BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

2015 ANALISIS MAKNA KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA MIZU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

THE ERROR ANALYSIS ON THE USE OF I-KEIYOUSHI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. pula peluang terjadinya hambatan berkomunikasi (Suranto, 2010:30). Hambatanhambatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

ABSTRACT. Keywords : error anlyze, the fucntion of joshi wa ( は ) and ga ( が ), sakubun I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penggunaan bahasanya, karena bahasa Jepang hanya ada dan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial dalam upaya berinteraksi dengan orang lain.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti yang sudah kita ketahui dan amati bersama, perkembangan bahasa Jepang khususnya di Indonesia pada masa sekarang sudah meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembelajaran bahasa Jepang baik di lembaga formal (seperti di sekolah atau universitas) ataupun lembaga non-formal (seperti lembaga kursus). Seperti yang dikemukakan dalam situs pbj.umy.ac.id yang ditulis pada tanggal 29 Juli 2013, pada tahun 2012, menurut survey dari Japan Foundation, Indonesia menempati urutan kedua dengan pembelajar bahasa Jepang terbanyak setelah Tiongkok dengan jumlah pembelajar 872.406 orang. Tetapi, sangat disayangkan hal tersebut belum diimbangi dengan kemampuan berbahasa Jepang yang memadai sehingga masih sering muncul kesalahan berbahasa terutama ragam bahasa tulis di kalangan pembelajar bahasa Jepang. Hal tersebut disebabkan karena adanya berbagai faktor yang dianggap terlalu berbeda dari bahasa sehari-hari dan menghambat dalam penguasaan bahasa asing yang dipelajari secara maksimal. H.G Tarigan dan Djago Tarigan (1988: hlm140) menjabarkan kesalahan berbahasa sebagai berikut: Kesalahan berbahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran dan tulisan, dan merupakan bagian-bagian konversi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma yang terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. Bahasa Jepang termasuk bahasa yang butuh perhatian lebih untuk dipelajari.. Terkadang masih banyak pembelajar yang keliru dalam pemahamannya karena struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Selain itu, kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang adalah kosakata yang terdengar tidak lazim di telinga 1

2 masyarakat Indonesia, tidak seperti bahasa Inggris yang notabennya sering kita temui di kehidupan sehari-hari baik di televisi, surat kabar, maupun internet. Banyak kosakata pada bahasa Jepang yang apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama satu dengan yang lainnya. Tetapi, kata tersebut sebenarnya memiliki perbedaan penggunaan dari segi konteks, nuansa kata tersebut saat dimasukkan ke dalam sebuah kalimat, dan juga strukturnya dalam sebuah kalimat. Sedangkan dalam buku-buku pembelajaran bahasa Jepang yang menggunakan bahasa Indonesia tidak dijelaskan apa saja perbedaan yang bisa dilihat dari kata-kata yang memiliki arti sama tersebut. Kata-kata tersebut sering sekali kita temui dalam kosakata bahasa Jepang. Baik didalam buku pelajaran, drama atau film, koran berbahasa Jepang, jurnal penelitian, majalah, atau media internet sekalipun. Beberapa kata dalam bahasa Jepang yang memiliki arti yang sama adalah hen, okashii, dan fushigi. Ketiga kata tersebut apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama yaitu aneh. Agar lebih paham, mari kita lihat contoh kalimat dibawah ini: (1) あの人は変な人だと思います Ano hito wa hen na hito da to omoimasu. Menurut saya orang itu adalah orang yang aneh. (2) その服をちょっと可笑しいですね.. Sono fuku wo chotto okashii desune. Baju itu sedikit aneh, ya. (3) ドラエモンは不思議なポケットを持っている Doraemon wa Fushigi na poketto wo motteiru. Doraemon memiliki kantong aneh. Dari contoh kalimat di atas dapat kita lihat secara seksama bahwa kata hen, okashii, dan fushigi memiliki arti atau padanan kata yang sama apabila kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu berarti aneh. Kemungkinan besar

