BAB I PENDAHULUAN. ekonomi pancasila. Secara ideologis normatif sumber dari dasar penjabaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Pancasila. Secara ideologis nonmatif sumber dari dasar penjabaran

BAB I PENDAHULUAN. koperasi. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Unit Desa Sawit Jaya (KUD -Sawit Jaya) desa Suka Mulya

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negeri yang

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, dan mandiri yang berakar dalam masyarakat serta mampu memajukan ekonomi

SKRIPSI WINARSIH B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI PETANI SAWIT RAKYAT (KPSR) MANGKE JAYA. A. Sejarah Singkat Koperasi Petani Sawit Rakyat (KPSR) Mangke Jaya

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat. Perkebunan kelapa sawit merupakan alternatif bagi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus mulai

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdiri KUD Marga Bhakti

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

I. PEDAHULUAN. di Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Unit Desa Bhakti Mandiri desa Bukit Harapan Kecamatan. Kerinci Kanan Kabupaten Siak yang merupakan suatu perkumpulan yang

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

Perkembangan ekonomi di Indonesia merupakan sektor yang penting. dibedakan menjadi tiga sektor yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta,

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi telah hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengemban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

BAB1 PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dimasa global saat ini banyak: menghadapi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan (Widiyanti dan

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jaman. Keberhasilan perusahaan bukan semata terletak pada produk

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI. IV.1. Sejarah Singkat KUD Muara Mahat Sejahtera. bedomisili dan berkantor di Desa Muara Mahat Baru Kecamatan Tapung

I. PENDAHULUAN. integral pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal, (a) kelapa

BAB II GAMBARAN UMUM. 2.1 Sejarah Berdirinya KPRI Dwija Jaya Singorojo

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah koperasi. Hal ini dipertegas dengan Undang-Undang Republik

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI KARYAWAN SEI GALUH. A. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi Karyawan Sei Galuh

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan seimbang, meningkatkan nilai tambah dari setiap produk yang dihasilkan

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

KEPADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa itu mendukung Indonesia menjadi bagian dari perdagangan

NOMOR 15 TAHUN 2002 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON - 2 -

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

Menimbang : a. Mengingat : 1.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KEBERPIHAKAN BUPATI/WALIKOTA TERHADAP PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi

KEWENANGAN NOTARIS MEMBUAT AKTA KOPERASI Habib Adjie (Notaris PPAT PL II Kota Surabaya) TELP : FAX :

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG DAN SEKSI

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

BAB I PENDAHULUAN. berakibat pada ketertinggalan bahkan terlindas oleh kemajuan yang ada. Hal

BAB I PENDAHULUAN. seorang atau badan hukum koperasi. Berdasarkan Undang Undang Nomor 25

otonomi daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 memberikan peluang bagi Pemerintah Daerah selaku pengelola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang serba cepat saat ini globalisasi ekonomi telah menciptakan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Koperasi

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN, PENGEMBANGAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN BMT KUBE KARANGANYAR TERHADAP KEPUASAN NASABAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan knowledge based economy (ekonomi berbasis pengetahuan) dalam rangka

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1988 TENTANG PERSETUJUAN ATAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa Perekonomian Indonesia. mulai dari upaya menumbuhkan iklim yang kondusif sampai ke bantuan

BAB I PENDAHULUAN. koperasi indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 22/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KOPERASI SKALA BESAR

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi negara, yaitu pancasila. Perekonomian yang disusun berdasarkan pancasila adalah ekonomi pancasila. Secara ideologis normatif sumber dari dasar penjabaran ekonomi pancasila adalah pancasila itu sendiri sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan undang-undang dasar 1945, dan khususnya ayat 1 pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan didalam penjelasannya dicantumkan bahwa badan usaha yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Dalam hal ini koperasi ditempatkan sebagai tulang punggung perekonomian yang dianggap mampu meningkatkan perekonomian rakyat. Pengembangan dan pemberdayaan koperasi nasional dalam kebijakan pemerintah selayaknya mencerminkan nilai dan prinsip perkoperasian sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan ekonomi anggotanya.kini dengan UU No. 17 tahun 2012, Koperasi cenderung mengarah ke kekuatan modal, atau banyak yang menyebutnya dengan kapitalis. Koperasi kini hanya boleh menjalankan satu jenis usaha, terkait dengan penjenisan usaha yang sebenarnya kurang efektif tersebut, koperasi dibagi dalam 4 jenis, yaitu : a. Koperasi Produsen b. Koperasi Konsumen 1

