V. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

2013, No.217 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN Penetapan Target

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 14/Permentan/OT.140/2/2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN HARGA PEMBELIAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PRODUKSI PEKEBUN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Kelapa Sawit. Pembelian Produksi Pekebun.

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.140/11/2005 TENTANG

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

PROPOSAL INVESTASI TRADING TANDAN BUAH SEGAR SAWIT ( TBS ) : KOPERASI AL-ASNHOR SATU NEGERI PEKANBARU : PEKANBARU, RIAU INDONESIA

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pengantar. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FRESH FRUIT BUNCH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

METODOLOGI PENELITIAN

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

Manajemen Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN. Oleh : Rediman Silalahi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adalah kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ). Kelapa sawit (Elaeis guinensis JACQ)

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Tanaman Kelapa Sawit Ciri-Ciri Fisiologis Kelapa Sawit

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARYA ILMIAH DARWIS SYARIFUDDIN HUTAPEA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

BAB II LANDASAN TEORI

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. minyak adalah kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) adalah

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

Produksi dan Panen Kelapa Sawit

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

Transkripsi:

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil yang diperoleh selama periode Maret 2011 adalah data operasional PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan TBS di PMS Gunung Meliau, distribusi penerimaan fraksi TBS di PMS Gunung Meliau, dan rendemen maksimal yang mungkin diperoleh dari fraksi TBS yang diterima oleh PMS Gunung Meliau. Datadata ini diperoleh secara observasi, pengujian, dan perhitungan berdasarkan rumusrumus tertentu. 5.1.1 Data operasional PMS Gunung Meliau periode Maret 2011 1. Data operasional PMS Gunung Meliau tanggal 01 Maret 2011 s.d. 05 Maret 2011 Buah Diterima No Uraian Target (1/03/2011) (2/03/2011) (3/03/2011) (4/03/2011) (5/03/2011) Buah Diterima 400,070 399,650 387,110 319,110 89,500 Gunung Meliau (kg) 227,480 176,770 182,460 136,170 30,240 1 Kebun Inti Sungai Dekan (kg) 98,120 95,680 101,650 88,290 5,890 Gunung Mas (kg) 74,470 127,200 103,000 94,650 53,370 Kebun Plasma (kg) 10,240 45,400 2,560 7,700 3,450 Pihak Ketiga (kg) 186,150 164,240 172,830 111,400 0 Jumlah (kg) 596,460 609,290 562,500 438,210 92,950 2 Buah Restan Awal (kg) 131,400 177,860 162,150 174,650 196,360 Total TBS Hari Ini (kg) 727,860 787,150 724,650 612,860 289,310 3 Buah Diolah (kg) 550,000 625,000 550,000 416,500 0 4 Buah Restan akhir (kg) 177,860 162,150 174,650 196,360 289,310 Jam Kerja (jam) 13.0 11,5 10,0 8.0 0.0 5 Jam Mulai Pengolahan (Jam) 12.00 12.00 12.00 12.00 Jam Stop Pengolahan (Jam) 01.00 23.30 22.00 20.00 6 Kapasitas Olah (TBS /Jam) 50.000 54,348 55,000 52,063 0 7 Produksi CPO aktual (kg) 116,059 132,177 116,219 88,078 0 Produksi CPO dari RKAP (kg) 124,246 141,448 124,661 94,682 0 8 Rendemen Minyak (%) 22.5 21.100 21,150 21.130 21.150 ALB Minyak Produksi (%) 3.5 3.730 3.880 3.510 2.850 9 10 Kadar Air Minyak Produksi (%) 0.15 0.220 0.300 0.280 0.250 Kadar Kotoran Minyak Produksi 0.02 0.020 (%) 0.020 0.020 0.019 Produksi inti sawit Aktual (kg) 26,550 32,670 27,540 21,780 0 Produksi inti sawit dari RKAP (kg) 25,856 29,348 25,750 19,521 0 11 Rendemen inti sawit (%) 4.8 4.830 5.230 5.010 5.230 24

ALB Inti Produksi (%) 2.00 1.040 1.060 1.000 1.010 12 Kadar Air Inti Produksi (%) 7.00 7.690 7.780 7.540 7.680 Kadar Kotoran Inti Produksi (%) 6.00 9.600 8.900 9.630 9.890 13 Total Kehilangan CPO (%) 1.65 1.700 1.690 1.690 1.690 14 Total kehilangan inti sawit (%) 0.6 0.590 0.590 0.590 0.590 2. Data operasional PMS Gunung Meliau tanggal 07 Maret 2011 s.d. 11 Maret 2011 Buah Diterima No Uraian Target (07/03/2011) (08/03/2011) (09/03/2011) (10/03/2011) (11/03/2011) 1 2 Buah Diterima 480,380 411,880 450,190 428,070 347,310 Kebun Inti Gunung Meliau (kg) 258,750 194,760 200,210 184,860 167,450 Sungai Dekan (kg) 77,230 88,220 114,010 120,340 76,670 Gunung Mas (kg) 144,400 128,900 135,970 122,870 103,190 Kebun Plasma (kg) 29,130 28,230 26,400 30,630 23,160 Pihak Ketiga (kg) 244,230 107,000 137,460 126,490 166,360 Jumlah (kg) 753,740 547,110 614,050 585,190 536,830 Buah Restan Awal (kg) 289,310 193,050 215,160 154,210 167,400 Total TBS Hari Ini (kg) 1,043,050 740,160 829,210 739,400 704,230 3 Buah Diolah (kg) 850,000 525,000 675,000 572,000 561,000 4 Buah Restan akhir (kg) 193,050 215,160 154,210 167,400 143,230 Jam Kerja (jam) 16.0 10.0 12.3 10.5 10.5 5 Jam Mulai Pengolahan (Jam) 07.00 13.00 13.00 13.00 12.00 Jam Stop Pengolahan (Jam) 23.00 23.00 01.15 01.15 22.30 6 Kapasitas Olah (TBS /Jam) 53,125 52,500 55,102 54,476 53,429 Produksi CPO aktual (kg) 181,985 111,613 144,409 122,378 120,093 7 Produksi CPO dari RKAP (kg) 192,544 119,665 154,056 130,164 126,932 8 Rendemen Minyak (%) 22.5 21.410 21.260 21.390 21.390 21.410 ALB Minyak Produksi (%) 3.5 3.690 3.340 3.300 3.340 3.460 9 Kadar Air Minyak Produksi (%) 0.15 0.280 0.300 0.270 0.290 0.290 Kadar Kotoran Minyak Produksi (%) 0.02 0.020 0.021 0.020 0.020 0.020 Produksi Inti Sawit Aktual (kg) 42,120 26,370 31,680 26,010 26,370 10 Produksi Inti Sawit dari RKAP (kg) 39,764 24,671 31,725 26,876 26,260 11 Rendemen Inti Sawit (%) 4.8 4.960 5.020 4.690 4.550 4.700 ALB Inti Produksi (%) 2.00 0.950 0.920 0.980 1.020 0.980 12 Kadar Air Inti Produksi (%) 7.00 7.490 7.500 7.470 7.550 7.240 Kadar Kotoran Inti Produksi (%) 6.00 9.380 9.960 9.920 8.540 9.280 13 Total Kehilangan CPO (%) 1.65 1.710 1.690 1.680 1.700 1.690 14 Total kehilangan Inti Sawit (%) 0.6 0.580 0.590 0.600 0.600 0.610 25

