BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak. Kata Kunci: tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia, kesejahteraan, partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pemukiman yang sehat. Terwujudnya suatu kondisi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Partisipasi Masyarakat dalam Program Bank Sampah: Model Logit

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan merupakan persoalan yang sangat serius yang dapat

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

BAB I PENDAHULUAN. Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4 persen dari total penduduk

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2007

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010

HALAMAN PENGESAHAN...

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dua isu sentral masalah pembangunan yang masih menghantui Bangsa

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dimana masyarakatnya sentosa dan makmur serta berkecukupan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2015

Perkembangan Pariwisata Bali

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dan meningkatnya kegiatan pembangunan (Thrihadiningrum, 2010).

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2015

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia (Badan Pusat Statistik, 2013). Walaupun Indonesia

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

Jumlah wisman ke. Nopember dan TPK. insibalino. 02/01/51/Th

ABSTRAK. Kata Kunci : Kabupaten Tabanan, Peran serta masyarakat, pengelolaan sampah, TPS 3R

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang dimana manusia atau makluk hidup berada dan dapat memenuhi hidupnya. Menurut Suparmoko (2002,211) Lingkungan hidup merupakan faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu : pertama sebagai penyedia bahan mentah (sumber daya alam), kedua sebagai sumber kesenangan yang bersifat alami, dan fungsi yang ketiga yaitu lingkungan menyediakan diri sebagai tempat untuk menampung dan mengolah limbah secara alami. Menggebunya pembangunan nasional yang dilakukan selama ini, mengakibatkan ketiga fungsi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Purwanti (2015) menyatakan bahwa pembangunan yang dilaksanakan secara terus-menerus tentunya dapat membawa dampak negatif maupun dampak positif bagi lingkungan. Salah satunya adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan permasalahan baru diantaranya adalah timbulnya sampah. Menurut Azwar (1990) sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang dimana umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan masyarakat, tetapi bukan biologis dan umumnya bersifat padat. Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu yang 1

mempengaruhi bertambahnya sampah adalah dikarenakan aktivitas manusia yang tidak pernah berhenti. Dampak negatif sampah bagi manusia dan lingkungan diantaranya adalah dampak bagi kesehatan. Potensi bahaya kesehatan yang akan ditimbulkan yaitu demam berdarah, diare, kolera, tifus yang menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah. Dampak sampah bagi lingkungan yaitu cairan resapan sampah yang masuk ke dalam drainase yang nantinya akan mencemari air dan menyebabkan beberapa organisme yang hidup akan mudah mati. Menurut Nuryani (2012) sampah ditimbulkan karena kepadatan penduduk yang terus- menerus mengalami peningkatan. Denpasar merupakan ibu Kota Provinsi Bali yang terkenal sebagai daerah wisatawan dan menjadi sentra penting bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Kota Denpasar terdiri dari empat kecamatan yakni : Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Utara. Denpasar menduduki peringkat pertama dengan jumlah penduduk terpadat di Provinsi Bali dari tahun 2010-2014 menurut Proyeksi Penduduk Bali pada tabel 1.1. 2

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Provinsi Bali Tahun 2010-2014 per Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk KECAMATAN 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jembrana 262,6 264,4 266,2 268,0 269,8 2. Tabanan 422,3 425,1 427,8 430,6 433,3 3. Badung 546,7 560,9 575,0 589,0 602,7 4. Gianyar 471,6 476,5 481,2 486,0 490,5 5. Klungkung 171,1 172,1 172,9 173,9 174,8 6. Bangli 216,1 217,4 218,7 220,0 221,3 7. Karangasem 397,8 400,0 402,2 404,3 406,6 8. Buleleng 626,2 630,3 634,3 638,3 642,3 9. Denpasar 793,0 810,9 828,9 846,2 863,6 TOTAL 3.907,4 3.957,6 4.052,2 4.056,3 4.104,9 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2015 Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah penduduk terpadat di Provinsi Bali dari tahun 2010-2014 adalah Denpasar dengan jumlah penduduk sebesar 793,0 jiwa pada tahun 2010. Buleleng menduduki peringkat kedua dengan jumlah penduduk terpadat yaitu 626,2 jiwa pada tahun 2010 meningkat menjadi 642,3 jiwa tahun 2014. Sedangkan jumlah penduduk terendah sebesar 171,1 jiwa pada tahun 2010 dan pada tahun 2014 menjadi 174,8 jiwa adalah Klungkung. Berikut ini jumlah penduduk menurut proyeksi per Kecamatan yang ada di Kota Denpasar dari tahun 2010-2014 yang dipaparkan diatas secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kota Denpasar Menurut Kecamatan Tahun 2010-2014 KECAMATAN Jumlah Penduduk 2010 2011 2012 2013 2014 1. Denpasar Selatan 246.310 253.090 259.880 266.420 273.090 3

