VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

IV. METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS ASPEK ASPEK NON FINANSIAL

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

Daftar Hasil Wawancara. Adapun daftar pertanyaan dan jawaban ata pertanyaan sebagai berikut:

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. hanya buah masih diberi nama. Indonesia memiliki panjang garis pantai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat mendukung untuk pengembangan usaha perikanan baik perikanan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

PELUANG BISNIS BUDIDAYA LELE SANGKURIANG. Bambang Sumarsono TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I PENDAHULUAN. terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan penggerak utama (prime mover)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. FORMULASI STRATEGI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya pelaku yang terlibat khususnya bidang produksi membuat harga-harga

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya

kimia yang dapat merusak sistem organ tubuh. mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Peluang Bisnis Perikanan Gurameh. Oleh: Aji Cahya Diputra NIM: Kelas: 11-S1-TI-08. Abstraksi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH

I. PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.32/Men/2010 Tentang Penetapan Kawasan Minapolitan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa melaksanakan produksi, perdagangan dan distribusi produk

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perikanan merupakan salah satu bagian integral yang tidak terpisahkan dari pembangunan

BAB III MATERI DAN METODE

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH

BAB I PENDAHULUAN. Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati masyarakat untuk dikonsumsi. Usaha budidaya ikan lele dibedakan

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menyimpan sumber daya alam yang tinggi, yang dapat dimanfaatkan

Transkripsi:

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan dijalankan. Aspek pasar digunakan untuk mengetahui berapa besar potensi pasar untuk masa yang akan datang. Untuk mengetahui peluang atau potensi pasar, maka perlu diketahui tingkat permintaan pasar pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Aspek pasar dapat dikatakan layak apabila memiliki peluang pasar, artinya potensi permintaan lebih besar dari penawaran. Keberhasilan dalam menjalankan usaha perlu adanya strategi pemasaran dan pengkajian aspek pasar dengan cermat. Hal yang dapat dipelajari bentuk pasar yang dimasuki, komposisi dan perkembangan permintaan di masa lalu dan sekarang. Pada usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm aspek pasar yang akan dikaji meliputi permintaan pasar lele konsumsi dan penawaran produksi lele yang dihasilkan. Permintaan akan lele konsumsi dilihat dari daerah sekitar kawasan Kecamatan Mega Mendung dan Jabodetabek yang menjadi pasar utama. Untuk sisi penawaran yang dilakukan, dilihat dari hasil produksi yang dihasilkan oleh usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm. 6.1.1 Permintaan Potensi pasar yang dihadapi dalam pengusahaan pembesaran lele sangkuriang masih tinggi. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya pedagang pengumpul dan semakin banyaknya peminat akan konsumsi ikan lele yang menjadi langganan dari lele sebagai salah satu sumber protein hewani. Produk ikan lele sangkuriang biasanya ditujukan pada pedagang pengumpul kemudian dipasarkan ke pedagang pengecer dan agen-agen distributor Jabodetabek. Sistem distribusi hasil produksi usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm melalui pedagang pengumpul yang kemudian di jual kepada pedagang pengecer dan agen-agen penyalur (distributor) pasar Jabodetabek. Kebutuhan permintaan terhadap lele konsumsi mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya pertambahan penduduk. Namun ketersediaan akan ikan lele konsumsi tidak seiring dengan peningkatan produksi 42

sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan pasar. Pada tahun 2011, ikan konsumsi Jadebotabek khususnya lele diperkirakan akan meningkat sekitar 67 persen dari 75 ton, sehingga kebutuhan lele menjadi ± 105 ton per hari. Dimana peningkatan ini terjadi dilihat dari kebutuhan lele konsumsi pada tahun 2009 mencapai ± 75 ton per hari hingga pada tahun 2010 mencapai ± 75 ton per hari. Kebutuhan untuk wilayah Bogor sendiri mencapai sekitar ± 17 persen atau ± 17,85 ton per hari dari 105 ton per hari kebutuhan untuk Jabodetabek. 3 Peningkatan kebutuhan konsusmsi ikan khususnya lele terkait dengan adanya program sosialisasi Gemar Ikan. Program sosialisasi Gemar Ikan yang merupakan singkatan dari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan. Gerakan ini telah berjalan sejak tahun 2005 dan dilakukan di titik-titik yang memiliki potensi besar dalam memasyarakatkan ikan. Hal tersebut juga salah satu pendorong para petani perikanan khususnya petani lele, dalam hal meningkatkan produksi ikan agar mampu memenuhi kebutuhan akan ikan lele konsumsi (Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010). Dari uraian diatas dapat dibayangkan betapa besarnya kebutuhan dan permintaan lele untuk menjadi ikan konsumsi. Situasi ini merupakan suatu indikasi bahwa permintaan akan lele konsumsi mengalami peningkatan. Meningkatnya permintaan lele konsumsi merupakan peluang bagi perusahaan, sehingga upaya untuk memenuhi peluang pasar tersebut Yoyok Fish Farm berencana akan mengembangkan usaha dengan menambah kapasitas produksi 6.1.2 Penawaran Kebutuhan lele konsumsi di Bogor dipenuhi oleh beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Mega Mendung, Kecamatan Ciseeng, Parung dan Gunung Sindur dan selebihnya dipenuhi oleh petani lele yang berasal Kabupaten Bogor. Penawaran ikan konsumsi lele sangkuriang dari Yoyok Fish Farm tergantung dari hasil panen. Lamanya proses pemeliharaan lele sangkuriang dari benih hingga lele mencapai ukuran panen adalah 3 bulan. Pada usaha 3 Departemen Peternakan dan Perikanan kabupaten Bogor.www. disnakankabbogor.go.id. Update data Perikanan (Diakses pada tanggal 23 Oktober 2011). 43

pembesaran ikan lele sangkuriang Yoyok Fish Farm memiliki 13 unit kolam terpal pembesaran. Dalam proses produksi yang dilakukan Yoyok Fish Farm kolam pembesaran diisi benih hingga panen secara sekaligus untuk mempermudah proses produksinya. Target produksi yang ditetapkan pada usaha Yoyok Fish Farm adalah 7 ton untuk satu siklus produksi. Namun pencapaian target produksi belum tercapai, selama ini Yoyok Fish Farm hanya mampu berproduksi rata rata 6.7 ton per siklus panen. Produksi pembesaran lele sangkuriang di Yoyok Fish Farm selama dua tahun (delapan siklus produksi) dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Produksi Pembesaran Lele Sangkuriang Pada Usaha Yoyok Fish Farm Tahun 2011 Siklus Jenis Komoditi Jumlah Kolam (Unit) Produksi (Kg) 1 Ikan Lele Konsumsi 13 6545 2 Ikan Lele Konsumsi 13 6760 3 Ikan Lele Konsumsi 13 6853 4 Ikan Lele Konsumsi 13 6690 5 Ikan Lele Konsumsi 13 6776 6 Ikan Lele Konsumsi 13 6930 7 Ikan Lele Konsumsi 13 6580 8 Ikan Lele Konsumsi 13 6850 6.1.3 Market Share Market share merupakan bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan kemampuan penjualan seluruh industri (total penjualan perusahaan yang sejenis). Sehingga dapat dikatakan bahwa market share merupakan proporsi kemampuan perusahan terhadap keseluruhan penjualan perusahaan sendiri. Tingkat market share ditunjukan dalam nilai atau angka persentase. 44

Peningkatan kebutuhan akan lele konsumsi di wilayah Jabodetabek, khususnya wilayah Bogor tahun 2010 mencapai 17,85 ton per hari atau 6426 ton per tahunnya. Sedangkan Yoyok Fish Farm sendiri sebagai salah satu pemasok ikan konsumsi hanya mampu mencukupi sekitar 26,8 ton per tahunnya. Apabila dibandingkan dengan permintaan kebutuhan pasar, Yoyok Fish Farm mampu memenuhi pasar sekitar 0,42 persen dari kebutuhan pasokan lele konsumsi per tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa pasar ikan lele masih sangat terbuka lebar untuk diambil manfaatnya terutama untuk bisnis pembesaran. Dengan adanya pengembangan usaha maka diharapkan market share (pangsa pasar) yang mampu dipenuhi oleh Yoyok Fish Farm menjadi lebih besar dari sebelumnya. 6.1.4 Strategi Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa (David, 2004). Setiap usaha biasanya perlu selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menjanjikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Variabel strategi bauran pemasaran tersebut adalah strategi produk, harga distribusi dan promosi. Pada usaha Yoyok Fish Farm strategi bauran pemasarannya tergolong masih sederhana karena usaha yang dijalankan berupa usaha rakyat. Namun dalam pengaplikasiaannya bauran pemasaran yang diterapkan meliputi: a. Strategi Produk Pada usaha Yoyok Fish Farm produk yang dihasilkan berupa ikan konsumsi yaitu lele. Strategi produk terdapat beberapa faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan, ukuran, jenis, macam, jaminan, dan pelayanan. Namun karena pada usaha Yoyok Fish Farm menghasilkan produk ikan konsumsi petani rakyat. Maka hasil panen merupakan jenis lele sangkuriang dengan ukuran panen lele sangkuriang adalah 8 ekor untuk setiap satu kilogram ikan lele konsumsi atau 125 gram untuk satu ekor lele yang merupakan mutu dan kualitas yang baik. b. Strategi Harga 45

