MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

MATERI DAN METODE. ) diukur dari lateral tuber humerus (tonjolan depan) sampai tuber ischii dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

MATERI DAN METODE. Tabel 1. Jumlah Kuda Delman Lokal Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Kuda Jantan Lokal (ekor) Minahasa

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

MATERI DAN METODE. Harpiocephalus harpia Serangga Rhinolophus keyensis Serangga Hipposideros cervinus Serangga

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG DI CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR SKRIPSI MURBANDINI DWI WIDIHASTUTI

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Prosedur

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Pengamatan

Gambar 1. Ayam Kampung Betina dan Ayam Kampung Jantan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

STUDI MORFOMETRIK PENDUGAAN BOBOT BADAN AYAM KAMPUNG DI CIAMIS TEGAL DAN BLITAR MELALUI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA SKRIPSI INDAH NOVATRIAN PUTRI

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau lokal betina

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot

PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April-Mei 2015 di Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

Lampiran 1. Perhitungan Manual Uji T 2 Hotelling Berbagai Ukuran Tubuh pada Kuda Delman Jantan Manado vs Tomohon. Rumus: T 2 = X X S X X

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN UKURAN TUBUH BURUNG MERPATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK ITIK MAGELANG GENERASI KEDUA DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK BANYUBIRU SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan setiap pukul WIB,

PERBEDAAN MORFOMETRIK PERMUKAAN TUBUH AYAM KAMPUNG CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR BERDASARKAN VARIABEL PEMBEDA PERMUKAAN LINEAR TUBUH

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Parameter yang Diukur Pengambilan Data

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuda delman sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

KARAKTERISTIK MORFOLOGI UKURAN TUBUH KERBAU MURRAH DAN KERBAU RAWA DI BPTU SIBORONGBORONG

PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI KARKAS ITIK MELALUI PERSILANGAN ITIK ALABIO DENGAN CIHATEUP

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kuda kavaleri yang telah lulus program remonte di

MORFOMETRIK AYAM SENTUL, KAMPUNG DAN KEDU PADA FASE PERTUMBUHAN DARI UMUR 1-12 MINGGU SKRIPSI YUSUP KURNIA

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KETAWA, AYAM PELUNG DAN AYAM KAMPUNG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI WIDYA FITRI AKBAR KUSWARDANI

HASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN SIFAT KUANTITATIF AYAM KEDU JENGGER MERAH DAN JENGGER HITAM GENERASI PERTAMA DI BPBTNR SATKER AYAM MARON TEMANGGUNG

UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM ARAB, AYAM KAMPUNG DAN AYAM PELUNG BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI ACHMADAH KURNIAWATI

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh...Listiana

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

MATERI DAN METODE. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali betina umur

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah transaksi domba antara pengepul atau pembeli

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

IDENTIFIKASI MORFOMETRIKS DAN JARAK GENETIK AYAM KAMPUNG DI LABUHANBATU SELATAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

PENYAJIAN DATA. Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatf Pada Kalkun... Fauzy Eka Ferianto

Transkripsi:

MTERI DN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi yang berbeda, yaitu dilaksanakan di Desa Tanjung Manggu, Ciamis; Desa Mejasem Timur, Tegal; dan di Desa Duren Talun, litar. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, yaitu dari Desember 2011 sampai Januari 2012. Penelitian pertama dilakukan di Ciamis pada tanggal 17-20 Desember 2011; penelitian kedua di Tegal pada tanggal 16-19 Januari 2012; dan penelitian ketiga di litar pada tanggal 23-27 Januari 2012. Materi Materi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah ayam Kampung. yam Kampung yang diukur sebanyak 328 ekor pada umur telah mencapai dewasa tubuh (umur enam bulan keatas). Ternak dipelihara secara semi intensif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Tabel 1 menyajikan rincian ayam Kampung yang digunakan. Gambar 9, 10 dan 11 menyajikan ilustrasi ayam Kampung jantan dan betina di Ciamis, Tegal dan litar yang digunakan. Tabel 1. Jumlah yam Kampung yang Diamati Jenis Kelamin Ciamis Tegal litar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor Jumlah 101 ekor 109 ekor 118 ekor Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital dengan skala minimum 0,5 kg dan skala maksimum 2,5 kg; jangka sorong digital (Digimatic Calliper) yang memiliki skala minimum 0 mm dan maksimum 200 mm, pita ukur dengan skala minimum 0 cm dan maksimum 150 cm, lembar data, alat tulis, tali plastik, wearpack, sepatu boot, kamera, kalkulator dan komputer. Pengolahan data dibantu dengan menggunakan peranti lunak statistika MINIT 15.1.20.0.

