BAB III Berkembangnya proyektif sbg protes terhadap teori yang bersifat Strukturalism & Behaviorism, yang memandang manusia sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek. 1
A. Klasifikasi Pendekatan Menurut Northrop Mempengaruhi bagaimana cara pendekatan terhadap klien, yaitu : Behavioristik (dipengaruhi oleh Gestalt) Mementingkan TL / gejala yg tampak saja Memperhatikan bgmn hub antara gejala tsb Cenderung kuantitatif Metode non-projective Fungsionalisme (dipengaruhi psikolgi dalam) Memperhatikan hal2 yg sifatnya internal (tdk disadari) Mempelajari bgmn indv memproyeksikan yg tdk disadari dlm TL Cenderung kualitatif (memperhatikan gejala jiwa yg dinamis) Pengungkapan dari subyek secara mendalam Klinis 2
B. Klasifikasi Approach Of Sundberg Behavioral Technique Didasarkan pd Conditional & Operant Learning Berawal dari treatment intervensi melalui proses learningnya Pemerolehan data melalui Problem Checklist Objective Technique Penekanan pada teori Trait & Factor Scale of Personality Banyak didasarkan pada teori Eysenck Projective Technique Analisa Freud, untuk mengetahui ketidaksadaran indv Memiliki arti interpretatif, pendekatannya menyeluruh Konsepsi proyektif dlm memandang personality: Personality is a process Personality is an interaction between internal and external factors. 3
C. Tes Proyektif Syarat untuk tes proyektif ada screen / layar yg digunakan untuk memproyeksikan gambar & stimulus. Materinya 3 macam: 3 dimensi 2 dimensi 1 dimensi Tes proyeksi sebaiknya mengandung multi-nilai (has polivalensi), contoh TAT: Polisemi latar belakangnya jelas, figurnya kabur / sebaliknya Monosemi keduanya relatif jelas Asemi keduanya tidak jelas 4
Materi tes proyeksi bersifat : Unstructure subyek memiliki banyak alternatif jawaban Ambigous subyek memilih jawaban sesuai dengan interpretasinya Ciri lainnya : Obyektivitasnya rendah Validitas & Reabilitasnya rendah 5
D. Klasifikasi Tes Proyektif Wundt Mengklasifikasikan secara eksploratif Impresif meminta subyek menjelaskan pengalaman terakhir yang dimilikinya Ekspresif subyek dimasukkan kedalam situasi yg baru, lalu bgmn penyesuaiannya L. K Frank ingin menganalisa sifat respon yg diberikan subyek (4) Simon (1) T. Refraktif yg kemudian oleh Allport dinamakan T. Ekspresif 6
T. Konstitutif meminta subyek untuk menyusun materi yg ambigu & unstructur (Rörscach, Drawing Comperhension test, CAT, Finger printing) T. Konstruktif subyek dilihatkan situasi yg kabur agar dibentuknya menjadi sst yg lebih b arti (Mozaic test, Block Design, Human figure drawing) T. Interpretatif subyek mengartikan stimulus / materi tsb (CAT, TAT, Tes2 proyektif verbal) T. Katantif untuk membersihkan / mengurangi kemungkinan2 adanya hambatan psikis seseorg (Playing Technique, role playing, lowenfeld mozaic, doll test) T. Refraktif subyek diharapkan mengekspresikan setiap perasaan, dorongan, sentimen2nya melalui TL / reaksinya thd materi tsb (Tes Grafis, Grafologi, Megokenetic diagnosis, Bender test) 7
Lindzey menekankan pada tes2 proyeksi yg sifatnya verbal. Klasifikasinya disebut five way classification, yaitu: Association Tech subyek diberi stimulus kabur lalu menjawab dengan cara apa yg pertama kali muncul dlm pikirannya (Rörscach, tes proyeksi verbal: Word Association Test) Construction Tech subyek diminta memberikan bentuk, biasanya dgn mengurutkan cerita /gambar (CAT, SAT, TAT) Complation Tech melengkapi materi yg kurang / belum lengkap Choice or Order Tech materi berupa statement & disediakan pilihan2, subyek diminta memilih, mengatur / keduanya jawaban yg tepat /sesuai Expressive Tech diberikan materi / tugas yg belum berbentuk, subyek diminta untuk membentuk / membuat bentuk tertentu. Mementingkan proses/prosedurnya. Bentuknya playing (role playing, bermain tanah liat, dll) 8