3. Data operasional PMS Gunung Meliau tanggal 12 Maret 2011 s.d. 16 Maret 2011 Buah Diterima No Uraian Target (12/03/2011) (13/03/2011) (14/03/2011) (15/03/2011) (16/03/2011) 1 Buah Diterima 397,710 111,490 461,930 407,630 472,880 Kebun Inti Gunung Meliau (kg) 194,600 92,650 238,800 198,780 231,650 Sungai Dekan (kg) 68,790 0 68,150 72,740 107,770 Gunung Mas (kg) 134,320 18,840 154,980 136,110 133,460 Kebun Plasma (kg) 40,840 0 50,080 39,690 70,610 Pihak Ketiga (kg) 176,670 0 360,720 324,900 211,150 Jumlah (kg) 615,220 111,490 872,730 772,220 754,640 2 Buah Restan Awal (kg) 143,230 157,850 269,340 142,070 104,920 Total TBS Hari Ini (kg) 758,450 269,340 1,142,070 914,290 859,560 3 Buah Diolah (kg) 600,600 0 1,000,000 809,370 729,810 4 Buah Restan akhir (kg) 157,850 269,340 142,070 104,920 129,750 Jam Kerja (jam) 11.0 0.0 19.0 15.0 13.0 5 Jam Mulai Pengolahan (Jam) 12.00 08.00 10.00 11.00 Jam Stop Pengolahan (Jam) 22.30 03.00 01.00 24.00 6 Kapasitas Olah (TBS /Jam) 54,600 0 52,632 53,958 56,139 Produksi CPO aktual (kg) 128,651 0 214,477 173,729 156,357 7 Produksi CPO dari RKAP (kg) 135,592 0 224,776 181,244 164,402 8 Rendemen Minyak (%) 22.5 21.420 21.450 21.460 21.420 ALB Minyak Produksi (%) 3.5 4.010 3.850 3.760 4.480 9 Kadar Air Minyak Produksi (%) 0.15 0.270 0.340 0.320 0.229 Kadar Kotoran Minyak Produksi (%) 0.02 0.020 0.020 0.020 0.021 Produksi Inti Sawit Aktual (kg) 28,530 0 49,590 37,090 30,330 10 Produksi Inti Sawit dari RKAP (kg) 28,095 0 46,711 37,655 34.211 11 Rendemen Inti Sawit (%) 4.8 4.750 4.960 4.580 4.160 ALB Inti Produksi (%) 2.00 0.930 0.980 0.940 1.000 12 Kadar Air Inti Produksi (%) 7.00 7.620 7.580 7.460 7.940 Kadar Kotoran Inti Produksi (%) 6.00 9.150 9.330 9.650 9.800 13 Total Kehilangan CPO (%) 1.65 1.700 1.690 1.700 1.690 14 Total kehilangan Inti Sawit (%) 0.6 0.600 0.610 0.600 0.599 26

4. Data operasional PMS Gunung Meliau tanggal 17 Maret 2011 s.d. 21 Maret 2011 Buah Diterima No Uraian Target (17/03/2011) (18/03/2011) (19/03/2011) (20/03/2011) (21/03/2011) 1 Buah Diterima 448,680 451,500 370,610 214,100 265,850 Gunung Meliau (kg) 200,090 203,560 175,280 160,240 120,410 Kebun Inti Sungai Dekan (kg) 97,230 107,900 87,130 23,400 54,710 Gunung Mas (kg) 151,360 140,040 108,200 30,460 90,730 Kebun Plasma (kg) 91,660 86,860 55,100 9,410 14,700 Pihak Ketiga (kg) 229,170 246,440 174,920 0 126,770 Jumlah (kg) 769,510 784,800 600,630 223,510 407,320 2 Buah Restan Awal (kg) 129,750 124,260 112,260 123,290 346,800 Total TBS Hari Ini (kg) 899,260 909,060 712,890 346,800 754,120 3 Buah Diolah (kg) 775,000 796,800 589,600 0 625,000 4 Buah Restan akhir (kg) 124,260 112,260 123,290 346,800 129,120 Jam Kerja (jam) 14.0 14.0 14.0 0.0 11.0 5 Jam Mulai Pengolahan (Jam) 12.30 10.00 10.00 08.00 Jam Stop Pengolahan (Jam) 02.30 24.00 24.00 19.00 6 Kapasitas Olah (TBS /Jam) 55,357 56,914 54,847 0 56,818 7 Produksi CPO aktual (kg) 165,369 170,834 126,469 0 132,884 Produksi CPO dari RKAP (kg) 174,122 178,947 132,762 0 142,692 8 Rendemen Minyak (%) 22.5 21.340 21.440 21.450 21.260 ALB Minyak Produksi (%) 3.5 4.330 3.870 3.710 3.940 9 10 Kadar Air Minyak Produksi (%) 0.15 0.310 0.280 0.290 0.300 Kadar Kotoran Minyak Produksi (%) 0.02 0.020 0021 0.019 0.021 Produksi Inti Sawit Aktual (kg) 34,920 37,350 30,870 0 29,880 Produksi Inti Sawit dari RKAP (kg) 36,243 37,250 27,610 0 29,519 11 Rendemen Inti Sawit (%) 4.8 4.510 4.690 5.240 4.780 ALB Inti Produksi (%) 2.00 0.960 1.020 1.000 0.930 12 Kadar Air Inti Produksi (%) 7.00 7.680 7.620 7.500 7.290 Kadar Kotoran Inti Produksi (%) 6.00 9.650 9.410 9.288 9.150 13 Total Kehilangan CPO (%) 1.65 1.700 1.680 1.710 1.690 14 Total kehilangan Inti Sawit (%) 0.6 0.599 0.590 0.600 0.610 27

5. Data operasional PMS Gunung Meliau tanggal 22 Maret 2011 s.d. 26 Maret 2011 Buah Diterima No Uraian Target (22/03/2011) (23/03/2011) (24/03/2011) (25/03/2011) (26/03/2011) 1 Buah Diterima 440,680 373,520 434,120 364,340 383,400 Gunung Meliau (kg) 209,960 190,070 215,800 178,160 183,410 Kebun Inti Sungai Dekan (kg) 80,710 82,220 76,860 74,540 77,930 Gunung Mas (kg) 150,010 101,230 141,460 111,640 122,060 Kebun Plasma (kg) 9,400 2,560 4,160 5,110 5,580 Pihak Ketiga (kg) 55,040 58,340 121,000 124,540 131,380 Jumlah (kg) 505,120 434,420 559,280 493,990 520,360 2 Buah Restan Awal (kg) 129,120 209,240 166,660 175,940 198,180 Total TBS Hari Ini (kg) 634,240 643,660 725,940 669,930 718,540 3 Buah Diolah (kg) 425,000 477,000 550,000 471,750 550,000 4 Buah Restan akhir (kg) 209,240 166,660 175,940 198,180 168,540 Jam Kerja (jam) 8.0 9.0 10.0 9.0 10.3 5 Jam Mulai Pengolahan (Jam) 13.00 13.00 12.00 13.00 12.00 Jam Stop Pengolahan (Jam) 21.00 22.00 22.00 22.00 22,15 6 Kapasitas Olah (TBS /Jam) 53,125 53,000 55,000 52,417 53,659 7 Produksi CPO aktual (kg) 90,434 101,532 116,868 100,933 117,839 Produksi CPO dari RKAP (kg) 97,811 110,018 125,711 107,361 125,462 8 Rendemen Minyak (%) 22.5 21.280 21.290 21.250 21.400 21.430 ALB Minyak Produksi (%) 3.5 4.220 3.700 4.030 3.670 4.400 9 10 Kadar Air Minyak Produksi (%) 0.15 0.280 0.290 0.300 0.240 0.299 Kadar Kotoran Minyak Produksi (%) 0.02 0.020 0.020 0.021 0.020 0.021 Produksi Inti Sawit Aktual (kg) 20,430 24,930 28,350 23,670 23,400 Produksi Inti Sawit dari RKAP (kg) 20,058 22,570 25,844 22,120 25,807 11 Rendemen Inti Sawit (%) 4.8 4.810 5.230 5.150 5.020 4.250 ALB Inti Produksi (%) 2.00 1.050 0.980 1.020 0.990 0.950 12 Kadar Air Inti Produksi (%) 7.00 7.470 7.530 7.410 7.460 7.280 Kadar Kotoran Inti Produksi (%) 6.00 9.100 9.150 9.750 9.630 10.050 13 Total Kehilangan CPO (%) 1.65 1.690 1.700 1.690 1.690 1.700 14 Total kehilangan Inti Sawit (%) 0.60 0.630 0.610 0.559 0.600 0.630 28

6. Data operasional PMS Gunung Meliau tanggal 28 Maret 2011 s.d. 01 April 2011 Buah Diterima No Uraian Target (28/03/2011) (29/03/2011) (30/03/2011) (31/03/2011) (1/04/2011) 1 Buah Diterima 552,870 500,400 458,000 399,350 317,840 Gunung Meliau (kg) 258,750 250,930 219,710 192,390 140,480 Kebun Inti Sungai Dekan (kg) 111,210 106,410 96,280 85,330 69,950 Gunung Mas (kg) 182,910 143,060 142,010 121,630 107,410 Kebun Plasma (kg) 2,870 11,030 32,550 37,880 6,580 Pihak Ketiga (kg) 346,440 218,470 163,730 160,040 110,200 Jumlah (kg) 902,180 729,900 654,280 597,270 434,620 2 Buah Restan Awal (kg) 168,540 170,720 170,270 163,050 210,320 Total TBS Hari Ini (kg) 1,070,720 900,620 824,550 760,320 644,940 3 Buah Diolah (kg) 900,000 730,350 661,500 550,000 459,000 4 Buah Restan akhir (kg) 170,720 170,270 163,050 210,320 185,940 Jam Kerja (jam) 17.0 13.0 12.0 11.0 8.5 5 Jam Mulai Pengolahan (Jam) 10.00 11.00 11.00 11.00 12.30 Jam Stop Pengolahan (Jam) 03.00 24.00 23.00 22.00 21.00 6 Kapasitas Olah (TBS /Jam) 52,941 56,181 55,125 50,000 54,000 7 Produksi CPO aktual (kg) 192,965 156,650 141,880 118,075 98,646 Produksi CPO dari RKAP (kg) 202,695 165,615 150,241 124,195 104,647 8 Rendemen Minyak (%) 22.5 21.440 21.450 21.450 21.470 21.490 ALB Minyak Produksi (%) 3.5 4.130 3.870 3.920 3.600 4.220 9 10 Kadar Air Minyak Produksi (%) 0.15 0.310 0.320 0.320 0.310 0.300 Kadar Kotoran Minyak Produksi (%) 0.02 0.020 0.021 0.021 0.021 0.021 Produksi Inti Sawit Aktual (kg) 37,080 29,610 27,900 25,740 19,530 Produksi Inti Sawit dari RKAP (kg) 41,870 34,199 31,044 25,759 21,514 11 Rendemen Inti Sawit (%) 4.8 4.120 4.050 4.220 4.680 4.250 ALB Inti Produksi (%) 2.00 0.980 0.960 1.020 0.970 0.950 12 Kadar Air Inti Produksi (%) 7.00 7.360 7.400 7.690 7.580 7.400 Kadar Kotoran Inti Produksi (%) 6.00 7.360 7.580 7.180 7.740 7.620 13 Total Kehilangan CPO (%) 1.65 1.690 1.700 1.690 1.700 1.680 14 Total kehilangan Inti Sawit (%) 0.6 0.650 0.630 0.640 0.630 0.640 29

5.1.2 Distribusi penerimaan TBS PMS Gunung Meliau periode Maret 2011 1. Distibusi penerimaan TBS PMS Gunung Meliau tanggal 01 Maret 2011 s.d. 11 Maret 2011 Tanggal 01/03/2011 02/03/2011 03/03/2011 04/03/2011 05/03/2011 07/03/2011 08/03/2011 09/03/2011 10/03/2011 11/03/2011 Kebun 06.00 08.00 08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 14.00 14.00 16.00 16.00 18.00 18.00 20.00 20.00 22.00 22.00 06.00 TOTAL (Kg) Gunung Meliau 0 8,110 29,870 106,600 30,740 23,400 24,640 4,120 0 227,480 Sungai Dekan 0 0 27,390 29,000 23,150 12,680 5,900 0 0 98,120 Gunung Mas 4,150 0 7,110 19,040 12,770 18,180 7,030 6,240 0 74,520 Plasma 0 0 2,180 2,570 0 0 5,490 0 0 10,240 Pihak Ketiga 10,240 21,040 12,030 30,020 3,530 14,970 63,280 26,510 0 181,620 Gunung Meliau 0 0 38,880 71,220 30,610 16,240 14,090 6,330 0 177,370 Sungai Dekan 0 0 5,180 46,590 17,360 5,680 14,680 6,190 0 95,680 Gunung Mas 6,020 0 14,620 34,530 19,430 6,350 19,580 18,740 7,930 127,200 Plasma 0 0 24,790 6,500 10,500 3,670 0 0 0 45,460 Pihak Ketiga 22,670 2,480 16,930 11,720 13,380 3,810 11,820 33,140 48,340 164,290 Gunung Meliau 4,640 0 30,680 92,650 36,920 11,210 6,360 0 0 182,460 Sungai Dekan 0 0 5,340 41,190 30,180 20,320 4,620 0 0 101,650 Gunung Mas 0 0 5,170 39,830 37,120 20,880 0 0 0 103,000 Plasma 0 0 2,560 0 0 0 0 0 0 2,560 Pihak Ketiga 20,800 27,330 33,920 0 16,780 1,990 54,020 0 0 154,840 Gunung Meliau 0 0 16,780 57,610 35,420 0 10,530 0 0 120,340 Sungai Dekan 0 0 4,800 52,310 25,600 5,580 0 0 0 88,290 Gunung Mas 5,720 0 10,310 23,370 30,350 11,750 13,050 0 0 94,550 Plasma 0 0 3,560 4,140 0 0 0 0 0 7,700 Pihak Ketiga 6,570 8,930 14,520 18,610 13,780 21,350 27,640 0 0 111,400 Gunung Meliau 0 0 16,710 6,820 6,710 0 0 0 0 30,240 Sungai Dekan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gunung Mas 0 0 5,670 21,340 25,890 0 6,360 0 0 59,260 Plasma 0 820 0 2,630 0 0 0 0 0 3,450 Pihak Ketiga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gunung Meliau 12,800 16,940 52,110 105,210 50,520 13,460 7,830 0 0 258,870 Sungai Dekan 0 0 11,290 38,810 15,770 11,360 0 0 0 77,230 Gunung Mas 11,360 11,790 14,610 34,380 10,700 59,260 0 0 0 142,100 Plasma 0 4,910 0 4,030 4,860 15,330 0 0 0 29,130 Pihak Ketiga 37,440 30,510 26,810 17,120 53,660 78,450 0 0 0 243,990 Gunung Meliau 0 4,770 28,340 66,530 60,800 34,320 0 0 0 194,760 Sungai Dekan 0 0 10,910 57,540 11,730 11,040 0 0 0 91,220 Gunung Mas 0 4,520 0 26,030 44,100 31,590 22,660 0 0 128,900 Plasma 0 5,000 5,580 4,230 10,000 3,420 0 0 0 28,230 Pihak Ketiga 16,870 7,610 14,190 5,390 17,960 31,870 13,110 0 0 107,000 Gunung Meliau 0 0 26,940 76,970 39,170 45,620 11,450 0 0 200,150 Sungai Dekan 0 0 13,130 35,990 30,480 11,400 22,980 0 0 113,980 Gunung Mas 0 6,140 0 40,080 36,250 27,860 25,640 0 0 135,970 Plasma 1,050 8,560 1,690 4,360 4,900 2,270 3,570 0 0 26,400 Pihak Ketiga 8,550 14,630 19,180 11,920 25,970 13,220 43,990 0 0 137,460 Gunung Meliau 0 0 27,540 71,910 53,090 20,910 11,410 0 0 184,860 Sungai Dekan 0 0 18,140 37,890 33,460 0 30,550 0 0 120,040 Gunung Mas 0 0 0 36,600 61,290 8,030 16,950 0 0 122,870 Plasma 0 0 2,680 3,250 11,800 0 7,980 4,920 0 30,630 Pihak Ketiga 10,540 8,610 17,570 20,470 15,430 26,910 26,960 0 0 126,490 Gunung Meliau 0 0 0 63,140 71,790 6,410 26,140 0 0 167,480 Sungai Dekan 0 0 0 55,750 10,340 6,520 4,050 0 0 76,660 Gunung Mas 0 3,090 0 17,510 35,670 27,430 19,490 0 0 103,190 Plasma 0 0 4,340 7,320 1,340 10,160 0 0 0 23,160 Pihak Ketiga 26,210 4,660 25,840 15,050 16,760 30,790 43,090 0 0 162,400 30

2. Distibusi penerimaan TBS PMS Gunung Meliau tanggal 12 Maret 2011 s.d. 21 Maret 2011 Tanggal 12/03/2011 13/03/2011 14/03/2011 15/03/2011 16/03/2011 17/03/2011 18/03/2011 19/03/2011 20/03/2011 21/03/2011 Kebun 06.00 08.00 08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 14.00 14.00 16.00 16.00 18.00 18.00 20.00 20.00 22.00 22.00 06.00 TOTAL (Kg) Gunung Meliau 0 5,450 29,130 82,660 59,160 0 17,900 0 0 194,300 Sungai Dekan 0 0 10,300 27,780 16,060 4,390 10,320 0 0 68,850 Gunung Mas 0 0 5,010 68,700 36,590 0 26,120 0 0 136,420 Plasma 2,540 13,970 3,040 2,710 0 4,060 14,520 0 0 40,840 Pihak Ketiga 18,830 13,090 8,100 41,780 17,620 5,240 72,010 0 0 176,670 Gunung Meliau 0 0 20,290 54,240 18,620 0 0 0 0 93,150 Sungai Dekan 0 0 0 12,420 6,420 0 0 0 0 18,840 Gunung Mas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Plasma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pihak Ketiga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gunung Meliau 0 0 41,720 61,320 77,830 11,280 24,310 21,340 0 237,800 Sungai Dekan 0 0 16,420 12,210 7,280 18,100 14,140 0 0 68,150 Gunung Mas 7,600 10,080 15,770 51,620 34,670 5,630 23,400 6,230 0 155,000 Plasma 2,990 0 16,200 0 9,620 6,640 11,470 3,160 0 50,080 Pihak Ketiga 85,640 57,530 55,150 26,190 28,820 21,360 48,380 35,520 0 358,590 Gunung Meliau 0 3,860 26,410 104,040 27,830 27,270 13,820 11,180 0 214,410 Sungai Dekan 0 0 4,980 48,050 14,720 4,990 0 0 0 72,740 Gunung Mas 0 0 0 36,150 33,290 42,880 18,830 4,960 0 136,110 Plasma 0 4,840 3,410 12,090 0 0 12,350 7,000 0 39,690 Pihak Ketiga 31,750 44,830 30,000 32,240 41,510 33,220 90,340 21,310 0 325,200 Gunung Meliau 0 0 32,770 78,510 44,670 49,840 25,910 0 0 231,700 Sungai Dekan 0 0 14,810 45,230 24,740 5,320 17,870 0 0 107,970 Gunung Mas 0 0 12,670 61,980 24,760 23,210 10,800 0 0 133,420 Plasma 2,390 6,900 9,060 0 38,600 10,900 2,760 0 0 70,610 Pihak Ketiga 17,110 34,800 19,070 31,390 16,750 51,250 40,680 0 0 211,050 Gunung Meliau 0 0 17,330 64,360 27,850 36,850 21,330 27,120 5,250 200,090 Sungai Dekan 0 0 21,510 22,700 20,880 17,440 14,700 0 0 97,230 Gunung Mas 11,730 13,600 6,890 23,530 11,350 35,830 25,960 22,470 0 151,360 Plasma 2,200 7,670 20,020 11,729 6,940 4,530 13,570 10,100 14,910 91,669 Pihak Ketiga 19,260 17,260 27,240 29,170 15,680 4,020 23,310 62,880 30,350 229,170 Gunung Meliau 5,070 3,400 28,010 96,650 35,460 25,430 4,630 4,910 0 203,560 Sungai Dekan 0 0 27,430 26,050 31,040 12,430 5,230 5,720 0 107,900 Gunung Mas 14,000 0 13,000 47,070 34,840 12,990 11,310 6,780 0 139,990 Plasma 6,280 6,140 28,300 15,620 11,240 7,340 5,410 6,530 0 86,860 Pihak Ketiga 33,080 18,460 24,340 30,120 17,150 41,380 22,660 59,250 0 246,440 Gunung Meliau 0 0 14,700 83,110 64,690 9,780 0 0 0 172,280 Sungai Dekan 0 0 6,160 58,500 15,980 0 6,490 0 0 87,130 Gunung Mas 11,110 0 7,220 46,340 21,040 22,490 0 0 0 108,200 Plasma 13,030 15,000 10,690 3,280 4,840 4,900 3,360 0 0 55,100 Pihak Ketiga 40,370 6,640 15,720 26,110 26,730 57,550 7,860 0 0 180,980 Gunung Meliau 0 0 36,550 72,790 50,900 0 0 0 0 160,240 Sungai Dekan 0 0 5,510 7,680 10,210 0 0 0 0 23,400 Gunung Mas 0 0 0 21,340 4,510 4,610 0 0 0 30,460 Plasma 0 0 0 0 9,410 0 0 0 0 9,410 Pihak Ketiga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gunung Meliau 0 0 17,700 34,030 30,600 32,040 0 6,640 0 121,010 Sungai Dekan 0 0 0 34,840 14,900 4,970 0 0 0 54,710 Gunung Mas 0 0 0 16,150 57,540 17,040 0 0 0 90,730 Plasma 0 0 9,510 5,190 0 0 0 0 0 14,700 Pihak Ketiga 33,100 17,440 25,340 0 15,130 35,810 0 0 0 126,820 31

3. Distibusi penerimaan TBS PMS Gunung Meliau tanggal 22 Maret 2011 s.d. 01 April 2011 Tanggal 22/03/2011 23/03/2011 24/03/2011 25/03/2011 26/03/2011 28/03/2011 29/03/2011 30/03/2011 31/03/2011 01/04/2011 Kebun 06.00 08.00 08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 14.00 14.00 16.00 16.00 18.00 18.00 20.00 20.00 22.00 22.00 06.00 TOTAL (Kg) Gunung Meliau 0 2,930 36,250 57,210 65,510 33,940 14,150 0 0 209,990 Sungai Dekan 0 0 21,550 26,490 27,110 0 5,620 0 0 80,770 Gunung Mas 0 0 17,370 46,290 36,680 42,760 6,910 0 0 150,010 Plasma 0 0 0 5,070 0 4,330 0 0 0 9,400 Pihak Ketiga 3,920 0 0 10,450 9,710 25,210 5,750 0 0 55,040 Gunung Meliau 0 0 11,030 74,670 44,130 50,820 4,420 0 0 185,070 Sungai Dekan 0 0 0 41,160 41,060 0 0 0 0 82,220 Gunung Mas 0 0 0 30,880 16,200 54,150 0 0 0 101,230 Plasma 0 0 0 0 2,560 0 0 0 0 2,560 Pihak Ketiga 0 0 0 4,150 14,480 29,860 9,820 0 0 58,310 Gunung Meliau 4,190 0 58,020 49,040 67,680 36,820 0 0 0 215,750 Sungai Dekan 0 4,480 4,830 51,080 9,760 6,710 0 0 0 76,860 Gunung Mas 5,320 6,910 13,860 46,240 17,360 29,480 2,229 0 0 121,399 Plasma 4,160 0 0 0 0 0 0 0 0 4,160 Pihak Ketiga 21,110 14,040 14,850 24,190 20,150 9,490 17,150 0 0 120,980 Gunung Meliau 0 5,110 21,980 54,460 69,260 0 27,150 0 0 177,960 Sungai Dekan 0 0 16,610 20,770 30,520 6,640 0 0 0 74,540 Gunung Mas 0 0 0 51,520 53,540 0 6,550 0 0 111,610 Plasma 0 0 0 0 5,110 0 0 0 0 5,110 Pihak Ketiga 6,340 4,680 17,370 25,180 24,660 36,880 14,490 0 0 129,600 Gunung Meliau 0 9,560 32,370 49,650 74,240 6,530 11,060 0 0 183,410 Sungai Dekan 0 0 12,480 29,430 18,080 12,650 526 0 0 73,166 Gunung Mas 6,350 0 4,920 37,280 42,040 27,040 4,400 0 0 122,030 Plasma 0 0 0 5,580 0 0 0 0 0 5,580 Pihak Ketiga 0 3,920 32,380 2,710 26,470 52,960 12,940 0 0 131,380 Gunung Meliau 0 10,980 54,380 28,470 79,420 43,210 41,290 0 0 257,750 Sungai Dekan 0 0 5,840 3,860 38,440 10,350 4,470 13,170 0 76,130 Gunung Mas 11,860 30,690 5,350 54,560 16,730 6,850 26,610 30,220 0 182,870 Plasma 0 0 2,870 0 0 0 0 0 0 2,870 Pihak Ketiga 88,400 45,190 41,410 11,920 43,460 9,370 39,820 53,960 0 333,530 Gunung Meliau 5,330 6,710 9,540 106,650 78,030 19,450 20,640 4,580 0 250,930 Sungai Dekan 0 0 15,770 44,010 36,380 0 10,250 0 0 106,410 Gunung Mas 0 0 18,050 36,060 55,990 21,130 11,830 0 0 143,060 Plasma 5,040 0 1,450 0 4,540 0 0 0 0 11,030 Pihak Ketiga 24,180 4,620 14,990 22,480 29,910 36,920 60,940 24,790 0 218,830 Gunung Meliau 0 0 25,710 108,660 24,240 57,010 4,090 0 0 219,710 Sungai Dekan 0 0 9,020 52,710 30,890 3,660 0 0 0 96,280 Gunung Mas 10,760 0 18,480 30,710 21,710 45,190 15,160 0 0 142,010 Plasma 0 3,810 0 20,930 4,030 3,780 0 0 0 32,550 Pihak Ketiga 21,180 12,140 13,070 15,220 12,610 48,710 40,800 0 0 163,730 Gunung Meliau 0 0 16,520 84,570 67,170 24,130 0 0 0 192,390 Sungai Dekan 0 0 10,560 53,880 8,730 6,680 5,480 0 0 85,330 Gunung Mas 0 0 0 37,880 54,670 29,130 0 0 0 121,680 Plasma 5,950 5,760 14,530 7,040 1,230 0 3,370 0 0 37,880 Pihak Ketiga 27,150 7,400 15,450 15,550 20,440 46,480 22,430 0 0 154,900 Gunung Meliau 0 0 10,740 86,770 39,550 3,720 0 0 0 140,780 Sungai Dekan 0 0 10,860 45,980 13,110 0 0 0 0 69,950 Gunung Mas 0 0 7,540 47,270 35,330 17,270 0 0 0 107,410 Plasma 0 3,190 0 0 0 3,390 0 0 0 6,580 Pihak Ketiga 15,490 6,740 10,930 12,800 26,040 38,200 0 0 0 110,200 32

5.1.3 Persentase distribusi penerimaan fraksi TBS di PMS Gunung Meliau periode Maret 2011 1. Persentase distribusi penerimaan fraksi TBS PMS Gunung Meliau tanggal 01 Maret 2011 s.d. 05 Maret 2011 Fraksi (1/03/2011) (2/03/2011) (3/03/2011) (4/03/2011) (5/03/2011) 00 1.44 1.08 1.56 0.53 0.00 0 3.20 2.83 2.93 2.68 0.00 1 34.58 34.26 32.64 29.25 0.00 2 25.98 26.20 25.23 26.46 0.00 3 16.78 18.01 17.47 20.36 0.00 4 11.06 11.00 12.29 12.71 0.00 5 6.03 6.17 7.35 7.27 0.00 T. Kosong 0.93 0.44 0.55 0.74 0.00 Brondolan 7.50 7.80 7.02 8.18 0.00 Sampah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 T. Panjang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2. Persentase distribusi penerimaan fraksi TBS PMS Gunung Meliau tanggal 07 Maret 2011 s.d. 11 Maret 2011 Fraksi (07/03/2011) (08/03/2011) (09/03/2011) (10/03/2011) (11/03/2011) 00 0.76 1.36 0.77 0.59 0.71 0 2.96 4.19 2.81 2.67 2.62 1 37.76 50.85 30.46 30.51 30.36 2 26.28 19.82 27.71 26.04 25.72 3 15.76 13.82 18.32 20.03 22.73 4 10.17 6.68 12.29 12.98 11.84 5 5.65 3.17 7.11 6.83 5.68 T. Kosong 0.67 0.11 0.55 0.34 0.34 Brondolan 7.23 8.60 7.60 7.66 7.17 Sampah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 T. Panjang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3. Persentase distribusi penerimaan fraksi TBS PMS Gunung Meliau tanggal 12 Maret 2011 s.d. 16 Maret 2011 Fraksi (12/03/2011) (13/03/2011) (14/03/2011) (15/03/2011) (16/03/2011) 00 1,29 0,00 0,32 0,75 1,36 0 3,07 0,00 2,51 2,36 2,84 1 32,86 0,00 32,73 26,98 35,68 2 29,14 0,00 26,43 25,88 23,42 3 17,48 0,00 18,83 21,14 18,49 4 10,05 0,00 11,78 13,96 10,87 5 5,46 0,00 7,02 8,12 6,87 T. Kosong 0,64 0,00 0,37 0,83 0,46 Brondolan 7,04 0,00 7,07 7,53 7,16 Sampah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 T. Panjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 33

4. Persentase distribusi penerimaan fraksi TBS PMS Gunung Meliau tanggal 17 Maret 2011 s.d. 21 Maret 2011 Fraksi (17/03/2011) (17/03/2011) (18/03/2011) (19/03/2011) (21/03/2011) 00 1,12 1,10 1,73 1,04 0,42 0 3,24 2,95 2,54 3,05 2,57 1 34,64 33,13 32,39 28,12 29,56 2 24,64 26,30 27,39 25,14 26,62 3 17,33 18,30 13,63 18,98 21,13 4 11,42 11,25 11,03 14,20 11,82 5 7,08 6,41 5,09 7,41 7,27 T. Kosong 0,53 0,56 0,33 2,08 0,62 Brondolan 7,01 7,26 7,93 7,05 6,60 Sampah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 T. Panjang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5. Persentase distribusi penerimaan fraksi TBS PMS Gunung Meliau tanggal 22 Maret 2011 s.d. 26 Maret 2011 Fraksi (22/03/2011) (23/03/2011) (24/03/2011) (25/03/2011) (26/03/2011) 00 1.87 0.43 0.68 1.42 0.53 0 6.44 4.05 2.70 2.40 3.40 1 35.92 42.44 31.76 32.89 34.82 2 26.17 24.48 24.72 26.82 28.34 3 14.21 16.13 19.73 17.94 17.57 4 9.78 7.89 12.39 11.46 9.51 5 5.29 4.41 7.34 6.63 5.43 T. Kosong 0.32 0.18 0.68 0.45 0.40 Brondolan 7.18 6.67 7.28 7.34 7.78 Sampah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 T. Panjang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6. Persentase distribusi penerimaan fraksi TBS PMS Gunung Meliau tanggal 28 Maret 2011 s.d. 01 April 2011 Fraksi (28/03/2011) (29/03/2011) (30/03/2011) (31/03/2011) (01/04/2011) 00 0.64 1.96 1.98 0.43 1.12 0 3.02 5.97 3.67 2.73 3.77 1 32.80 31.66 27.25 30.57 31.15 2 27.09 23.02 23.85 25.52 27.34 3 18.13 18.50 19.71 19.24 18.86 4 11.27 12.00 13.24 13.91 11.39 5 6.64 6.37 8.30 6.91 5.60 T. Kosong 0.40 0.51 2.00 0.69 0.75 Brondolan 7.68 6.94 6.92 7.80 7.35 Sampah 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 T. Panjang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 34

5.1.4 Rendemen maksimal yang mungkin diperoleh berdasarkan fraksi TBS yang dipanen periode Maret 2011 Tanggal Fraksi 00 0 1 2 3 4 5 TOTAL (%) (01/03/2011) 0.22 0.51 7.40 5.74 3.73 2.46 1.38 21.43 (02/03/2011) 0.16 0.45 7.33 5.79 4.00 2.44 1.41 21.59 (03/03/2011) 0.23 0.47 6.98 5.58 3.88 2.73 1.68 21.55 (04/03/2011) 0.08 0.43 6.26 5.85 4.52 2.82 1.66 21.62 (05/03/2011) (07/03/2011) 0.11 0.47 8.08 5.81 3.50 2.26 1.29 21.53 (08/03/2011) 0.20 0.67 10.88 4.38 3.07 1.48 0.73 21.41 (09/03/2011) 0.12 0.45 6.52 6.12 4.07 2.73 1.63 21.63 (10/03/2011) 0.09 0.43 6.53 5.75 4.45 2.88 1.56 21.69 (11/03/2011) 0.11 0.42 6.50 5.68 5.05 2.63 1.30 21.68 (12/03/2011) 0.19 0.49 7.03 6.44 3.88 2.23 1.25 21.52 (13/03/2011) (14/03/2011) 0.05 0.40 7.00 5.84 4.18 2.62 1.61 21.70 (15/03/2011) 0.11 0.38 5.77 5.72 4.69 3.10 1.86 21.63 (16/03/2011) 0.20 0.45 7.64 5.18 4.10 2.41 1.57 21.56 (17/03/2011) 0.17 0.52 7.41 5.45 3.85 2.54 1.62 21.55 (18/03/2011) 0.17 0.47 7.09 5.81 4.06 2.50 1.47 21.57 (19/03/2011) 0.26 0.41 6.93 6.05 4.14 2.45 1.17 21.40 (20/03/2011) 0.16 0.49 6.02 5.56 4.21 3.15 1.70 21.28 (21/03/2011) 0.06 0.41 6.33 5.88 4.69 2.62 1.66 21.66 (22/03/2011) 0.28 1.03 7.69 5.78 3.15 2.17 1.21 21.32 (23/03/2011) 0.06 0.65 9.08 5.41 3.58 1.75 1.01 21.55 (24/03/2011) 0.10 0.43 6.80 5.46 4.38 2.75 1.68 21.61 (25/03/2011) 0.21 0.38 7.04 5.93 3.98 2.54 1.52 21.61 (26/03/2011) 0.08 0.54 7.45 6.26 3.90 2.11 1.24 21.59 (28/03/2011) 0.10 0.48 7.02 5.99 4.02 2.50 1.52 21.63 (29/03/2011) 0.29 0.96 6.78 5.09 4.11 2.66 1.46 21.34 (30/03/2011) 0.30 0.59 5.83 5.27 4.38 2.94 1.90 21.20 (31/03/2011) 0.06 0.44 6.54 5.64 4.27 3.09 1.58 21.62 (01/04/2011) 0.17 0.60 6.67 6.04 4.19 2.53 1.28 21.48 35

