BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali. Sebagai salah satu asset penting dalam sebuah perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek

BAB I PENDAHULUAN. obat yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna dan tidak hanya sekedar bebas dari penyakit atau ketidakseimbangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami perkembangan pesat pada saat ini. Kemajuan TI ini membuat para

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Inventori, Overstock, analisis ABC-VED, Continuous Review (s,s), Continuous Review (s,q). ABSTRACT

ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. GALIC BINA MADA. Rizki Ramadhoni

BAB III METODE PROBABILISTIK P

BAB I PENDAHULUAN. manajemen persediaan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kawaii Sushi merupakan salah satu restoran Jepang yang berada di kota

BAB I PENDAHULUAN. baik (SeputarTuban.com, 2 Juli 2013). instalasi farmasi merupakan salah satu unit rumah sakit yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB VI HASIL PENELITIAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ANALISA PENGADAAN BAHAN BAKU DENGAN MODEL Q PROBABILISTIK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2673

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar. ketepatan dalam merencanakan besarnya produksi yang akan dilempar ke

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN...

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB V METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai perusahaan dalam mencapai tujuan organisasinya. Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan memberlakukan sistem persediaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

PENGENDALIAN PERSEDIAAN SUKU CADANG UNIT GRAND LIVINA DENGAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI ABC DAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang produksi, distribusi maupun retail untuk mengoptimalkan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang mengalami perkembangan ke arah lembaga usaha sehingga pengelolaan

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

I. PENDAHULUAN. Inventory atau persediaan merupakan aset yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. persediaan obat. Adanya persediaan obat yang cukup untuk melayani permintaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN PENGELOLAAN INFORMASI PERGUDANGAN (STUDI KASUS : PT. SURYA INTI ALAM) ODE S.L.I. LADAMAY

BAB I PENDAHULUAN I-1

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan jasa atau perusahaan manufaktur pasti memerlukan persediaan. Jika tidak ada persediaan maka perusahaan akan dihadapkan pada risiko tidak dapat memenuhi kebutuhan para pelanggannya. Akibatnya, pelanggan akan berpindah pada perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat terjadi, karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat. Yang berarti bahwa perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Sehingga persediaan sangat penting untuk perkembangan perusahaan kedepannya. Persediaan dalam suatu perusahaan dapat dikategorikan sebagai modal kerja yang berbentuk barang selain itu, keberadaan persediaan tidak saja dianggap sebagai beban karena merupakan pemborosan, tetapi dapat dianggap sebagai aset yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang tunai (Bahagia, Senator Nur, 2006). Dalam prakteknya, nilai persediaan dapat diketahui sampai seberapa besar pentingnya pengelolaan persediaan bagi suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai persediaan yang harus dikelola dan semakin tinggi aktivitas perputaran persediaan, akan semakin besar pula pentingnya perencanaan dan pengendaliaan persediaan. Menurut Bahagia, Senator Nur (2006) menyatakan bahwa timbulnya persediaan dalam suatu perusahaan merupakan akibat dari mekanisme pemenuhan atas permintaan pemakai yang tidak dapat dilakukan dengan segera. Permintaan akan suatu barang yang datang pada suatu sistem tidak dapat dipenuhi dengan segera pada saat permintaan itu tiba, bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Sehingga dibutuhkan waktu untuk proses persediaan barang untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka merupakan salah satu bisnis yang bergerak dibidang jasa dan memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik itu dalam hal kecepatan I-1

I-2 pelayanan, dan keakuratan pemeriksaan. Hal tersebut menuntut rumah sakit untuk selalu siap dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Oleh sebab itu manajemen rumah sakit harus melakukan perbaikan terhadap pelayanan kepada pasien. Dirumah sakit itu sendiri salah satu yang menjadi faktor terpenting adalah ketersediaan obat-obatan. Permasalahan kebijakan persediaan obat-obatan di rumah sakit merupakan faktor terpenting yang dapat melibatkan beberapa pertimbangan persediaan yang berkaitan dengan bagaimana menjamin agar setiap persediaan obat-obatan dapat dipenuhi dengan ongkos yang minimal. Masalah ini terkait dengan penentuan berapa jumlah obat-obatan yang akan dipesan, kapan saat pemesanan obat-obatan dilakukan, serta berapa jumlah persediaan pengamannya. Jenis permasalahan ini dapat dikuantifikasikan dengan metode pengendalian persediaan terbaik yang akan digunakan oleh pihak rumah sakit. Sehingga, hal ini memaksa rumah sakit untuk cepat dalam megambil keputusan dengan baik. Berdasarkan data Instalasi Farmasi RSUD Cicalengka pada bulan Januari Desember 2015, permintaan pasien terhadap obat generik saat ini masih mengalami kekurangan pada salah satu jenis obat seperti Bisoprolol 5 mg yang mengalami kekurangan sebanyak 2340 Tab obat seperti yang terlihat pada tabel 1 Tabel 1.1 Permintaan Obat Generik di RSUD Cicalengka (Januari Desember 2015) NO NAMA BARANG OBAT GENERIK SATUAN STOK PERMINTAAN TAHUN 2015 SISA 1 Acarbose 100 mg Tab 39000 5500 33500 2 Acarbose 50 mg Tab 22000 8000 14000 3 Acetosal 100 mg (10 x 10) Tab 35000 12500 22500 4 Acyclovir 200 mg Tab 4650 4440 210 5 Bisoprolol 5 mg (3 x 10) Tab 20520 22860-2340 6 Cotrimoxazol 480mg ( 10 x 10 ) Tab 7000 7500-500 7 Meloksikam 15 mg (3 x 10) Tab 26150 13500 12650 8 Metformin 500 mg (10 x 10) Tab 460000 70000 390000 9 Metil Ergometrin Maleat tab 0,125 mg (10 x 10) Tab 8000 3000 5000 10 Metil prednisolon 16 mg Tab 1730 840 890 11 Metil prednisolon 8 mg Tab 2400 900 1500 Sumber : Instalasi Farmasi RSUD Cicalengka 2015 Keberadaan persediaan obat-obatan sangat penting khususnya bagi rumah sakit untuk perlu mengatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pasien dapat terjamin, tetapi ongkos yang ditimbulkan dari persediaan ini semakin kecil. Dengan kata lain, persediaan obat-obatan di rumah sakit harus tetap terjaga keberadaannya.

I-3 Persaingan yang semakin ketat memaksa rumah sakit untuk membuat keputusan dengan baik. Optimasi adalah suatu upaya untuk dapat memutuskan persediaan dengan baik. Salah satu metoda optimasi sebagai pijakan awal adalah model Economic Order Quantity (EOQ). EOQ adalah model untuk menetapkan berapa jumlah pesanan produk yang harus dibuat setiap kali pesanan akan dilakukan. Kuantitas produk yang dipesan diharapkan mampu memberi keseimbangan dalam hal biaya penyimpanan barang dalam jumlah besar dan pesanan dalam jumlah kecil dengan frekuensi pemesanan yang jarang. Batasan inilah yang harus dijadikan pertimbangan bagi pihak rumah sakit nantinya agar dapat menekan biaya operasional perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan persediaan. 1.2. Perumusan Masalah Saat ini permintaan obat-obatan di rumah sakit tidak dapat diketahui jumlahnya secara pasti. Manajemen rumah sakit dalam pemesanan obat-obatan dilakukan setiap kali persediaan obat-obatan habis. Hal itu membuat rumah sakit seringkali mengalami kekurangan obat-obatan yang dibutuhkan pasien, sehingga pasien yang berobat ke RSUD Cicalengka terkadang harus membeli obat dari luar. Selain itu, manajemen rumah sakit belum bisa menentukan jumlah obat yang seharusnya dipesan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan pemesanan ulang obat pun belum bisa ditentukan dengan baik. Kebutuhan obat setiap pasien berbeda-beda menyebabkan rumah sakit sulit untuk menentukan obat mana yang harus dipesan lebih banyak. Mesikupun saat ini obat-obatan di RSUD Cicalengka sudah terkomputerisasi namun masih belum bisa menentukan jumlah obat yang optimal yang dibutuhkan oleh pasien. Jenis obat yang terkadang mengalami kekurangan di rumah sakit saat ini yaitu jenis obat generik, meskipun obat generik dapat dicari di apotek dengan mudah tetapi rumah sakit harus selalu memantau persediaan obat karena pada dasarnya salah satu indikator rumah sakit dapat dinilai baik oleh pasien adalah ketersediaan obat.

I-4 Akibat dari rumah sakit tidak memantau ketersediaan obat maka rumah sakit akan kehilangan kesempatan untuk melayani pasien dengan baik karena pasien akan berpindah ke rumah sakit lain yang pelayanannya lebih baik. Selain itu, nama baik rumah sakit akan berkurang di mata masyarakat. Dengan kondisi tersebut diperlukan adanya suatu perencanaan kebijakan persediaan agar kegiatan pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Timbulnya persediaan di suatu perusahaan merupakan akibat dari mekanisme pemenuhan atas permintaan pemakai yang tidak dapat dilakukan dengan segera (Bahagia, Senator Nur, 2006). Disisi lain untuk mengadakan barang dibutuhkan waktu baik proses pemesanan ataupun proses yang lainnya. Sementara itu, untuk menjamin kelancaran proses pemenuhan kebutuhan obat di rumah sakit perlu manajemen persediaan yang baik. Hal ini berarti bahwa adanya persediaan untuk keperluan perusahaan dalam suatu sistem merupakan suatu keharusan dan suatu hal yang sulit untuk dihindarkan. Oleh karena itu, perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Berapa ukuran lot optimal pemesanan untuk pengadaan obat di RSUD Cicalengka yang meminimumkan total ongkos. 2. Bagaimana menentukan titik pemesanan ulang (reorder point) obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan pasien. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian di RSUD Cicalengka dengan memperhatikan permasalahan diatas adalah : 1. Mengetahui jumlah pemesanan obat yang optimal yang dapat dilakukan oleh manajemen RSUD Cicalengka. 2. Dapat mengetahui kapan pemesanan obat harus dilakukan oleh manajemen RSUD Cicalengka. Berdasarkan permasalahan yang telah dituliskan sebelumnya, manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan alternatif bagi manajemen RSUD Cicalengka dalam menetapkan kebijakan persediaan.

