11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

10Ilmu ANALISIS WACANA. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI Jln. Prof. KH. Zainal Abidin Fikry KM 3,5 Palembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

ANALISIS WACANA KRITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

Teori Kritikal mulai berkembang tahun 1937 (pengkajiannya dimulai tahun 1930) Teori Kritikal eksis sebagai ciri dari Institut Marxisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

EKSLUSI DAN INKLUSI PADA RUBRIK METROPOLITAN HARIAN KOMPAS: ANALISIS WACANA KRITIS BERDASARKAN SUDUT PANDANG THEO VAN LEEUWEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Salah satu tujuan manusia berkomunikasi adalah mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang kita dapatkan. Banyak orang berilmu membagi wawasan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma yang tertanam

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammad Nazir dalam bukunya "Metode Penelitian", menyatakan bahwa. terus-menerus untuk memecahkan masalah.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

III. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis/ CDA) a. Pengertian Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analyisis)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu atau beberapa pendekatan teori yang mengeksplorasi dan mencari penjelasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

Bagan 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membuat berbagai kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Setiap generasi memiliki tipe pria idealnya masing-masing. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Faktor Yang Mempengaruhi Konten Media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi kajian menarik manakala di komunikasi lintas kebudayaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN

Ahyad. Fakultas Komunikasi Universitas Gunadarma Kata Kunci: wacana kritis, iklan, makna

BAB I PENDAHULUAN. mulai ditinggalkan bahkan terdapat beberapa bahasa yang dinyatakan punah.

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain mengenai (A)

BAB 1 PENDAHULUAN. Seringkali kita jumpai dalam ajang peragaan busana banyak memamerkan

BAB IV PENUTUP. perlindungan dan tuntunan dari pihak laki-laki, bahkan dalam lirik lagu tersebut

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Dokumentasi teks berita

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analisis wacana kritis atau juga disebut dengan critical

KRITIK SOSIAL MEDIA DALAM PERSPEKTIF JURNALISME KOMUNITAS

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Konteks Masalah

Transkripsi:

Modul ke: ANALISIS WACANA KRITIS Mengungkap realitas yang dibingkai media, pendekatan analisis kritis, dan model analisis kritis Fakultas 11Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Pengertian analisis kritis Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks tidak lepas dari suatu kepentingan penulis. Dibalik sebuah wacana juga terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.

Analisis Wacana Kritis menurut Teun Van Dijk, digunakan untuk menganalisis wacana-wacana kritis, diantaranya politik, ras, gender, kelas sosial, hegemoni, dan lain-lain. Fairclough dan Wodak membuat sebuah ringkasan tentang prinsip-prinsip ajaran Analisia Wacana Kritis yakni: 1) Membahas masalah-masalah sosial 2) Mengungkap bahwa relasi-relasi kekuasaan adalah diskursif 3) Mengungkap budaya dan masyarakat 4) Bersifat ideologi

5) Bersifat historis 6) Mengemukakan hubungan antara teks dan masyarakat 7) Bersifat interpretatif dan eksplanatori Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpukan bahwa analisis wacana kritis merupakan teori untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan perkembangan sosial budaya

Karakteristik Analisis Wacana Kritis 1. Tindakan Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan (action). Dari karakteristik ini, ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang. 1. Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyangga, bereaksi, dan sebagainya.

Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontrol, bukan sesuatu yang di luar kendali atau diekspresikan di luar kesadaran. 2. Konteks Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini dipandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu.

3. Historis Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu. Salah satu aspek penting untuk bisa mengerti teks adalah dengan menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu 4. Kekuasaan Di sini setiap wacana yang muncul merupakan bentuk pertarungan kekuasaan.

5. Ideologi AWK mempelajari tentang dominasi suatu ideologi serta ketidakadilan dijalankan dan dioperasikan melalui wacana. Ideologi merupakan konsep sentral dalam AWK, hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau permintaan dari ideologi tertentu.

