Gambar 1.1 Hip fracture (Carter, 2007)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hip Joint. Femur

Yunandaru Sahid Putra NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SAMBUNGAN TULANG PANGGUL PRODUK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

Gambar 1.1. Sambungan hip (hip joint) pada manusia [1].

BAB I PENDAHULUAN. Maha Kuasa. Di dalam Al Qur'an Surat Ali Imran surat ke 3 ayat ke 185

TUGAS AKHIR SIMULASI HIP JOINT PROSTHESIS PADA ORGAN TUBUH MANUSIA

PENGARUH TEKSTUR PERMUKAAN MATERIAL UHMWPE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BEBAN KONTAK STATIC, ROLLING DAN SLIDING

Gambar 1.1. Ilustrasi bagian-bagian sendi panggul (Amirouche dan Solitro, 2011)

ANALISIS PENYUSUTAN DIMENSI PRODUK INJECTION MOLDING DENGAN BENTUK ACETABULAR CUP UNTUK SAMBUNGAN HIP PADA MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISA KONTAK PADA SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Tembalang, Semarang, Jl. Jend. Ahmad Yani No.157, Pabelan, Surakarta, Jawa Tengah

Available online at Website

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGARUH KETEBALAN ACETABULAR CUP TERHADAP TEKANAN KONTAK PADA SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Anatomi Femoral, Tibial, dan Patellar Component (teijin-nakashima.co.jp)

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP TEGANGAN DALAM SAMBUNGAN TULANG PINGGUL BUATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar Ilustrasi sendi lutut yang sehat (kiri) dan sendi lutut yang telah cedera hingga mengalami osteoarthritis (kanan)

Gambar 1.1. Anatomi sendi lutut normal (Jun, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. insidensi tertinggi terjadi pada usia antara tahun. Fraktur ini terjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.

BAB II TEORI HIP JOINT

BAB II TEORI HIP JOINT. Gambar 2.1. Bagian-bagian hip joint normal [4].

BAB I PENDAHULUAN. patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat,

BAB I PENDAHULUAN. Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk

BAB III ANALISA TEGANGAN VON MISES

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkecepatan tinggi seperti sekarang ini. Selain ltu insidensi trauma

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB III KONTAK PADA KOMPONEN ACETABULAR

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. akibat adanya kontak atau gesekan. Gesekan biasanya didefinisikan sebagai gaya

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

Vol. 21 No. 1 Maret 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur femur proksimal atau secara umum disebut fraktur hip

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENATALAKSANAAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMUR SINISTRA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur merupakan terpisahnya kontinuitas tulang yang terjadi karena tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ANALISA KEKUATAN MATERIAL PADA PROSTHESIS TOTAL KNEE JOINT REPLACEMENT

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semarang Orthopedic & Medical Rehabilitation Hospital

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DISTAL DEXTRA DI BANGSAL AB RSU PANDANARANG BOYOLALI

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

rekayasa. Sebuah perakitan antara poros dan bantalan adalah salah satu contohnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat

BAB I PENDAHULUAN. setengah miliar mengalami obesitas. 1. meningkat pada negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

SELEKSI PEMILIHAN MATERIAL UNTUK TABUNG ROKET RX 420

EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi.

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ABOVE KNEE PROSTHETIC UNTUK PASIEN AMPUTASI KAKI DI ATAS LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa

RISK ASSESSMENT OF SUBSEA GAS PIPELINE PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

Analisis Kinematis untuk Menentukan Dimensi Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Fase Awal Siklus Gait Cycle

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. Fibre Reinforced Polymer (FRP) merupakan bahan yang ringan, kuat, anti

Dimas Hardjo Subowo NRP

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Sehingga pengembangan rumah sakit saat ini. harus sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

PENGARUH RASIO SPOTORNO TERHADAP AKURASI PEMASANGAN STEM HEMIARTHROPLASTY MONOPOLAR AUSTIN MOORE PROSTHESIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur tulang panggul yang dijelaskan pada Gambar 1.1 adalah suatu terminologi yang digunakan untuk menggambarkan fraktur tulang paha pada daerah pangkal proksimal yang meliputi kepala sendi, leher, dan daerah trokanter. Penyebab utama dari fraktur tulang panggul ini adalah osteoporosis. Fraktur tulang panggul adalah fraktur yang memberikan masalah di bidang mobilitas, mortalitas, beban ekonomi dan kualitas hidup. Gambar 1.1 Hip fracture (Carter, 2007) Keene et al (1993) menunjukkan bahwa 50% fraktur tulang panggul akan menimbulkan kecacatan seumur hidup dan menyebabkan kematian mencapai 30% pada tahun pertama akibat komplikasi imobilitas. Fraktur tulang panggul mempunyai konsekuensi yang sangat serius untuk kelompok usia lebih dari 60 tahun dan sepertiga dari mereka akan meninggal dalam satu tahun akibat fraktur tulang panggul. 1