3 ketidakjelasan tersebut akan menimbulkan kesalahan atau kekeliruan berbahasa tulisan dan juga kesulitan bagi pembelajar pada saat akan menggunakan kata tersebut dalam suatu kalimat. Sejalan dengan hal tersebut, Momiyama (dalam Sutedi, 2011: hlm145) mengatakan bahwa salah satu cara untuk mengidentifikasi sinonim adalah ketika beberapa kata jika diterjemahkan ke dalam bahasa asing (dalam kejadian ini dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia) akan menjadi satu kata. Dengan ini dapat dikatakan bahwa ketiganya merupakan kata-kata yang bersinonim. Selain alasan yang disebut di atas, faktor pendukung yang membuat penulis ingin meneliti tentang tema ini adalah dari pengalaman pada saat membuat sakubun dan menggunakan kata hen, dan terjadi kesalahan setelah dikoreksi oleh native speaker. Selajutnya, penulis bertanya mengapa kata tersebut tidak bisa digunakan dalam kalimat yang penulis buat, lalu jawabannya adalah lebih baik menggunakan kata okashii karena itu terkesan lebih halus. Berikutnya, dari pengalaman tersebut penulis tergerak untuk mencari tahu apakah mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI semester 5 tahun ajaran 2015/2016 memiliki masalah yang sama dengan yang dialami penulis atau tidak. Maka dari itu, penulis berniat untuk mengukur sejauh apa pemahaman mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI semester 5 tahun ajaran 2015/2016 dalam menggunakan ketiga kata tersebut dalam kalimat bahasa Jepang. Apakah masih banyak yang mengalami kesulitan atau tidak. Berdasarkan pengamatan penulis selama mempelajari bahasa Jepang, katakata diatas seringkali muncul baik dalam buku pelajaran bahasa Jepang tingkat dasar atau tingkat atas maupun dalam drama Jepang atau surat kabar yang berbahasa Jepang. Karena adanya perbedaan waktu dan situasi pemakaian katakata tersebut dalam kalimat, maka haruslah dipahami dengan mendalam dan baik agar makna yang kita sampaikan tidak tertukar atau keliru.

4 Sinonim merupakan salah satu masalah dalam pengajaran bahasa asing termasuk bahasa Jepang. Kesulitan pembelajar biasanya berupa kurangnya pemahaman terhadap persamaan dan perbedaan, kapan dan dalam situasi bagaimana suatu kosakata bisa digunakan dengan benar (Sutedi, 2002: hlm10) Bersadarkan pertimbangan diatas, maka penulis bermaksud untuk meneliti tentang hal tersebut karena dirasa hal tersebut penting untuk dikaji dan dibahas dalam sebuah karya tulis yang berjudul Analisis Kemampuan Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Semester 5 Tahun Akademik 2015/2016 Terhadap Pemakaian Kata Hen, Okashii, dan Fushigi dalam Kalimat Bahasa Jepang. B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah Penelitian a. Karena kurangnya referensi atau kurang jelasnya penjelasan dari guru atau pengajar lainnya, memberi efek kurangnya pemahaman pembelajar bahasa terhadap sinonim di dalam bahasa Jepang. b. Dalam buku pelajaran bahasa Jepang yang tersedia banyak sekarang ini, setelah penulis membaca, ternyata penjelasan tentang kata yang memiliki arti sama sangatlah sedikit atau bahkan hampir tidak ada. c. Didalam kamus bahasa Jepang pun tidak ada penjelasan tentang kata yang memiliki sinonim dengan kata lainnya d. Penulis masih banyak menemukan terjadinya kesalahan penggunaan kata apa yang seharusnya dipakai dalam sebuah kalimat disebabkan oleh ketidaktahuan si pembelajar. e. Sulitnya mencari buku referensi yang berasal dari Jepang di Indonesia. Karena sebenarnya buku referensi banyak terdapat di Jepang tetapi sedikit disini.