2 c. Koperasi Jasa d. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi hanya terdapat dua jenjang, yaitu Koperasi Primer di mana anggotanya orang per orang dan Koperasi Sekunder yang anggotanya minimal 3 Badan Hukum Koperasi. Sedangkan Skala Koperasi dibagi atas 3, yaitu : Koperasi skala Nasional, di mana anggota-anggotanya mewakili lebih dari 3 propinsi dan memiliki jumlah anggota sebanyak 120 orang (kebijakan Deputi bid. Kelembagaan Koperasi) dan dalam pembentukannya boleh diwakili dengan quorum 61 orang. Pengesahan Badan Hukumnya dilakukan oleh Menteri Koperasi.Koperasi skala Propinsi, di mana anggota-anggotanya minimal 20 orang dan hanya terdapat di satu propinsi. Pengesahan Badan Hukumnya dilakukan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan atas nama Menteri. Koperasi skala Kabupaten / Kotamadya, di mana anggota-anggotanya minimal 20 orang dan hanya terdapat di satu kabupaten / kotamadya. Pengesahan Badan Hukumnya juga dilakukan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan atas nama Menteri. Akta Pendirian Koperasi memuat Anggaran Dasar (AD) Koperasi yang harus disahkan oleh atau atas nama Menteri Koperasi untuk memperoleh status Badan Hukum. Koperasi dapat membuat Anggaran Rumah Tangga (ART) dan/atau Peraturan Khusus untuk memfasilitasi hal-hal yang belum diatur dalam AD. Seperti diketahui bahwa kemiskinan bukan hanya permasalahan ekonomi semata, tetapi merupakan hasil akhir dari interaksi faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Disamping problem klasik mengenai kekurangan kebutuhan

3 dasar, dimensi kemiskinan juga mencakup ketidak berdayaan dan keterlibatan masyarakat luas. Dalam proses pengambilan keputusan, serta problem kerentanan dan kerawanan terhadap resiko-resiko diluar dirinya. Pengembangan koperasi dalam dimensi pembangunan nasional yang berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan, tidak hanya ditujukan untuk mengurangimasalah kesenjangan pendapatan antara golongan dan antar pelaku, ataupun penerapan tenaga kerja, lebih dari itu pengembangan koperasi diharapkan mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan kontribusi dalam mempercepat perubahan struktur, yaitu dengen meningkatnya perekonomian daerah, dan ketahanan ekonomi nasional. Pertumbuhan koperasi diberbagai sektor hendaknya dapat mengimplementasikan dan menumbuh kembangkan prakarsa dari semua pihak yang terkait, terutama yang menyangkut aspek penciptaan investasi dan iklim berusaha yang kondusif, kerjasama yang harmonis dan sinergi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat pada tingkat pusat, propinsi, dan kabupaten atau kota. Dalam koperasi harus memiliki pelayanan koperasi adalah kriteria mutu layanan yang paling mengesankan pelanggan, yaitu sikap empati petugas layanan yang senantiasa memiliki tingkat kehadiran pada waktu layanan yang tinggi. Dalam artian, pelanggan lebih mengharapkan kehadiran anggota pengurus dan karyawan koperasi, tepat pada waktunya. Agar pelanggan tidak menunggu terlalu lama untuk membeli dan menerima pelayanan dari koperasi yang ada di desa tersebut.

4 Namun dalam sebuah koperasi memiliki banyak usaha namun yang paling berpengaruh terhadap koperasi adalah usaha WASERDA (warung serba ada) karena setiap harinya berputar sehingga mendapatkan pendapatan yang lebih lancar. Ada beberapa jenis uasaha dalam koperasi dan memiliki pelayanan yang berbeda-beda. Jenis-jenis pelayanan yang ada di koperasi yaitu: a. Unit TBS (tandan buah segar) yang melayani tentang pemilahan kelapa sawit yang siap jual. b. Unit WASERDA (warung serba ada) yang melayani pembelian dalam kebutuhan sehari-hari. c. Unit SIMPAN PINJAM yang melayani pinjaman dari masyarakat atau simpanan keuntungan masyarakat. d. Unit ARMADA yang melayani angkutan dalam penjualan TBS. e. Unit SAPRODI yang melayani kebutuhan masyarakat dalam pemeliharaan kebun kelapa sawit. Koperasi juga memiliki peran khusus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu, peran pelayanan dalam koperasi adalah dalam rangka pembangunan petani yang meliputi pemberian kredit pada petani melalui unit desa, serta pengolahan hasil dan pemasaran, penyediaan dan pengukuran sarana produksi serta barang dan jasa untuk keperluan sehari-hari dan lain sebagainya. Ketarkaitan kepuasan konsumen terhadap pelayanan yaitu dengan perhatian terhadap kepentingan konsumen dengan cara melihat kebutuhan serta