Strategi penetapan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi produk yang ditawarkan di pasar, yang tercermin dalam pangsa pasar usaha, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan yang akan didapat. Usaha Yoyok Fish Farm yang merupakan usaha kolam rakyat hanya mampu menerima harga pasar yang biasanya diketahui dari pedagang pengumpul. Sehingga pengusaha Yoyok Fish Farm bersifat sebagai price taker. Harga produk yang dihasilkan oleh usaha Yoyok Fish Farm adalah ikan lele konsumsi dengan ukuran panen 7 8 ekor per kilogram dengan harga rata rata Rp 10.000. Harga tersebut merupakan harga di tingkat petani, artinya belum termasuk biaya pengangkutan. c. Strategi Distribusi Kegiatan distribusi atau penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kegiatan penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran dan distribusi fisik. Faktor faktor yang mempengaruhinya yaitu: saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi, persediaan dan alat transportasi. Sistem distribusi hasil produksi usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm melalui pedagang pengumpul yang kemudian dijual kepada pedagang pengecer. Pedagang pengumpul melakukan penjualan ke agen agen penyalur (distributor) pasar Kramat Jati apabila terjadi kelebihan produksi sehingga pedagang pengecer tidak mampu lagi memasarkan di wilayah Bogor dan sekitarnya. Sedangkan pedagang pengecer akan memasarkan kewarung rumah makan, kathering, kolam kolam pemancingan yang berada di kawasan Kecamatan Mega Mendung dan pasar pasar di wilayah Bogor. Secara garis besar, jalur distribusi ikan hasil produksi usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm dapat dilihat pada Gambar 3. 46

Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Yoyok Fish Farm Pedagang Pengumpul Pasar Kramat Jati Pedagang Pengecer Pasar Pasar Di Wilayah Bogor Warung makan, katering, kolam Pemancingan kawasan Kecamatan Gambar 3. Distribusi Produksi Lele Sangkuriang Yoyok Fish Farm d. Strategi Promosi Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu dalam menunjang keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan dan efektifnya rencana pemasaran yang disusun, maka perusahaan haruslah menetapkan dan menjalankan strategi promosi yang tepat. Unsur-unsur dari strategi promosi terdiri dari: iklan, penjualan personal, promosi penjualan, dan publisitas. Pada usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm belum menerapkan strategi promosi, adapun penyebabnya adalah karena selama ini usaha yang dijalankan hanya berupa usaha kolam rakyat menghasilkan komoditi pertanian yaitu ikan konsumsi. Untuk promosi yang dilakukan masih dari mulut ke mulut dengan sesama pengusaha pembesaran perikanan yang berada di sekitar kawasan Desa Gadog dan Pasir Angin. Untuk penjualan hasil produksi lele konsumsi, Yoyok Fish Farm menjalin kerjasama dengan pedagang pengumpul yang berperan sebagai pembeli hasil produksi ikan lele konsumsi dan mendistribusi ke pedagang pengecer dan pasar Kramat Jati. 6.1.4 Hasil Analisis Aspek Pasar 47