2. Denpasar Timur 139.130 141.610 144.110 146.510 148.890 3. Denpasar Barat 230.720 235.690 240.730 245.580 250.440 4. Denpasar Utara 176.840 180.510 184.180 187.690 191.180 TOTAL 793.000 810.900 828.900 846.200 863.600 Sumber : BPS Kota Denpasar, 2014 Pada Tabel 1.2 jumlah penduduk di Kota Denpasar dari tahun 2010-2014 menunjukan kecendrungan meningkat. Jumlah penduduk di Kecamatan Denpasar Selatan menempati angka tertinggi dari tahun 2010 sebesar 246.310 jiwa meningkat menjadi 273.090 jiwa pada tahun 2014. Hanya jumlah penduduk di Kecamatan Denpasar Timur yang cenderung memiliki jumlah penduduk terendah yaitu 148.890 jiwa pada tahun 2014. Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Denpasar tentunya akan berpengaruh terdahap jumlah volume sampah yang ada di Kota Denpasar. Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP) Kota Denpasar memproyeksi volume sampah di Kota Denpasar dari tahun 2010-2014 selalu mengalami peningkatan. Berikut ini Tabel 1.3 mengenai Jumlah Volume sampah di masing-masing kecamatan Kota Denpasar. Tabel 1.3 Jumlah Volume Sampah Di Masing-Masing Kecamatan Denpasar Tahun 2010-2014 (per m 3 ). KECAMATAN Volume Sampah 2010 2011 2012 2013 2014 1. Denpasar 985 1.012 1.039 1.065 1.092 Selatan 2. Denpasar Timur 556 566 576 586 595 3. Denpasar Barat 922 942 962 982 1.001 4. Denpasar Utara 707 722 736 750 764 TOTAL 2.521 2.583 2.634 2.689 2.743 Sumber : DKP Kota Denpasar 2014 Kota 4

Berdasarkan Tabel 1.3 volume sampah yang dihasilkan di Kota Depasar pada tahun 2010 mencapai 2.521 meter kubik dan mengalami peningkatan mencapai 2.743 meter kubik pada tahun 2014 dengan jumlah volume sampah terbanyak yaitu Kecamatan Denpasar Barat mencapai 1.092 meter kubik pada tahun 2014. Sujauddin et.al.(2008), menyatakan bahwa timbunan sampah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, besarnya jumlah anggota keluarga serta pendapatan bulanan keluarga. Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat menyebabkan sampah tidak tertangani dengan baik. Selain menimbulkan masalah bagi lingkungan kepadatan penduduk yang tinggi juga menimbukan masalah ketenagakerjaan yang berhubungan dengan tingkat angkatan kerja pada suatu wilayah tertentu. Angkatan kerja yang belum mendapatkan kesempatan kerja menyebabkan masalah kesejahtraan karena pendapatan masyarakat rendah. Menurut Nuryani (2012) untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan, individu perlu melakukan usaha guna memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Tingkat konsumsi individu dipengaruhi oleh berbagai faktor anatara lain: besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Ditinjau dari sisi pendapatan atau penghasilan, kemiskinan adalah gap antara pendapatan atau penghasilan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Menurut BPS salah satu kriteria keluarga miskin yaitu dilihat dari pendapatan keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan digunakan sebagai batas untuk menentukan miskin tidaknya seseorang. Sejak Maret 2011 BPS telah menggunakan batas garis kemiskinan yang baru, batas garis kemiskinan BPS adalah pengeluaran 5

Rp. 233.740 per bulan atau naik sebesar 10,39 persen dibandingkan dengan garis kemiskinan Maret 2010 sebesar Rp. 211.726 persen. Bank Dunia (2001) untuk standar internasional memberikan batas kemiskinan yang lebih tinggi dari standarstandar lainnya yaitu dengan pendapatan perkapita sebesar US$275 per tahun atau 2 dollar per hari. Jumlah rumah tangga miskin di Kota Denpasar pada Kecamatan Denpasar Utara sebesar 676 jiwa tahun 2014, Kecamatan Denpasar Selatan sebesar 280 jiwa pada tahun 2014, Denpasar Timur sebesar 440 jiwa pada tahun 2014 dan pada tahun 2014 jumlah rumah tangga miskin di Kecamatan Denpasar Barat sebesar 394 jiwa. Jumlah rumah tangga miskin di Kota Denpasar dari tahun 2006-2014 mengalami penurunan sebesar 42,77 persen (Sumber: BPMPD Kota Denpasar,2014). Berawal dari masalah sampah, pemerintah Kota Denpasar telah mendorong warga untuk mendirikan bank sampah suatu bentuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada tahun 2010. Pelaksanaan kegiatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan Bank Sampah Denpasar bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan peranserta masyarakat akan arti pentingnya kebersihan lingkungan serta membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Hingga saat ini pemerintah Kota Denpasar sudah memiliki 36 Bank Sampah di masing-masing kecamatan yang ditunjukan pada Tabel 1.4 berikut ini : 6

