BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skor Tes Awal Xi (Pre-Test) Perilaku Sopan Santun Siwa. Skor Pre-Tes. No

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI (SELF-ACCEPTANCE) SISWA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fahmi Dewi Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman remaja dalam berhubungan dengan orang lain. Dasar dari konsep diri

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. metode penelitian dan lokasi serta sampel penelitian. Adapun uraiannya sebagai. mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya membuat

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau yayasan, orangtua, guru, dan juga siswa-siswi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Halimatusa diah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan bangsa. Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003, merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula.

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

2016 EFEKTIVITAS STRATEGI PERMAINAN DALAM MENGEMBANGKAN SELF-CONTROL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB III Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

DAFTAR ISI Esya Anesty Mashudi, 2012

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2015 KORELASI KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK MTS AT TAUFIQ BANDUNG

THE EFFECTIVENESS OF GRUP COUNSELING BASED GAMES TO IMPROVE PEER COMMUNICATION SKILLS OF CLASS VIII-E STUDENTS OF SMP NEGERI 1 TALUN IN ACADEMIC YEAR

BAB I PENDAHULUAN. solidaritas di antara individu maupun kelompok. dengan yang lain atau (give and take) melalui berbicara atau saling menukar tanda

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent.

BAB III METODE PENELITIAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DI SD MUHAMMADIYAH PAHANDUT PALANGKARAYA.

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang sama, yaitu berupa pengembangan potensi siswa, baik dari akademik ataupun kehidupan sosial siswa di sekolah. Di lingkungan sosial yang sama, setiap individu berinteraksi dengan individu lain. Interaksi yang terjadi di sekolah dapat berupa interaksi antara guru dengan guru, guru dengan staf dan pegawai sekolah, guru dengan kepala sekolah, guru dengan siswa, siswa dengan siswa lainnya. Siswa dalam memasuki lingkungan sekolah terkadang ada kekhawatiran dalam dirinya (Pratama,2013, hlm. 1). Siswa dihadapkan dengan berbagai hal seperti suasana, kondisi, lingkungan aturan, norma, budaya, dan teman-teman yang baru. Siswa harus mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Upaya yang dilakukan siswa untuk dapat berinteraksi dengan menunjukkan kemampuan berkomunikasi. Siswa yang mengalami kesulitan berinteraksi diindikasikan dengan keterbatasan komunikasi, khususnya komunikasi interpersonal yang dapat menimbulkan persoalan bagi siswa di sekolah. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap remaja yaitu pada rentang usia 12-15 tahun, yang merupakan masa dalam mencari indentitas diri yang biasa ditunjukkan dengan berkelompok. Berdasarkan pendapat Hurlock (1980, hlm. 212) pencarian identitas remaja lebih banyak dilakukan di luar rumah bersama teman-teman sebagai kelompok, maka dapat dimengerti bahwa kelompok berpengaruh pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku. Siswa dalam berkelompok, komunikasi interpersonal merupakan hal yang penting, misalnya ditunjukan dengan mengungkapkan pendapat dalam diskusi,

2 dapat memperhatikan orang lain saat sedang berbicara, dan tidak memotong pendapat orang lain saat sedang berbicara. Kemampuan komunikasi interpersonal bermanfaat dalam pergaulan sosial remaja, namun tidak semua remaja memiliki komunikasi yang baik, sehingga memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonalnya. Menurut Hurlock, (1988, hlm. 192), remaja merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses perkembangannya sehingga memerlukan bantuan dalam mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal yang baik dan efektif di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Siswa yang belum mampu berkomunikasi dengan baik akan mengalami hambatan terutama dalam berinteraksi akan mempengaruhi terhadap pembentukan kepribadian dan aktualisasi diri dalam kehidupan, terutama dalam meraih prestasi di sekolah. Hasil penelitian Astuti (2013, hlm.2), menjelaskan 62% dari 50 siswa sekolah menengah pertama memiliki permasalahan yang berhubungan dengan komunikasi yang terbukti siswa gugup apabila bicara dengan orang yang belum dikenal, merasa gemetar apabila berhadapan dengan orang banyak, tidak berani mengemukakan pendapat di depan umum, dan takut mendapat kritikan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di MTs Al Inayah yang dilakukan pada Maret 2014 melalui wawancara dengan guru BK, pengamatan langsung, dan menyebar angket menunjukkan kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa. Kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal dilihat dari perilaku kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014 yaitu menunjukkan sekitar 25% dari 147 siswa yang cenderung diam ketika diberikan kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, siswa bersikap tidak peduli ketika melihat temannya diejek karena kekurangannya, siswa cenderung tidak mendengarkan temannya ketika sedang berbicara di depan kelas. Selain itu masih banyak siswa yang kurang terbuka dalam mengungkapkan masalahnya kepada guru bimbingan dan konseling karena merasa malu, sungkan, dan takut. Komunikasi interpersonal mempunyai dampak yang cukup besar. Penelitian yang dilakukan Aelani (2011,hlm.5) mengungkapkan, remaja yang

