PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK CERITA BERANTAI PADA SISWA KELAS IV-C SDN DITOTRUNAN 01 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi

ABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsunagn

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMP BINA PUTRA NUSANTARA SEREN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan di Sekolah Dasar.Dalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

Arnot Pakpahan Surel :

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

A. Pendahuluan (Background) Kata kunci: menyimak, pidato, media audiovisual, Student Team Learning

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN TEKNIK SQ3R TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dan berinteraksi antar sesamanya. Oleh karena itu, wajar apabila

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK PENGUKURAN WAKTU DAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR SERI DI SD

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Susanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: pembelajaran bercerita, metode TSTS, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

Belliy Tulus Wicaksono Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: peningkatan, berwawancara sederhana, narasumber, strategi pemodelan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

Transkripsi:

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR Hanik Masrokah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Keterampilan menyimak merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus dikuasai siswa. Pembelajaran menyimak memerlukan media agar kompetensi dasar dapat tercapai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil dan proses belajar meyimak dengan menggunakan media pembelajaran audio visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa kelas V SDN II Kalibatur. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas sebanyak dua siklus.data diperoleh berupa hasil tes tulis dan lembar observasi belajar mengajar. Dari analisis data ditemukan bahwa kemampuan menyimak siswa meningkat dari siklus pertama ke siklus kedua. Simpulan dari penelitian ini adalah media pembelajaran audio visual dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar menyimak siswa kelas V SDN II Kalibatur serta media pembelajara audio visual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran mata pelajarn Bahasa Indonesia. Kata Kunci : media pembelajaran, audio visual, menyimak, cerita rakyat Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal jati dirinya dan budaya bangsa, mengemukakan pendapat dan perasaan, berkomuniksi dalam masyarakat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan menganalisis dan berimajinasi yang ada didalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan kemampuan berapresiasi terhadap hasil karya sastra. Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran sastra membuat peserta didik dapat menumbuhkembangkan akal budinya melalui kegiatan pengalaman bersastra yang berupa apresiasi sastra, ekspresi sastra, dan kegiatan telaah sastra, sehingga tumbuh suatu kemampuan untuk menghargai sastra sebagai sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Pembelajaran Bahasa Indonesia ditingkat SD dilaksanakan secara terpadu antara empat aspek NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 Halaman 579

keterampilan berbahasa, kebahasaan dan sastra. Dari keempat aspek keterampilan tersebut pembelajarannya dapat difokuskan pada salah satu saja. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan aspek keterampilan (standar kompetensi) berbahasa yang menjadi fokus harus mendapat penekanan dalam pembelajaran. Salah satu standar kompetensi tersebut adalah menyimak. Menurut Tarigan ( 2008:2 ) keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak merupakan keterampilan berbahasa awal yang dikuasai oleh manusia. Kemampuan menyimak menjadi dasar bagi kemampuan berbahasa lain. Pada awal kehidupan manusia lebih dulu belajar menyimak, setelah itu belajar berbicara, kemudian, membaca, dan menulis. Kemampuan menyimak akan berpengaruh pada kemampuan berbahasa lain. Sebagaimana Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa dengan meningkatkan kemampuan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang. Menyimak adalah proses mengintepretasikan suatu ujaran/tuturan dalam bahasa Indonesia dengan cara mengkombinasikan antara apa yang didengar dan apa yang sudah diketahui. Dikemukakan lebih lanjut ditinjau dari segi proses verbal, mendengar/menyimak merupakan keterampilan yang secara fungsional menerima sesuatu. Sesuatu yang dimaksud adalah rangkaian kode yang dibuat seorang pembicara melalui proses koding dan kemudian diterima seorang pendengar/penyimak melalui proses dekoding. Proses menyimak meliputi proses fisik dan proses mental. Tiga ciri utama kegiatan menyimak, yakni memfokuskan perhatian, mengarahkan pemahaman, dan melakukan penyimpulan. Sedangkan syarat utama memilih teks yang diperdengarkan adalah menarik minat dan dekat dengan kebutuhan siswa. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini adalah keluasan bahan ajar, keterbatasan waktu, Perbedaan karakteristik siswa, dan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa kemampuan menyimak sangat berperan dalam kehidupan manusia. Peran penting penguasaan kemampuan menyimak sangat tampak di lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan guru. Keberhasilan siswa dalam memahami serta menguasai pelajaran diawali oleh kemampuan menyimak yang baik. Keterampilan menyimak yang merupakan salah satuketerampilan berbahasa harus dikuasai oleh siswa sebelum menguasai keterampilan lainnya. Menyimak cerita rakyat yang merupakan salah satu karya sastra, dapat melatihsiswa mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal, serta kepekaan terhadapmasyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Cerita rakyat adalah jenis cerita tradisional yang mencoba untuk menjelaskan atau memahami dunia dan warisan local suatu daerah. Cerita seperti itu secara lisan diwariskan dari generasi ke generasi yang mengandung pesan moral atau pelajaran. NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 Halaman 580