2 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007), penyebab lain dari fraktur tulang panggul ini adalah cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam/ tumpul. Terdapat 45.987 peristiwa terjatuh dan yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda tajam/ tumpul yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%). Cooper et al (1992) mengatakan bahwa pada tahun 1990 di seluruh dunia diperkirakan terdapat 1,66 juta orang terkena masalah fraktur tulang panggul dan pada tahun 2050 masalah ini akan diderita 6,26 juta orang. Gulberg et al (1997) memperkirakan pada tahun 2050 kasus fraktur tulang panggul di seluruh dunia akan meningkat sebesar 310% pada pria dan 240% pada wanita. Lebih dari 50% kasus fraktur tulang panggul akibat osteoporosis akan terjadi di Asia. Diperkirakan bahwa di Eropa 179.000 pria dan 611.000 wanita mengalami fraktur tulang panggul setiap tahunnya. Di negara Cina, 687.000 penduduk berusia di atas 50 tahun menderita fraktur tulang panggul setiap tahunnya. Tahun 2011 lebih dari 400.000 kasus fraktur tulang panggul yang terjadi di Amerika. Untuk jumlah operasi penggantian tulang panggul di Amerika, diperkiraan ada sebanyak 150.000 operasi per tahun (Rosenthal, 2013). Di Indonesia, observasi lapangan dan survei yang dilakukan oleh Jamari et al (2012) di Rumah Sakit Ortopedi (RSO) dr. Soeharso di Solo yang merupakan rumah sakit rujukan ortopedi di Tengah dan salah satu rumah sakit ortopedi terbaik tingkat nasional. Hasil survei menunjukkan angka penggantian sambungan tulang panggul di rumah sakit ini hanya 200-400 orang per tahun. Meskipun diakumulasikan secara nasional, jumlah penggantian sendi panggul di Indonesia masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penggantian di negara-negara maju (Jamari et al, 2012). Jamari et al (2012) mengatakan bahwa faktor tingginya harga, sulitnya akses fasilitas kesehatan dan rendahnya pengetahuan pasien menjadi faktor yang dominan terhadap rendahnya jumlah penggantian sambungan tulang panggul ini. Tingginya

3 harga hip prosthesis salah satunya disebabkan produk tersebut masih 100% impor dan hip prosthesis juga dikenakan pajak pertambahan nilai barang mewah. Hingga saat ini, belum ada produk hip prosthesis dalam negeri yang dijual komersial. Harga hip prosthesis, yang diimpor dan belum terkena pajak dari India berkisar antara Rp 3 juta sampai dengan Rp 40 juta, sedangkan harga dari Amerika antara Rp 9 juta hingga Rp 90 juta (Orthopedic Research Network, 2011). Masalah lain dari hip prosthesis impor, adalah ukuran perbedaan dari kepala femur yang dibutuhkan orang Indonesia. Hasil observasi Jamari et al (2012) pada rumah sakit ortopedi dr. Soeharso, Solo menunjukkan pengguna sambungan tulang panggul dengan ukuran kepala femur yang paling banyak dijumpai pada pasien Indonesia adalah diameter 43 mm. Ukuran kepala femur untuk orang Indonesia berkisar antara 38-51 mm. Pada beberapa katalog sambungan hip prosthesis produk impor, ukuran terkecil yang disediakan adalah 40 mm. Beberapa pasien dengan dimensi kepala femur yang lebih kecil harus menunggu datangnya produk impor sebelum proses operasi berlangsung. Pembuatan prototipe hip prosthesis dengan material stainless steel 316L di Indonesia sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh salah satu dosen Universitas Gadjah Mada, Dr Alva Edy Tontowi. Percobaan dalam pembuatan prototipe dengan material yang sama juga pernah dilakukan di Laboratorium Desain Teknik dan Tribologi, Universitas Diponegoro. Pembuatan hip prosthesis dalam negeri ini masih belum untuk tujuan diperjualbelikan di pasaran. Masih diperlukannya perencanaan lebih lanjut tentang desain sistem produksi massal dan desain pabrik untuk pembuatannya. Stainless steel dan titanium adalah jenis metal yang paling umum digunakan dalam pembuatan hip prosthesis. Stainless steel yang digunakan adalah tipe 316L yang mengandung 18wt% Cr dan 8wt% Ni sehingga membuatnya lebih kuat dari baja biasa dan lebih tahan terhadap korosi. Selain itu pengurangan kandungan carbon (C) menjadi 0,08-0,03wt% dan penambahan molibdenum (Mo) meningkatkan ketahanan korosi