I-5 2. Kebutuhan pasien akan obat dapat terpenuhi dengan baik, sehingga membuat pasien merasa puas dengan layanan yang diberikan RSUD Cicalengka. 1.4. Batasan dan Asumsi Masalah Mengingat banyaknya permasalahan yang terkait antara masalah yang satu dengan permasalahan yang lainnya, maka untuk memberikan arah serta mempermudah penyelesaian masalah dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya pembatasan yang digunakan. Pembatasan masalah terhadap penelitian yang dilakukan, yaitu : 1. Objek penelitian adalah persediaan obat untuk rawat jalan di instalasi farmasi RSUD Cicalengka khususnya Obat Generik non Injeksi. 2. Kebutuhan Obat Generik berasal dari data tahun 2015. 3. Kriteria pemesanan obat adalah yang memberikan penyerapan dana terbesar yaitu kriteria A hasil dari analisis ABC. 4. Model persedian yang diteliti adalah model deterministik dengan permintaan tidak diketahui secara pasti. Asumsi yang digunakan terhadap penelitian yang dilakukan, yaitu : 1. Permintaan selama horison perencanaan bersifat tidak pasti dan berdistribusi normal dengan rata-rata (D) dan deviasi standar (S). 2. Barang akan datang secara serentak dengan waktu ancang-ancang (L), pesanan dilakukan pada saat persediaan mencapai titik pemesanan (r). 3. Harga barang (p) konstan baik terhadap kauantitas barang yang dipesan maupun waktu. 4. Ongkos pesan (A) konstan untuk setiap kali pemesanan dan ongkos simpan (h) sebanding dengan harga barang dan waktu penyimpanan. 5. Ongkos kekurangan persediaan (π) sebanding dengan jumlah barang yang tidak dapat dilayani atau sebanding dengan waktu pelayanan (tidak tergantung pada jumlah kekurangan.

I-6 1.5. Lokasi Untuk melakukan penelitian dan pengolahan data dalam manajemen persediaan (Inventory Management) lokasi penelitian ini adalah di RSUD Cicalengka yang terletak di Jalan H.Darham No.35 Kabupaten Bandung. Seperti yang terlihat pada gambar 1.1. Alamat Surat : Jalan H.Darham No.35 Cikopo-Cicalengka Kab.Bandung Telepon : (022) 7952203 Fax : (022) 7952204 Kode Pos : 40395 Gambar 1.1. Lokasi Penelitian Sumber: maps.google.com 1.6. Sistematika Penulisan Laporan Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan pengkajian maka dalam pembuatan laporan ini dibuat dalam sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan serta memberikan gambaran mengenai latar belakang masalah mengenai penelitian yang akan dilakukan, perumusan masalah berisi masalah-masalah yang ada di RSUD Cicalengka, tujuan dan manfaat dari pemecahan masalah berisikan mengenai tujuan dan

I-7 manfaat ketika telah mengetahui ukuran lot yang optimal dan pemesanan ulang obat yang telah diketahui, pembatasan dan asumsi dari masalah yang diteliti, serta lokasi penelitian dan sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan manajemen persediaan yang mendukung dalam permasalahan yang dibahas serta metoda-metoda yang akan dipergunakan didalam pengolahan data yaitu metoda EOQ (Economic Order Quantity). BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH Pada bab ini berisikan penjelasan tahapan-tahapan dalam pemecahan masalah untuk menentukan ukuran lot dan pemesanan ulang obat dari awal hingga mendapatkan hasil atau bab yang berisikan tentang rencana pendekatan atau pemodelan masalah serta langkah-langkah yang dilakukan dalam pemecahan masalah dari awal hingga akhir, agar pembahasan dan pemecahan masalah ini terlaksana secara terstuktur dan terarah. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisikan data-data yang dibutuhkan sebagai bahan untuk kemudian diolah sesuai dengan tujuan dari pemecahan masalah, datadata tersebut terdiri dari data jenis obat, data harga obat, data permintaan obat pada bulan Januari Desember 2015, data ongkos simpan, dan data ongkos pesan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisikan analisis dan interpretasi mengenai ukuran lot dan titik pemesanan ulang obat yang telah dilakukan dari hasil pengolahan

I-8 data, dengan melakukan perbaikan-perbaikan serta melakukan pemecahan masalah yang ada. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan akhir dari penelitian mengenai optimasi ukuran lot dan titik pemesanan ulang obat yang merupakan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan pada perumusan masalah dan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.