BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu tatanan institusi kesehatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang

PENDAHULUAN. dapat berasal dari komunitas (community acquired infection) atau berasal dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif, dan preventif kepada semua orang. Rumah sakit merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB 1 PENDAHULUAN. dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit (Depkes RI, 2007). Menurut WHO (World

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Annissa Rizkianti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009maupun yang disusun tahun 2010, disebutkan bahwa salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

PANDUAN WAWANCARA. Analisis Kemampuan Perawat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada

BAB I PENDAHULUAN. maka pada tahun 1976 Join Commission on Acreditation of Health Care

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan gawat darurat, yang merupakan salah satu tempat pasien berobat atau dirawat, di tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) merupakan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dibidang kesehatan (Depkes, 2007). masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Sustainable Development

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial terjadi di seluruh negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut seorang pasien bisa mendapatkan berbagai penyakit lain. infeksi nosokomial (Darmadi, 2008, hlm.2).

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak lepas terkait dengan status gizi ataupun kesehatan setiap. individu. Indikator yang digunakan salah satunya adalah Indeks

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dijabarkan dalam Sistem Kesehatan nasional yaitu bahwa tujuan Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RSIA CITRA INSANI

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan formal yaitu di puskesmas, rumah sakit, dan di apotek. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan klien merupakan sasaran dalam program Patient Safety yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu tatanan institusi kesehatan yang perkembangannya sangat pesat sebagai sarana pelayanan kesehatan, maka di Rumah Sakit terjadi interaksi antara penderita, petugas dan keluarganya serta lingkungan Rumah Sakit yang cukup komplek dan akan memberikan andil terhadap citra Rumah Sakit di Masyrakat. Perubahan cara pandang arah pembangunan kesehatan menuju paradigma kesehatan menjadi kebijakan semua tatanan kesehatan termasuk Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit atau lebih di kenal dengan istilah penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah Sakit disingkat PKRS merupakan salah satu bentuk pelayanan yang sejalan mendukung arah pembangunan kesehatan. Promosi kesehatan di Rumah Sakit berdasarkan arus pasien meliputi lingkup promosi kesehatan di luar Rumah Sakit dan promosi Rumah Sakit itu sendiri. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat keluarga di Rumah Sakit dapat meningkatkan mutu layanan Rumah Sakit melalui pencegahan dan pengendalian infeksi (Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI,2007) Salah satu kunci keberhasilan dari pelaksanaan promosi kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah penampilan kepribadian petugas untuk menjalin hubungan antar manusia dalam melakukan interaksi sosial baik dengan klien atau keluarga.

Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan di Rumah Sakit diharapkan kepada risiko terinfeksi kecuali kalau dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi. Infeksi Rumah Sakit (Nosokomial) merupakan masalah yang penting diseluruh dunia dan terus meningkat. Umpamanya tingkat infeksi nosokomial berkisar dari 1% di berapa Negara di Eropa dan Amerika sampai lebih dari 40% di Asia, Amerika latin dan Afrika Sahara (panduan pencegahan infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumber daya terbatas) Menurut Sedyaningsih (2011), kasus infeksi nosokomial atau infeksi yang terjadi ketika pasien dirawat di Rumah Sakit di seluruh dunia rata-rata sembilan persen dari 1,4 juta pasien rawat inap. Meski di Indonesia, data akurat tentang angka kejadian infeksi nosokomial di Rumah Sakit belum ada, tetapi, kasus ini menjadi masalah serius. "Infeksi nosokomial persoalan serius yang bisa menyebabkan langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Kasus infeksi ini terjadi karena masih rendahnya standar pelayanan Rumah Sakit atau puskesmas (Kemenkes, 2011) Data survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Instansi Kesehatan setiap provinsi tahun 2004 menunjukkan masih di bawah 50% dari instansi kesehatan di provinsi yang sudah baik pelaksanaan PHBS-nya (DepKes, 2004). Perlunya pembinaan PHBS di Rumah Sakit sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit dan mewujudkan Instansi Kesehatan Sehat. Untuk melaksanakan hal tersebut diatas promosi kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) sangat diperlukan. PKRS berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung Rumah Sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu, promosi

kesehatan di Rumah Sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung Rumah Sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, promosi kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2010). Metode promosi kesehatan seperti kegiatan penyuluhan, penyebaran leaflet, pembuatan poster-poster terbukti cukup berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dalam menjaga kesehatan pribadi dan lingkungannya. Penelitian Suci Hati (2008) di Patumbak, Deli Serdang menunjukkan ada pengaruh strategi promosi kesehatan terhadap tingkat PHBS pada tatanan rumah tangga. Faktor yang paling berpengaruh dalam penelitian ini adalah pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menunjukkan, jika sebuah kelompok diberdayakan dengan baik, akan lebih memudahkan tujuan pencapaian dari promosi kesehatan tersebut Di Rumah Sakit PHBS dilakukan dengan cara membuang sampah pada tempatnya serta tidak meludah dilantai (Karkhi, 2011). Strategi promosi kesehatan di Rumah Sakit atau PKRS seperti telah dijelaskan diatas, berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung Rumah Sakit tentang penyakit dan pencegahannya. Selain itu, promosi kesehatan di Rumah Sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung Rumah Sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Dengan melaksanakan promosi kesehatan di Rumah Sakit, berarti keluarga pasien

ataupun pengunjung telah diajak berperan serta secara aktif dan diberdayakan untuk meningkatkan PHBSnya. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah Sakit umum milik pemerintah pusat yang secara teknis berada dibawah Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah sumatera bagian utara dan bagian tengah yang meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat (Profil RSUP HAM, 2010). Untuk melaksanakan pelayanan promosi kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik di Medan memiliki Instalasi Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yaitu instalasi yang memiliki program kegiatan berupa promosi kesehatan melalui penyuluhan terhadap pasien, penjaga pasien dan pengunjung pasien di rawat jalan dan rawat inap. Berdasarkan hasil wawancara dengan Staf Instalasi PKRS RSUP H. Adam Malik, Instalasi PKRS memiliki 8 orang petugas yang bertugas memfasilitasi dan mengkoordinir kegiatan penyuluhan untuk keluarga pasien/pengunjung Rumah Sakit baik di rawat inap maupun rawat jalan. Setiap 1-2 orang petugas PKRS bertugas menjadi Fasilitator dalam pelaksanaan penyuluhan. Adapun yang memberikan penyuluhan adalah dokter, apoteker dan ahli gizi yang terkait dengan materi penyuluhan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh peneliti, kegiatan yang dilakukan staf Instalasi PKRS lebih banyak melakukan penyuluhan dengan mengumpulkan keluarga pasien pada satu ruangan di Rawat Inap, Rawat Jalan dan Apotik. Kegiatan

penyuluhan ini sering tidak mendapat dukungan dari petugas di ruangan dengan alasan kegiatan tersebut khususnya penyuluhan di rawat inap mengganggu kegiatan pelayanan di ruangan. Menurut keterangan petugas di ruangan, materi penyuluhan monoton dan tidak ada inovasi yang dilakukan untuk memperbaiki metode yang ada sehingga tidak mendapat dukungan dari pihak pengelola ruangan. Misalnya materi penyuluhan hanya berisikan tentang penyakit-penyakit saja sedangkan materi khusus tentang PHBS itu sendiri selama menjaga pasien di rumah sakit tidak pernah diberikan. Adanya anggapan bahwa program-program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Instalasi PKRS tidak masuk keruang tunggu keluarga yang menjaga pasien, hal ini disebabkan program-program Instalasi PKRS telah dilaksanakan selama bertahun-tahun, namun perubahan perilaku pasien dalam PHBSnya tidak cukup kelihatan. Hasil pengamatan peneliti selama memberikan pelayanan di ruangan rawat inap terpadu A dan B, banyak keluarga pasien/pengunjung yang tidak melaksanakan PHBS sesuai standar seperti membuang sampah dan meludah sembarangan, merokok di dalam ruangan dan tidak menggunakan fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit sesuai fungsinya sehingga kebersihan lingkungan Rumah Sakit tidak terjaga dengan baik khususnya pada sore dan malam hari. Perilaku ini tentu akan meningkatkan angka kejadian infeksi nosokomial. Data infeksi nosokomial di RSUP H. Adam Malik di Medan tahun 2011 menunjukkan ada 249 kasus infeksi nosokomial dari 61.123 pasien atau sekitar 0,4%. Dilihat dari angka ini, sebenarnya kejadian prevalensi infeksi nosokomial di RSUP H. Adam Malik di

Medan rendah, namun dari keterangan petugas Komite Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Rumah Sakit yang bertugas melakukan survey infeksi nosokomial, angka yang sebenarnya jauh lebih tinggi, dikarenakan pelaporan dari tiap ruangan tidak akurat (Komite PPIRS, 2012). Kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah dapat berakibat meningkatnya angka kejadian infeksi nosokomial. Untuk memperbaiki tingkat PHBS ini diperlukan program kerja yang baik oleh PKRS. Selama ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap kegiatan/program yang dilaksanakan PKRS terhadap peningkatan PHBS keluarga pasien di Rumah Sakit. Penelitian tentang hal ini juga belum pernah dilakukan. 1.2. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh promosi kesehatan Rumah Sakit terhadap Pengetahuan dan sikap tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada keluarga yang menjaga pasien di RSUP H. Adam Malik di Medan tahun 2012. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi kesehatan Rumah Sakit terhadap Pengetahuan dan sikap tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada keluarga yang menjaga pasien di RSUP H. Adam Malik di Medan tahun 2012.

1.4. Hipotesis Ada pengaruh promosi kesehatan Rumah Sakit terhadap PHBS pada keluarga yang menjaga pasien di RSUP H. Adam Malik di Medan tahun 2012 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi keluarga yang menjaga pasien sebagai acuan dalam rangka meningkatkan kesehatan (mencegah penyakit) khususnya selama di Rumah Sakit dan membantu penyembuhan pasien. 1.5.2. Bagi RSUP H. Adam Malik di Medan : sebagai masukan bagi pihak RSUP H. Adam Malik dalam meningkatkan strategi promosi kesehatan Rumah Sakit di RSUP H. Adam Malik di Medan. 1.5.3. Bagi Kalangan Pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi dalam pengayaan materi PHBS di Rumah Sakit khususnya pada keluarga yang menjaga pasien. 1.5.4. Bagi peneliti sendiri, pelaksanaan penelitian ini disamping dapat menambah pengalaman dalam pengembangan ilmu, juga dapat mengenal karakteristik dan perilaku keluarga yang menjaga pasien dalam PHBS selama di Rumah Sakit. 1.5.5. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai studi komparatif atau sebagai dasar pengembangan studi PHBS keluarga yang menjaga pasien di Rumah Sakit.