3 mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal mengakibatkan remaja diabaikan dan dikucilkan dari lingkungan. Kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal membuat remaja kesulitan dalam melakukan interaksi yang lebih luas. Fenomena-fenomena yang telah dijelaskan menunjukkan masalah dalam komunikasi interpersonal siswa. Komunikasi interpersonal berpengaruh dalam perkembangan sosialnya, agar siswa mampu mencapai tugas perkembangan dengan optimal serta dapat mengembangkkan potensinya. Dalam proses komunikasi diharapkan terjalin hubungan antara satu dengan lainnya yang dapat berjalan secara selaras, serasi, dan seimbang. Siswa memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya atau kelompoknya. Sesuai dengan pernyataan Santrock (2007, hlm.270) yang menyebutkan bahwa remaja memiliki kebutuhan untuk mencari kelompok yang sesuai dengan keinginannya agar dapat diterima kelompok. Untuk memenuhi kebutuhan remaja disukai dan diterima akan pengakuan kelompoknya dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Individu yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik akan lebih diterima oleh orang lain (Suranto,2011, hlm. 92). Siswa yang komunikasi interpersonalnya kurang baik membutuhkan suatu layanan yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal siswa. Berdasarkan kajian literatur di dalam bimbingan dan konseling terdapat banyak metode untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan interpersonal, salah satunya bimbingan kelompok. Beberapa teknik dalam bimbingan kelompok yang dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal yaitu teknik role playing dan permainan. Hasil penelitian yang dilakukan Putra (2013) membuktikan menggunakan teknik role playing efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Penelitian lain menggunakan teknik permainan (games) yang dilakukan Astuti (2013, hlm. 55) terbukti efektif dapat meningkatkan keterampilan komunikasi siswa. Dari dua teknik yang dipaparkan di atas terbukti dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal siswa, intervensi yang akan diterapkan yaitu teknik permainan. Permainan kelompok sangat mungkin

4 diberikan kepada siswa SMP, sesuai dengan karakteristik perkembangan yang berada pada taraf operasional formal. Selain itu, dalam permainan kelompok akan banyak terjadi komunikasi antara anggota kelompok dengan anggota lainnya. Semakin sering individu melakukan interaksi dapat meningkatkan kemapuan individu untuk berkomunikasi. Diperkuat juga dengan pendapat DeVito (2011, hlm. 22) menyatakan, salah satu tujuan lazim yang harus dicapai dalam komunikasi interpersonal adalah bermain. Berdasarkan hasil penelitian Rusmana (2009, hlm. 22) mengungkapkan beberapa alasan menggunakan permainan dalam kelompok yaitu 1) Mengembangkan diskusi dan partisipasi, 2) Permainan dapat menjadi cara untuk menstimulasi minat dan energi anggota kelompok, 3) Memfokuskan kelompok. Suatu permainan dapat digunakan untuk memfokuskan anggota pada suatu isu atau topik yang umum, 4) Mengangkat suatu fokus, 5) Memberi kesempatan untuk pembelajaran eksperiensial, 6) Memberi konselor informasi yang berguna,7) Memberikan kesenangan dan relaksasi, 8) Meningkatkan level kenyamanan, 9) Permainan untuk meningkatkan keakraban sehingga menambah rasa nyaman diantara anggota kelompok. Berdasarkan alasan-alasan yang diungkapkan, perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Kondisi lingkungan yang sulit diperdiksi dapat menimbulkan kesenjangan perkembangan perilaku siswa, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalahmasalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah perilaku yang tidak diharapkan dapat ditempuh dengan cara mengembangkan potensi siswa dan memfasilitasi siswa secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Berdasarkan paparan, maka peneliti bermaksud akan mengkaji mengenai Program Peningkatan Keterampilan Komunikasi Interpersonal Melalui Permainan Kelompok di Kelas VIII.

5 B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah Siswa sebagai individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan selalu melakukan komunikasi. Untuk mencapai kematangan, siswa memerlukan bimbingan karena siswa masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungan sosialnya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya namun, kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan orang lain berbeda. Kemampuan siswa dalam komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kemampuan komunikasi interpersonal verbal dan non verbal. Siswa yang kurang baik dalam berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adanya perasaan malu yang dimiliki oleh siswa, tidak tahu cara untuk memulai pembicaraan dengan teman, takut tidak direspon oleh teman ketika berinteraksi, dan memiliki pengalaman buruk dengan teman sebelumnya. Komunikasi penting dan perlu mendapat perhatian yang serius dikalangan para pendidik, karena kesulitan berkomunikasi yang dialami para siswa di sekolah akan membawa dampak negatif baik terhadap diri siswa sendiri maupun terhadap lingkungannya. Berdasarkan standar kompetensi kemandirian siswa SMP seharusnya memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup. Berdasarkan identifikasi masalah, dihasilkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VIII MTs Al InayahBandung tahun ajaran 2013/2014? 2. Bagaimana rancangan program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok yang sesuai pada siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014? 3. Apakah program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal efektif melalui permainan kelompok pada siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah maka dapat dijelaskan tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran mengenai: 1. Profil kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa kelas VIII MTs Bandung tahun ajaran 2013/2014. 2. Rancangan program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014. 3. Efektivitas program peningkatan keterampilan komunikasi interpersonal melalui permainan kelompok siswa kelas VIII MTs Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014. D. Metode Penelitian Penelitian dilakukan untuk menguji efektivitas permainan kelompok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal siswa pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII jenjang sekolah menengah pertama di MTs Al Inayah Bandung. Penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada jenjang SMP merupakan masa perkembangan remaja awal dengan kondisi komunikasi yang berubah dari masa anak menuju masa remaja dan adanya tuntutan untuk memahami orang lain yang mendorong remaja untuk berperan dan berhubungan lebih akrab terhadap lingkungannya, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan desain pre-eksperimen one group pre test-post test yaitu desain subjek yang dilakukan dengan cara melakukan satu kali pengukuran di awal sebelum dilakukan treatment dan pengukuran kembali setelah dilakukan treatment. Efektivitas permainan kelompok dapat terlihat dari perubahan kondisi komunikasi interpersonal siswa sebelum dan setelah dilakukan treatment (permainan kelompok).

7 E. Manfaat Penelitian Manfaat dan kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Siswa yang termasuk ke dalam karakteristik kurang dalam komunikasi interpersonal dapat memiliki pengelolaan emosi yang lebih baik, sehingga siswa mampu menampilkan emosinya secara tepat, mampu berinteraksi dengan teman-temannya secara sehat, dan mampu diterima oleh teman-teman sebayanya. 2. Bagi Peneliti Menambah pengalaman serta wawasan mengenai permasalahan siswa dalam komunikasi interpersonal serta bimbingan kelompok permainan pada siswa. 3. Bagi Konselor Konselor sekolah dapat menggunakan permainan kelompok untuk meningkatkan komunikasi interpersonal terhadap siswa. F. Struktur Organisasi Skripsi Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian siswa dalam berkomunikasi, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II merupakan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan konsep-konsep mengenai komunikasi interpersonal dalam bimbingan dan konseling, siswa SMP kelas VIII, konsep bimbingan dan konseling serta penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan komunikasi interpersonal. Bab III menyajikan mengenai metode penelitian yang menjabarkan secara rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

8 Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama yaitu analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian serta menguraikan pembahasan, dan analisis temuan. Bab V merupakan kesimpulan dan saran atau rekomendasi penelitian.