Melalui pembelajaran cerita rakyat diharapkan siswa mampu mengambil nilai moral, nilai etika, nilai religius yang menambah wawasan dan informasi tentang kepercayaan, pandangan hidup, adat istiadat, dan peradaban bangsa serta nilai-nilai positif lainnya.oleh karena itu, keterampilanmenyimak cerita rakyat perlu ditingkatkan. Pada kenyataannya, pembelajaran menyimak di kelas V SDN II Kalibatur yang berada di daerah pegunungan dan terpencil, siswa belum banyak yang dapat menyampaikan kembali hasil simakan dengan benar dengan bahasa yang baik. Hal ini dapat dilihat pada proses maupun hasilpembelajaran cerita rakyat. Dilihat pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurangmenunjukkan suasana yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Darikegiatanpembelajaran cerita rakyat sebelumnya, saat proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat pasif.beberapa siswa memang tampak memperhatikan keterangan guru namun tidak sedikit pula siswa yangmenguap, menopang dagu, serta sibuk beraktivitas sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru.sehingga hasil dari pembelajaran tersebut kurang maksimal.dalam kenyataan yang terjadi di kelas, guru menghadapi siswa yang sulit memahami materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Salah satu faktor yang diindikasikan menjadi penyebabnya adalah sebagian siswa didik masih mengalami kesulitan dalam menyimak. Hal lain, kegiatan belajar masih berpusat pada guru. Siswa cenderung mengikuti proses belajar apa adanya. Belum nampak kesempatan siswa untuk secara kreatif melakukan proses belajar. Strategi dan teknik mengajar menyimak guru masih bersifat klasikal.kelemahan guru dalam memberdayakan kemampuan potensi siswa, kelemahan dalam strategi pembelajaran dan kurang tepatnya guru dalam pemilihan media pembelajaran yang digunakan. Terlebih lagi hal ini dilakukan dengan alasan dalam rangka mencapai target kurikulum. Namun pembelajaran menyimak di kelas V SDN II Kalibatur belum memenuhi harapan tersebut. Hambatan-hambatan tersebut semakin bertambah dalam pembelajaran sastra karena adanya anggapan bahwa pembelajaran sastra kurang bermanfaat bagi kehidupan siswa. Metode yang digunakan dalam pembelajaran sastra kurang bervariasi sehingga menyebabkan kebosanan pada siswa. Selain itu, guru cenderung kurang memotivasi siswa untuk belajar sastra dan media untuk pembelajaran sastra kurang mencukupi kebutuhan serta siswa belum mempunyai budaya untuk belajar sastra. Pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa serta memotivasi untuk belajar. Media audio visual ini juga diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Penerapan dan penggunaan media dalam pembelajaran yang tepat merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh pengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh sebab itu setiap guru kelas perlu berupaya merancang proses belajar mengajar agar tidak hanya NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 Halaman 581

siswa yang pandai saja yang pembelajaran yang telah dikemukakan oleh pakar pembelajaran, juga ketrampilan dalam menentukan strategi, metode dan pendekatan apa yang bersesuaian dengan materi yang akan diajarkan agar kemampuan siswa dapat meningkat.dibelajarkan tetapi rancangan tersebut mampu membelajarkan semua siswa. Setiap guru kelas perlu dapat memilih atau mengkombinasikan media-media Dengan kata lain, guru hendaknya menghadirkan media dalam setiap proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. media pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam, sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar yang terpencil dan sebagainya. Peneliti tertarik dan merasa perlu melakukan penelitian tindakan kelas dalam rangka mencari solusi lebih mendalam dan mengkaji lebih jauh tentang permasalahan yang dihadapi siswa melalui Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Kalibatur Tahun ajaran 2012/2013.. METODE PENELITIAN Sebagaimana yang telah dipaparkan, bahwa penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan ( action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas (Arikunto, dkk., 2008:58). Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart, yaitu dengan melakukan beberapa langkah penelitian yang meliputi: (1) refleksi awal, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) refleksi penelitian tindakan, (5) perbaikan perencanaan, dan (6) pelaksanaan tindakan siklus II. Sesuai dengan jenisnya, penelitian ini dilaksanakan dengansubjek penelitian adalah siswa kelas V SDN II Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung.Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini bermaksud mendeskripsikan proses pemanfaatan media audio visual dalam meningkatan kemampuan menyimak siswa kelas V SDN II Kalibatur dan mendeskripsikan hasil pemanfaatan media audio visual dalam meningkatan kemampuan menyimak siswa kelas V SDN II Kalibatur. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar penilaian hasil kegiatan pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan memperoleh data tentang peningkatan aktivitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaranmenyimak cerita rakyat dan lembar penilaian hasil kegiatan pembelajaran digunakan untuk memperoleh data tentang peningkatan keterampilan menyimak cerita rakyatdengan menggunakan media audio visual. Dengan demikian, data penelitian ini terdiri atas dua kategori, yaitu data tentang peningkatan aktivitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran menyimak cerita rakyat dan data tentang hasil peningkatan NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 Halaman 582

