I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai

BAB I PENDAHULUAN. konsumen karena dipengaruhi oleh daya beli, begitu juga dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. baik yang kemudian berpengaruh terhadap berbagai sektor industri yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

I. PENDAHULUAN. cukup memberikan efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk membeli. Konsumen dalam melakukan suatu keputusan

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK MIE SEDAP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN (Studi di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas sekarang ini, tingkat persaingan usaha di

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat sangatlah beraneka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sama peran brand akan semakin penting. Dengan demikian, brand saat ini tak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, baik perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. menuntut korporasi baik di dalam maupun di luar korporasi. Walaupun proses

BAB I PENDAHULUAN. instan, dinamis serta selalu mengedepankan tingkat efektifitas dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Masyarakat saat ini merupakan masyarakat modern dan sibuk, yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. barang yang berguna untuk dikonsumsi sehari-hari oleh konsumen. Di

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke-3 terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan yang bergerak di bidang makanan sangat

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan bisnis yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang consumer goods. Semakin besar jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasarkan sebuah produk, perusahaan memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia selama 10 tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ada pepatah yang berbunyi Mempertahankan sesuatu lebih sulit daripada

memegang market share terbesar. Kedua produsen ini merupakan produsen yang berasal dari perusahaan yang cukup ternama, yaitu Indofood Grup dan Wings G

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga akan berdampak pada perusahaan. Pemasaran merupakan hal yang. dengan produk baru yang semakin inovatif dan beragam.

SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia yang kaya akan kuliner khas dari berbagai provinsi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. produknya agar dapat bersaing dengan produk lain. Menurut Kotler(2009),

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengelola pelanggan mereka. Selain itu teknologi informasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kategori makanan ringan (snack) cukup pesat di

PENDAHULUAN. industri. Setiap perusahaan di berbagai industri senantiasa melakukan inovasi agar dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PRODUK (INDOMIE) DINAR N S RIZKY PRADANA

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat

PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE SEDAAP DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

Kata kunci : word of mouth, brand equity, niat beli

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis pemasaran mempunyai peranan yang sangat. penting. Pemasaran sendiri berarti kegiatan manusia yang berusaha

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penelitian yang telah di lakukan mengenai kinerja merek-merek mie

Berisi langkahjangkah sistematika tentang penelitian yang ditempuh oleh. peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktivitas pada masa kini di kalangan masyarakat membuat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut didapat oleh konsumen dari suatu produk yang ditawarkan, maka

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara global perubahan ekonomi berubah begitu cepat, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan biaya menambah pelanggan baru (Chang et al., 2012:24) Produk bersaing atas merek memudahkan pembeli mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aspek penting dari sebagian proses bisnis karena dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. para pemasar menggunakan seluruh alat atau unsur-unsur pemasaran secara

Abstract. Pendahuluan. Era globalisasi menjadi tantangan yang harus dihadapi perusahaan karena persaingan yang semakin ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mengahasilkan laba, mengalami perkembangan dan menjaga

BAB 1 PENDAHULUANAN. banyaknya perusahaan perusahaan yang menawarkan produk yang sejenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis. rasanya juga cukup lezat. Salah satu makanan cepat saji yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi lainnya. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan mampu. demikian pemasaran bisa luas dengan menggunakan saluran pemasaran,

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya perekonomian mengakibatkan semakin beragamnya produk sejenis ditawarkan dipasar. Perusahaan - perusahaan dituntut harus mampu mengimbangi persaingan tersebut untuk bertahan dipasar yang semakin kompetitif. Salah satunya adalah industri makanan mi instan. Berbagai macam merek mi instan telah beredar di pasaran, ini mengakibatkan konsumen memiliki berbagai alternatif pilihan dalam menentukan produk mi instan yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan agar konsumen bisa menentukan pilihannya untuk mengonsumsi produk mi instan tertentu. Merek banyak digunakan sebagai kekuatan dari suatu produk untuk membedakan produknya dengan produk lainnya, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Aaker dalam Rangkuti (2004: 36) merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Boyd, et. al (2000: 273) menyatakan bahwa pemberian merek adalah penting bagi konsumen karena memudahkan pilihan,

2 membantu menyakinkan mutu, dan sering memuaskan kebutuhan akan status tertentu. Merek berperan penting karena mampu mempengaruhi pilihan pada suatu produk yang sejenis dengan bagaimana perusahaan berusaha menanamkan suatu merek tertentu dibenak konsumen sehingga konsumen dapat percaya pada suatu produk, menggunakannya dan terus mengingat produk tersebut saat dihadapkan pada berbagai macam merek lain. Informasi yang diberikan perusahaan mengenai produk yang mereka tawarkan kepada konsumen secara terus-menerus, diharapkan memicu kesadaran akan merek produk yang mereka tawarkan dan pada akhirnya konsumen menyadari, mengetahui, kemudian melakukan keputusan pembelian terhadap produk yang disediakan perusahaan. Menurut Kotler (2009: 184) terdapat lima tahapan proses membeli yang dihadapi oleh konsumen yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Konsumen tidak selalu melalui lima tahapan pembelian itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan salah satu atau beberapa tahap. Proses psikologi memainkan peran penting dalam sebuah keputusan konsumen untuk membeli atau tidaknya suatu produk. Seperti yang kita ketahui, Indomie adalah salah satu produk mi instan di Indonesia. Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia.

