Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

Naskah Publikasi. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIA FATMAWATI A

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

Panggih Cahyani Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERDISKUSI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 33 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 3 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

Oleh : Fatmi Latifah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Peningatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Menggunakan Model Cooperative Think Pair Share Pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 5 Singkawang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MEDIA TAJUK RENCANA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURANTAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan senantiasa harus tetap diupayakan dan dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nabi Muhammad SAW, adapun guru yang mengajar mata pelajaran tersebut

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB 3 METODE PENELITIAN

Oleh: Marsini 2. Abstrak

Oleh: Retno Sofyana Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WARU PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk (a) mendeskripsikan aktivitas belajar siswa terhadap peningkatan keterampilan menulis karangan Narasi dengan menggunakan teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun pelajaran 2014/2015, (b) Mendeskripsikan respon siswa terhadap peningkatan keterampilan menulis karangan Narasi dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun pelajaran 2014/2015, (c) dan mendeskripsikan hasil peningkatan menulis karangan narasi dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan sebagai usaha untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan dua siklus. Kegiatan setiap siklusnya meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini terdiri dari 35 siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun pelajaran 2014/2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, angket dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I keaktifan siswa 40% (kategori kurang) dan pada siklus II keaktifan siswa 61% (kategori cukup). (2) Respon siswa XA SMA Negeri 1 Waru Pamekasan setelah mengikuti pelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan TTW termasuk respon positif sehingga efektif untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat dari prosentase siklus I yang setuju bahwa TTW dapat memotivasi dalam belajar menulis karangan narasi sebanyak 45,15% (kategori kurang), pada siklus II sebanyak 85,71% (kategori sangat baik). (3) Hasil Belajar siswa kelas XA SMA Negeri 1 Waru Pamekasan setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW telah meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil rata-rata siswa dari siklus I sampai dengan siklus II. Hasil rata-rata siswa menulis karangan narasi pada siklus I adalah 72,38 (kategori cukup baik), pada siklus II meningkat menjadi 84,57 (kategori sangat baik). Kata Kunci: Keterampilan Menulis, Narasi, Think Talk Write PENDAHULUAN Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Karena bahasa merupakan alat komunikasi atau penghubung antara individu dengan masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komonikasi oleh karena itu pembelajaran bahasa dan sastra indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomonikasi baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Tarigan (1983) mengungkapkan bahwa ada empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup pengajaran bahasa yaitu: (1) Keterampilan menyimak, (2) Keterampilan berbicara, 62

Rufaidah, Peningkatan Keterampilan Menulis 63 (3) Keterampilan membaca dan (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan antara satu sama lainnya Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan. walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca Keterampilan menulis merupakan suatu proses yang menuntut pengalaman, waktu, kesempatan latihan. Dengan memiliki keterampilan menulis siswa mampu menuangkan ide/isi hati dalam bentuk tulisan dengan baik, karena keterampilan menulis tidak akan datang dengan sendirinya,melainkan harus melalui latihan praktek yang sering dan teratur. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan terhadap salah satu guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Negeri 1 Waru Pamekasan bahwa siswa masih mengalami hambatan dalam menulis karangan naratif. siswa lebih mementingkan panjang karangan dari pada kualitas karangan selain itu, siswa kurang mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap hasil belajar ke dalam kehidupan sehari-hari. Dan siswa bingung harus memulai dari mana dan mengahiri dari mana jalannya cerita tersebut. Padahal menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan bahasa tulisan. Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan rutin dan berkesinambungan. Kendala yang dihadapi siswa dalam membuat karangan naratif adalah ketika mulai mengarang kurang memperhatikan kaidah-kaidah karangan seperti penggunaan EYD, penggunaan tanda koma, pengulangan kata yang mengakibatkan ketidakserasian dalam menulis karangan serta tata pilihan kata sehingga karangan yang ditulis tidak jelas bahkan cendrung membingungkan. Satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan paradigma tersebut adalah ditemukan dan diterapkannya model-model pembelajaran inovatif dan konstruktif atau lebih tepat dalam mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkret dan mandiri serta dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka. Salah satu bagian dari pembelajaran tersebut adalah penerapan metode TTW (Think Talk Write). Teknik Think Talk Write (TTW) adalah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi) hasil bacaannya dikomonikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian membuat laporan presentasi (Yamin, 2003:44). Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan menggunakan Teknik Think Talk Write Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun ajaran 2014/2015. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan desain model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010). Desain yang dikemukakan oleh kemmis ini merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif. penelitian dilakukan dalam beberapa siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat langkah yaitu; perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. jika tindakan pada siklus I belum