keterampilan menyimak cerita rakyatdengan menggunakan media audio visual. HASIL DAN PEMABAHASAN Hasil penelitian pada kondisi awal, menunjukkan bahwa pembelajaran menyimak cerita rakyatkurang efektif dan efisien, karena ada indikasi kemungkinan media dan metode pembelajaran yang diterapkan kurang sesuai. Pembelajaran menyimak cerita rakyatselama ini masih sebatas menggunakan metode penugasan dan ceramah berupa penjelasan teknikteknik menyimak yang baik tanpa praktik dengan berlatih menyimak cerita rakyat melalui metode yang inovatif. Hal ini tentu saja berdampak pada siswa, sehingga keterampilan menyimak mereka tergolong rendah yakni masih di bawah standar ketuntasan minimal (KKM) 75. Informasi ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa belum berhasil meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat,baik dari segi proses maupun dari hasil kegiatan pembelajarannya. Pada siklus I guru dalam melaksanakan pembelajaran menyimak cerita rakyat dengan menggunakan media pembelajaran audio visual dalam bentuk tayangan film sederhana, hasilnya masih belum maksimal. Hal ini ditunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebesar 61,66. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 1,2 dari nilai ratarata semula 60,46. Pada siklus I ini, siswa yang tuntas belajar adalah 4 orang atau, 26,66% sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar adalah 11 orang atau 73,33%. Hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan menemukan maksud yang ada dalam cerita rakyat yang telah ditayangkan. Permasalahan dan kendala yang ditemukan pada siklus I menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk menentukan langkahlangkah pada siklus II. Hasil penelitian siklus II, menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 81,33. Pada siklus II ini, siswa yang tuntas belajar adalah 14 orang atau 93,33%, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar adalah 1 orang atau 7,14%. Apabila dilihat dari kondisi awal, rata-rata hasil balajar siswa mengalami peningkatan semula 61,66 % pada siklus I menjadi 81,33 pada siklus II atau terjadi peningkatan sebesar 19,675, sedangkan ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari 26,66% menjadi 93,33% sehingga jumlah peningkatannya sebesar 66,67%. Mencermati hasil penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa pencapaian peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak cerita rakyat pada pelaksanaan pembelajaran pratindakan relatif sangat rendah atau kurang memuaskan, baik dilihat dari segi proses maupun dari hasil kegiatan pembelajarannya. Oleh karena itu, diperlukan solusi berupa tindakan yang tepat agar kemampuan siswa dapat dikembangkan dan ditingkatkan secara maksimal. Data hasil penelitian siklus I dapat memberikan informasi yang akurat bahwa pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual telah berhasil mewujudkan tujuan pembelajaran. Hal itu telah membuktikan bahwa penggunaan media audio visual telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat. Akan tetapi, peningkatan NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 Halaman 583

kemampuan siswa tersebut dipandang masih perlu untuk dimaksimalkan mengingat dalam hasil pembelajaran siklus I tersebut, masih terdapat sebanyak 11 orang atau 73,33% dari 15 siswa yang belum berhasil meningkatkan kemampuannya, baik dilihat dari segi proses maupun dilihat dari segi hasil kegiatan pembelajarannya. Data hasil penelitian siklus II memperlihatkan hasil yang lebih memuaskan, hanya tinggal 1 orang atau 7,14% saja siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Proses pembelajaran pembelajaran menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual telah berhasil mengantarkan mayoritas siswa meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat menggunakan media audio visual, baik dilihat dari segi proses maupun dari hasil kegiatan pembelajarannya. Dengan demikian, hasil penelitian siklus I dan II, telah memberikan informasi yang akurat bahwa penggunaan media audio visual dapat mengoptimalkan peningkatan aktivitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan pencapaian hasil kegiatan pembelajaran. sebagai landasan pertimbangan atau dijadikan sebagai rujukanoleh sekolah dan para guru yang mengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan penggunaan media pembelajaran di sekolah yang berorientasi pengembangan potensi peserta didik. DAFTAR RUJUKAN Zaenal, Aqip. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yiama Widya. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 1992. Media Pengajaran. Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo. Tarigan, HG.2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dapat mengoptimalkan peningkatan aktivitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan pencapaian hasil kegiatan pembelajaranmenyimak cerita rakyat pada siswa kelas V SDN II Kalibatur, Kalidawir. Berkenaan dengan hal itu, disarankan agar hasil penelitian ini dapat ditindaklanjuti, dijadikan NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 Halaman 584