BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data variabel dependen dan variabel independen dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Selain itu pemilihan desain cross sectional ini dikarenakan lebih mudah dilakukan, lebih efisien dari segi waktu, dan hasilnya dapat diperoleh dengan lebih cepat, serta sesuai dengan tujuan penelitian yakni mengetahui hubungan antara variabel independen kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fast food), aktivitas fisik (waktu tidur malam,waktu menonton televisi/main komputer/video games dan kebiasaan olah raga) dan faktor lainnya (pola konsumsi, jenis kelamin dan pengetahuan gizi, jumlah uang saku, pendidikan ibu dan pendapatan oranmg tua) dengan variabel dependen gizi lebih remaja. 4. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Islam PB. Soedirman Jakarta Timur. Waktu penelitian dilakukan bulan April 2008 sampai dengan Juni 2008. Hubungan kebiasaan konsumsi..., Mardatillah, FKM UI, 492008 Universitas Indonesia
50 4.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA Islam PB. Soedirman Jakarta Timur. Yang menjadi sampel adalah bagian dari populasi siswasiswi yang duduk di kelas 1 dan 2 pada tahun 2008, sedangkan untuk siswa kelas 3 tidak termasuk dalam sampel penelitian karena pada saat pengambilan data, mereka sedang mempersiapkan menghadapi ujian sekolah. 4.3.1. Besar Sampel Besar sampel atau jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini, akan ditentukan melalui rumus pengujian hipotesis beda dua proporsi (Ariawan, 1998), rumus yang digunakan sebagai berikut : n = { Z 1 α / 2 2P(1 P) + Z 1 β ( P 1 P (1 P ) + P (1 P ) 2 1 P ) 2 1 2 2 } 2 Keterangan : n = jumlah sampel Z 1-α/2 = adalah nilai Z pada derajat kemaknaan 1-α/2 (5%) = 1,96 Z 1-β = Kekuatan Uji (power of test) sebesar 95% = 1,64 P1 = Proporsi kejadian gizi lebih pada kelompok kebiasaan konsumsi fast food sering : 43,4% (0,434) (Karnaeni, 2005) P2 = Proporsi kejadian gizi lebih pada kelompok kebiasaan konsumsi fast food tidak sering : 19,6% (0,196) (Karnaeni, 2005) Hubungan kebiasaan konsumsi..., Mardatillah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia
51 Dari perhitungan di atas didapatkan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Untuk menjaga bila ada ketidaklengkapan data (drop out sample), maka jumlah sampel minimal ditambah 10% sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 110 orang. Pada penelitian ini, peneliti menyebarkan 120 kuesioner, setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapan data terdapat 113 kuesioner yang terisi lengkap dan dianalisa. 4.3.2. Metode Pengambilan Sampel Sampel dipilih dengan menggunakan metode sampel acak sederhana (sample random sampling). Kerangka sampel terdiri dari 15 kelas, masing masing 7 kelas satu dan 8 kelas untuk kelas, sekaligus dijadikan sebagai unit sampel, selanjutnya siswa yang terdapat dalam kelas diacak secara sederhana (setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih) untuk dipilih menjadi sampel. Dari seluruh jumlah siswa kelas I dan kelas II sebanyak 441 orang terpilih secara acak 120 siswa untuk diberikan kuesioner. Pemilihan siswa di setiap kelas yang diikut sertakan menjadi sampel diacak berdasarkan nomor absen siswa, dari keseluruhan nomor absen siswa dipilih secara acak nomor yang pertama kemudian dengan interval 4 dilanjutkan sampai memenuhi jumlah sampel. Metode sampel acak sederhana dipilih karena merupakan metode pengambilan sampel terbaik dan paling mudah untuk dimengerti (Ariawan, 1998). Tahapan pengambilan sample dapat dilihat pada tabel 4.1. Hubungan kebiasaan konsumsi..., Mardatillah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia
52 SMA Islam PB. Soedirman 441 siswa (kelas 1 dan 2) Kelas 1 (7 kelas) (222 siswa) Kelas 2 (8 kelas) (219 siswa) 11 6 8 9 9 9 9 5 7 4 10 8 7 5 8 61 siswa 52 siswa Gambar 4.1. Tahapan Pengambilan Sampel 4.4. Pengumpulan Data 4.4.1. Tenaga Pengumpul Data Pada saat pengumpulan data maupun data kuesioner dilapangan, peneliti dibantu 3 rekan peneliti yang merupakan mahasiswa S-1 ekstensi FKM UI Jurusan Kesehatan Masyarakat, dimana sebelumnya telah mendapat pengarahan dan pelatihan untuk penggunaan alat (Seca dan Microtoise) agar didapatkan akurasi dan presisi yang tinggi dalam pengukuran antropometri serta penyamaan persepsi dalam menjelaskan pertanyaan di dalam kuesioner kepada siswa-siswi.
53 4.4.2. Sumber Data Adapun sumber data penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Data Primer Data primer yang dikumpulkan adalah : a. Data frekuensi konsumsi makanan cepat saji modern (fast food) diperoleh berdasarkan pengisian dari formulir Food Frequency Questionnaire (FFQ). b. Data aktivitas fisik (waktu tidur malam, waktu menonton televisi/main komputer/video games, kebiasaan olah raga) diperoleh berdasarkan jawaban dari kuesioner. c. Data pola konsumsi (total konsumsi energi, konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak dan konsumsi protein) berdasarkan pengisian recall 24 hour d. Data karakteristik remaja (jenis kelamin, pengetahuan gizi, uang saku) diperoleh berdasarkan jawaban dari kuesioner. e. Data karakteristik orang tua (pendapatan orang tua dan pendidikan ibu) diperoleh jawaban dari kuesioner. Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan adalah data mengenai gambaran umum SMU Sudirman Jakarta Timur meliputi sejarah singkat gambaran lokasi, sumberdaya (jumlah tenaga pendidik dan tenaga staf), jumlah siswa, kegiatan pendidikan serta biaya yang dikenakan untuk mendukung proses belajar mengajar pada wali siswa di Sekolah Menengah Umum tersebut.
54 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu berupa alat tulis, pedoman dan kuesioner yang yang terdiri dari kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fast food), aktifitas fisik (waktu tidur, waktu menonton televisi, kebiasaan olah raga), pola konsumsi (total konsumsi energi, konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak dan konsumsi protein), karakteristik remaja (jenis kelamin, pengetahuan gizi, jumlah uang saku) dan karakteristik orang tua (pendidikan ibu dan pendapatan orang tua). Untuk mendapatkan data mengenai status gizi (IMT) peneliti menggunakan timbangan SECA dengan ketelitian alat 0,1 kg untuk pengukuran berat badan dan tinggi badan dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian alat 0,1 cm. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan bertahap, dimana responden yang telah selesai mengisi kuesioner kemudian diwawancara secara bergiliran untuk melakukan 1x24 hour recall oleh peneliti dan 3 orang enumerator. Hal tersebut dilakukan selama 3 hari berturut-turut (hari pertama untuk kelas 1 dan hari kedua untuk kelas 2). Kemudian segera diperiksa kelengkapan data-data yang diperlukan. 4.4.5. Pengolahan Data 1. Status Gizi status gizi siswa diperoleh dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan. Data IMT tersebut pertama ditampilkan secara keseluruhan dari siswa yang status gizinya kurang,
55 normal lebih dan obesitas sesuai dengan baku standar CDC-NCHS (2000) dalam bentuk percentile. Kemudian baru dikelompokkan atas dua kategori yaitu gizi lebih bila IMT 85 percentile atau tidak gizi lebih bila IMT < 85 percentile. 2. Konsusmsi Makanan Cepat Saji Modern (Fast Food) Untuk memperoleh frekuensi konsumsi makanan siap saji modern (fast food), peneliti menggunakan formulir Food Frequency Quesioner (FFQ). Formulir ini terdiri dari pertanyaan mengenai frekuensi dari 9 jenis makanan siap saji modern (fast food). Jika siswa menjawab tidak pernah maka skor bernilai 0, jika 3-4x/bulan maka skor bernilai 1, jika 1-2x/bulan maka skor bernilai 2, jika 2x/minggu maka skor bernilai 3, jika > 3x/minggu maka skor bernilai 4 dan jika 1x/hari maka skor bernilai 5. setelah seluruh jenis makanan siap saji modern (fast food diberi skor selanjutnya dikelompokkan menjadi sering 2x/minggu (dikelompokkan untuk skor 3, 4 dan 5) dan tidak sering < 2x/minggu (dikelompokkan untuk skor 2, 1 dan 0). 3. Kebiasaan Olah Raga Berdasarkan hasil jawaban yang didapat melaui kuesioner bahwa ( 90 menit). Seperti yang telah diajurkan Depkes (2002), olah raga dilakukan secara teratur setiap hari atau 3 kali seminggu dan minimal 30 menit setiap berolahraga. Sesuai yang dianjurkan oleh Depkes (2002), olah raga minimal 3 kali seminggu @ 30 menit, maka 3 x 30 menit adalah waktu minimal berolahraga yang paling sedikit dalam seminggu. Kebiasaan olah raga didapat dengan mengalikan lamanya latihan olah raga dengan frekuensi olah raga, dengan diasumsikan bahwa jumlah menit yang dituliskan responden merupakan waktu olah raga yang biasanya dilakukan dengan frekuensi terbanyak setiap minggunya.
