkan pemahaman konsep dan mengukur kemampuan konsep siswa. Menurut Amalia [2] dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa meningkat setelah diberi latihan menggunakan RTE. Sehingga model pembelajaran berbasis masalah dan latihan RTE digabungkan dalam satu penelitian, namun dari hasil uji-t 1 pihak menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah mengunakan latihan RTE tidak dapat meningkatkan pemahaman konsep secara signifikan. Hasil dari rerata N-gain menunjukan bahwa ada peningkatan pemahaman konsep hukum Newton di kedua kelas namun peningkatannya berada pada kriteria sedang sehingga hasil uji-t menunjukkan tidak ada perbedaan peningkatan pemahaman konsep antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemahaman konsep melalui model latihan RTE pada kelas eksperimen sama dengan peningkatan pemahaman konsep melalui model latihan lembar kerja kelompok pada kelas kontrol disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama yaitu pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diterapkan model pembelajaran yang sama. Digunakannya model pembelajaran yang sama di kedua kelas karena pertimbangan bila kelas eksperimen diberikan dua jenis perlakuan yaitu model pembelajaran berbasis masalah dan latihan RTE untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan model pembelajaran konvensional sudah tentu kelas eksperimen yang akan lebih meningkat pemahaman konsepnya karena dari data penelitian-penelitian sebelumnya menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan latihan RTE juga dapat meningkatkan pemahaman siswa. Faktor yang kedua adalah bentuk latihan yang diberikan pada siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Untuk memperoleh informasi mengenai latihan RTE yang diberikan pada kelas eksperimen maka dibuatlah latihan yang tingkat kesulitannya menyerupai latihan RTE agar siswa kelas kontrol memperoleh pengalaman belajar yang sama dengan kelas eksperimen. Latihan tersebut merupakan lembar kerja kelompok yang mempunyai tingkat kesukaran yang hampir sama dengan latihan RTE, sehingga latihan lembar kerja kelompok ini dapat menjadi pembanding latihan RTE yang di berikan pada siswa kelas eksperimen. Latihan RTE dikalangan siswa SMAN 5 palu merupakan latihan pembelajaran yang baru 52

mereka dapatkan sehingga pada pertemuan pertama siswa merasa kesulitan dalam menghadapi latihan yang diberikan. Namun, setelah diberikan petunjuk dalam memecahkan masalah siswa baru mengerti bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ada pada latihan tersebut, sedangkan pada latihan lembar kerja kelompok yang diberikan pada kelas kontrol merupakan jenis latihan yang biasa mereka hadapi sehingga siswa sudah mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Inilah faktor ketiga yang menyebabkan kedua kelas tidak ada perbedaan peningkatan pemahaman konsep pada materi hukum Newton. Faktor yang keempat adalah waktu pembelajaran yang sangat kurang jika diterapkannya model latihan RTE pada proses pembelajaran. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran dengan fase-fase pembelajaran yang cukup lama, seperti yang dikatakan oleh Adnyani [1] bahwa model meningkatkan hasil belajar siswa namun dalam proses pembelajarannya membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat menyita waktu jam pelajaran lain. Latihan RTE juga, untuk menyelesaikan permasalahannya membutuhkan waktu yang lama, sehingga dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama tidak berjalan dengan maksimal. Latihan RTE yang diberikan untuk setiap pertemuan adalah 5 soal latihan yang harus di kerjakan oleh setiap kelompok, namun siswa tidak dapat menyelesaikannya dengan waktu yang telah ditentukan, sehingga pada pertemuan kedua dan ketiga, setiap kelompok harus menjawab soal sesuai dengan nomor urut kelompoknya dan jika ada kelompok yang telah selesai sebelum tiba waktu yang telah ditentukan maka kelompok tersebut dapat mengerjakan permasalahan yang lainnya dalam latihan tersebut. Berbeda dengan siswa pada kelas kontrol, setiap kelompok harus mengerjakan semua permasalahan yang ada pada lembar kerja kelompok. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat peningkatan pemahaman konsep secara signifikan melalui penerapan model asesmen RTE dan lembar kerja kelompok. DAFTAR PUSTAKA [1] Adnyani, Putu Sri. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar fisika Pada Siswa Xa SMA Negeri I Dampelas.Skripsi tidak diterbitkan. Palu. FKIP. Universitas Tadulako: tidak diterbitkan. [2] Amalia, Nurbaiti. 2012. Penerapan Ranking Task Exercise dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa, [Online], http://repository.upi.edu. [diakses 12 Desember 2012]. [3] Dasna, I wayan dan Sutrisno. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah.[Online], http://file.upi.edu/direktori/fpips/jur._pend._seja RAH, [diakses 26 Januari 2013]. [4] Gustina. 2011. Applying Problem Based-Learning Model To Increase Conceptual Understanding of The Students In Physic Class VIII SMP Negeri 10 Palu. Skripsi tidak diterbitkan. Palu. FKIP. Universitas Tadulako: tidak diterbitkan. [5] O Kuma, et al. 2004. Rangking Task Exercise in Phisics:Student Edition Instructor s Guide. USA: Upper Saddle River. [6] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 53