BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i. LEMBAR PERSETUJUAN ii. HALAMAN PERSEMBAHAN iii. MOTTO v. KATA PENGANTAR vi. DAFTAR ISI viii.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. (SIRS) seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MANAJEMEN DATA MORBIDITAS PASIEN RAWAT INAP (RL 4A) DI RSUD KOTA SURAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, tenaga ahli kesehatan lainnya. menurut Permenkes RI No.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, dimana kepentingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Agar dapat memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna diperlukan sebuah data mengenai pelayanan yang telah diberikan kepada pasien melalui proses pencatatan. Menurut Undang Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran disebutkan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Sebagai salah satu institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang di dalamnya termasuk praktik kedokteran, maka rumah sakit wajib menyelenggarakan rekam medis. Rekam medis adalah catatan mengenai siapa, apa, kapan, dan bagaimana dalam hal asuhan pasien yang merupakan bukti tertulis mengenai pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan dan mengandung data atau informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan, serta mendokumentasikan hasilnya secara akurat mengenai sejarah kehidupan dan kesehatan pasien, termasuk penyakit masa lalu dan penyakit sekarang, serta pengobatannya dengan penekanan pada kejadian kejadian yang mempengaruhi pasien selama masa perawatan (Huffman, 1994). Di era yang sudah maju seperti saat ini, masyarakat merupakan makhluk yang konsumtif terhadap informasi. Sehingga pihak pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan informasi mengenai kesehatan. Informasi tersebut diperoleh dari proses pengolahan data - data yang terdapat pada hasil pencatatan atau pendokumentasian dalam rekam medis yang dapat 1

disebarluaskan dan dilaporkan. Selain menghasilkan informasi kesehatan yang berguna bagi masyarakat, rumah sakit melakukan kegiatan pengolahan data untuk diolah menjadi suatu laporan yang nantinya akan dilaporkan kepada dinas kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit. Pelaporan SIRS yang bersifat terbarukan setiap saat ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan. Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat, dan akurat yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi laporan internal yang merupakan laporan yang disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit, dan laporan eksternal yang merupakan laporan yang ditujukan kepada Departemen Kesehatan RI, Kanwil dep. Kes, Dinas Kesehatan Dati I, yang dibuat sesuai dengan kebutuhan Departemen Kesehatan RI (Depkes, 1997). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates dengan melakukan wawancara kepada salah satu petugas, diketahui bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Wates telah menggunakan SIRS revisi VI sejak pertengahan tahun 2012 untuk melakukan kegiatan pelaporan. Pengiriman laporan dilakukan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI. Namun demikian dalam pelaksanaan pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI masih mengalami kendala dalam hal kelengkapan isi data laporan, sehingga hasil pengolahan laporan belum dikirimkan secara lengkap kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut berdampak besar karena rumah sakit mendapatkan surat peringatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bahwa rumah sakit belum mengirimkan laporan yang ada dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI selama 1 (satu) tahun, pada tahun 2013. 2

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kendala dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI maka perlu dilakukan penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI agar dapat diketahui akar permasalahan dari kendala tersebut. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah apa saja faktor faktor yang mempengaruhi pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI di Rumah Sakit Umum Daerah Wates? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan gambaran umum pelaksanaan pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. 2. Mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini meliputi manfaat praktis dan manfaat teoritis seperti berikut 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan bagi petugas rekam medis dan petugas pelaporan dalam melaksanakan kegiatan laporan. b. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai bahan untuk melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan pelaporan di rumah sakit. 3

c. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan serta pengalaman dalam bidang rekam medis khususnya dalam pembuatan dan pengolahan pelaporan rumah sakit. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian yang berguna untuk pengembangan pendidikan sak metode pembelajaran yang efektif bagi mahasiswa seiring perkembangan teknologi di bidang kesehatan. b. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan atau acuan dan referensi untuk mendalami materi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan topik yang hamper sama. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil studi penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi kelancaran dalam pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI telah dilakukan penelitian terkait pelaporan seperti berikut : 1. Wulansari (2013), meneliti tentang pelaksanaan pembuatan laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) dan pengirimannya secara online kepada dinas kesehatan Kabupaten Sleman di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan. Dari penelitian tersebut dapat ditunjukkan bahwa pelaksanaan pembuatan laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan meliputi kegiatan coding, indexing, dan pengolahan laporan dikelola dengan berbasis komputerisasi. Hasil pengolahan laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b) dientry kembali pada Program SIRS Revisi VI yang diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Output laporan tersebut berupa file dengan format.txt dan Ms.Excel, kemudian dikirim secara online kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Faktor faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pembuatan laporan adalah sistem manajemen sumber 4

daya manusia di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan yang masih belum sempurna, prosedur tetap terkait pelaporan belum diperbaharui oleh pihak Rumah Sakit Panti Rini Kalasan dan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tidak memberikan petunjuk teknis terkait pengisian dan pemakaian pada Program SIRS Revisi VI dalam bentuk softcopy ataupun hardcopy. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan materi terkait system pelaporan rumah sakit. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan tujuan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan faktor faktor yang mempengaruhi pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI Di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo. 2. Kurniasari (2012), meneliti tentang proses pembuatan dan pengiriman laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di RSJ Grhasia Provinsi DIY. Dari penelitian tersebut dapat ditunjukkan bahwa proses pembuatan laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di RSJ Grhasia Provinsi DIY meliputi input laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan yang meliputi register dan berkas rekam medis, proses pengolahan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan yang meliputi coding, indexing, dan pengolahan data mengunakan computer, serta output yang meliputi laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan (RL4b). Adapun dalam pelaksanaan pembuatan laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan masih mengalami kendala, antara lain kuantitas SDM yang sedikit sementara beban kerjanya banyak, keakuratan data yang meliputi kasus baru yang belum dilaksanakan, dan dokter yang tidak mengisi diagnosis dengan lengkap, serta software yang belum bisa diaplikasikan secara maksimal. Kesesuaian data antara register dengan berkas rekam medis tidak ada yang mencapai 100%, yaitu sebesar 96,0%, sedangkan item dengan prosentase kesesuaian terendah pada item diagnosis pasien sebesar 69,7%. Pengiriman laporan data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di RSJ Grhasia Provinsi 5

DIY kepada Ditjen Yanmed maupun Dinas Kesehatan Provinsi DIY dilakukan dengan cara pengiriman melalui e-mail. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan materi terkait sistem pelaporan rumah sakit. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan tujuan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan faktor faktor yang mempengaruhi pembuatan laporan menggunakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI Di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo. 3. Apriliana (2010), meneliti tentang faktor faktor penyebab keterlambatan pelaporan morbiditas pasien rawat inap (RL2a) tahun 2009 di RSJ Prof. Dr. Soerodjo Magelang. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengiriman laporan morbiditas pasien rawat inap (RL2a) tahun 2009 tidak tepat karena mengalami keterlambatan di periode I dan di periode II sampai IV tidak dikirim. Keterlambatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu pertama dilihat dari Sumber Daya Manusia yang meliputi, dokter terkadang mengkode tidak sesuai dengan ICD dan tulisan dokter sulit untuk dibaca; perawat sering terlambat dalam pengembalian berkas rekam medis dari bangsal; masih kurangnya pegawai dibagian koding rawat inap. Yang kedua dilihat dari sarana, sarana yang bermasalah yaitu pada computer dan printer yang sering rusak. Tidak dikirimnya lsporan pada periode II sampai IV disebabkan oleh bagian rekam medis terlambat mengirim data ke petugas pengiriman laporan (PPL). Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan materi terkait sistem rumah sakit. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan tujuan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dan faktor faktor yang mempengaruhi pembuatan laporan menggunakan Sistem 6

Informasi Rumah Sakit (SIRS) Revisi VI Di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo. 7