56 4. Pola Konsumsi Konsumsi zat gizi yang dikumpulkan dengan metode recall 1x24 jam kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak Nutrisurvey. Hasil pengukuran dari total konsumsi energi responden dalam kalori sesuai Angka Kecukupan Gizi dengan kelompok umur responden. Konsumsi Untuk konsumsi karbohidrat cara yang dilakukan adalah membandingkan persen energi yang berasal dari karbohidrat dengan anjuran PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang). Anjuran PUGS untuk karbohidrat yaitu 60% dari total energi. Untuk konsumsi lemak sesuai dengan anjuran Soetjiningsih (2004) yaitu 30% dari total energi, sedangkan konsumsi protein sesuai anjuran Angka Kecukupan Gizi yang sesuai dengan kelompok umur responden. Konsumsi energi dan dikelompokkan atas dua kategori yaitu konsumsi > AKG dan konsumsi AKG, sedangkan konsumsi karbohidrat dikategorikan menjadi dua yaitu > 60% energi total (PUGS) dan konsumsi 60% energi total (PUGS). 5. Pengetahuan Gizi Pemahaman siswa tentang makanan sehat dan penyebab gizi lebih meliputi : manfaat makanan, sumber makanan dan penyebab yang akan terjadi dari makan yang tidak seimbang atau berlebihan. Cara ukur pengetahuan gizi dibagi atas jawaban responden. Total pertanyaan pengetahuan gizi adalah 17 pertanyaan yang artinya total nilai jawaban benar adalah 23 berdasarkan skor pada jawaban yang benar. kategori pengetahuan gizi (Khomsan, 2000) sebagai berikut:
57 Rincian skoring jawaban responden setiap pertanyaan : A1. Pertanyaan mengenai zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (skor = 4 ) 4 = jawaban A1d (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral) A2. Pertanyaan mengenai guna makanan bagi tubuh (skor = 3) 3 = jawaban A2a (sebagai tenaga, zat pembangun dan zat pengatur) A3. Pertanyaan tentang zat zat Gizo yang berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jeringan tubuh (skor = 1) 1 = jawaban A3b (preotein) A4. Pertanyaan tentang susunan menú yang bergizi seimbang (skor = 3) 3= jawaban A4a (nasi, ikan, tahu, sayur sop, jeruk) A5. Pertanyaan mengenai makanan yang banyak mengandung serat (skor = 1) 1 = jawaban A5c (buah dan sayur) A6. Pertanyaan mengenai pangan yang mengandung karbohidrat (skor = 1) 1 = jawaban A6b (nasi, singkong, jagung) A7. Pertanyaan tentang buah-buahan dan sayuran merupakan bahan makanan yang mengandung zat gizi (skor = 1) 1 = jawaban A7b (vitamin dan mineral) A8. Pertanyaan mengenai pangan yang tinggi lemak (skor = 1) 1 = jawaban A8b (kuning telur, susu dan mentega) A9. Pertanyaan mengenai makanan apa yang bisa menyebabkan kegemukan (skor=1) 1 = jawaban A9b (fast food (MC.Donals, KFC, French Fries) A10. Pertanyaan tentang penyebab seseorang menjadi gemuk yaitu kerena kelebihan (skor = 1) 1 = jawaban A10b (karbohidrat dan lemak)