3 Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, produk Indomie kembali semakin digemari dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng. Hingga saat ini, Indomie telah memiliki 36 varian rasa yang masuk dalam Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, dan Taste of Asia. Dalam persaingan produk sejenis, Indomie memiliki pesaing yang cukup banyak seperti yang terlihat pada tabel pangsa pasar produk mi instan berikut: Tabel 1.1 Pangsa Pasar Produk Mi Instan Tahun 2009-2014 No Perusahaan Merek Market Share (%) Rata- 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata 1 PT Indofood Tbk Indomie 75,5 81,0 75,9 77,5 76,5 75,7 77,01 2 PT Wings Food Tbk Mie Sedaap 16,5 13,5 17,6 20,4 15,6 16,2 16,63 3 PT Indofood Tbk Supermie 4,4 3,6 3,2 1,3 3,5 3,1 3,18 4 PT Indofood Tbk Sarimie 1,7 0,6 1,6 0,5 2,3 2,7 1,56 5 Lain-lain - 1,9 1,3 1,7 0,3 2,1 2,3 1,6 Sumber: Majalah SWA dan www.blogspot.com Tabel 1.1 dapat kita lihat beberapa produk pesaing Indomie berdasarkan survei pangsa pasar yang dilakukan oleh Majalah SWA tahun 2009 sampai 2014. Pesaing Indomie yang memiliki pangsa pasar paling rendah adalah Sarimie dengan rata-rata pangsa pasar dalam kurun waktu 6 tahun sebesar 1,56%, kemudian disusul dengan Supermie yang memiliki rata-rata pangsa pasar sebesar 3,18% dan kedua produk tersebut merupakan produk dari PT Indofood Tbk. Selain itu, pesaing Indomie yang memiliki pangsa pasar terbesar adalah Mie Sedap yaitu dengan rata-rata sebesar 16,63% yang diproduksi ole PT Wings Food Tbk, sedangkan Indomie menjadi produk mi instan yang memiliki pangsa pasar

4 terbesar yaitu 77,01%, namun sempat mengalami angka pangsa pasar yang fluktuatif selama kurun waktu lima tahun mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Sedangkan 1,6% pangsa pasar di kuasai oleh produk mi instan lainnya. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pasar mi instan di Indonesia didominasi oleh Indomie. Selain itu, Top Brand Award juga melakukan survei tentang Top Brand produk mi instan di Indonesia tahun 2012-2014 sebagai berikut: Tabel 1.2 Top Brand Produk Mi Instan Tahun 2012-2014 No Merek Top Brand Indeks (%) 2012 2013 2014 1. Indomie 77,5% 80,6% 75,9% 2. Mi Sedaap 15,7% 13,5% 14,4% 3. Supermie 2,5% 2,1% 2,8% 4. Sarimi 0,8% 1,2% 2,2% 5. Lain-lain 3,5% 2,6% 4,7% Sumber : www.topbrand-award.com Tabel 1.2 menjelaskan bahwa Top Brand produk mi instan paling rendah disamping produk lain-lain dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah Sarimi disusul dengan Supermie. Pada urutan kedua terdapat Mi Sedaap dan Top Brand Indeks tertinggi selama 3 tahun terakhir adalah Indomie. Sedangkan sisanya dikuasai oleh produk mi instan lainnya. Perkembangan bisnis industri mi instan yang semakin kompetitif tersebut, menuntut Indomie untuk tetap mempertahankan eksistensi produknya dengan mengingatkan masyarakatnya akan produk yang ditawarkan. Tidak hanya sebatas pemenuhan kebutuhan konsumsi mi instan, namun bagaimana menjadikan mereknya top of mind pada kategori produk mi instan. Sehingga, jika konsumen