Berdasarkan analisis potensi pasar dilihat usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm menghasilkan produk ikan konsumsi yaitu lele dengan strategi pemasaran yang sederhana. Sedangkan dari sisi permintaan dan sisi penawaran, permintaan akan ikan lele konsumsi masih tinggi namun dari sisi penawaran lele konsumsi masih tergolong rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengusahaaan pembesaran lele sangkuriang ini layak untuk diusahakan. 6.2 Aspek Teknis Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan terhadap proses pendirian usaha secara teknis dan pengoperasiaanya setelah usaha selesai dibangun. Analisis dalam aspek teknis pada penelitian ini mencakup lokasi usaha, luas produksi, dan proses produksi. Berikut adalah hasil analisis pada tiap kriteria aspek teknis pada usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm. 6.2.1 Lokasi Usaha Lokasi Usaha pembesaran lele sangkuriang yang terletak di Jl. Gunung Geulis, Desa Pasir Angin, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi produksi adalah: 1. Ketersediaan Air Ketersediaan air sebagai media utama dalam usaha pembesaran ikan lele sangkuriang berasal dari mata air dan sungai- sungai kecil yang ada di dekat kolam. Kualitas air di daerah Pasir Angin juga masih tergolong baik karena belum banyak tercemar dengan zat-zat kimia yang berbahaya karena daerahnya masih jauh dari perkotaan. Hal ini menyebabkan daerah Pasir Angin sangat cocok untuk dijadikan daerah pembesaran ikan lele sangkuriang. Penggunaan air pada kolam terpal tidak harus diganti hingga panen, kecuali jika pada saat pemeliharaan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : terpal bocor, ikan terserang hama atau penyakit dan air berbau. 2. Ketersediaan Bahan Bahan Baku Bahan baku yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha pembesaran lele Yoyok Fish Farm adalah benih dan pakan. Benih ikan lele sangkuriang adalah bahan baku utama yang digunakan untuk dibudidayakan atau dipelihara 48

hingga menjadi ikan lele konsumsi. Untuk memperoleh benih lele sangkuriang tidak sulit dikarenakan Kecamatan Mega Mendung merupakan daerah sentra produksi lele sangkuriang kolam terpal baik pembenihan maupun pembesaran. Sehingga dalam perolehan benih umumnya dari usaha petani pembenihan lele sangkuriang yang kebanyakan diusahakan dalam skala kecil atau UPR disekitar dengan harga benih per ekor Rp 150. Keberadaan pembenih lele sangkuriang tidak jauh dari lokasi Yoyok Fish Farm karena masih berada pada sekitar kawasan Desa Pasir Angin dan Gadog yang masih di kawasan Kecamatan Mega Mendung. Sedangkan pakan berupa pellet merupakan bahan baku untuk makanan buat ikan lele sangkuriang. Untuk memperoleh pellet ikan lele sangkuriang biasanya diperoleh dari Pasar Ciawi dan tidak sulit untuk mendapatkannya. Letak Pasar Ciawi sebagai penyedia tempat pembelian pakan tidak jauh dari lokasi usaha menjadikan kemudahan dalam perolehan pakan, berkisar ± 5 kilometer dari lokasi usaha. 3. Suplai tenaga kerja Usaha pembesaran ikan lele sangkuriang ini dikelola oleh lima orang karyawan tetap satu orang manajer, satu orang pengawas dengan karyawan sebanyak 3 orang. Biasanya dalam pelaksanaan kegiatan kebutuhan tenaga kerja dalam proses pelaksanaan kegiatan membutuhkan kerja yang yang diperoleh dari sekitar kawasan Desa Pasir Angin. Kebutuhan akan tenaga kerja dalam pelaksaan kegiatan tidak begitu sulit karena dalam pelaksanaanya usaha pembesaran lele sangkuriang tidak menggunakan teknologi yang canggih atau tidak membutuhkan tenaga kerja yang memiliki ilmu tinggi sehingga dalam perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan secara langsung. Dengan kata lain masalah tenaga kerja tidak mengalami kesulitan karena tenaga kerja berasal dari masyarakat sekitar dan juga kerabat dari pemilik usaha. 4. Fasilitas transportasi Lokasi usaha yang terletak di perkampungan yang telah memiliki fasilitas jalan aspal dengan kondisi baik. Untuk alat transportasi tersedia ojek dan angkutan umum (angkot). Tidak ada kesulitan untuk menuju lokasi usaha 49