5 f. Sulitnya memilih mana kata yang seharusnya dipakai dalam sebuah kalimat mengakibatkan kesalahan berbahasa 2. Batasan Masalah Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, dalam hal ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Diantaranya sebagai berikut: a. Penelitian ini hanya akan mengukur kemampuan mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang semester 5 tahun akademik 2015/2016 dalam penggunaan kata hen, okashii, dan fushigi pada kalimat bahasa Jepang. b. Penelitian ini hanya akan mencari faktor kesulitan apa yang dialami mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang semester 5 tahun akademik 2015/2016 dalam memahami dan menggunakan kata hen, okashii, dan fushigi dalam kalimat bahasa Jepang. 3. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang semester 5 tahun akademik 2015/2016 dalam penggunaan kata hen, okashii, dan fushigi pada kalimat bahasa Jepang? b. Apa sajakah faktor kesulitan yang dialami mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang semester 5 tahun akademik 2015/2016 dalam memahami dan menggunakan kata hen, okashii, dan fushigi pada kalimat bahasa Jepang? c. Apa saja alternatif solusi yang bisa digunakan agar mahasiswa dapat memahami dan juga menggunakan kata hen, okashii, dan fushigi dalam kalimat bahasa Jepang?

6 C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Semester 5 Tahun Akademik 2015/2016 dalam penggunaan kata hen, okashii dan fushigi pada kalimat bahasa Jepang apakah masih banyak kekeliruan atau tidak. Selanjutnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor kesulitan apa saja yang dialami oleh mahasiswa semester 5 departemen pendidikan bahasa Jepang dalam mempelajari kata hen, okashii, dan fushigi. Dan yang terakhir, tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk memberi informasi kepada pembaca tentang materi sinonim (khususnya kata hen, okashii, dan fushigi) agar kedepannya tidak ada lagi kesalahan baik itu ketika akan membuat kalimat, memaknai suatu kalimat, atau membaca sebuah bacaan yang didalamnya terkandung ketiga kata tersebut. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Dari segi teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan keilmuan bidang linguistik, khususnya hen, okashii, dan fushigi. Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk memberikan sumbangan dalam pengajaran bahasa Jepang sebagai ilmu terapan. b. Manfaat Praktis a) Bagi penulis, hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk memperdalam pengetahuan mengenai adjektiva hen, okashii, dan fushigi. b) Bagi pendidik, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk pembelajaran kata yang sama arti dalam bahasa Indonesia seperti hen, okashii, dan fushigi.

7 c) Bagi mahasiswa, hasil dari penelitian ini dapat berguna sebagai bahan untuk referensi dalam mempelajari dan memperdalam pengetahuan tentang adjektiva terutama hen, okashii, dan fushigi. D. Sistematika Penulisan Penulis akan membagi semua isi dari penelitian ini ke dalam 5 buah bab, dengan perinciannya sebagai berikut: Bab I yang berisi pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, instrumen dan data penelitian, teknik pengolahan data, serta sistematika penulisan laporan. Lalu berikutnya bab II yaitu landasan teoritis, yang dalam bab ini membahas tentang gambaran umum objek kata yang diteliti, penjelasan teoritis mengenai objek yang dikaji, beserta jawaban teoritis atas rumusan masalah yang ada didalam bab sebelumnya. Selanjutnya pada bab III berisi tentang uraian mengenai metode penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Bab IV yaitu analisis data, yang didalamnya berisi tentang analisis terhadap objek yang dikaji, yaitu hen, okashii, dan fushigi dan bagaimana makna ketiga kata itu. Lalu yang terakhir pada bab V yaitu kesimpulan dan saran berisi uraian kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil penelitian tentang kata hen, okashii, dan fushigi serta satu atau beberapa saran untuk penelitian selanjutnya.