Melacak Kembali Ekonomi Kreatif ala Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun masehi, berkembang melalui penemuan mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta pengaruh perekonomian global. pemerintah yaitu Indonesia Desain Power yang bertujuan menggali

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

LANDASAN AKTIVITAS PEMIMPIN BISNIS

Industri Kreatif Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

Menuju Revolusi Ketiga Sains Teknologi:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

TERMS OF REFERENCE (TOR) EAGLE AWARDS DOCUMENTARY COMPETITION 2014

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif memiliki peran penting

PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN ANGGARAN DITJEN KEBUDAYAAN TAHUN 2016

BAB I Pendahuluan. Gambar 1.1 Gelombang Perekonomian Dunia. (sumber:

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak didunia. Dan juga

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PERLINDUNGAN HAK CIPTA: MEMBANGUN EKONOMI KREATIF JAKARTA, 28 OKTOBER 2007

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HARI BATIK NASIONAL PEKALONGAN, 3 OKTOBER 2011

RENCANA AKSI DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara R

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DAERAH PROVINSI RIAU

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

Sumatra Barat: Propinsi Augmented Reality

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Orisinalitas (State of the Art)

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Perkembangan Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBUDAYAAN. Budaya Benda (Tangible) Budaya Takbenda (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini adalah studi aplikatif terhadap materi penyadapan seni tradisi

BAB I PENDAHULUAN. Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor industri di Indonesia merupakan sektor

BAB III PENUTUP. menempatkan karya seni sebagai peluang emas, manusia masuk pada era

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

Transkripsi:

Melacak Kembali Ekonomi Kreatif ala Indonesia Andrie Trisaksono Tim Indonesia Design Power Pekan Produk Budaya Indonesia Jakarta Convention Center 13 Juli 2007 Departemen Perdagangan RI

Fokus Pembicaraan 1. Ajakan Presiden RI tentang Ekonomi Gelombang ke-4 2. Pergeseran Orientasi Ekonomi 3. Selamat Datang di Era Industrialiasi berbasis Kreatifitas 4. Kilas Balik 5. Bukti-bukti Empiris 6. Contoh Penerapan Industri Kreatif 7. Langkah Selanjutnya 8. Penutup

Ajakan Presiden RI tentang Ekonomi Gelombang ke Empat (disampaikan pada Pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia 2007) Ajakan pertama, mengembangkan ekonomi kreatif, dengan memadukan ide, seni dan teknologi. Ajakan kedua, mengembangkan keunggulan produk ekonomi yang berbasiskan seni budaya dan kerajinan. Kebangkan ekonomi warisan. Benda-benda sejarah dan purbakala kita sangat luar biasa, mari kita kembangkan termasuk tradisinya, adatnya yang masih kita kenali, agar itu sekali lagi menjadi daya saing dalam ekonomi baru di negara kita.mari kita kemas semuanya itu secara baik sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Pergeseran Orientasi Ekonomi Dunia Pergeseran Orientasi Ekonomi di Negara Maju Ekonomi Pertanian Ekonomi Industri Ekonomi Informasi Ekonomi Kreatif 1 2 3 4 Kondisi Orientasi Ekonomi di Indonesia 1. Pertanian 2. Industri 3. Informasi 4. Kreatif

Selamat datang di Era Industrialisasi (Industri Kreatif saat Ini) 1. Penelitian dan Pengembangan 2. Penerbitan 3. Perangkat Lunak 4. TV & Radio 5. Desain 6. Musik 7. Film 8. Permainan & Games 9. Jasa Periklanan 10. Arsitektur 11. Seni Pertunjukan 12. Kerajinan 13. Video Games 14. Fesyen 15. Seni Rupa

Sektor Kreatif sebelum ada Industrialisasi (kilas balik) Desain Grafis: di gua-gua Indonesia sudah ada Karya sastra berwawasan Internasional (juga terdesain!) : Manuskrip Bugis, bercerita tentang perjalanan seorang istri mencari suaminya, La Galigo yang sedang pergi ke Cina

Pengembangan dan Rekayasa:Jamu dan ramuan tradisional Indonesia Design Power Departemen Perdagangan

Teknologi Metalurgi yang di Gambarkan di Candi Sukuh sekitar abad 15 Para Empu sejak dulu sudah menciptakan nilai tak kasat mata (intangible value).