Tabel 1.4 Data Bank Sampah di Kota Denpasar Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah Bank Sampah Jumlah Anggota 1 Denpasar Selatan 11 1.258 2 Denpasar Timur 9 1.774 3 Denpasar Barat 6 398 4 Denpasar Utara 10 1.218 Total 36 4.648 Sumber : Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar, 2014 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa jumlah bank sampah yang ada di Kota Denpasar sebesar 36 unit dengan jumlah anggota 4.648 orang pada tahun 2014. Kecamatan Denpasar Selatan memiliki jumlah bank sampah terbanyak yaitu 11 unit dengan jumlah anggota 1.258 orang lebih kecil dari Kecamatan Denpasar Timur yang memiliki jumlah bank sampah 9 unit namun memiliki jumlah anggota terbanyak yaitu 1.774 orang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian dari masyarakat di Kota Denpasar sudah mau membantu dan ikut berpartisipasi dalam program bank sampah. Menurut Mujiburrahmad (2014) partisipasi masyarakat dalam proses pengelolaan sampah selain dapat mengurangai beban lingkungan mengenai bahaya sampah yang ada, juga dapat mendatangkan nilai keuntungan ekonomis bagi masyarakat apabila sampah dapat dirubah menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat seperti kerajinan atau barang seni, pupuk organik dan lain sebagainya. Keberhasilan pengelolaan sampah di suatu daerah merupakan cerminan bahwa kesadaran masyarakat akan arti pentingnya lingkungan hidup telah meningkat. Partisipasi masyarakat merupakan strategi yang dapat dilakukan untuk 7

memberdayakan dan membangun masyarakat sehingga masyarakat ikut berperan aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan dalam pembangunan masyarakat yang dilakukan secara bersama-sama (Septa Satria, 2014). Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dipengaruhi oleh keadaan sosial masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat di Kota Denpasar terdiri dari berbagai macam lapis sosial yang hidup dan menyebar di desa-desa dan Kecamatan yang ada. Keadaan sosial yang paling menonjol membedakan masyarakat di Kota Denpasar meliputi tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsa (Langinan, 2014). Menurut Hamid (2013) tingkat pendidikan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat pengetahuan akan pentingnya suatu, sehingga semakin tinggi pula partisipasinya. Pendapatan keluarga merupakan pendapatan yang diperoleh keluarga dalam waktu satu bulan yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga. Menurut Yadnya (2005) pendapatan keluarga berpengaruh positif dan nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat yang tinggi dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha atau kegiatan 8

(BPS, 2015). Luali (2006) menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, semakin kecil jumlah anggota keluarga, semakin besar pengaruhnya terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan sebelumnya, maka peneliti tertarik meneliti Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Partisispasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti bagaimana pastisipasi masyarakat dalam mengikuti program Bank Sampah yang dilihat dari tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini : 1). Bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar? 2). Bagaimanakah pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga secara signifikan terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar? 9

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menganalisis bagaimana partisipasi masyarakat dalam mengikuti program bank sampah di Kota Denpasar. 2) Untuk menganalisis bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga secara signifikan terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ataupun pengetahuan bagi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap partisipasi masyarakat dalam program bank sampah. 2) Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan dan memberikan solusi kepada pemeritah terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program bank sampah. 10

1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian yang kemudian dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, tujuan, kegunaan penelitian, dan bagian akhir akan dikemukakan mengenai sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini akan menguraikan teori dan konsep yang melandasi dan mendukung pokok masalah, hasil penelitian sebelumnya dan bagian akhir bab ini dirumuskan beberapa hipotesis sesuai dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang mencakup desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian 11

Bab ini merupakan bab yang sangat penting sebab berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan hasil penelitian akan diawali dengan gambaran umum daerah penelitian, karakteristik responden, dan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan penting yang dapat ditarik dari hasil pembahasan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh. 12