PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

BAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti

PENGARUH IRINGAN MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PENYELESAIAAN SOAL MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

Copyright

BAB I PENDAHULUAN. bila dimanfaatkan dengan maksimal akan menghasilkan penemuan-penemuan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Umum Program Pembelajaran di TK kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

TUMBUH KEMBANG ANAK. Mei Vita Cahya Ningsih. Tumbuh (pertumbuhan) berkenaan dengan pertumbuhan ukuran organ tubuh

Pengembangan Berpikir Kreatif melalui CTS (Catatan: Tulis dan Susun) Oleh: Salam, S.Pd, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan. daya manusia yang handal dan berwawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

MENULIS ITU BERCERITA!

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dina Herawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imas Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Menyeimbangkan Fungsi Kerja Otak Kanan dan Otak Kiri dalam Pembelajaran Membaca

BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan oleh sel-sel saraf yang milyaran jumlahnya. Dalam pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bermutu di sekolah adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. (Peace Of Mind)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

2

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH. 7 Permainan Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak Pada Golden Period. Untuk memenuhi tugas matakuliah. Teknologi Informasi dalam Kebidanan

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, dengan harapan siswa-siswi dapat memahami isu-isu global yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab V ini berisi simpulan dan saran. Simpulan didasarkan pada hasil

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

UPAYA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

QUANTUM LEARNING SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DI TK *

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN PADA SISWA

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) suatu bahan kajian terpadu yang merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Keberhasilan dalam proses belajar

Kata Kunci : menghidupkan susana belajar, pembelajaran nyaman dan menyenangkan, student center

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

Anak Dicap Bodoh di Sekolah Sebenarnya Adalah Anak Genius!

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa secara optimal baik pada aspek kognitif, efektif maupun

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2010), hlm. 1. Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 20.

MATEMATIKOMIK SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Transkripsi:

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1 Oleh: MAULANA, M.Pd. 2 PEMBUKA Di antara kita, para pembaca yang budiman, mungkin sudah sangat paham, fasih, dan sering menengadahkan tangan seraya berdoa: Ya Allah, Sehatkan tubuhku, Cerdaskan otakku, Bersihkan jiwaku, Muliakan akhlakku HARAPAN dan KENYATAAN Sudah sangat wajar, seandainya kita menginginkan anak-anak yang sangat kita kasihi tumbuh menjadi orang yang bertubuh sehat, berotak cerdas, berjiwa bersih, serta berakhlak mulia. Agar tubuhnya sehat, mungkin kita akan berkonsultasi dengan dokter. Agar jiwanya bersih, mungkin kita akan berdialog dengan ahli ilmu jiwa. Agar akhlaknya mulia, mungkin kita bertanya kepada para ulama atau tokoh agama. Lalu, bagaimana agar otaknya cerdas? Bilamana ini terjadi, kita perlu berbicara dengan para guru. Sayang sekali, bila dokter mengerti betul tentang tubuh manusia, psikolog/psikiatris tahu seluk-beluk jiwa, ulama paham sekali urusan hati, guru sama sekali tidak mengerti otak. Selama ini, otak organ yang berpikir, merasa, dan belajar sangat jarang (jika tak dikatakan tidak pernah) dipertimbangkan oleh para pendidik, kecuali ketika mereka menghardik muridnya dengan kata-kata otak udang, atau otak miring, atau otak di dengkul, atau bahkan dengan istilah keji: tak berotak. 3 1 Disajikan dalam Semiloka, Pembelajaran Nilai dan Model-model Pembelajaran, Islamic Center Sumedang, 04 April 2010. 2 Dosen Matematika Universitas Pendidikan Indonesia 3 Jalaluddin Rakhmat. Belajar Cerdas, terbitan Mizan Learning Center; Juni 2005 1

KETIDAKTERBATASAN OTAK MANUSIA OTAK MANUSIA 4 Kira-kira berat normalnya 1,5 kg Di dalamnya terkandung sekitar: 78% air, 10% lemak, 8% protein, kurang dari 2,5% berat tubuh, menggunakan 20% energi tubuh 100 milyar neuron 1.000.000.000.000 sel glial! 1000 trilyun titik sambungan sinaptik 280 kuintiliun memori Dapat menyimpan data setara 500 Ensiklopedia Tetapi Dipakai < 1% dari potensi + kapasitas OTAK KIRI TULISAN BAHASA ANGKA ANALISA LOGIKA URUTAN HITUNGAN SHORT TERM MEMORY Dihubungkan oleh jutaan jembatan dendrit OTAK KANAN KREATIVITAS KONSEPTUAL SENI / MUSIK GAMBAR / WARNA DIMENSI EMOSI BENTUK IMAJINASI DAYDREAMING LONG TERM MEMORY 4 Adopsi dari Bobbi DePorter, Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terbitan Kaifa, Bandung, 1999. 2