58 A11. Pertanyaan mengenai makanan fast food (pizza, fried chcken, hamburger) mengandung zat gizi (skor =1) 1 = jawaban A11c (karbohidrat dan lemak) A12. Pertanyaan mengenai konsumsi energi yang berlebihan akan disimpsn dalam Bentuk (skor = 1) 1 = jawaban A12b (lemak) A13. Pertanyaan tentang penyakit yang diakibatkan oleh kegemukan (skor = 1) 1 = jawaban A13c (kegemukan dan penyakit degenaratif (hipertensi,jantung koroner,dll). A14. Pertanyaan mengenai penyebab terjadinya kegemukan (skor = 1) 1 = jawaban A14c (konsumsi makanan yang berlebihan) A15. Pertanyaan tentang gangguan kegemukan dapat terjadi pada (skor = 1) 1 = jawaban A15c (balita, remaja dan dewasa) A16. Pertanyaan mengenai menú yang baik untuk mengurangi berat badan (skor = 1) 1 = jawaban A16b (rendah kalori dan gizi seimbang) A17. Pertanyaan mengenai cara mencegah kegemukan yang efektif (skor = 1) 1 = jawaban A17a (mengatur pola makan dan olah raga) 4.5. Manajemen Data Data penelitian kuantitatif diolah dengan menggunakan perangkat lunak komputer dengan empat tahapan sebgai berikut : a. Coding Memberikan kode pada data yang telah dimasukkan kemudian diklasifikasikan sesuai kebutuhan penelitian.
59 b. Editing Dalam hal ini data yang terkumpul diperiksa kelengkapannya, apakah missing data lalu disusun urutannya dan dilihat apakah terdapat kesalahan dalam pengisian serta bagaimana konsistensi jawaban dari tiap pertanyaan per variabelnya c. Entry Memasukkan data dari kuesioner ke dalam komputer yang menggunakan bantuan perangkat lunak sesuai variabel yang telah disusun. d. Cleaning Setelah entry data selesai dilakukan, maka untuk menjaga kualitas data peneliti juga melakukan cleaning data atau pembersihan data dari kesalahan yang mungkin tidak sengaja dilakukan. Membersihkan data dengan tujuan untuk mengecek kembali data yang akan diolah apakah ada kesalahan atau tidak. 4.6. Analisis Data 4.6.1. Analisis Data Univariat Analisis data univariat ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel dependen gizi lebih remaja dan variabel independen kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fast food), aktivitas fisik (waktu tidur malam,waktu menonton televisi dan kebiasaan olah raga) dan faktor lainnya (pola konsumsi, jenis kelamin dan pengetahuan gizi, jumlah uang saku, pendidikan ibu, pendapatan orang tua) guna memperoleh distribusi frekuensi dan presentase dari masing-masing variabel tersebut, sehingga diperoleh gambaran umum data secara keseluruhan
60 4.6.2. Analisis Data Bivariat Analisis data bivariat dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fast food), aktivitas fisik (waktu tidur malam,waktu menonton televisi dan kebiasaan olah raga) dan faktor lainnya (pola konsumsi, jenis kelamin dan pengetahuan gizi, jumlah uang saku, pendapatan orang tua, pendidikan ibu) dengan variabel dependen gizi lebih remaja. Data dalam penelitian ini merupakan data kategorik sehingga digunakan uji statistik Chi Square. Derajat kemaknaan yang dipakai dengan p- value = 0,05. Rumus : X² = (o - E)² E Keterangan : X² = Statistik Chi Square = Penjumlahan O = Nilai Observasi E = Nilai Ekspektasi Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan hasil statistik digunakan batas kemaknaan p-value = 0,05 sehingga : a. Jika p-value 0,05, maka hasil perhitungan statistik bermakna. b. Jika p-value > 0,05, maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna