Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Teori Berdasarkan Pendekatan Subyektif Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id
Teori Pendekatan Obyektif Teori Pendekatan Subyektif
Definisi Pendekatan Subyektif 1 Pendekatan subyektif adalah pendekatan yang menempatkan manusia sebagai subyeknya, penelitian ini bersifat interpretatif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode.
2 Pendekatan ini digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan obyektif.
3 Studi yang menggunakan pendekatan subjektif sering disebut humanistik, dan karena itu sering juga disebut humaniora.
Apa itu humanistik?
Pendekatan humanistik menjelaskan bahwa pada hakekatnya setiap diri manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Dalam kaitan itu maka setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri
4 Pendekatan subjektif mengasumsi bahwa pengetahuan tidak mempunyai sifat yang objektif dan sifat yang tetap, melainkan bersifat interpretif.
Karakteristik Teori Pendekatan Subyektif 1 2 3 4 Pendekatan Subyektif cenderung memandang manusia yang mereka amati sebagai aktif, dinamis, serta mampu melakukan perubahan lingkungan di sekeliling mereka, karena manusia berbeda dengan benda. Kaum subjektivis menjelaskan makna perilaku dengan menafsirkan apa yang orang lakukan. Interpretasi atas perilaku ini tidak bersifat kausal, dan tidak bisa dijelaskan melalui generalisasi seperti yang dilakukan kaum objektivis. Fokus perhatian kaum subjektivis adalah bagian perilaku manusia yang disebut tindakan (action), bukan sekedar gerakan tubuh (melompat, berlari, memegang kepala dan sebagainya)
5 6 7 8 Manusia berbeda dengan hewan, tumbuhan, benda, karena manusia mempunyai pikiran, kepercayaan, keinginan, niat, maksud, dan tujuan. Dalam penelitian, pendekatan subjektif atau kualitatif tidak akan mengukur pengaruh dan hubungan antar variabel sebagaimana dalam penelitian objektif, tetapi lebih kepada mengembangkan konsep, memberikan realitas ganda, menciptakan teori dasar (grounded theory), dan mengembangkan pemahaman. Jika metode objektif bertujuan membuat standarisasi observasi maka metode subjektif (penelitian interpretatif) berupaya menciptakan interpretasi. Pendekatan interpretatif memandang metode penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk dapat menjelaskan 'misteri' pengalaman manusia sehingga diperlukan unsur manusiawi yang kuat dalam penelitian
9 Kebanyakan mereka yang berada dalam kelompok ini lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada kasus-kasus umum.
Contoh Teori Subyektif
Dialetika Relasional
Teori Dialektika Relasional Teori ini dicetuskan oleh Bexter dan Rawlins pada tahun 1988. Dialetic relation adalah teori yang menggambarkan suatu hubungan yang terjadi dalam kehidupan manusia sebagai peroses yang konstan dan bergerak. Dalam berhubungan kecenderungan saling menentang satu sama lain karena memaksakan suatu keinginan atau kehendak masing-masing.
Asumsi Teori Dialetika Relasional 1 Hubungan tidak bersifat linier. Asumsi yang paling penting dalam teori ini adalah hubungan tidak terdiri dari bagian-bagian yang bersifat linier. Sebaliknya, hubungan terdiri atas fluktuasi yang terjadi antara keinginankeinginan yang kontradiktif. 2 Hidup berhubungan ditandai dengan adanya perubahan. Asumsi kedua menyatakan adanya pemikiran akan proses atau perubahan, walaupun tidak sepenuhnya membingkai proses ini sebagai kemajuan yang linier.
3 Kontradiksi merupakan fakta fundamental dalam hidup berhubungan. Kontradiksi atau ketegangan yang terjadi antara dua hal yang berlawanan tidak pernah hilang dan tidak pernah berhenti menciptakan ketegangan. 4 Komunikasi sangat penting dalam mengelola dan menegosiasikan kontradiksi-kontradiksi dalam hubungan. Asumsi terakhir komunikasi sangat penting dalam mengelola dan menegosiasikan kontradiksi-kontradiksi dalam hubungan, perspektif dialektika relasi, aktor-aktor sosial memberikan kehidupan melalui praktikpraktik komunikasi mereka kepada kontradiksi yang mengelola hubungan mereka. Realita sosial dari kontradiksi diproduksi dan direproduksi oleh tindakan komunikasi para aktor sosial.
Contoh Kasus
Hubungan Antara Mahasiswa Baru dengan Dosen Seseorang yang baru lulus dari SMA dan menjadi mahasiswa baru, mengambil mata kuliah yang diajakarkan oleh seorang dosen senior dengan gelar doktor. Saat masuk kelas, duduk, dan ketika dosen memperkenalkan diri berikut metode perkuliahan yang akan dihadapi, mahasiswa baru tersebut tampak tegang, takut, dan banyak kekhawatiran. Dengan latar belakang tersebut, si mahasiswa berupaya untuk mengetahui karakter dosennya secara lebih mendalam. Misalnya dengan menanyakan ke kakak kelas yang pernah diajarnya, mencari profile dosen dari berbagai sumber, dan sebagainya. Ketika pertemuan berikutnya, si mahasiswa sudah mulai tenang dari ketegangan dan kekhawatirannya, bahkan ia telah dapat berkomunikasi dengan baik dengan dosen yang mengarjanya. Danseterusnyaketikamahasiswabelummemahamimengenaipolasoalujian yang akan dihadapi nanti.
Ciri Penelitian dengan Perspektif Subyektif Jika Segi Sifat Hubungan ditinjau dari sifat realitas, realitas komunikasi bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah), dikonstruksikan, dan holistik; kebenaran realitas bersifat relatif. sifat manusia (komunikator atau peserta komunikasi): aktor (komunikator) bersifat aktif, kreatif, dan memiliki kemauan bebas; perilaku (komunikasi) secara internal dikendalikan oleh individu hubungan dalam dan mengenai realitas (komunikasi): semua entitas secara simultan saling mempengaruhi, sehingga peneliti tak mungkin membedakan sebab dari akibat. antara peneliti dan subjek penelitian: setaraf, empati, akrab, interaktif, timbal balik, saling mempengaruhi dan berjangka lama.
Tujuan Metode Analisis: Kriteria penelitian: menangani hal-hal bersifat khusus, bukan hanya perilaku terbuka, tetapi juga proses yang tak terucapkan, dengan sampel kecil/purposif; memahami peristiwa yang punya makna historis; menekankan perbedaan individu; mengembangkan hipotesis (teori) yang terikat oleh konteks dan waktu; membuat penilaian etis/estetis atas fenomena (komunikasi) spesifik. penelitian: deskriptif (wawancara tak berstruktur/mendalam, pengamatan berperan-serta), analisis dokumen, studi kasus, studi historiskritis, penafsiran sangat ditekankan alih-alih pengamatan objektif. induktif; berkesinambungan sejak awal hingga akhir; mencari model, pola, atau tema. kualitas penelitian: otentisitas, yakni sejauh mana temuan penelitian mencerminkan penghayatan subjek yang diteliti (komunikator).
Peran nilai: nilai, etika, dan pilihan moral peneliti melekat dalam proses penelitian (pemilihan masalah penelitian, tujuan penelitian, paradigma, teori dan metode/teknik analisis yang digunakan, dsb.).
Contoh Penelitian dengan Pendekatan Subyektif Pola Strategi Pola Komunikasi Komunikasi Organisasi pada Universitas Mercu Buana Promosi Bank Mandiri Tahun 2016 Biro Iklan Dentsu dalam Menangani Klien Multinasional Antar Pribadi di Lingkungan Universitas Mercu Buana
Peta Teori Komunikasi WILAYAH OBJEKTIF SIBERNETIKA SEMIOTIKA FENOMENOLOGI KRITIS SOSIOPSIKOLOGI RETORIKA SOSIOKULTURAL WILAYAH INTERPRETIF Tujuh Tradisi Teori Komunikasi yang dikelompokkan Robert Craig
Apa bedanya?
Obyektif (Scientific) vs Subyektif (Interpretif) 1 2 3 Bagi aliran pendekatan scientific ilmu bertujuan untuk menstandarisasikan observasi, sementara aliran humanistik mengutamakan kreatifitas individu. Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan-perbedaan pandangan tentang hasil pengamatan, sementara aliran humanistic bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subyektif individual. Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada dai sana (out there), di luar diri pengamat/peneliti. Di lain pihak aliran humanistic melihat ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sini (in here), dalam arti berada di dalam diri (pemikiran, interpretasi) pengamat/peneliti.
4 5 6 Aliran scientific memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penerimaan (discovered world), sedangkan aliran humanistic menitikberatkan perhatiannya pada dunia para penemunya (discovering person). Aliran scientific berupaya memperoleh konsensus, sementara aliran humanistic mengutamakan interpretasi-interpretasi alternatif. Aliran scientific membuat pemisahan yang tegas antara known dan knowner sedangkan aliran humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut.
Daftar Pustaka Ardianto, Elvinaro dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya Litteljohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication. Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Empat. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan Rineka Cipta. Aplikasi. Jakarta: Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
Terima Kasih SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom.