DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA

dokumen-dokumen yang mirip
DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia

TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

HAMA-HAMA TANAMAN JAGUNG DI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI JAGUNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

PENGENDALIAN HAMA JAGUNG DENGAN SISTEM PENGATURAN WAKTU TANAM DI LAHAN KERING BERIKLIM BASAH

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRSAK Annona muricata L TERHADAP MORTALITAS LARVA Helicoverpa armigera H. PADA JAGUNG

VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM. 6.1 Pembahasan Umum. Berdasarkan hasil penelitian perkembangan Ostrinia furnacalis di Desa

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADA JAGUNG

STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Provinsi Gorontalo memiliki wilayah seluas ha. Sekitar

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. (Ostrinia furnacalis) diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian m dpl dan dapat hidup baik

JURNAL. Oleh: SIGIT ADDY PRATAMA. Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Oleh Komisi Pembimbing. Ketua. Ir. James B. Kaligis, MSi.

Penanganan dan Pengawalan Hama Penyakit Tanaman Jagung pada Penangkar Benih Binaan di Kabupaten Lombok Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis),

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

commit to users I. PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

TATA CARA PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

BIOLOGI DAN MUSUH ALAMI PENGGEREK BATANG Ostrinia furnacalis Guenee (LEPIDOPTERA: PYRALIDAE) PADA TANAMAN JAGUNG. Nurnina Nonci

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

POPULASI HAMA PENGGEREK TONGKOL JAGUNG Helicoverpa

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Kedelai di Kebun Percobaan Natar dan Tegineneng

I. KEBERADAAN OPT PADI

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

Teknologi Budidaya Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total

EFEKTIFITAS KIRINYUH (CHROMOLAENA ODORATA L.) TERHADAP KERAGAMAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA TUMPANGSARI TANAMAN JAGUNG DAN KEDELAI

PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung merupakan sumber bahan pangan penting setelah. pakan ternak. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan

KEEFEKTIFAN ENTOMOPATOGENIK

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada

Umar Dani 1, Mimi Asminah 1, Syafrullah Salman 1, Karsidi Permadi 2, Sony Hermawan 3

TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTER PERTUMBUHAN POTENSI HASIL POPULASI JAGUNG QPM DI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT. BPTP Nusa Tenggara Barat 2) BPTP Nusa Tenggara Timur 3)

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. MATERI DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

Pedoman Umum. PTT Jagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor [L] Moench) Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) termasuk dalam divisi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

MODUL BUDIDAYA JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

DINAMIKA POPULASI HAMA PENYAKIT UTAMA JAGUNG DAN MUSUH ALAMINYA A. Tenrirawe Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Hama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kehilangan hasil jagung. Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil keragaman organisme dan dapat mengakibatkan ledakan populasi hama. Dinamika populasi hama jagung merupakan dasar dalam merakit pengendalian hama utama jagung secara efisien. Penelitian ini dilaksanakan di lokasi sentra produksi jagung di Kediri (Jawa Timur) dalam hamparan 1 ha tahun 2011. Empat varietas jagung unggul nasional yang ditanam terdiri dari varietas Anoman, Sukmaraga, Lamuru, Bima-3, dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 6 ulangan. Hasil menunjukkan bahwa Hama yang dominan ditemukan pada umur 2 mst (minggu setelah tanam), 4 mst, 8 mst, dan 10 mst berturut-turut adalah Lalat bibit, Cnaphalocrosis medinalis dalam populasi cukup tinggi, larva penggerek batang, telur penggerek tongkol dan predator yang dominan dengan populasi cukup tinggi adalah Orius sp, Chrysofa sp, kumbang Carabid verania dan Coccinella sp. Dari hasil pengamatan populasi hama utama jagung menunjukkan bahwa penggerek tongkol H. armigera dan penggerek batang O. furnacalis merupakan hama yang dominan dengan populasi tertinggi yang dijumpai pada 10 mst, musuh alami seperti Chrysopa sp. dan Orius sp. berperan dalam mengontrol kedua hama dominan tersebut. Kata kunci: Dinamika, hama utama jagung, varietas PENDAHULUAN Hama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kehilangan hasil pada pertanaman jagung. Hama utama pada berbagai daerah penghasil jagung adalah lalat bibit, Atherigona sp., penggerek batang, Ostrinia furnacalis, penggerek tongkol Helicoverpa armigera, ulat grayak (Mythimna sp. dan Spodoptera sp.), dan tikus. Kehadiran dan tingkat serangan hama utama jagung banyak ditentukan oleh pola tanam setahun. Penggerek batang jagung, O. furnacalis merupakan hama utama jagung yang paling sering mengakibatkan kerusakan dengan kehilangan hasil 4,5-54,5% (Baco dan Tandiabang 1988). Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil keragaman organisme dan dapat mengakibatkan ledakan populasi hama. Kondisi lingkungan tertentu dapat mengubah proses fisiologis tanaman yang selanjutnya mempengaruhi nutrisi tanaman yang diserap serangga fitofagus (Kogan 1975). Diketahuinya dinamika populasi hama 93

A. Tenrirawe: Dinamika Populasi Hama Penyakit Utama. utama jagung serta faktor utama yang menyebabkannya akan menjadi masukan yang merupakan dasar dalam merakit pengendalian hama tersebut secara efisien. METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan di lokasi sentra produksi jagung di Kediri (Jawa Timur) dalam hamparan 1 ha tahun 2011. Empat varietas jagung unggul nasional yang ditanam terdiri dari varietas Anoman, Sukmaraga, Lamuru, Bima-3, dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 6 ulangan dengan luas plot 22 m x 13 m, ditanam dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm, 2 biji perlubang dan setelah tumbuh dibiarkan satu tanaman per lubang. Pemupukan dengan takaran 400 200 100 kg/ha untuk urea, SP36, dan KCl. Pupuk pertama diberikan pada umur 10 HST (200 200 100), pupuk kedua diberikan umur 35 HST (150 0 0). Penyiangan pertama pada umur 15 HST, penyiangan kedua 34 HST. Pembumbunan dilakukan pada 36 HST. Pengamatan dinamika populasi hama penyakit dan musuh alami dilakukan pada umur tanaman 2, 4, 6, 8, 10,dan 12 MST, pada 20 rumpun tanaman per dua baris tanaman/plot. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan 2 mst terhadap populasi hama tanaman pada berbagai varietas menunjukkan bahwa hama utama yang ditemukan adalah lalat bibit, belalang dan juga ulat grayak pada 20 tanaman sampel. Jumlah populasi lalat bibit pada tanaman jagung cukup tinggi namun tanaman recoveri kembali karena kemungkinan serangan hama lalat bibit agak terlambat menyerang. Jumlah populasi hama lalat bibit tertinggi pada varietas Sukmaraga dan Anoman. Rata-rata jumlah populasi hama (lalat bibit) pada berbagai varietas tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata jumlah populasi hama pada 2 mst, Kediri 2011 Jenis dan jumlah populasi hama Lalat bibit Belalang Ulat grayak Bima 3 (A) 11 1 - Anoman (B) 21 2 1 Sukmaraga (C) 25 3 - Lamuru (D) 18 1-94

Hasil pengamatan 4 mst terhadap populasi hama dan musuh alami pada berbagai varietas jagung menunjukkan bahwa hama yang dominan yang muncul adalah Cnaphalocrosis medialis dalam populasi 11-20 ekor dan meningkatnya populasi tersebut merupakan umur tanaman yang sesuai untuk perkembangan hama ini, namun serangga ini kurang merusak karena ditemukan populasi musuh alami yang cukup tinggi, musuh alami tersebut adalah Verania dan Coccinella sp. (Gambar 1) dan juga ditemukan hama Spodotera litura dan Sesamia inferens dalam populasi cukup rendah (Tabel 2). Gambar 1. Predator Verania sp Tabel 2. Rata-rata jenis, jumlah populasi dan musuh alami hama pada 4 mst, Kediri 2011 Jenis, Jumlah populasi hama dan musuh alami Populasi musuh alami Populasi Hama Labalaba sp Coccinella Verania C. medinalis Sesamia Spodoptera Bima 3 (A) 3 2 12 20 1 1 L + 1klp t Anoman (B) 2 9 10 1 - Sukmaraga (C) 1 10 11 1 - Lamuru (D) 1 1 6 11 3 1 L + 1klp t Rata-rata Populasi O. furnacalis yang ditemukan pada 8 mst dalam bentuk larva yaitu 1-2,8 ekor Larva (Tabel 3), serangan penggerek batang jagung terlihat dimulai dari bunga jantan kemudian menggerek batang jagung (Gambar 2 a dan b). Rata-rata Populasi H. armigera tertinggi dijumpai pada 8 mst yaitu 10,4 telur pada perlakuan 95

A. Tenrirawe: Dinamika Populasi Hama Penyakit Utama. varietas Bima 3 (Gambar 3), dan Ulat grayak Mythimna sp. umumnya ditemukan sangat rendah karena sudah melewati fase tanaman untuk perkembangan ulat grayak. Secara umum populasi hama lebih rendah pada pertanaman ini, hal ini disebabkan antara lain karena populasi predator terutama Orius sp. dan Chrysopa sp. sangat tinggi dimana kedua predator ini berkembang lebih pesat, predator Orius sp., baik larva maupun dewasanya banyak ditemukan di rambut jagung. Demikian pula telur dan larva awal H.armigera, sehingga tidak sukar bagi Orius sp untuk memangsa H. armigera. Cantello dan Jacobson (1999) telah men-demonstrasikan daya pikat nap (volatil) rambut jagung pada berbagai jenis serangga. (a) Gambar 2. Serangan penggerek batang jagung (O. furnacalis) dimulai dari bunga jantan jagung (a) dan menggerek batang (b) (b) Pada Tabel 3 terlihat bahwa terdapat berbagai predator yang turut berperan dalam mengatur besarnya populasi beberapa hama utama jagung, Orius sp. dan Chrysopa sp. hanya mampu memangsa stadia telur dan larva awal dan sebagian besar ordo Lepidoptera (Teetes et al. 1983). Penggerek tongkol H. armigera ditemukan pada pertanaman ini dengan populasinya tidak terlalu besar. Populasi tertinggi hanya 10,4 telur. Kondisi ini kemungkinan besar disebabkan tingginya populasi predator seperti., Orius sp. Chrysopa sp. Telur H. armigera yang biasanya diletakkan di rambut jagung (Gambar 4) terpredasi oleh Orius sp. yang juga selalu ada di rambut jagung. 96

Gambar 3. Populasi telur pada rambut jagung, dan larva mulai menyerang tongkol jagung Sedang telur-telur yang diletakkan dipermukaan daun atau di batang dimangsa oleh larva dari Chrysopa sp. Serangan penggerek tongkol terjadi baik pada pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif hama ini menyerang titik tumbuh, pada serangan yang berat tanaman akan mati. Pada penelitian ini keadaan ini tidak terjadi karena baik telur maupun larva awal terperadasi oleh Orius sp. yang populasinya cukup tinggi pada awal pengamatan (Tabel 3). Tabel 3. Rata-rata jumlah populasi hama dan musuh alami pada 8 mst, Kediri 2011 Jenis, jumlah populasi hama dan musuh alami Jenis dan populasi musuh alami Jenis dan populasi hama Orius Chry- Kumbang Verania sofa Carabid O.furnacalis H.armigera Mythimna S.litura Bima 3(A) 572+ 3D 2 T 24.4 11,2 2,8L 10,4T 1L Anoman (B) - - - - - - - 1 Klp telur Sukmaraga (C) 566+ 1D 5,4 T 16,2 16,2 1 L 7,6 T 2 L Lamuru (D) 495,5+4D 2 T 13,6 13,6 1,4 L 7,2 T, 1L 3,4 L Pada pengamatan 10 mst masih banyak ditemukan larva penggerek tongkol jagung (H. armigera) dan penggerek batang jagung (O. furnacalis) hal ini disebabkan karena telur-telur penggerek tongkol jagung yang berhasil lolos dari predator Orius sp dan Chrysofa sp., larva penggerek tongkol banyak ditemukan pada semua varietas uji hal ini menunjukkan bahwa tidak ada vatrietas yang lolos dari serangan penggerek tongkol jagung, tingginya populasi penggerek tongkol jagung disebabkan jumlah telur yang ditemukan pada pengamatan 8 mst juga masih cukup tinggi sehingga pada 97

A. Tenrirawe: Dinamika Populasi Hama Penyakit Utama. pengamatan 10 mst sudah ditemukan larva-larva yang menyerang tongkol jagung dan hampir semua sampel pengamatan terserang hama penggerek tongkol jagung (Tabel 4). Tinggi rendahnya populasi penggerek tongkol pada beberapa varietas kemungkinan disebabkan tinggi rendahnya senyawa fenolik pada tanaman ini, dimana salah satu senyawa fenolik dapat merupakan toksik terhadap sejumlah serangga herbivora yang menyebabkan efek antibiosis pada berbagai serangga. Panda dan Gundev (1995) melaporkan bahwa Gossypol termasuk salah satu senyawa fenolik merupakan sesquiterpen dimer tipe cadinene dengan dua residu aldehid, terdapat pada pigmen daun dan bagian lain tanaman. Lebih lanjut Panda dan Gundev (1995) melaporkan bahwa Gossypol yang dapat membentuk komplek dengan protein pada saluran gastrointestinal serangga sehingga mereduksi kemampuan pencernaan atau membentuk komplek dengan enzim pencernaan yang menyebabkan hilangnya aktifitas enzim. Tabel 4. Rata-rata jenis, dan jumlah populasi hama pada 10 mst, Kediri 2011 Jenis dan jumlah populasi hama H. armigera (Penggerek tongkol jagung) (ekor) O. furnacalis (Penggerek batang jagung) (ekor) Bima 3 (A) 20 2,2 Anoman (B) - - Sukmaraga (C) 20 3,4 Lamuru (D) 20 4,4 KESIMPULAN Hama yang dominan ditemukan pada umur 2 mst, 4 mst, 8 mst, dan 10 mst berturut-turut adalah Lalat bibit, Cnaphalocrosis medialis dalam populasi cukup tinggi, larva penggerek batang, telur penggerek tongkol dan predator yang dominan dengan populasi cukup tinggi adalah Oreus sp, Chrysofa sp, Kumbang Carabid Verania dan Coccinella sp. Dari hasil pengamatan populasi hama utama jagung menunjukkan bahwa penggerek tongkol H. armigera dan penggerek batang O. furnacalis merupakan hama yang dominan dengan populasi tertinggi dijumpai pada 10 mst, musuh alami seperti Chrysopa sp. dan Orius sp. berperan dalam mengontrol kedua hama dominan tersebut. 98

DAFTAR PUSTAKA Baco, D. dan J. Tandiabang. 1988. Hama utama jagung dan pengendaliannya. Puslitbangtan. Pp.185-204. Cantelo, W.W. dan Jacobson, M. 1979. Corn silk volatiles attracts many pest species of insect. J. Environ. Sci. Health A 14:695-707. Kogan, M. 1975. Plant resistance in pest management. In Introduction to insect pest management Ed. R.L.Metcalf and W. Luckman. John Willey & Sons. p.11-117. Panda N, Gundev SK. 1995. Host Plant Resistance to Insect. CAB. INTERNATIONAL in association with International Rice Research Institute. Philippines Teetes, G.L., K.V.S. Reddy, K. Leuschner, and L.R. House. 1983. Sorghum Insect Identification Hand book. Information Bulletin No.12. ICRISAT. 124 p. 99