5.1.5 Kadar Betakaroten dari sampel khusus di Kebun Inti Gunung Mas Baris 4/ pohon 6 Ulangan1 ( berat sampel = 0.11 g, Absorbansi = 1.2015, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 1.2015 x 383 x 25 = 1045.85ppm 100 x 0.11 Ulangan2 ( berat sampel = 0.11 g, Absorbansi = 1.1600, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 1.1600 x 383 x 25 = 1009.73ppm 100 x 0.11 Ratarata = 1027.79ppm Baris 7/ pohon 4 Ulangan1 ( berat sampel = 0.11 g, Absorbansi = 0.6355, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 0.6355 x 383 x 25 = 553.17ppm 100 x 0.11 Ulangan2 ( berat sampel = 0.11 g, Absorbansi = 0.5974, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 0.5974 x 383 x 25 = 520.00ppm 100 x 0.11 Ratarata = 526.59ppm Baris 5/ pohon 6 Ulangan1 ( berat sampel = 0.10 g, Absorbansi = 0.4735, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 0.4735 x 383 x 25 = 453.38ppm 100 x 0.10 Ulangan2 ( berat sampel = 0.11 g, Absorbansi = 0.4480, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 0.5974 x 383 x 25 = 389.96ppm 100 x 0.11 Ratarata = 421.67ppm Baris 7/ pohon 2 Ulangan1 ( berat sampel = 0.11 g, Absorbansi = 0.4430, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 0.4430 x 383 x 25 = 429.13ppm 100 x 0.11 Ulangan2 ( berat sampel = 0.12 g, Absorbansi = 0.5104, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 0.5104 x 383 x 25 = 407.26 ppm 100 x 0.12 Ratarata = 418.19ppm Kontrol Ulangan1 ( berat sampel = 0.12 g, Absorbansi = 0.5374, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 0.5374 x 383 x 25 = 428.8ppm 100 x 0.12 Ulangan2 ( berat sampel = 0.12 g, Absorbansi = 0.5629, volume pelarut = 25 ml) TB1 = 0.5629 x 383 x 25 = 449.15ppm 100 x 0.12 Ratarata = 438.97ppm 36

5.2 Pembahasan Keunggulan kompetitif dalam industri CPO dan inti sawit dapat dicapai bila rantai kegiatan dari kebun hingga konsumen terkelola dengan baik secara nilai maupun biaya. Rantai kegiatan tersebut pada hakekatnya merupakan rantai pasokan yang mengalirkan bahan baku buah sawit dari kebun menuju pabrik kemudian diolah menjadi CPO dan inti sawit, ditimbun dalam tangki dan gudang penyimpanan, dipasok ke konsumen industri, didistribusikan ke retailer hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Penelitian dengan melakukan pendekatan melalui sistem Suppy Chain Managemet (SCM) menitikberatkan pada proses yang menjamin keluarnya Tandan Buah Segar (TBS) dari kebun hingga menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit dengan kualitas dan produktivitas yang tinggi. Proses ini meliputi manajemen panen, transportasi kebun menuju pabrik, manajemen pabrik, sistem pengolahan, hingga penyimpanan CPO dan inti sawit. Sistem ini diharapkan dapat menstimulasikan keunggulan kompetitif dari produkproduk yang dihasilkan PMS Gunung Meliau. Keunggulan kompetitif dapat terwujud melalui keunggulan nilai dan keunggulan produktivitas. Keunggulan nilai dapat dicapai melalui proses yang menjamin dihasilkannya karakter produk berkualitas tinggi yang diinginkan konsumen. Keunggulan produktivitas tercermin dari volume produksi yang tinggi dengan proses berbiaya rendah tiap unitnya. Perusahaan berbasis kelapa sawit berpotensi meningkatkan keunggulan produktivitasnya melalui peningkatan produksi TBS, peningkatan rendemen, pengurangan losis produksi, dan pengoptimalan jam kerja karyawan. Diagram Ishikawa keunggulan kompetitif dapat dilihat pada gambar 8. ALB Air Kualitas Keunggulan Nilai Kotoran Keunggulan Kompetitif Cost Per Palm Product Keunggulan Produktivitas Gambar 8. Diagram Ishikawa yang menunjukkan keunggulan kompetitif pada perusahaan berbasis perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini membatasi objek pada kebun penyuplai TBS dan PMS Gunung Meliau. PMS Gunung Meliau adalah salah satu pabrik pengolah CPO dan inti sawit terbesar yang dimiliki oleh PTPN XIII. PMS Gunung Meliau ini berada di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. PMS Gunung Meliau menerima TBS dari beberapa kebun seperti kebun inti Gunung Meliau, kebun inti Sungai Dekan, kebun inti Gunung Mas, kebun plasma, dan kebun milik pihak ketiga. PMS Gunung Meliau memiliki kapasitas produksi 60 ton TBS/ jam. Produkproduk yang dihasilkan seperti CPO dan inti sawit ditujukan untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Berdasarkan kecenderungan data mutu dan produksi, hingga saat ini PMS Gunung Meliau sulit menghasilkan CPO dan inti sawit dengan kualitas tinggi dengan cost per palm product yang rendah. Kualitas dan cost per palm product yang didapat selama ini bersifat fluktuatif. Kondisi tersebut tentu tidak diharapkan karena dapat menurunkan kepercayaan konsumen dan menurunkan keuntungan perusahaan. 37

Ratarata persentase kadar ALB CPO produksi adalah sebesar 3.808 % dan melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 3.5 %. Ratarata persentase kadar air CPO produksi adalah sebesar 0.288 % dan melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 0.15 %. Ratarata persentase kadar kotoran CPO produksi adalah sebesar 0.02 % dan sama dengan standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 0.02 %. Ratarata persentase kadar ALB inti sawit produksi adalah sebesar 0.985 % dan berada dibawah standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 2.00%, Ratarata persentase kadar air inti sawit produksi sebesar 7.526 % dan melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 7.00%. Ratarata persentase kadar kotoran inti sawit produksi sebesar 9.10 % dan melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 6.00%. Dari datadata tersebut, hanya ratarata persentase kadar kotoran CPO yang sama dengan standar maksimal dan hanya ratarata persentase kadar ALB inti sawit yang berada dibawah standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Namun ditinjau secara harian, persentase kadar kotoran CPO produksi yang dihasilkan bersifat fluktuatif dan terdapat kecenderungan melebihi standar maksimalnya, sedangkan persentase kadar ALB inti sawit lebih rendah dari standar maksimalnya karena inti sawit memang bersifat lebih tahan terhadap cahaya, suhu, dan udara yang dapat mempengaruhi kenaikan ALB seperti yang dialami oleh CPO. Grafik persentase kadar ALB, kadar air, dan kadar kotoran CPO dan inti sawit bertuutturut dapat dilihat pada gambar 9, 10, 11, 12, 13, dan 14. % 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 0,500 0,000 Kadar ALB Minyak Sawit Produksi Standar ALB Minyak Sawit Gambar 9. Grafik persentase kadar ALB minyak sawit periode Maret 2011 38

0,400 % 0,350 0,300 0,250 0,200 0,150 0,100 0,050 0,000 Kadar Air Minyak Sawit Produksi Standar Kadar Air Minyak Sawit Gambar 10. Grafik persentase kadar air minyak sawit periode Maret 2011 % 0,022 0,021 0,021 0,020 0,020 0,019 0,019 0,018 Kadar Kotoran Minyak Sawit Produksi Standar Kadar Kotoran Minyak Sawit Gambar 11. Grafik persentase kadar kotoran minyak sawit periode Maret 2011 2,500 % 2,000 1,500 1,000 0,500 0,000 Kadar ALB Inti Sawit Produksi Standar Kadar ALB Inti Sawit Gambar 12. Grafik persentase kadar ALB inti sawit periode Maret 2011 39

% 8,200 8,000 7,800 7,600 7,400 7,200 7,000 6,800 6,600 6,400 Kadar Air Inti Sawit Produksi Standar Kadar Air Inti Sawit Gambar 13. Grafik persentase kadar air inti sawit periode Maret 2011 % 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0,000 Kadar Kotoran Inti Sawit Produksi Standar Kadar Kotoran Inti Sawit Gambar 14. Grafik persentase kadar kotoran inti sawit periode Maret 2011 Sementara itu, produktivitas yang diperoleh selama periode Maret 2011 tidak dapat memenuhi target perusahaan. Dari data tersebut, ratarata persentase rendemen CPO produksi hanya sebesar 21.355 % dan berada dibawah target perusahaan yaitu sebesar 22.5 %. Ratarata persentase total kehilangan CPO produksi sebesar 1.694 % dan melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 1.65 %. Ratarata persentase rendemen inti sawit produksi hanya sebesar 4.729 % dan berada di bawah target perusahaan yaitu sebesar 4.8 %. Ratarata persentase total kehilangan inti sawit produksi sebesar 0.606 % dan melebihi standar maksimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 0.6 %. Selama proses produksi, ratarata persentase CPO yang dihasilkan dibandingkan dengan RKAP sebesar 94.169 % sehingga ratarata persentase CPO yang tidak dapat diraih sebesar 5.831 %. Grafik persentase rendemen, total kehilangan minyak sawit dan inti sawit serta persentase CPO yang dihasilkan dibandingkan dengan RKAP dapat dilihat pada gambar 15, 16, 17, 18, dan 19. 40