64 INTERAKSI, Volume 12, Nomer 1, Januari 2017, halaman 62-69 memenuhi target yang ditentukan maka akan dilakukan tindakan siklus II.setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu : 1. Perencanaan atau planning adalah tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi 2. Tindakan atau acting adalah pembelajaran seperti apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. 3. Pengamatan atau observasi adalah pengamatan peneliti terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode TTW. 4. Refleksi atau reflecting adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XA SMA Negeri 1 Waru Pamekasan sebanyak 35 siswa 17 perempuan dan 18 orang laki-laki. Alasan dipilihnya kelas XA SMA Negeri 1 Waru Pamekasan sebagai subjek penelitian karena di kelas ini banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia, khususnya dalam hal keterampilan menulis karangan narasi. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini dilakukan teknik observasi, angket, dan tes. Dari lembar observasi akan diperoleh data untuk mendeskripsikan gambaran tentang proses penerapan metodel TTW untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan secara seksama mulai dari siklus I sampai degan siklus II. Data penelitian diperoleh berupa isian: lembar observasi pengamatan aktivitas siswa dan data respon siswa (angket) pada setiap siklus serta hasil tes kemampuan siswa pada setiap siklus. a. Data aktivitas siswa (observasi) digunakan untuk mengetahui efisiensi proses belajar mengajar menulis karangan narasi dengan menggunakan think talk write. b. Data respon siswa (angket) digunakan untuk mengetahui efisiensi proses belajar mengajar menulis karangan narasi dengan teknik TTW. c. Data hasil tes kemampuan siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW. Hasil penelitian keterampilan menulis karangan narasi dengan meggunakan teknik TTW dilakukan dalam dua siklus sebagai berikut: Siklus I Keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW berdasarka RPP yang sudah disusun pelaksanaanya dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pada awal pelaksanaan pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan guru dan melakukan Tanya jawab dengan guru tentang menulis karangan narasi. b. Pada bagian inti atau pelaksanaan TTW, siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa, setelah itu secara berkelompok siswa mengidentifikasi apakah teks tersebut merupakan paragraph narasi atau bukan dan menentukan paragraph narasi ekspositoris dan paragraf narasi sugestif. Kemudian salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya didepan kelas (diskusi). Setelah diskusi selesai, secara individu siswa menulis karangan narasi sugestif. c. Pada bagian penutup, siswa dengan bantuan guru menyimpulkan hasil menulis karangan narasi dan siswa

