UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Oleh Rohimatul Azizah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 KALIBAWANG

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Dedi Kurniawan ABSTRAK

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 LENDAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

PROSIDING ISBN :

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games-Tournament (TGT) dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Negeri 3 Sleman dengan menggunakan model Number Head Together yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan kualitas. pembelajaran IPS di kelas IVB SDN Nanggulan Sleman.

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran Inquiry

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PENGAJARAN BERPROGRAMA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

BAB V PENUTUP. 1. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen 1 setelah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Minat Belajar terhadap

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Kata kunci : pendidikan matematika realistik, pemahaman konsep, materi prisma dan limas.

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar Matematika, dan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) PENDAHULUAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SD N 82/VII SEI BENTENG II. Oleh Astri Wayuni ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV dapat dikemukakan simpulan penelitian yaitu penerapan metode

Vikcy Mita Martina. Universitas PGRI Yogyakarta.

Eutik Mulyati dan Guntarsih ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

E-JURNAL STUDENT. Oleh: Ihtisyamah Zuhaidah NIM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat disimpulkan bahwa:

Siska Candra Ningsih. FKIP Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

PENERAPAN THE LEARNING CELL PADA POKOK BAHASAN PETA DAN BENTUK POLA POLA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (IPS) SISWA SMP

Pada Siklus I, penerapan teknik Paired Storytelling (Bercerita

DATAR PUSTAKA. Ali, Mohammad (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN METODE DIRECT TEACHING MATERI REM DI SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013

DAFTAR PUSTAKA. Afifudin Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Masa.

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

Depoter, Bobbi dkk, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa Learning, Hamzah, Muhammad Ali dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 4(1)

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

Seminar Pendidikan Serantau 2011

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB V PENUTUP. menyelesaikan soal permutasi dan kombinasi. Tipe 3: Learning obstacle terkait prosedur operasi hitung faktorial.

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir: Penelitian Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

Endah Rahmani Sunardi Emy Wuryani. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmun Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH:

DAFTAR PUSTAKA. Admiranto, A. Gunawan Tata Surya dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan Aktivitas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian penerapan metode

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN ML. Dri Handayani 1) Wahyu Wulan Wardani 2) 1) SMP N 1 Kasihan, 2) Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII D SMP N 1 Kasihan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving pada pokok bahasan Kubus dan Balok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas, yaitu suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar secara kolaboratif berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D dengan jumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik anaslisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data observasi, catatan lapangan dan dokumentasi, sedangkan deskriptif kuatitatif yaitu menganalisis data observasi dan tes. Hasil penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Problem Solving dilakukan melalui enam fase yaitu menyajikan permasalahan, mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, mengekplorasi, menginvestigasi, menduga dan menemukan solusi, dengan tingkat keterlaksanaan 95,83% (kriteria tinggi) di siklus I dan 100% (kriteria tinggi) di siklus II sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dari Prasiklus 44,44 (kriteria kurang), meningkat pada siklus I 72,25 (kriteria baik) dan meningkat pada siklus II 85,08 (kriteria baik sekali). Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Solving, Pemahaman Konsep Matematika 1. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas VIII D, pembelajaran belum sesuai yang diharapkan. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru menjelaskan materi di depan kelas, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat. Interaksi antara siswa dengan guru dan interaksi antara siswa dengan siswa belum berjalan dengan baik. Selama proses pembelajaran berlangsung, ada siswa yang hanya diam dan ada siswa yang hanya mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya. Selain itu, siswa belum paham tentang konsep matematika. Ketika siswa diminta guru untuk menyebutkan contoh, ia belum bisa menyebutkan contoh yang ditanyakan. Ketika guru menanyakan kembali tentang definisi dari sebuah konsep, mereka hanya diam saja. Untuk menemukan konsep matematika mereka belum bisa menemukan sendiri. Mereka masih mengandalkan tranfer ilmu dari guru untuk memahaminya. Sumber ilmu untuk belajar juga masih terbatas pada buku paket matematika saja. 68

Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 3792) Halaman 68-75 Menurut keterangan dari guru bidang studi pendidikan matematika kelas VIII D, hasil nilai UAS siswa semester ganjil kelas VIII D belum memuaskan. Nilai rata-rata kelas VIII D masih di bawah KKM, yaitu 56,27 sedangkan nilai standar KKM sekolah adalah 73. Menindak lanjuti hasil observasi peneliti juga menganalisis nilai tes pemahaman konsep siswa. Berdasarkan hasil analisis tes yang dibuat pada 30 siswa diperoleh rata-rata nilai 30 siswa tersebut 44,44 dengan rincian rata-rata nilai setiap indikator pemahaman konsep adalah sebagai berikut: menyatakan ulang sebuah konsep sebesar 51,11, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sebesar 61,11, memberi contoh dan non contoh sebesar 60, menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis sebesar 63,33, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep sebesar 20, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu 25,55 dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah sebesar 30. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti berpendapat perlu dilakukan perbaikan pada proses pembelajaran matematika di kelas VIII D untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Problem Solving pada materi kubus dan balok untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII D SMP N 1 Kasihan? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII D di SMP N 1 Kasihan dengan penerapan melalui model pembelajaran Problem Solving. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) manfaat teoritis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi upaya perbaikan mutu pendidikan dan menambah kajian ilmu matematika terutama pada pemahaman konsep dan mengetahui bagaimana strategi belajar yang baik dalam pembelajaran matematika. 2) Manfaat Praktis : a) Bagi Guru, diharapkan dapat membantu guru untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. b) Bagi calon Guru Matematika, diharapkan dapat melatih diri mencari solusi dalam mengelola pembelajaran di kelas dan memberikan gambaran dalam penggunaan model pembelajaran yang bervariasi apabila nanti mengajar di sekolah. c) Bagi siswa, diharapkan dapat melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran dikelas, meningkatkan pemahaman konsep matematika bagi siswa, d) Bagi peneliti sebagai pengembangan 69

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Pada Siswa Kelas VIIID SMP N I Kasihan ML. Dri Handayani, Wahyu Wulan Wardani penelitian untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. 2. LANDASAN TEORI a. Pembelajaran Matematika Menurut Suherman, pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2010: 11). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2002: 723) matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses dimana terjadi komunikasi antara peserta didik dengan pendidik dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pendidikan. Yang mana keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya, khususnya dalam mempelajari objek matematika. b. Pemahaman Konsep Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari (Ahmad Susanto, 2013: 6). Konsep adalah idea abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek (Endang Susetyawati dan Sumaryanta, 2005: 23). Menurut Hamzah B. Uno dan Satria Koni (2012: 216), indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah: 1) Menyatakan ulang sebuah konsep; 2) Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya); 3) Memberi contoh dan non-contoh dari konsep; 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; 6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman 70

Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 3792) Halaman 68-75 konsep adalah kemampuan seorang siswa dalam menyerap arti dari suatu ide abstrak matematika dan dapat menjelaskan fakta dari pengetahuan yang ia milki. c. Model Pembelajaran Problem Solving Pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan model pembelajaran di mana peserta didik dihadapkan pada suatu kondisi bermasalah (Janawi, 2013: 213). Adapun sintak pembelajaran Problem Solving menurut (Ngalimun, 2012:164) adalah a) menyajikan masalah, b) mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, c) mengekplorasi, d) menginvestigasi, e) menduga, f) menemukan solusi. Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir maka dapat diajukan hipotesis tindakan yaitu : penerapan model pembelajaran Problem Solving dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VIII D SMP N 1 Kasihan. 3. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru matematika di kelas VIII D SMP N 1 Kasihan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D di SMP N 1 Kasihan dengan jumlah siswa yaitu 30 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Problem Solving untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII D SMP N 1 Kasihan untuk materi Kubus dan Balok. Penelitian ini menggunakan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes tertulis, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dihgunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu: lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, tes pemahaman konsep, lembar catatan lapangan, dan dokumentasi. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini dilakukan tanggal 20 Mei 2015 sampai dengan 28 Mei 2015 yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama 3 x 40 menit untuk kegiatan pembelajaran, sedangkan pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 40 menit untuk tes siklus dan pembahasan. Pada siklus I diperoleh hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving 95,83% dengan kategori tinggi. Pada siklus satu ini guru belum menjelaskan manfaat dan teknis pembelajaran yang dilakukan. Rata-rata 71

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Pada Siswa Kelas VIIID SMP N I Kasihan ML. Dri Handayani, Wahyu Wulan Wardani nilai pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII D SMP N 1 Kasihan adalah 72,25 dengan kategori baik tetapi belum mencapai indikator keberhasilan dengan rincian sebagai berikut: indikator A. menyatakan ulang sebuah konsep sebesar 86,21, indikator B.mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sebesar 85,06, indikator C.memberi contoh dan non contoh dari konsep sebesar 72,41, indikator D.menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebesar 60,92, indikator E.mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep 66,67, indikator F. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu sebesar 68,97, indikator G.mengaplikasikan atau algoritma pemecahan masalah sebesar 62,25. Rata-rata nilai pemahaman konsep dan rata-rata setiap indikator pemahaman konsep belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga dilakukan siklus lanjutan. Pada siklus II diperoleh hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran metematika menggunakan model pembelajaran Problem Solving mencapai 100% dengan kategori tinggi. Rata-rata nilai pemahaman konsep siswa secara keseluruhan adalah 85,08 dengan kategori baik sekali. Dengan rincian indikatornya sebagai berikut. indikator A. menyatakan ulang sebuah konsep sebesar 88,89, indikator B.mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sebesar 92,22, indikator C.memberi contoh dan non contoh dari konsep sebesar 95,56, indikator D.menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebesar 87,78, indikator E.mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep 76,67, indikator F.menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu sebesar 76,67, indikator G.mengaplikasikan atau algoritma pemecahan masalah sebesar 77,78. Karena pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem solving sudah berjalan dengan baik dan mencapai indikator keberhasilan maka siklus dihentikan. Grafik keterlaksanaan model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut: 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% Gambar 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Grafik untuk peningkatan setiap indikator pemahaman konsep adalah sebagai berikut: Grafik Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I Siklus II 72

Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 3792) Halaman 68-75 100 80 60 40 20 0 Gambar 2. Peningkatan Rata-rata Nilai Tes Pemahaman Konsep Keterangan: A: Menyatakan ulang sebuah konsep. B: Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya). C: Memberi contoh dan non contoh dari konsep. D: Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. E: Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. F: Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. G: Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Rata-rata nilai keselururan siswa kelas VIII D dari prasiklus ke siklus I dan ke siklus II, peningkatannya dapat dilihat pada gambar berikut: 100 80 60 40 20 0 Peningkatan Rata-rata nilai tes pemahaman konsep tiap indikator A B C D E F G Grafik Peningkatan Hasil Tes Pemahaman Konsep Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus 1 Siklus 2 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 3. Peningkatan Hasil Tes Pemahaman Konsep 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, dapat diambil kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika dilakukan dengan model pembelajaran Problem Solving dengan persentase keterlaksanaan di siklus I sebesar 95,83% (kriteria tinggi) dan meningkat pada siklus II sebesar 100% (kriteria tinggi), dengan rincian persentase setiap indikator pendahuluan sebesar 66,67% pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 100%, menyajikan masalah pada siklus I maupun siklus II sebesar 100%, mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan pada siklus I maupun siklus II sebesar 100%, mengekplorasi pada siklus I maupun siklus II sebesar 100%, menginvestigasi pada siklus I maupun siklus II sebesar 100%, menemukan solusi pada siklus I maupun siklus II sebesar 100% dan penutup pada siklus I maupun siklus II sebesar 100%. Dari keterlaksanaan model pembelajaran Problem Solving, rata-rata nilai pemahaman konsep matematika kelas VIII D pada prasiklus sebesar 44,44 (kriteria kurang) dan setalah dilakukan tindakan rata-rata nilai pemahaman konsep matematika kelas VIII D meningkat pada siklus I sebesar 72,25 (kriteria baik) dan meningkat pada siklus II sebesar 85,08 (kriteria baik sekali). Dengan rincian rata- 73

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Pada Siswa Kelas VIIID SMP N I Kasihan ML. Dri Handayani, Wahyu Wulan Wardani rata nilai tes pemahaman konsep pada tiap indikator dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada indikator menyatakan ulang sebuah konsep Dari keterlaksanaan model pembelajaran Problem Solving, rata-rata nilai tes pemahaman konsep pada tiap indikator dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada indikator menyatakan ulang sebuah konsep sebesar 86,21 meningkat menjadi 88,89, indikator mengklasifikasikan objekobjek menurut sifat-sifat tertentu sebesar 85,06 meningkat menjadi 92,22, indikator memberi contoh dan non contoh dari konsep sebesar 72,4 meningkat menjadi 95,56, indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis sebesar 60,92 meningkat menjadi 87,78, indikator mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep 66,67 meningkat menjadi 76,67, indikator menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu sebesar 68,97 meningkat menjadi 76,67, indikator mengaplikasikan atau algoritma pemecahan masalah sebesar 62,25 meningkat menjadi 77,78. 6. REFERENSI Abdul Aziz Saefudin. 2012. Meningkatkan Profesionalisme Guru dengan PTK. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama Agus Suprijono. 2013. Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Anas Sudijono. 2010. Pengenatar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Asep Jihad dan Abdul Haris. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo Hamzah B. Uno & Satria. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Janawi. 2013. Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak M.M. Endang Susetyowati. 2005. Teknologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta. Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Oemar Hamalik. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Purwa Atmaja Prawira. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Rudi Supriyatno. 2014. Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil 74

Jurnal Derivat Volume 2 No. 1 Juli 2015 (ISSN: 2407 3792) Halaman 68-75 Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving pada Siswa Kelas VIII B SMP 1 Imogri. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UPY Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarata: Rajawali Pers Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Wina Sanjaya. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group Woolfolk, A.2009. Educational Psychology Active Learning Edition Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Zainal Mustafa. 2009. Mengurai Variabel hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Graha ilmu Slavin, R.E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi Kedelapan. PT. Indeks Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tim Penyusun Kamus Pusat. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana 75