5 kepuasan atas pelayanan menjadi faktor kunci untuk keberhasilan usaha di tengah iklim persaingan yang semakin ketat. Oleh sebab itu kepuasan konsumen sangat penting dalam mempertahankan dan mendapatkan kepercayaan penuh dari konsumen. adapun ciri-ciri pelayanan yang baik didorong oleh beberapa faktor pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu pelayanan yang diberikan yaitu: a. Aktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut b. Faktor tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pekerjaan. Terkadang dalam koperasi memiliki permasalahna yang sedikit rumit permasalahan pelayanan dalam koperasi biasanya disebabkan karena tidak adanya komitmen dari anggota dalam menjalankan pelayanan yang ada untuk mencapai suatu tujuan, dikarenakan kesibukan dalam mencari keuntungan masing-masing. Pengurus dan karyawan secara bersama-sama ataupun saling menggantikanmenjadi pelaku organisasi yang aktif, dan menjadi pengurus dan karyawan dalam melayani anggota koperasi. Keadaan saling menggantikan seperti itu, banyak terjadi dalam praktik manajemen koperasi di Indonesia. Kinerja pengurus dan karyawan memiliki dampak terhadap kepuasan pihak-pihak yang memiliki kaitan dengan pengembangan koperasi, antara lain adalah anggota sebagai pemilik dan pemanfaat, pemerintah sebagai pembina serta pihak mitra bisnis yang berperan sebagai pemasok, distributor, produsen, penyandang dana dan lain sebagainya. Fenomena perubahan paradigma usaha dan organisasi usaha secara umum menyebabkan pentingnya perubahan visi organisasi koperasi.

6 Dalam pelakasanaannya, koperasi harus menerapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi dalam konteks peningkatan kualitas layanan dan kepuasan konsumen. Hal ini sangat perlu karena untuk mencerminkan karakteristik koperasi itu sendiri dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang mempunyai bidang/usaha yang sama dengan koperasi. Walaupun semua mempunyai tujuan yang sama yaitu memuaskan konsumen dengan kualitas layanan yang prima tetapi koperasi sebagai lembaga yang mempunyai usaha sehingga dapat terlihat karakteristik atau ciri koperasi tersebut. Dibawah ini adalah data KUD Pratama Jaya yang diperoleh dari KUD- Pratama Jaya Sungai Kuning Kabupaten Kuantan Singingi. Tabel 1. PENDAPATAN KUD-Pratama Jaya di Sungai Kuning Kabupaten Kuantan Singingi. Tahun Pendapatan penjualan (Rp) % Pendapatan jasa (Rp) % Pendapatan luar operasi (Rp) 2007 638.455.400 459.124.082 54.284.563 2008 800.191.881 79,79 520.690.117 88,2 57.461.304 94,5 2009 722.044.750 110,8 458.087.658 113,7 75.160.108 76,4 2010 684.459.300 105,5 436.867.746 104,9 68.785.280 109,3 2011 531.504.650 128,8 393.253.040 111,1 106.562.911 645,5 Sumber : KUD Pratama Jaya Sungai Kuning (2012) Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan penjualan mengalami peningkatan pada tahun 2008 namun pada tahun 2009 2011 mengalami penurunan, pendapatan jasa mengalami kenaikan pada tahun 2008 namun pada tahun 2009-2011 mengalami penurunan, sedangkan pendapatan luar operasi selalu mengalami peningkatan dari tahun 2008-2011. %

7 Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA JASA KOPERASI UNIT DESA (KUD) PRATAMA JAYA SUNGAI KUNING KECAMATAN SINGINGI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas dapat di rumusankan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada jasa koperasi unit desa (KUD) Pratama Jaya Sungai Kuning Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada jasa koperasi unit desa (KUD) Pratama Jaya Sungai Kuning Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Koperasi Hasil dari penelitian dapat menjadi masukan pada koperasi untuk lebih menerapkan pelayanan koperasi dalam setiap program kerja koperasi dan diharapkan dengan penanaman pelayanan yang baik pada koperasi tersebut dapat meningkatkan kepuasan konsumen sehingga koperasi mampu

8 bersaing dengan perusahaan-perusahaan di era pasar bebas yang sedang berkembang saat ini. 2. Bagi Anggota Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan anggota kepada koperasi, karena koperasi dijalankan sesuai dengan baik sehingga partisipasi anggota juga dapat meningkat. 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti sendiri, penelitian ini akan memberikan pengalaman baru bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu di masyarakat terutama dalam bidang perkoperasian. 1.5 Sistematika Penulisan Sebagai pedoman agar lebih terarahnya penulisan ini nantinya, maka penulis membaginya kedalam enam bab yang satu dengan yang lainnya adalah merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan yakni sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Pada bab ini dikemukakan tentang, kualitas pelayanan, serta variabel penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian dan analisis data yang meliputi lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan diakhiri dengan analisis data.

9 BAB IV : GAMBARAN UMUM KOPERASI Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah singkat koperasi, struktur organisasi dan susunan pengurus KUD Pratama Jaya Sungai Kuning Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terahir khusus mengemukakan tentang kesimpulan dari pengembangan bab-bab terdahulu dan juga sekaligus mengemukakan saran.