Rufaidah, Peningkatan Keterampilan Menulis 65 mencatat hal-hal yang penting tentang menulis karangan narasi kemudian siswa mengumpulkan hasil karyanya. d. Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan obsservasi aktivitas siswa dikelas. Aktivitas yang diamati yaitu: bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas, dan bekerja sama Diakhir pembelajaran, guru menyebarkan angket respon siswa terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui proses belajar mengajar menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW. Dari lembar observasi dapat dilihat hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran peningkatan menulis karangan narasi dengan meggunakan teknik TTW pada siklus I masih belum maksimal, siswa masih kurang bersemangat dengan belajar. Selain itu, keaktifan siswa juga masih kurang dan siswa kurang percaya diri dalam bertanya dan berpendapat. Dari 21 siswa hanya 4 orang atau 19% yang mengajukan pertanyaan, 5 siswa atau 23% yang berpendapat, dari 21 siswa atau 100% siswa mengerjakan tugas pelatihan yang diberikan guru dan 10 orang atau 47% siswa yang bekerja sama. Pada umumnya siswa harus ditujuk oleh guru untuk bertanya dan berpendapat. Dari data respon siswa, dapat diketahui bahwa prosentase siswa dari pertanyaan yang diberikan mendapat masukan sebagai berikut: Jawaban siswa terhadap senang atau tidaknya terhadap materi menulis paragraf narasi dengan jawaban 66,66% kemudian siswa menjawab kadang-kadang 19,04% siswa yang memberi jawaban tidak sebanyak 14,28%. Materi menulis karangan narasi dalam bentuk gagasan sebanyak 47% siswa menjawab ya, sedagkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 28,57%, siswa yang menjawab Tidak 66,66%. Kesenangan siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan teknik TTW diperoleh jawaban ya sebanyak 57,14%,sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 19,04%. Merasa terbantu dan termotivasi dengan menggunakan teknik TTW dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang menjawab ya 46,16% kemudian yang menjawab kadang-kadang 14,28%, siswa yang memberi jawaban tidak 14,28. Dan 4,7% siswa mengatakan ya pada guru sebelumnya mengajar dengan menggunakan teknik TTW, dan yang memberi jawaban kadang-kadang 19,04% sedangkan yang menjawab tidak 76,19. Siswa merasa senang ketika diminta untuk mengarang menulis paragraf narasi dengan jawaban ya 47,61, siswa memberi jawaban kadang-kadang 28,57%, kemudian yang memberi jawaban tidak 23,80%. Siswa mengajukan pertanyaan jika terdapat materi atau pelajaran yang kurang dimengerti sebanyak 42,85% siswa, sedangkan yang menjawab kadangkadang 23%, dan yang menjawab tidak 33,33%. Siklus II Keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW berdasarka RPP yang sudah disusun pelaksanaanya dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa memperhatikan penjelasan guru dan melakukan tanya jawab tentang menulis karangan narasi. b. Pada kegiatan inti, siswa merangkai potongan-potongan teks sehingga terbentuk satu paragraf yang utuh. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota sekitar 5 orang kemudian secara berkelompok siswa megidentifikasi teks bacaan tersebut. c. Pada bagian penutup, siswa dengan bantuan guru menemukan dan meyimpulkan hasil belajar tentang

66 INTERAKSI, Volume 12, Nomer 1, Januari 2017, halaman 62-69 menulis karangan narasi yang sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai dan siswa mencatat hal-hal yang penting setelah itu siswa mengumpulkan karyanya. d. Selama prosese belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan observasi aktivitas siswa di kelas. Aktivitas yag diamati yaitu : bertanya, berpendapat, mengerjakan tugas, dan bekerjasama. e. Di akhir pembelajaran, guru menyebarkan angket respon siswa terhadap proses belajar mengajar yang sedag belangsung. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui proses belajar mengajar menulis karagan narasi dengan menggunakan teknik TTW. Pada implementasi Tindakan dan observasi ini diharapkan guru dapat melihat hasil refleksi dan dapat memperbaiki dari kekurangan yag telah diperoleh pada siklus I. Diantaranya : 1. Guru memberikan materi atau cara guru dalam mengajar lebih di cendrungkan lebih akrab lagi dengan siswa, misalnya sering-sering menyebutkan nama siswa ketika mengaitkan contoh-contoh narasi serta memotivasi siswa agar tidak malu dalam bertanya atau mengeluarkan suaranya. 2. Guru pintar pintar mencari solusi agar siswa tidak malas atau kurang semangat belajar, lebih di tekankan pada siswa agar dalam pembelajaran materi narasi ini supaya siswa maju kedepan untuk bercerita pengalaman masing-masing sehingga siswa terpancing dan senang dalam mengikuti pelajaran dengan cara saling mendegarkan cerita antar siswa. 3. Guru menyediakan foto kopian contoh karagan narasi yang isinya semenarik mungkin, kemudian membagikan kepada siswa satu persatu fotokopian tersebut sehingga siswa cendrung senang dengan cerita yang telah disediakan. Dari data lembar observasi dapat dilihat hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran peningkatan menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW. Aktivitas siswa bertanya muncul sebanyak 10 siswa atau 47%, 9 siswa yang mengemukakan pendapat atau 42%, 21 siswa atau 100% mengerjakan tugas pelatihan yang diberikan guru dan 21 siswa atau 100% yang bekerjasama. Dari keempat aktivitas diatas yang paling menonjol hanya aktivitas mengerjakan tugas dan bekerjasama. Hasil observasi aktivitas siswa dari siklus I sampai dengan siklus II menunjukkan kearah yang lebih positif dan menunjukkan adanya peningkatan. Dari data respon siswa, dapat diketahui bahwa prosentase siswa dari pertanyaan yang diberikan mendapat masukan sebagai berikut: Jawaban siswa terhadap senang atau tidaknya terhadap materi menulis paragraf narasi dengan jawaban 76,19% kemudian siswa menjawab kadang-kadang 14,28% siswa yang memberi jawaban tidak sebanyak 4,7%. Materi menulis karangan narasi dalam bentuk gagasan sebanyak 76,19% siswa menjawab ya, sedangkan yang menjawab kadang-kadang adalah 0, siswa yang menjawab Tidak 19,04%. Kesenangan siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf narasi dengan menggunakan teknik TTW diperoleh jawaban ya sebanyak 85,71%, sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 0%. Merasa terbantu dan termotivasi dengan menggunakan teknik TTW dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang menjawab ya 85,71% kemudian yang menjawab kadang-kadang 9,5%, siswa yang memberi jawaban tidak 0. Dan 0 siswa mengatakan ya pada guru sebelumnya mengajar dengan menggunakan teknik TTW, dan yang

Rufaidah, Peningkatan Keterampilan Menulis 67 memberi jawaban kadang-kadang 14,28%, sedangkan ya menjawab tidak 14,28%. Siswa merasa senang ketika dimintai untuk mengarang menulis paragraf narasi dengan jawaban ya 80,95%, siswa memberi jawaban kadangkadang 14,28%, kemudian yang memberi jawaban tidak 14,28%. Siswa mengajukan pertanyaan jika terdapat materi atau pelajaran yang kurang dimengerti sebanyak 66,66% siswa, sedangkan yang yang menjawab kadang-kadang 4,7%, dan yang menjawab tidak 14,28%. Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, meliputi hasil siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes mengacu pada nilai hasil keterampilan menulis karangann narasi yang dicapai siswa. Aspek-aspek yang dinilai meliputi plihan kata, ketepatan menyusun kerangka narasi, memperhatikan unsurunsur pembagun narasi. Untuk hasil nontes diperoleh dari hasil observasidan angket. Peneliti dan juga sebagai guru dalam memulai pembelajaran baik siklus I maupun siklus II selalu mempresensi siswa terlebih dahulu, selanjutnya melakukan apersepsi dengan menanyakan keadaan siswa untuk menciptaklan suasana komunikatif antara guru dengan siswa. Peneliti juga menyelingi dengan humor untuk menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran narasi Sebelum masuk ke materi, guru mengarahkan siswa ke pokok bahasan dengan tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi. Setelah siswa terpancing dengan pokok bahasan yang akan diberikan, guru mulai menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu dan kegiatan yang akan dilakukan selama dua jam pelajaran. Pada kegiatan inti dari proses pembelajaran ini, guru membagi teks bacaan narasi berupa lembaran kerja siswa,kemudian guru membagikan siswa ke dalam 5 orang dalam 1 kelompok.setelah itu siswa membaca teks tersebut dan membuat catatan dari hasil individual untuk dibawa ke forum diskusi, kemudian siswa berintraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan yang telah dicatat oleh siswa tersebut. Dalam berdiskusi atau berdialog siswa sambil mengkonstruksi sendiri pengetahuannya kedalam bentuk tulisan. guru berpera sebagai mediator ligkunga belajar. Hasil tes yang diperoleh merupakan nilai keterampilan menulis karangan narasi.setelah dilakukan pembelajaran menulis karangan narasi.hasil tes keterampilan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi No Aspek Penilaian Skor Rata-Rata Kelas Peningkatan (%) SI SII SI-SII 1 Pilihan Kata 440 590 71,04% 2 Ketepatan Menyusun Kerangka Narasi 455 540 40,04% 3 Memperhatikan unsur-unsur pembangun narasi 545 640 45,38% Jumlah 1520 1770 32,75% Data pada tabel di atas merupakan rekapitulasi hasil tes keterampilan menulis karangan narasi siklus I dan siklus II. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II.