4 baja ini. Tipe titanium digunakan adalah Ti6Al4V, material ini sangat ringan dan memiliki tensile strength serta ketahanan terhadap korosi yang sangat baik. Tabel 1.1 menunjukkan biaya pembuatan stem dan material properties dari beberapa proses pembuatan dan material yang akan digunakan. Process Tabel 1.1 Cost dan material properties (Ratner et al, 1996) Material Cost/ stem ($) Yield (MPa) Tensile (MPa) Material Technology Fatigue Endurance (MPa) Young's Modulus (GPa) Density (g/cc) Clinical Result SS 316L 30 221 483 250 190 7,99 4,4 Machining SS 316L 90 331 586 259 190 7,99 4,4 Ti 6Al 4V 125 825 895 620 120 4,43 4,3 Forging Ti 6Al 4V 50 896 965 620 120 4,43 4,3 Bone 30 2 Proses-proses dan material yang ada di Tabel 1.1 dibandingkan untuk mendapatkan pemilihan proses dan material yang paling baik. Pemilihan dilakukan dengan pemberian bobot yang dipertimbangkan berdasarkan beberapa penelitian. Sharkey et al (1999) dalam penelitiannya tentang factors influencing choice of implants in total hip arthroplasty and total knee arthroplasty, dari 209 suara, 72 suara memilih cost, 57 suara memilih material technology dan 80 suara memilih clinical result. Rodriguez et al (2004) dalam penelitiannya tentang biomaterials for orthopedics menyebutkan bahwa material yang cocok untuk ortopedi dilihat dari mechanical properties seperti strength, bend strength, fatigue resistance, density dan elastic modulus. Untuk clinical result, diambil dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Okada et al (2004) dalam penelitiannya yang membandingkan clinical result dari stainless steel 316L dan Ti6Al4V. Kesimpulan dari penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hasil yang signifikan secara radiografi dan klinis pada pasien. Tabel perbandingan material dan proses produksi di tunjukkan pada Tabel 1.2.

5 Tabel 1.2 Perbandingan material dan proses produksi pembuatan hip prosthesis Process Material Cost Yield Tensile Material Technology Fatigue Endurance Young's Modulus Density Clinical Result SS 316L 1,00 0,25 0,50 0,40 0,16 0,25 0,98 Machining SS 316L 0,33 0,37 0,61 0,42 0,16 0,25 0,98 Forging Ti6Al4V 0,24 0,92 0,93 1,00 0,25 0,45 1,00 Ti6Al4V 0,60 1,00 1,00 1,00 0,25 0,45 1,00 Bobot 34,45% 5,45% 5,45% 5,45% 5,45% 5,45% 38,28% Pemilihan daerah untuk lokasi pabrik dipengaruhi oleh beberapa hal seperti; keinginan perusahaan, biaya operator, kedekatan dengan supplier dan pasar juga harga tanah atau konstruksi. Tabel 1.3 menunjukkan perbandingan pemilihan lokasi pabrik. Tabel 1.3 Perbandingan lokasi pabrik Harga Tanah per Meter (Trovit, Lokasi Upah per bulan (Pralitasari, 2013) 2013) Sumber Bahan Baku * Keinginan Perusahaan Total Bobot 20% Skor 45% Skor 30% Skor 5% Skor Rp 850,000 3 Rp645.000 1 1 Barat Klaten Barat 0 1,35 Rp 830,000 4 Rp409.091 3 4 Tengah Klaten Tengah 0 3,35 Yogyakarta Rp 947,114 2 Rp375.000 4 Klaten 4 Yogyakarta 1 3,45 Rp 866,250 3 Rp450.000 2 2 Timur Klaten Timur 0 2,1 Catatan : *Data diperoleh penulis dengan menetapkan klaten sebagai sumber bahan baku untuk femoral ball dan femoral stem. 1.2 Rumusan Masalah Fraktur tulang panggul adalah terminologi yang menggambarkan fraktur tulang paha pada daerah pangkal proksimal. Penderita fraktur ini memerlukan tindakan penggantian sambungan tulang dengan hip prosthesis. Jumlah operasi penggantian tulang panggul di Indonesia relatif sedikit apabila dibandingkan dengan negara maju lainya. Faktor tingginya harga menjadi salah satu penyebab sedikitnya jumlah operasi tulang panggul di Indonesia. Hip prosthesis yang digunakan untuk operasi di berbagai

6 rumah sakit di Indonesia merupakan 100% produk impor. Hingga saat ini, belum ada hip prosthesis dalam negeri yang dijual komersial meskipun desain dan prototipe dalam negeri sudah ada. Untuk merealisasikan desain dan prototipe menjadi produk siap komersial sehingga diperlukan desain sistem produksi untuk fabrikasi hip prosthesis di Indonesia. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam desain sistem produksi mini plant hip prosthesis ini adalah: 1. Bagian dari hip prosthesis yang akan dimanufaktur adalah bagian stem dan ball. 2. Proses perhitungan biaya berdasarkan data sekunder. 3. Tanah yang tersedia adalah 400 m 2. 4. Parkir, showroom dan tempat ibadah menjadi fasilitas bersama di bangunan utama. 5. Hidroksiapatit diambil dari mini plant hydroxyapatite dalam satu lingkup pabrik yang sama. 1.4 Manfaat Desain Manfaat desain sistem produksi mini plant hip prosthesis ini adalah menjadi acuan bagi institusi ataupun swasta dalam fabrikasi hip prosthesis. Diharapkan produksi hip prosthesis dalam negeri bisa dilakukan untuk menurunkan biaya operasi penggantian sambungan tulang panggul di Indonesia dan mendapatkan ukuran yang lebih sesuai dengan orang Indonesia. 1.5 Tujuan Desain Desain ini bertujuan untuk: 1. Membuat desain sistem produksi untuk fabrikasi komponen hip prosthesis. 2. Membuat desain tata letak mini plant hip prosthesis.