karena fasilitas jalan yang telah memadai sehingga dapat diakses dengan menggunakan kendaraan beroda dua maupun beroda empat. 5. Iklim dan keadaan tanah Kondisi iklim daerah Desa Pasir Angin cukup mendukung untuk dilakukan pengusahaan pembesaran lele sangkuriang. Iklim di daerah Desa Pasir Angin tergolong baik untuk pengusahaan budidaya perikanan. Keadaan lingkungannya yang belum terkontaminasi (tercemar) zat kimia pabrik atau rumah tangga. Hal tersebut terlihat dimana kawasn Desa Pasir Angin terdapat banyak petani yang bergerak sektor perikanan budidaya. 6. Sikap masyarakat Sikap masyarakat di lokasi usaha pembesaran ikan cukup baik. Hal ini dikarenakan Desa Pasir Angin merupakan salah satu daerah sentra budidaya perikanan saat ini di Kota Bogor, sehingga mereka sudah terbiasa dengan usaha-usaha di bidang perikanan. 7. Rencana pengembangan usaha Usaha pembesaran lele Yoyok Fish Farm berencana melakukan pengembangan usaha dengan penambahan kapasitas produksi. Hal ini dilakukan permintaan ikan konsumsi khususnya lele mengalami peningkatan. 8. Hukum dan peraturan yang berlaku Sejauh ini tidak ada hambatan hukum dan peraturan lokal yang melarang kegiatan usaha ini. Hal ini disebabkan karena usaha pembesaran lele sangkuriang merupakan usaha kolam rakyat dan lokasi usaha merupakan salahsatu senrra perikanan sehingga sudah terbiasa dengan usaha di bidang perikanan. 6.2.2 Luas Produksi Yoyok Fish Farm memiliki luas lahan dua hektar, namun dalam pelaksanaan usaha penggunaan lahan yang digunakan hanya satu hektar. Skala usaha yang dijalankan Yoyok Fish Farm masih beroperasi dalam skala sedang dengan jumlah kolam sebanyak 13 buah kolam terpal untuk pembesaran ikan lele 50

sangkuriang dengan target produksi 7 ton per siklus. Namun dalam pelaksanaannya, target produksi Yoyok Fish Farm belum tercapai karena kurangnya keterampilan dan pengalaman tenaga kerja untuk menjalankan usaha pembesaran lele sangkuriang kolam terpal. Jika dilihat data produksi pada Yoyok Fish Farm, hanya mampu mencapai 6.7 ton per siklus. Usaha pembesaran lele sangkuriang yang didukung oleh modal usaha dan skala usaha yang lebih besar dapat menutupi sebagaian dari pangsa pasar ikan konsumsi khususnya lele daerah Kecamatan Mega mendung dan Bogor. Saat ini Yoyok Fish Farm ingin mengembangkan usaha lele sangkuriang dengan menambah kapasitas produksi lele konsumsi. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan lahan yang masih luas dan belum digunakan. Dalam menjalan usaha pembesaran lele membutuhkan benih lele. Untuk Yoyok Fish Farm, benih lele yang digunakan adalah benih lele sangkuriang. Dalam perolehan benih lele sangkuriang Yoyok Fish Farm, memperoleh benih dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Bina Tular. UPR Binatular merupakan salah satu program pemerintah dalam pengembangan mutu benih untuk perikanan khususnya lele. Dalam menjalan usahanya UPR Binatular melakukan pembenihan lele sangkuriang yang indukan lelenya diperoleh dari BBPBAT Sukabumi. 6.2.3 Hasil Analisis Aspek Teknis Dari hasil analisis aspek teknis dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan informasi yang didapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal yang dilakukan Yoyok Fish Farm adalah layak. Hal ini berdasarkan lokasi usaha dan luas produksi pada Yoyok Fish Farm tidak ada hambatan dalam menjalankan usaha pembesaran lele sangkuriang kolam terpal. 6.3 Aspek Manajemen Yoyok Fish Farm belum memiliki struktur manajemen yang formal. Usaha pembesaran ikan ini berbentuk usaha perseorangan, dimana pemilik usaha tidak terlibat dalam pengelolaan usaha dan hanya bertindak sebagai penyedia dana untuk proses produksi. Pemilik usaha memberikan kepercayaan kepada dua orang sebagai pengelola usaha yang bertindak sebagai manajer dan pengawas yang 51