BRAIN-BASED LEARNING Brain-based learning adalah suatu kajian teori belajar yang didasarkan pada struktur dan fungsi otak. Berdasarkan teori ini, proses belajar akan selalu terjadi selama otak tidak memiliki masalah. PRINSIP Otak merupakan parallel processor, yang berarti bahwa otak melakukan berbagai hal dalam waktu yang sama Proses belajar (yang dilakukan oleh otak) mempengaruhi seluruh bagian tubuh lainnya. Otak selalu mencari hal-hal yang memiliki makna, dan secara otomatis akan bereaksi terhadap informasi yang datang. Otak selalu berusaha untuk membedakan dan memahami kejadian yang ada. Apabila dirasa tidak bermakna, maka otak tidak akan memprosesnya. Kegiatan belajar (yang dilakukan oleh otak) sangat dipengaruhi oleh emosi atau perasaan. Otak bagian kiri dan kanan memiliki fungsi yang berbeda, namun bekerja secara simultan dan saling melengkapi satu sama lain. Otak selalu menyerap informasi langsung, baik saat perhatian kita terfokus maupun tidak. Secara sadar atau tidak, proses belajar (yang dilakukan otak) berlangsung terus-menerus. Manusia memiliki dua cara dalam mengorganisasi ingatannya, yaitu ingatan berdasarkan pengalaman dan menghafal. Pemahaman dan ingatan dapat terjadi melalui cara yang alami Otak akan berfungsi apabila diberi kegiatan yang menantang, namun tidak berfungsi apabila ada ancaman atau di bawah tekanan. Setiap otak adalah unik. Tidak pernah ada yang sama. PERMASALAHAN BELAJAR Sulitnya berkonsentrasi Mudah lupa Tidak paham/mengerti Kurang kreatif Malas menghafal/membaca Suasana belajar tidak cocok Stress Terbiasa dengan hal-hal yang melenakan Seringkali menunda-nunda Lingkungan tidak kondusif 3

APAKAH OTAK KITA SUDAH OPTIMAL? Kita berpikir/bekerja/belajar hanya dengan otak kiri Otak kanan jarang sekali dipakai Penggunaan otak kiri dan otak kanan tidak seimbang Otak berusaha menyeimbangkan penggunaan kedua belah otaknya HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN Mencoba untuk selalu mengingat nama murid, khususnya pada saat pertama kali mereka masuk di tahun ajaran. Hal ini akan membuat murid merasa nyaman di kelas dan memiliki perasaan diterima lingkungan. Menyapa murid dengan ramah. Murid akan merasa dihargai dan dibutuhkan. Memeriksa tugas secara detail, memberi komentar dan mengembalikannya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Murid akan sangat terbantu dalam mengevaluasi diri. Membantu murid belajar dengan memberikan kegiatan yang menantang, mencari sendiri jawaban jawaban. Hal ini membantu mereka belajar secara alami. Belajar kelompok, berdiskusi, sangat baik dalam memberikan kesempatan kepada mereka untuk menstimulasi otak. Membawa alat bantu mengajar akan berguna bagi siswa untuk memperhatikan apa yang disampaikan. Memberikan contoh yang nyata dari kehidupan membuat siswa mampu menghubungkan antara teori dan contoh tersebut. Mengatur kembali kelas yang akan dipakai memberikan perasaan hidup, tidak bosan. Humor, memberikan perasaan gembira, lebih siap menerima pelajaran. Musik dan gerak, akan membantu siswa berhenti sejenak untuk kembali siap belajar Memberi kesempatan untuk berpresentasi dan maju ke depan kelas, membuat siswa tertantang. Tantangan sangat bagus untuk otak Pada saat tahun ajaran dimulai, siswa diberi kesempatan untuk mengenal satu sama lain, hal ini membantu siswa dalam memiliki perasaan nyaman di dalam kelas. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau menyatakan pendapatnya sendiri. Hal ini merupakan tantangan bagi mereka. Pembagian kelompok dilakukan dengan berbagai cara, sehingga siswa merasakan adanya keadilan. Meminta siswa untuk membuat refleksi setelah belajar suatu materi. Setiap siswa belajar dengan caranya sendiri, hal ini menggambarkan bahwa siswa otak unik. 4

Membuat aturan main di dalam kelas, membuat siswa tahu apa yang dilakukan dan mengenal rutinitas. Hal ini bermanfaat bagi otak dalam mencari pola dan respon yang muncul. PENUTUP Otak, adalah anugerah Allah SWT yang luar biasa. Dengan otak, manusia dapat berpikir, bekerja, belajar, dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan kemampuan pengembangan potensi inilah, manusia diamanahi tugas sebagai khalifah di muka bumi ini. Seruan kecil, mari menjadi khalifah yang guru, atau guru yang khalifah, yang dengan segala keikhlasannya mampu dan berani mengenali serta mengembangkan potensi anak-anak didiknya, khususnya potensi otak mereka. 5