Gambar 9. yam Kampung Jantan Ciamis () dan yam Kampung etina Ciamis () Gambar 10. yam Kampung Jantan Tegal () dan yam Kampung etina Tegal () Gambar 11. yam Kampung Jantan litar () dan yam Kampung etina litar () 11

Prosedur Pengukuran Variabel-Variabel Variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh yang diukur meliputi panjang femur (X 1 ), panjang tibia (X 2 ), panjang shank (X 3 ), lingkar shank (X 4 ), panjang sayap (X 5 ), panjang maxilla (X 6 ), tinggi jengger (X 7 ), panjang jari ketiga (X 8 ), panjang dada (X 9 ), lebar dada (X 10 ), dalam dada (X 11 ) dan lebar pinggul (X 12 ); seperti yang disajikan pada Gambar 12. Pengamatan tersebut dilaksanakan pada masing-masing lokasi pengamatan. Panjang Femur (X 1 ), Panjang Tibia (X 2 ), Panjang Shank (X 3 ), Lingkar Shank (X 4 ), Panjang Sayap (X 5 ), Panjang Maxilla (X 6 ), Tinggi Jengger (X 7 ), Panjang Jari Ketiga (X 8 ), Panjang Dada (X 9 ), Lebar Dada (X 10 ), Dalam Dada (X 11 ), Lebar Pinggul (X 12 ) Sumber : Sisson dan Grossman (1975) Gambar 12. Variabel-Variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh yam Kampung yang Diamati 12

Metode pengukuran variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh disajikan pada uraian berikut ini. 1. Pengukuran panjang tulang femur (X 1 ) dilakukan sepanjang tulang paha. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 13. 2. Pengukuran panjang tulang tibia (X 2 ) dilakukan dari patella sampai ujung tibia. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 13. Gambar 13. Pengukuran Panjang Femur () dan Panjang Tibia () 3. Pengukuran panjang shank (X 3 ) dilakukan sepanjang tulang tarsometatarsus. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 14. 4. Pengukuran lingkar shank (X 4 ) dilakukan dengan melingkarkan pita ukur pada bagian tengah tulang tarsometatarsus. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita ukur setelah dilakukan pengkonversian dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 14. Gambar 14. Pengukuran Panjang Shank () dan Lingkar Shank () 13

5. Pengukuran panjang sayap (X 5 ) dilakukan dengan merentangkan bagian sayap, diukur dari pangkal humerus sampai ujung phalanges. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 15. 6. Pengukuran panjang maxilla (Ossa Maxillaria) (X 6 ) dilakukan mulai dari pangkal sampai ujung paruh bagian atas. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 15. Gambar 15. Pengukuran Panjang Sayap () dan Panjang Maxilla () 7. Pengukuran tinggi jengger (Pecten Oculi Capilaris) (X 7 ) dilakukan dari pangkal jengger yang melekat di kepala sampai jengger bagian atas yang paling tinggi pada kondisi tegak lurus. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 16. 8. Pengukuran panjang jari ketiga (X 8 ) dilakukan pada jari ketiga yang terdiri dari empat phalanges. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 16. Gambar 16. Pengukuran Tinggi Jengger () dan Panjang Jari Ketiga () 14

9. Pengukuran panjang tulang dada (X 9 ) dilakukan dari ujung tulang sternum bagian depan sampai ujung bagian belakang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 17. 10. Pengukuran kedalaman tulang dada (X 10 ) dilakukan dari tinggi pundak sampai tulang sternum. Pengukuran kedalaman tulang dada dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 17. Gambar 17. Pengukuran Panjang Dada () dan Lebar Dada () 11. Pengukuran lebar dada (X 11 ) diperoleh dengan mengukur jarak antara tulang sternum bagian kiri hingga bagian kanan. Pengukuran panjang dada dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 18. 12. Pengukuran lebar pinggul (X 12 ) dilakukan dari lumbar vertebrae kanan hingga lumbar vertebrae kiri. Pengukuran lebar pinggul dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dalam satuan mm. Pengukuran diilustrasikan pada Gambar 18. Gambar 18. Pengukuran Dalam Dada () dan Lebar Pinggul () 15

nalisis Data Statistik Deskriptif Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman pada variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh ayam Kampung, dihitung berdasarkan Steel dan Torrie (1993). Rumus rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman sebagai berikut: X = Rataan X = Σ N i=1 N X = Data ke-i N = anyak data contoh S = Simpangan baku KK = Koefisien keragaman Xi = X X X X N N S = Σ N i=1 (Xi X ) 2 N 1 KK = S X x 100% Statistik T 2 -Hotelling Uji statistik T 2 -Hotelling digunakan untuk menguji perbedaan vektor nilai rata-rata dari variabel-variabel yang diamati diantara dua kelompok ayam Kampung. Pengujian tersebut dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: U 1 = U 2 artinya vektor nilai rata-rata populasi 1 sama dengan populasi 2. H1: U 1 U 2 artinya kedua vektor nilai rata-rata populasi berbeda. Statistik T 2 -Hotelling dirumuskan sebagai berikut: Selanjutnya besaran: T 2 = n 1n 2 n 1 + n 2 x 1 x 2 'S Ḡ 1 x 1 x 2 F = n 1 + n 2 P 1 n 1 + n 2 2 P T2 (Gaspersz, 1992) 16