membawahi 3 karyawan tetap yang berasal dari kerabat pemilik dan masyarakat sekitar lokasi. Pengembangan skala usaha yang akan dilakukan mendorong Yoyok Fish Farm menambah jumlah karyawan tetap menjadi 5 orang. Adapun penambahan tenaga kerja dilakukan dengan pertimbangan kemampuan setiap 1 karyawan mampu menangani 5 unit kolam. Perusahaan ini layak dijalankan dari aspek manajemen walaupun belum memiliki struktur manajemen layaknya sebuah perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang relatif sedikit tidak menyulitkan pengelola dalam melakukan kontrol tugas dari masing-masing pekerja. 6.4 Aspek Hukum Pada aspek hukum, hal yang perlu dianalisis adalah bentuk badan hukum usaha yang dijalankan serta izin usaha yang diperoleh perusahaan. Pada usaha Yoyok Fish Farm belum menentukan bentuk badan hukum apa yang akan digunakan. Modal yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha pembesaran ikan ini seluruhnya berasal dari pemilik perusahaan. Yoyok Fish Farm dapat digolongkan dalam usaha perorangan karena modal usaha yang digunakan berasal dari satu orang yang berperan sebagai pemilik perusahaan. Keuntungan dari bentuk usaha ini adalah pemilik perusahaan dapat menikmati seluruh keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sedangkan kelemahannya adalah segala bentuk kerugian atau beban perusahaan harus ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan. Dalam menjalankan usaha pembesaran lele sangkuriang yang diamati, belum memiliki izin usaha dari usaha pemerintah. Hal ini disebabkan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang ini masih tergolong dalam usaha kolam rakyat. Selain itu daerah Desa Pasir Angin merupakan daerah sentra kolam ikan, sehingga usaha-usaha di bidang kolam yakni pembenihan dan pembesaran merupakan hal yang biasa di daerah ini. Pengembangan skala usaha yang akan dilakukan mendorong Yoyok Fish Farm sebagai usaha budidaya yang besar dan tidak termasuk lagi ke dalam kolam rakyat. Sehingga perlu pengurusan izin sesuai ketentuan yang berlaku baik ke Pemerintahan Desa maupun ke Pemerintah Kabupaten melalui dinas yang terkait. 52

Unutk memperoleh izin dari Pemerintah Kabupaten, maka Yoyok Fish Farm harus mengurus perizinan ke Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. 6.5 Aspek Sosial Lingkungan Dalam aspek sosial lingkungan yang akan dilihat adalah seberapa besar usaha yang dijalankan mempunyai dampak sosial terhadap masyakat sekitar lingkungan usaha. Pada usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm penilaian dilakukan dengan pengamatan dan wawancara dengan masyarakat sekitar lingkungan usaha. Adapun pertimbangan yang dilakukan dengan melihat pengaruh usaha terhadap keadaan lingkungan sekitar dari segi lingkungan hidup dan kesempatan kerja. Keberadaan usaha Yoyok Fish Farm tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi lingkungan daerah sekitar usaha. Berbeda dengan kegiatan usaha perindustrian pada umumnya yang menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Limbah yang berasal dari usaha pembesaran lele sangkuriang ini hanya berupa air yang sudah tercampur dengan sisa-sisa pakan ikan, namun hal tersebut tidak merugikan masyarakat sekitar dan sudah terbiasa karena daerah Desa Pasir Angin merupakan daerah sentra ikan. Keberadaan usaha pemebesaran menimbulkan bau aroma yang tidak sedap dari kolam-kolam pembesaran, hal tersebut terjadi apabila pemberiaan pakan yang berlebihan. Cara penanggulangan hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian pakan secukupnya dan tidak berlebihan agar pakan tidak mengendap di air kolam. Dari hasil pengamatan hasil limbah dari air mengandung unsur hara yang baik bagi tanaman. Sehingga apabila air pembuangan dari kolam diberikan pada tanaman, dapat menambah kesuburan tanah. Dengan adanya pengusahaan pembesaran lele sangkuriang memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar karena usaha ini mendatangkan sebagian tenaga kerjanya dari masyarakat sekitar. Selain itu usaha ini juga memberikan keuntungan bagi usaha-usaha pembenihan lele sangkuriang yang kebanyakan diusahakan dalam skala kecil atau UPR disekitar Desa Pasir Angin dan Gadog. Dari hasil analisis aspek sosial lingkungan dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan informasi yang didapat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal yang dilakukan oleh Yoyok Fish 53

Farm adalah layak untuk dijalankan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar kawasan Desa Pasir Angin dan sekitarnya. 54