23,000 % 22,500 22,000 21,500 Rendemen Minyak Sawit Produksi 21,000 20,500 20,000 Target Rendemen Minyak Sawit Gambar 15. Grafik persentase rendemen minyak sawit periode Maret 2011 % 1,720 1,710 1,700 1,690 1,680 1,670 1,660 1,650 1,640 1,630 1,620 Total Kehilangan Minyak Sawit Produksi Standar Total Kehilangan Minyak Sawit Gambar 16. Grafik persentase total kehilangan minyak sawit produksi periode Maret 2011 41

6,000 % 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0,000 Rendemen Inti Sawit Produksi Target Rendemen Inti Sawit Gambar 17. Grafik persentase rendemen inti sawit periode Maret 2011 0,660 % 0,640 0,620 0,600 0,580 0,560 0,540 0,520 0,500 Total Kehilangan Inti Sawit Produksi Standar Total Kehilangan Inti Sawit Gambar 18. Grafik persentase total kehilangan inti sawit periode Maret 2011 42

777 7 % CPO Yang Dihasilkan % CPO Yang Tidak Dapat Diraih 5 7 6 6 5 5 5 4 5 5 5 5 7 8 8 7 6 6 5 5 6 5 6 93 93 93 93 95 93 94 94 95 95 95 96 95 95 95 95 93 92 92 93 94 94 95 95 94 95 94 0 0 0 (01/03/2011) (02/03/2011) (03/03/2011) (04/03/2011) (05/03/2011) (07/03/2011) (08/03/2011) (09/03/2011) (10/03/2011) (11/03/2011) (12/03/2011) (13/03/2011) (14/03/2011) (15/03/2011) (16/03/2011) (17/03/2011) (18/03/2011) (19/03/2011) (20/03/2011) (21/03/2011) (22/03/2011) (23/03/2011) (24/03/2011) (25/03/2011) (26/03/2011) (28/03/2011) (29/03/2011) (30/03/2011) (31/03/2011) (01/04/2011) Gambar 19. Grafik persentase CPO yang dihasilkan dibandingkan dengan RKAP periode Maret 2011 Hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas CPO dan inti sawit yang dihasilkan dan cost per palm product di PMS Gunung Meliau belum dapat memenuhi harapan dari perusahaan. Persentase kadar ALB, kadar air, dan kadar kotoran dari CPO dan inti sawit yang tidak sesuai dengan harapan dapat memicu turunnya kepercayaan konsumen pada produkproduk hasil olahan PTPN XIII khususnya di PMS Gunung Meliau, sedangkan rendahnya persentase rendemen dan tingginya total kehilangan CPO dan inti sawit dapat menurunkan tingkat keuntungan dari perusahaan karena meningkatkan cost per palm product pada tiap proses pengolahan. Halhal seperti ini harus segera diatasi untuk mencegah respon negatif yang akan muncul dikemudian hari. Untuk mengatasi kasus yang terjadi di PMS Gunung Meliau, diperlukan suatu identifikasi mendalam untuk menemukan faktorfaktor permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya kualitas CPO dan inti sawit dan tingginya cost per palm product. Identifikasi permasalahan dilakukan dengan pendekatan secara survei dan observasi di lapangan sepanjang rantai produksi bahan baku hingga menjadi produk akhir. Survei dan observasi awal dilakukan di kebun penyuplai TBS hingga ke PMS Gunung Meliau seperti kebun inti Gunung Meliau, kebun inti Gunung Mas, kebun inti Sungai Dekan, kebun plasma, dan kebun dari pihak ketiga. Selain itu, dilakukan pula observasi pada kondisi jalan penghubung dari kebun menuju pabrik beserta transportasi yang digunakan selama pengangkutan. Dan yang terakhir adalah observasi kondisi PMS Gunung Meliau yang menghasilkan CPO dan inti sawit. Survei dan observasi kebun meliputi sistem manajemen kebun, tata cara pemanenan, sistem perawatan tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan, sistem premi, kondisi lingkungan, kondisi jalan, jarak dari kebun menuju pabrik, sistem pengangkutan TBS, jumlah TBS yang dikirimkan, luas areal kebun, luas areal tanaman menghasilkan, dan luas areal tanaman belum menghasilkan/replanting. Survei dan observasi kondisi jalan penghubung meliputi kondisi jalan blok, kondisi jalan panen, kondisi jalan raya menuju pabrik, sistem pengiriman buah, jenis transportasi yang digunakan, dan manajemen pengiriman. Survei dan observasi yang dilakukan di PMS Gunung Meliau meliputi sistem manajemen pabrik, sistem penerimaan TBS, sistem sortasi, waktu pengolahan TBS, proses pengolahan TBS menjadi CPO dan inti sawit, sistem pembersihan pabrik, dan perawatan alatalat produksi. 43

5.2.1 Keunggulan Nilai 1) Asam Lemak Bebas (ALB) Potensi pembentukan Asam Lemak Bebas (ALB) pada CPO lebih besar dibandingkan dengan potensi pembentukan ALB pada inti sawit. Hal ini dikarenakan CPO lebih mudah terpapar akan faktorfaktor pemicu terbentuknya ALB dibandingkan dengan inti sawit. Persentase kadar ALB yang tinggi pada minyak sawit disebabkan oleh beberapa faktor selama proses pemanenan, pengangkutan, dan pengolahan TBS. Peningkatan kadar ALB telah dimulai sejak proses pemanenan di kebun. Identifikasi permasalahan akan tingginya ALB CPO dapat dilihat pada gambar 20. Transportasi Kondisi Jalan Buah Luka Selama transportasi Waktu Selama Transportasi Buah Restan di Kebun Waktu Pengangkutan Buah Luka Selama Pemanenan Penyimpanan CPO dan Inti Sawit Buah Restan di pabrik Pabrik Proses Pengolahan Buah Luka di Loading Ramp ALB Kebun Fraksi Buah Gambar 20. Diagram Ishikawa yang menunjukkan identifikasi permasalahan tingginya kadar ALB CPO produksi PMS Gunung Meliau periode Maret 2011 Secara umum sistem pemanenan TBS telah melalui verifikasi oleh PTPN XIII dan diaplikasikan pada setiap kebun inti. Aplikasi sistem pemanenan TBS disesuaikan dengan kondisi lingkungan masingmasing kebun. Hasil observasi di kebun inti Gunung Meliau, kebun inti Sungai Dekan, kebun inti Gunung Mas, dan kebun plasma menunjukkan kecenderungan permasalahan yang sama. Selama proses pemanenan, buruh panen menentukan TBS siap dipanen atau tidak apabila terdapat berondolan yang jatuh dengan minimal berondolan sebanyak tiga buah. Cara ini memudahkan buruh panen dalam menentukan TBS siap dipanen atau tidak, namun beresiko menghasilkan TBS yang belum matang atau bahkan terlalu matang. Proses panen yang sulit mengakibatkan buah luka. Buah luka akan menstimulasi enzim lipase untuk memecah minyak dan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas. Buah yang telah dipanen kemudian dikumpulkan pada satu tempat yang dinamakan Tempat Penampungan Hasil (TPH). Dari hasil observasi, kondisi TPH kurang memadai karena hanya berupa tanah kosong sehingga dapat memicu percepatan terbentuknya ALB. Kenaikan ALB disebabkan adanya reaksi hidrolisis pada minyak menjadi gliserol dan ALB. Reaksi ini dipercepat dengan adanya faktor faktor panas, air, keasamaan, dan katalis (enzim). Rekasi pembentukan ALB CPO dapat dilihat pada gambar 21. 44

Gambar 21. Reaksi pembentukan ALB minyak sawit (Anonim 2010) Kondisi TPH yang tidak memadai dimana terdapat lumpur atau timbunan air pada saat hujan akan mempercepat terbentuknya ALB. Hal ini diperparah apabila terjadi buah restan di TPH karena keterlambatan pemanenan sehingga truk pengangkut telah meninggalkan area tersebut atau keterlambatan pengangkutan buah. Buah yang direstan dalam waktu lama dengan kondisi lingkungan yang buruk akan mengakibatkan semakin banyak ALB yang terbentuk. Keterlambatan pemanenan dapat terjadi karena keterlambatan buruh panen atau kurangnya tenaga untuk memanen buah terutama pada saat panen raya. Keterlambatan pengangkutan buah dapat terjadi karena kondisi topografi kebun yang sulit untuk dijangkau. Jalan blok dan afdeling yang kecil dan buruk menyulitkan pengangkutan buah dengan menggunakan truk sehingga diperlukan sistem lansir yang memerlukan waktu lebih banyak. Pengangkutan yang tertahan pada salah satu TPH akan berdampak pada TPH berikutnya karena pengangkutan TBS di TPH tersebut memerlukan waktu yang lebih lama selama menunggu giliran. Ada banyaknya perusahaan pengangkut TBS semakin mempersulit koordinasi dalam sistem pengangkutan buah. Perusahaan yang berbeda tidak akan memback up pengangkutan buah apabila terjadi keterlambatan bila bukan areal kerjanya. Kondisi lebih buruk terjadi pada kebun pihak ketiga. Kebun pihak ketiga adalah kebun milik masyarakat yang mengirimkan TBS miliknya ke PMS Gunung Meliau setelah proses kontrak. Kondisi kebun, sistem pemanenan, dan kondisi TPH yang buruk di kebun pihak ketiga akan memicu terbentuknya ALB. TBS yang dihasilkan oleh kebun pihak ketiga lebih sering mengalami restan karena berat TBS hasil panen yang kecil. Pemilik kebun pihak ketiga merestan TBS hingga beratnya cukup untuk dikirim. Restan bahkan dapat terjadi hingga berharihari. Restan buah yang lama dan kondisi penyimpanan sementara TBS yang buruk milik kebun pihak ketiga akan memicu pembentukan ALB yang tinggi. Pada beberapa kondisi, truk mengangkut TBS melebihi kapasitas yang diperbolehkan. TBS disusun menumpuk hingga melebihi tinggi truk. Hal ini dapat menyebabkan TBS yang ditumpuk dibagian bawah mengalami luka. Pengangkutan TBS dilakukan apabila truk telah penuh dan biasanya pada saat siang hari. Jalan yang dilalui dari kebun menuju pabrik pun tidak memadai sehingga proses pengangkutan memerlukan waktu yang lebih lama. Cuaca yang panas, jalan yang buruk, dan TBS yang terluka karena tertimpa beban terlalu berat akan memicu proses pembentukan ALB selama pengiriman buah menuju PMS Gunung Meliau. Saat pengangkut TBS tiba menuju pabrik, TBS tidak dapat langsung diolah. Pengolahan TBS baru dapat dimulai apabila TBS yang diterima sudah berbobot minimal 100 ton. TBS akan direstan apabila bobot minimal belum mencukupi. Kondisi restan tidak hanya terjadi saat bobot minimal belum tercapai, tetapi juga pada saat buah yang datang melebihi kapasitas oleh pabrik. Pengiriman TBS dari kebunkebun inti, kebun plasma, dan kebun pihak ketiga yang tidak terkoordinasi dengan baik akan menyebabkan penumpukan TBS pada waktuwaktu tertentu. Penumpukan TBS ini akan menyebabkan buah restan hingga mendapat giliran untuk diolah. Peluang untuk terbentuknya ALB 45

semakin tinggi bila buah direstan dalam waktu lama dan kondisi buah yang telah terluka. Persentase jumlah TBS yang diolah dan direstan dapat dilihat pada gambar 22. % Buah Diolah Produksi % Buah Direstan Produksi 24 21 24 32 19 29 19 23 20 21 12 11 15 14 12 17 17 33 26 24 30 23 16 19 20 28 29 100 100 100 76 79 76 81 81 88 89 68 71 77 80 79 85 86 88 83 83 67 74 76 70 77 84 81 80 72 71 0 0 0 (01/03/2011) (02/03/2011) (03/03/2011) (04/03/2011) (05/03/2011) (07/03/2011) (08/03/2011) (09/03/2011) (10/03/2011) (11/03/2011) (12/03/2011) (13/03/2011) (14/03/2011) (15/03/2011) (16/03/2011) (17/03/2011) (18/03/2011) (19/03/2011) (20/03/2011) (21/03/2011) (22/03/2011) (23/03/2011) (24/03/2011) (25/03/2011) (26/03/2011) (28/03/2011) (29/03/2011) (30/03/2011) (31/03/2011) (01/04/2011) Gambar 22. Persentase buah diolah periode Maret 2011 Bagian penting dalam proses pengolahan TBS menjadi CPO yang dapat menghentikan terbentuknya ALB adalah proses perebusan. Salah satu tujuan perebusan adalah menonaktifkan enzim lipase yang berperan dalam mengurai minyak secara hidrolisis menjadi gliserol dan ALB. Selain itu, perebusan juga bertujuan untuk menurunkan kadar air. Namun selama penyimpanan, CPO masih mengalami proses peningkatan ALB walaupun enzim lipase telah dirusak selama perebusan. peningkatan ALB disebabkan karena CPO masih mengandung air yang dapat memacu reaksi hidrolisis. Tercampurnya CPO yang baru dihasilkan dengan CPO grade rendah hasil pengutipan ulang dari bak Vat Pit dan Deoling Pond akan semakin mempercepat terbentuknya ALB. 2) Kadar Air Berbeda dengan kadar ALB, kadar air pada CPO dan inti sawit hanya disebabkan oleh faktorfaktor selama pengolahan. Faktorfaktor selama pemanenan dan pengangkutan buah seperti terjadinya hujan dan kelembaban udara yang tinggi tidak berefek terlalu besar pada tingkat kadar air karena dapat dikurangi selama proses pengolahan. Proses penurunan kadar air untuk CPO berbeda dengan proses penurunan kadar air inti sawit. Kadar air CPO diturunkan dengan menggunakan vacuum drier di stasiun klarifikasi, sedangkan kadar air pada inti sawit diturunkan dengan menggunakan kernel silo drier di stasiun kernel recovery. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kadar air tergantung dari efisiensi dan kinerja alat vacuum drier untuk CPO dan kernel silo dryer untuk inti sawit. Identifikasi permasalahan pada tingginya kadar air CPO dan inti sawit dapat dilihat pada gambar 23. 46

Suhu inlet CPO Vaccum Drier Kadar Air CPO Tingkat Kevakuman Lama Pengeringan Kualitas Kadar Air Kernel Silo Drier Kadar Air Inti Sawit Suhu Pengeringan Gambar 23. Diagram Ishikawa yang menunjukkan identifikasi permasalahan tingginya kadar air CPO dan inti sawit produksi PMS Gunung Meliau periode Maret 2011 Sebelum mengalami pengeringan, CPO masih mengandung air berkisar 0.6 1.0 % sehingga perlu dikeringkan. Pengeringan ini bertujuan agar air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Untuk mengurangi air yang terkandung dalam CPO, pengeringan yang dilakukan tidak dapat melalui proses biasa karena dapat merusak CPO sehingga diperlukan proses pengeringan khusus. Pengeringan biasa dapat memicu proses oksidasi, kegosongan, dan perombakan karoten dalam minyak yang tidak disukai konsumen baik secara gizi maupun secara sensori. Pemanasan yang terlalu tinggi pada CPO dapat merangsang terjadinya proses oksidasi terutama jika minyak tersebut kontak dengan udara dan di dalam minyak terkandung prooksidant. Pemanasan yang berlebihan juga dapat menyebabkan kegosongan minyak sehingga dalam proses pemucatan akan lebih sulit dilakukan. PMS Gunung Meliau melakukan proses pengeringan CPO dengan menggunakan vacuum drier. Penurunan kadar air dengan vacuum drier hanya dilakukan dengan menurunkan tekanan CPO tanpa menggunakan proses pemanasan sama sekali. Dengan menurunnya tekanan, air yang terkandung di dalam CPO dapat dengan mudah menguap sehingga kadar air CPO dapat diturunkan hingga berkisar kurang dari 0.2 %. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar air akhir CPO dalam proses vacuum drying, antara lain : suhu minyak, kehampaan udara, dan interaksi suhu minyak dan kehampaan udara. Penurunan kadar air di dalam CPO semakin efektif apabila suhu CPO yang masuk semakin tinggi. Meskipun pemanasan tidak dilakukan dalam vacuum drier, suhu CPO dapat diatur di oil tank. Suhu akhir CPO dari oil tank sangat mempengaruhi efektivitas pengeringan di vacuum drier. Apabila suhu awal CPO saat masuk ke dalam vacuum drier terlalu rendah, air yang terkandung di dalam CPO tidak akan menguap secara maksimal. Namun apabila suhu terlalu tinggi, CPO akan mengalami kerusakan. Oleh karena itu, pengontrolan suhu di oil tank sebelum masuk oil purifier menjadi sangat penting. Selain itu, kehampaan udara juga mempengaruhi tingkat penguapan air di dalam CPO. Air akan lebih mudah menguap apabila kondisi dalam keadaan hampa udara. Kehampaan udara di dalam vacuum drier dipengaruhi oleh kemampuan pompa vacuum dan fluktuasi debit CPO yang masuk. Oleh karena itu, semakin hampa kondisi vacuum drier, semakin maksimal air yang dapat menguap. Begitu pula sebaliknya, semakin tidak hampa kondisi vacuum drier, air yang menguap tidak akan maksimal. Suhu dan kehampaan udara harus dikolaborasikan dengan tepat. Vacuum drier dianggap bekerja dengan baik apabila suhu awal CPO sesaat sebelum masuk berkisar ± 90 0 C dengan tekanan operasi 50 Torr atau sekitar 0,067 atm. 47