Landmark yang lebih dari City Branding : Borobudur Supremasi Rekayasa Maritim: Sebelum bangsa Viking mengarungi lautan, bangsa kita sudah berlayar sampai ke Hawaii dan tempat-tempat jauh lainnya

Desain Produk: Orisinalitas Musikal tidak sekedar mendesain instrumen musik yang orisinil, namun juga pada notasi nada dan kandungan spiritualitasnya. Indonesia Design Power Departemen Perdagangan

Tari Kecak, seni pertunjukan kolosal, telah mampu mengadaptasi trend saat itu, Mahabarata dari India (Glocalism). Indonesia Design Power Departemen Perdagangan

Tanpa disadari, sejak dahulu bangsa Indonesia sudah melaksanakan apa yang baru dapat dibuktikan oleh Dunia Barat saat ini. Tetapi, sekarang jangan hanya menjadi obyek bernostalgia di Museum, jadikan sumber inspirasi!

Selamat Datang Di Era Ekonomi, Investasi & Ekspor (bukti-bukti empiris) Temuan NZIER (New Zealand Institute of Economic Research) : 25 Negara top ranking dunia pada GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX Memiliki komitmen berinvestasi jangka panjang di ekonomi kreatif / industri kreatif >>

Investasi Negara-negara di Industri Kreatif (bukti-bukti empiris) Current competitiveness ranking 2001-02

Current Competitiveness and Design Sumber: World Economic Forum (2002) NZIER

Talenta: I La Galigo Sutradara: Robert Wilson, Pengarah Musik: Rahayu Supanggah Megalitikum Kuantum Rizaldi Siagian, Dwiki Dharmawan, Jay Subiyakto dkk

Talenta Luar Negeri & Teknologi Guy Laliberté Personil Inti: 73 Orang Seniman Pekerja: 3,800 orang, 1,100 diantaranya berganji +/- Rp 400 Juta /orang/bulan. Menyumbang 30% dari devisa dari ekspor budaya (Culture Export) Kanada ke seluruh dunia sejak didirikan 1984. Maaf, Kalender Acara sudah penuh sampai 2010!

Komunitas Kreatif & Klaster Kreatif KOMUNITAS KREATIF Slankers dan komunitas di Gang Potlot telah merangsang lahirnya artis-artis baru lainnya seperti Anang, Oppy, Imanez, dan sebagainya begitu pula komunitas fans Iwan Fals. Komunitas kreatif juga bisa berbentuk komunitas pengerajin, komunitas seniman, komunitas programmer, komunitas film dimana talenta dan bakat sangat dihargai. Komunitas-komunitas ini berperan dalam membentuk jaringan kreatif dimana terjadi pertukaran kreatif antar sesamanya dan sering kali mampu melampaui batasbatas negara dan mem by-pass rantai supply perdagangan konvensional. Kemampuan melompati rantai suplai perdagangan konvensional ini membuat mereka tidak tergantung oleh standar biaya dan harga yang telah establis.

Penciptaan Landmark Museum Gugenheim, Bilbao Spanyol Menyedot 4 Juta Wisatawan yang sebelumnya tidak tahu keberadaan kota kecil Bilbao di Spanyol (+/- 10% turis yang datang ke Spanyol) Masjid + Arifin Ilham menciptakan arus wisatawan religi lokal yang sebelumnya tidak terbayangkan akan ada didaerah Sawangan Masjid Berkubah Emas, Dian Al Mahri, Sawangan, Depok, Jawa Barat

Yang Harus Dilakukan Indonesia Design Power Departemen Perdagangan 1. Menciptakan produk & jasa yang kreatif dan berbasis budaya berdasarkan prioritasnya: Pariwisata Kerajinan Gaya Hidup (spa, herbal, kulinari) Furniture 2. Menciptakan pasar berbasis budaya didalam negeri karena selama ini selalu menjadi target pasar dari negara lain 3. Menumbuhkan semangat invovasi dan kreativitas didalam dunia pendidikan agar generasi muda mampu melahirkan gagasan baru berdasarkan apa yang sudah dimiliki sejak dulu 4. Transfer teknologi yang konsisten terhadap industri kreatif berwawasan budaya seperti disebut diatas 5. Meningkatkan pendapatan devisa berbasis kreatif atas sektor-sektor tersebut diatas 6. Promosi Potensi Indonesia Alam Warisan Budaya (herritage) Budaya 7. Sosialisasi, diseminasi dan promosi secara sistimatis tentang kekuatan Indonesia dibidang Industri kreatif agar diperhitungkan di Peta kompetensi Dunia

Penutup: Dibutuhkan dukungan Pemerintah berupa Kebijakan mengenai EKSISTENSI kegiatan-kegiatan ini

S e l e s a i Indonesia Design Power Departemen Perdagangan