akan berdistribusi F dengan derajat bebas V 1 = P dan V 2 = n n P 1 T 2 = Nilai T 2 -Hotelling F = Nilai hitung untuk T 2 -Hotelling n 1 = Jumlah data pengamatan pada lokasi 1 n 2 = Jumlah data pengamatan pada lokasi 2 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari lokasi 1 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari lokasi 2 P = anyak variabel yang diukur Pada penelitian ini bila diperoleh perbedaan variabel-variabel ukuran linear permukaan tubuh ayam Kampung diantara lokasi pengamatan maka persamaan nalisis Komponen Utama dapat dibentuk pada masing-masing lokasi populasi ayam Kampung. ila perbedaan tidak diperoleh, maka nalisis Komponen Utama dapat dibentuk pada gabungan dua lokasi yang dinyatakan sama. nalisis Komponen Utama Gaspersz (1992) menyatakan model statistik nalisis Komponen Utama sebagai berikut: Y p = a 1p X 1 +a 2p X 2 + +a 10p X 12 Y p = Komponen utama ke-p (P = 1, 2, 3, 12) X 1-p = Variabel ke-p (P = 1, 2, 3, 12) a 1pa pp = Vektor ciri atau vektor Eigen ke -P untuk P = 1, 2, 12 dengan kompoen utama ke -P erikut ini disajikan rumus persamaan ukuran berdasarkan rumus Gaspersz (1992) yang dimodifikasi sebagai berikut: Y X 1 X 2 = Ukuran = Panjang Femur = Panjang Tibia Y 1 = a 11 X 1 +a 21 X 2 + +a 121 X 12 17

X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 = Panjang Shank = Lingkar Shank = Panjang Sayap = Panjang Maxilla = Tinggi Jengger = Panjang Jari Ketiga = Panjang Dada = Lebar Dada = Dalam Dada = Lebar Pinggul a 11 a 12 1 : Vektor ciri atau vektor Eigen ke-p untuk P = 1, 2,, 12 erikut ini disajikan rumus persamaan bentuk berdasarkan rumus Gaspersz (1992) yang dimodifikasi sebagai berikut: Y 2 = a 12 X 1 +a 22 X 2 + +a 122 X 12 Y 2 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 = entuk = Panjang Femur = Panjang Tibia = Panjang Shank = Lingkar Shank = Panjang Sayap = Panjang Maxilla = Tinggi Jengger = Panjang Jari Ketiga = Panjang Dada = Lebar Dada = Dalam Dada = Lebar Pinggul a 12 a 12 2 : Vektor ciri atau vektor Eigen ke-p untuk P = 1, 2,, 12 Penciri ukuran ditentukan dari nilai vektor eigen tertinggi pada persamaan ukuran. Hubungan keeratan (korelasi) antara ukuran dan variabel-variabel linear 18

permukaan tubuh ayam Kampung dihitung berdasarkan rumus Gaspersz (1992) sebagai berikut: r ZiY1 = r i1 = aij λ-i1 r ZiY1 = Koefisien korelasi variabel ke-i dan komponen utama ke-1 (ukuran) ai1 = Vektor eigen peubah ke-i pada komponen utama ke-1 λi1 = Nilai eigen (akar ciri) komponen utama ke-1 Si = Simpangan baku variabel ke-i Si Penciri bentuk ditentukan dari nilai vektor eigen tertinggi pada persamaan bentuk. Hubungan keeratan (korelasi) antara bentuk dan variabel-variabel linear permukaan tubuh ayam Kampung dihitung berdasarkan rumus Gaspersz (1992) sebagai berikut: r ZiY2 = r i2 = aij λ i2 Si r ZiY2 = Koefisien korelasi variabel ke-i dan komponen utama ke-2 (bentuk) ai 2 = Vektor eigen peubah ke-i pada komponen utama ke-2 λi 2 = Nilai eigen (akar ciri) komponen utama ke-2 Si = Simpangan baku variabel ke-i Pembuatan Diagram Kerumunan Diagram kerumunan dibuat berdasarkan sumbu X sebagai skor komponen utama pertama (skor ukuran) dan sumbu Y sebagai dan skor komponen utama kedua (skor bentuk) yang diperoleh berdasarkan persamaan ukuran dan bentuk. Setiap plot pada diagram kerumunan mencerminkan data setiap individu. Perbedaan pengelompokan data individu-individu pada diagram kerumunan diamati dan diperbandingkan. 19