Pendekatan Analisis Wacana Kritis a. Pendekatan Linguistik Kritis (Crticical Linguistic) b. Pendekatan Perancis (French Discourse Analysis) c. Pendekatan Kognisi Sosial (Socio Cognitive Approach) d. Pendekatan Perubahan Sosial (Sociocultural Change Approach) e. Pendekatan Wacana Sejarah (Discourse Historical Approaches)

Model Analisis Wacana Kritis Model Michel Foucault Model ini membagi AWK menjadi beberapa bagian yaitu:: A. Wacana melihat bahasa sebagai dua segi yaitu segi arti dan referensi. B. Discontinuitas Foucault lebih tertarik pada kejadian biasa atau peristiwa kecil yang diabaikan oleh ahli sejarah.

c) Kuasa dan Pengetahuan Konsep ini membawa konsekuensi untuk mengetahui bahwa untuk mengetahui kekuasaan dibutuhkan penelitian mengenai produksi pengetahuan yang melandasi kekuasaan. Foucault meyakini bahwa kuasa tidak bekerja melalui represi, tetapi melalui normalisasi dan regulasi. Kuasa tidak bekerja secara negatif dan represif, melainkan dengan cara positif dan produktif.

d) Episteme Foucault membedakan tiga jaman episteme yaitu : Abad Renaisan yang menekankan pada resemblance (kemiripan), Abad Klasik yang menekankan pada representastion (representasi) dan Abad Modern yang menekankan pada signification (signifikasi) atau pemaknaan.

Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew (Fowler dkk) Dalam membangun model analisisinya, mereka mendasarkan pada struktur dan fungsi bahasa yang menjadi struktur tata bahasa.. Dalam praktik penggunaan tata bahasa, maka kosa kata merupakan pilihan kata (diksi) untuk mengetahui praktik ideologi.

Theo Van Leeuwen Ada dua pusat perhatian dalam analisis Van leeuwen, yaitu : 1. Proses pengeluaran (eksklusi) apakah dalam suatu teks berita ada aktor atau kelompok yang dikeluarkan dari pemberitaan, dan strategi wacana apa yang dipakai untuk itu. 2. Proses pemasukan (inklusi) yaitu proses dimana suatu pihak atau kelompok ditampilkan lewat pemberitaan.

Sara Mills Konsep dasar pemikiran Mills lebih melihat pada bagaimana aktor ditampilkan dalam teks baik dia berperan sebagai subyek maupun obyek. Ada dua konsep dasar yang diperhatikan yaitu posisi Subyek-Obyek, menempatkan representasi sebagai bagian terpenting

Selain posisi aktor dalam teks, Sara Mills juga memusatkan perhatian pada bagaimana pembaca dan penulis bisa ditampilkan. Posisi pembaca memengaruhi bagaimana seharusnya teks itu dipahami dan bagaimana aktor sosial ditempatkan. Karena Sara Mills adalah seorang feminist, maka aktor yang sering dia tampilkan dalam karyanya adalah perempuan.

Teun A. Van Dijk Analisis Wacana Kritis Moden van Dijk dikenal dengan model kognisi sosial yaitu medel analisis yang tidak hanya mendasarkan pada analisis teks semata, tetapi juga proses produksi wacana tersebut yang dinamakan kognisi sosial.

Wacana menurut Van Dijk memiliki tiga dimensi : teks, kognisi sosial dan konteks. Dalam teks (stuktur mikro)van Dijk berusaha meneliti dan mamaknai bagaimana struktur teks dan strategi wacana secara kebahasaan (bentuk kalimat, pilihan kata, metafora yang dipakai)

Pada level kognisi sosial dipelajari bagaimana proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Pada level konteks sosial (struktur makro) mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah

Norman Fairclough Analisis Wacana Kritis Model Fairclough disebut dengan model perubahan sosial (social change), yaitu mengintegrasikan secara bersama-sama analisis wacana yang didasarkan pada linguistik, pemahaman sosial politik terhadap perubahan sosial.

Fairclough membagi wacana dalam tiga dimensi yaitu teks, discourse practice, dan Sociocultural Practice. Teks dianalisis secara linguistik, dengan melihat kosa kata, semantik dan tata kalimat termasuk keherensi dan kohesivitas yang bertujuan untuk melihat elemen-elemen idesional, relasi dan identitas suatu wacana.

Discourse practice berhubungan dengan bagaimana proses produksi dan konsumsi teks. Sociocultural Practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks seperti konteks situasi, konteks dan praktik institusi dari media dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya politik tertentu.