68 INTERAKSI, Volume 12, Nomer 1, Januari 2017, halaman 62-69 Pada Siklus I skor rata-rata kelas sebesar 440 termasuk kategori kurang. Skor ratarata tersebut berasal dari jumlah rata-rata masing-masing aspek. Untuk aspek plihan kata skor rata-rata sebesar 440 aspek intonasi ketepatan menyusu kerangka narasi 455 aspek memperhatikan unsur-unsur pembangun narasi sebesar 545. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa keterampilan menulis siswa masih tergolong rendah. Kemampuan siswa dan pola pembelajaran guru yang menjadi penyebab utama kondisi ini. Kemampuan siswa kelas XA SMA Negeri 1 Waru Panngarengan Pamekasan masih rendah. kemampuan pilihan kata, ketepatan menyusun kerangka narasi, memperhatikan unsur-unsur pembagun narasi,masih tergolong kurang. Guru selama ini dalam pembelajarannya masih cenderung pada pola pembelajaran tradisional. Untuk itu peneliti perlu menerapkan model pembelajaran Think Talk Write. Nilai rata-rata pada siklus I belum mencapai target nilai yang telah ditetapkan, yaitu 75.Karena itu dilakukan tindakan siklus II. Hasil tes siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata, dan skor masing-masing aspek juga meningkat. Aspek pilihan kata sebesar 590 atau dalam kategori baik, aspek ketepatan menyusun kerangka narasi 540 atau masuk kategori baik, aspek Memperhatikan unsur-unsur pembangun narasi sebesar 640 atau dalam kategori baik. Nilai rata-rata siklus II ini adalah 84,57 dan telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Peningkatan dari siklus I ke siklus II untuk masing-masing aspek adalah sebagai berikut. Aspek pilihan katameningkat 71,04%, aspek ketepatan menyusun kerangka narasi meningkat sebesar 40,04%, Aspek memperhatikan unsur-unsur pembangun narasi 45,38%. Secara keseluruhan keterampilan berbicara setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat sebesar 32,75%. Hasil siklus II menunjukkan peningkatan ratarata nilai dari hasil siklus I. Peningkatan keterampilan Menulis narasi siswa kelas XA SMA Negeri 1 Waru Pangaregan Pamekasanmerupakan bukti keberhasilan model pembelajaran Think Talk Write dalam meningkatkan keterampilan Menulis narási siswa. setelah dilaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran Think Talk Write pada siklus I keterampilan menulis narasi siswa masih kurang dan pada siklus II keterampilan siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I masih pada kategori cukup, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II keterampilan menulis siswa menjadi lebih baik. Berikut Grafik Perbandingannya. 100 80 60 40 20 0 siklus 1 siklus 2 Gambar 1 Grafik Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa

Rufaidah, Peningkatan Keterampilan Menulis 69 KESIMPULAN Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan dua siklus dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik Think Talk Write diperoleh simpulan sebagai berikut : a. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I keaktifan siswa 40% (kategori kurang) dan pada siklus II keaktifan siswa 61% (kategori cukup). b. Respon siswa XA SMA Negeri 1 Waru Pamekasan setelah mengikuti pelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan TTW termasuk respon positif sehingga efektif untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat dari prosentase siklus I yang setuju bahwa TTW dapat memotivasi dalam belajar menulis karangan narasi sebanyak 45,15% (kategori kurang), pada siklus II sebanyak 85,71% (kategori sangat baik). c. Hasil Belajar siswa kelas XA SMA Negeri 1 Waru Pamekasan setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik TTW telah meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil rata-rata siswa dari siklus I sampai dengan siklus II. Hasil rata-rata siswa menulis karangan narasi pada siklus I adalah 72,38 (kategori cukup baik), pada siklus II meningkat menjadi 84,57 (kategori sangat baik). Sapani. 2007. Menulis. Jakarta: Karunia. Semi, M Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Yamin, Martinis dkk. 2009. Taktik pengembangan kemampuan individual siswa. Jakarta: Gaung Persada Press. Winaputra, Udinn. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu tindakan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Poerwadarminta, dkk. 1982. Pembelajaran kooperatif dan pendekatannya. Jakarta: UPI.