5 membutuhkan mi instan, merek Indomie yang pertama kali diingat. Apabila melihat pangsa pasar dan indikator Top Brand produk Indomie seperti pada Tabel 1.1 dan 1.2, data tersebut mengindikasikan bahwa Indomie merupakan penguasa pasar sekaligus pemegang Top Brand untuk produk mi instan. Namun Hal ini berbanding terbalik dengan data penjualan Indomie di wilayah Bandar Lampung yang cenderung fluktuatif dan menurun di tahun terakhir. Berikut merupakan data hasil penjualan Indomie tahun 2009-2013: Tabel 1.3 Volume Penjualan Indomie di Bandar Lampung Tahun 2009-2014 Tahun Bungkus (bag/cup) Perubahan (Naik/Turun) (%) 2009 27.548.134-2010 33.349.090 21,058 2011 32.363.567-0,029 2012 36.351.514 12,322 2013 34.500.734-5,091 2014 34.302.564-1,58 Rata-Rata 33.069.267 4,44 Sumber : PT Indofood Sukses Makmur Tbk Bandar Lampung, 2014 Tabel 1.3 menunjukkan terjadinya fluktuasi volume penjualan Indomie di Bandar Lampung. Dalam kurun waktu lima tahun mulai dari 2009 sampai dengan 2014, volume penjualan Indomie mengalami pergerakan yang fluktuatif. Tahun 2009, volume penjualan Indomie mencapai angka terendah yaitu dengan 27.548.134 bungkus, namun pada tahun berikutnya yaitu 2010 volume penjualan mengalami kenaikan dengan volume penjualan sebesar 33.349.090 bungkus. Setelah itu ditahun 2011 kembali Indomie mengalami penurunan volume penjualan, namun tidak begitu tajam di angka 32.363.567 bungkus. Di tahun 2012, Indomie kembali meraih volume penjualan tertinggi sebesar 36.351.514, namun pada tahun 2013

6 volume penjualan tersebut kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 34.500.734 bungkus dan pada tahun 2014 masih mengalami penurunan menjadi 34.302.564 bungkus. Penurunan volume penjualan tersebut dapat diindikasikan sebagai akibat semakin beragam produk-produk mi instan di pasar sehingga menurunkan tingkat kesadaran pelanggan terhadap Indomie. Keputusan pembelian menurut Kotler (2005: 204) merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Salah satu cara untuk mengidentifikasi dalam mempengaruhi pilihan konsumen adalah dengan kesadaran merek. Kesadaran merek dapat dikelompokkan menjadi empat tingkatan yaitu : - Puncak Pikiran (Top Of Mind) Puncak Pikiran merupakan tingkatan dimana brand menjadi yang pertama disebut atau diingat oleh responden ketika ditanya tentang suatu kategori produk. - Pengingat Kembali Merek (Brand Recall) Pengingat Kembali Brand adalah tingkatan dimana brand disebutkan oleh responden setelah menyebutkan brand yang pertama kali disebut sebagai pertanyaan pertama tentang suatu kategori produk. - Pengenalan Merek (Brand Recognition) Pengenalan Brand adalah tingkat dimana tingkat kesadaran responden akan suatu brand diukur dengan memberikan bantuan. Pertanyaan untuk pengenalan brand memberikan bantuan dengan menyebutkan ciri-ciri dari produk brand tersebut.

7 - Tidak Menyadari Merek (Unaware of Brand) Tidak Menyadari Brand adalah tingkat dimana responden tidak mengenal sama sekali atau tidak tahu mengenai suatu produk. Menurut Rochaety (2005: 35), kesadaran merek merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirancang dengan kata-kata kunci. Kesadaran tersebut digunakan sebagai salah satu indikator niat beli seseorang. Hal ini mengindikasikan kemungkinan kesadaran merek yang dirancang Indomie telah melemah sehingga berdampak pada volume penjualan yang cenderung fluktuatif dan menurun di tahun terakhir seperti yang terlihat pada pada tabel 1.3. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka judul penelitian ini adalah, PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK MIE INSTAN INDOMIE DI BANDAR LAMPUNG. 1.2 Masalah dan Permasalahan 1.2.1 Masalah Masalah yang dihadapi Indomie dapat kita amati pada Tabel 1.1, Tabel 1.2, dan Tabel 1.3 yaitu: - Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa persaingan bisnis mi instan di Indonesia sangat kompetitif, hal ini terlihat adanya pelaku usaha yang membuka bisnis yang sama dalam kategori produk mie instan.

8 - Tabel 1.3 menunjukkan bahwa volume penjualan Indomie yang cenderung fluktuatif dan mengalami penurunan pada tahun 2014. Penurunan volume penjualan dapat diindikasikan merupakan dampak dari melemahnya kesadaran merek yang ditanamkan perusahaan pada benak konsumen. Seperti yang diungkapkan Aaker (1997: 25), kesadaran merek berhubungan positif dengan ekuitas merek, karena dapat menjadi tanda terhadap kualitas dan komitmen, dan mendorong konsumen untuk memikirkan suatu merek tertentu dalam proses pembelian. 1.2.2 Permasalahan Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan penelitian ini adalah: - Apakah kesadaran merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk mi instan Indomie di Bandar Lampung? 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian pada produk Indomie di Bandar Lampung. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi praktisi, peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini berguna sebagai salah satu masukan bagi pengusaha mi instan khususnya PT. Indofood Tbk dalam mempengaruhi konsumen sehingga mampu meyakinkan seseorang untuk membeli dan mengkonsumsi produknya.

9 2. Manfaat bagi peneliti, untuk memperoleh pengetahuan mengenai dampak kesadaran merek terhadap keputusan pembelian. 3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan menjadi referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang serupa.