BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET

dokumen-dokumen yang mirip
Standby Power System (GENSET- Generating Set)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

Spark Ignition Engine

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGERTIAN KONVERSI ENERGI

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PRINSIP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD)

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN GENERATOR SET (GENSET) DI HOTEL ARYA DUTA MANADO. Disusun oleh : AWALUDDIN NIM:

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB II LANDASAN TEORI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB IV PENGUJIAN ALAT

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

PERAWATAN TURBOCHARGER PADA GENSET MESIN DIESEL 1380 KW. Oleh: Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

Kata Kunci:Generator, genset, off-grid. 1. I. Pendahuluan

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK

BAB III METODE PENELITIAN

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

Perancangan Sistem Kelistrikan pada Prototipe SepHull Bubble Vessel

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB II TEORI DASAR. digunakan dengan menggunakan bahan bakar, dan cocok untuk lokasi persediaan air

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB II NO BREAK SYSTEM

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

100% PERTAMAX BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH JUMLAH SEL PADA HYDROGEN GENERATOR TERHADAP PENGHEMATAN BAHAN BAKAR

Transkripsi:

26 BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET 3.1 Generator set Genset adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilakan daya listrik. Disebut sebagai generator set dikarenakan ia adalah suatu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu mesin dan generator atau alternator. Mesin (Engine) sebagai perangkat pemutar sedangkan genrator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik. Engine dapat berupa perangkat mesin disel berbahan bakar solar, mesin berbahan bakar bensin, mesin gas, maupun mesin turbin ada bermacam macam mesin sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan generator atau alternator merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator (kumparan statis) dan rotor (kumparan berputar). Gambar 3.1 Generator set

27 Pada hakikatnya, sebuah mesin digunakan untuk memutar sebuah generator pembangkit yang terbuat dari sekumpulan kawat tembaga. Hasil putaran tersebut menghasilkan medan magnet yang apabila diputar terus menerus dalam suatu kecepatan yang konstan dan berkelanjutan akan menghasilakan arus listrik. Dalam ilmu fisika yang sederhana dapat dijelaskkan bahwa engine memutar rotor pada generator sehingga timbul medan magnit pada kumparan stator generator, medan magnit yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan rotor yang berputar akan menghasilkan arus listrik sesuai hukum Lorentz. 3.2. Fungsi Generator Set Genset biasanya digunakan sebagai sumberdaya alat listrik seperti peralatan rumah tangga, pabrik dan sebagainya, dan pada umumnya digunakan sebagai pengganti listrik dari PLN apabila terjadi pemadaman listrik (sebagai beack up), dan sebagai pembangkit daya utama, dan paling utama di tower genset sebaigai beack uppower. Gambar 3.2 Fungsi generator set di tower

28 Suatu mesin diesel generator set terdiri dari : 1. Prime mover atau penggerak mula, dalam hal ini mesin diesel (diesel engine). 2. Generator. 3. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch) 4. Baterai dan Battery Charger 5. Panel ACOS (Automatic Change Over SwitchI) 6. Pengaman untuk peralatan 7. Perlengkapan instalasi tenaga 3.3. Mesin Diesel Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya (energi panas). Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel dengan poros generator). Gambar 3.3 Generator

29 Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula : 1. Desain dan instalasi sederhana 2. Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana 3. waktu pembebanan relatif singkat Kerugian pemakain mesin diesel sebagai penggerak mula : 1. berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi. 2. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi sekitar 200 bar. 3. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya semakin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar. 4. Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara. 3.4. Cara Kerja Mesin Diesel Prime mover atau penggerak mula merupakan alat yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel / diesel engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan didalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam

30 silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadigerak rotasi oleh poros engkol. Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolakbalik torak pada langkah kompresi. Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual motor diesel yang menggunakan sistem air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto). Perbedaan anatara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakar bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udaradan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut

31 compression ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepada silinder pada setiap langkah daya. 1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, disini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah. 2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputarmenyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. 3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, disini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan tarik kembali torak ke bawah. 4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar kedua proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan. 5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang pertama, diman udara dan bahan bakar masuk kembali.

32 Berdasarrkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm) 2. Diesel kecepatan menengah (400 1000 rpm) 3. Diesel kecepatan tinggi (> 1000 rpm) Sistem starting atau proses untuk mengjidupkan / menjalankan mesin diesel dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu : 1. Sistem start manual Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang relatifkecil yaitu < 30 PK. Cara untuk mengjhidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakan oleh tenaga manusia. Jadi sistem ini sangat bergantung ada faktor manusia sebagai operatornya. 2. Sistem start Elektrik Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem menggunakan motor DC mendapatkan suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilakan torsi yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa di isi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu barupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka

33 battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan di putus oleh pengaman tegangan. 3. Sistem Start kompresi sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara kedalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan kedalam fuelinjetion pump serta dismprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran diruang bakar. Pada saat tekanan didalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan untuk melakukan starting mesin diesel. 3.5. AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switc) AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat

34 mengendalikan transfer circuiut breker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama. 3.6. Cara Kerja AMF dan ATS Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama. AMF akan beroprasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). AMF dapatmengatur genset beroprasi jika suplai utama dari PLN mati dan memutuskan genset jika suplai utama dari PLN hidup lagi. 3.7. Baterai (battery dan accu) Battery merupakan suatu proses pengubahan energi kimia menjadi energi listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik terdiri dari dua buah logam / konduktor yang berbeda dicelupakan ke dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua konduktor tersebut. Proses pengisian battery dilakukan dengan cara dengan menaglirkan arus melalui sel-sel dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada sistem otomatis genset berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting diesel.

35 3.8. Battery Charger Alat ini berfungsi untuk proses pengisian battery dengan mengubah tegangan PLN 220V atau dari generator itu sendiri menjadi 12/24 V menggunakan rangkaian penyearah. Battery charger ini biasanya dilengkapi dengan pengaman hubung singkat (short circuit) berupa sekering/fuse. 3.9. Panel ACOS Gambar 3.4 Panel ACOS ACOS (Automatic Change Over Switch) merupakan panel mengendalikan generator dan terdapat beberapa yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Tombol pengontrol operasi genset automatic, antara lain yaitu :

36 a. Off b. Automatic c. Trail Service d. Manual service e. Manual starting f. Manual stoping g. Signal test h. Horn off i. Release j. Start k. Start fault l. Engine running m. Supervision on n. Low oil pressure o. Temperature to high p. Generator over load 3.10. Sistem Pengaman Genset Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir gangguan agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator ada dua macam yaitu :

37 1. Pengaman alarm, bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator segera bertindak. 2. Pengaman trip, berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari kemungkinan kerusakan karena ada sistem yang berfungsi tidak normal maka mesin akan stop secara otomatis. Jenis pengaman trip antara lain : 1) Putaran lebih (Over Speed) 2) Temperatur ait pendingin tinggi 3) Tekanan minyak pelumas rendah 4) Emergency stop 5) Reverse power 3.11. Battery Rectifier Dari battery ini digunakan di dalam rectifer sebagai beackup power di suatu site, dapat membeackuppower 7-8 jam lamanya dapat diketahui jika battery sudah lemah dapat di lihat di perangkat SC200, bila tegangan sudah turun battery akan sendirinya mencash, dan bergantian dengan genset yg beackup sebagai powernya.

38 Gambar 3.5 SC200 Battery yang digunakan yaitu battery Hoppeck 490Ah, yang dapat menghasilakan keluaran yang sangant kuat, dan dapat bertahan lama, dari battery ini sudah teruji atau sudah di tes untukketahaannya Gambar 3.6 Battery Hoppeck Dari Battery ini memiliki beberapa type atau modelnya sesuai kapasitas yang dibutuhkan.

39 Tabel 3.1 Type batttery hoppeck 3.12. Tangki KLK Dari jenis tangki bahan bakar yang digunakan di suatu site dengan kapasitas 1000 Liter, dari kapasitas ini dari dasar tangki sampai ke selang aliran jaraknya 60 cm, sehingga dari 1000 Liter ini hanya terpakai 940 liter. Gambar 3.7 Tangki KLK

40 Volume : (Panjang x Lebar x Tinggi) = liter 1000 3.13. SMS Monitoring Dari SMS monitoring ini tealah didapat suatu report atau pesan dari suatu site yang sedang aktif atau onair. Dan dapat dibaca kinerja genset pada saat sedang running. berrrikut tampilan SMS monitoring. Gambar 3.8 SMS Monitoring

41 3.14. Daya estimasi konsumsi bahan bakar generator bensin dan diesel Beberapa pabrikan mencantukan konsumsi bahan bakar per jam untuk output daya tertentu. Misal suatu generator set akan mengkonsumsi 6.5 liter solar per jam jika bekerja pada daya 25 kva. Tapi beberapa pabrikan lainnya tidak mencantumkan pemakaian bahan bakar pada spesifikasinya. Membuat estimasi pemakaian bahan bakar berdasarkan pada kalkulasi total daya beban dari peralatan yang digerakan listrik, maka dapat diestimasi pemakaian pemakaian generator set. Dari perhitungan ini dapat dilihat pemakaian bahan bakar pada generator yang digerakan motor bensin dibanding dengan yang digerakan motor diesel. 3.14.1. Specific Fuel Consumption (SFC) Adalah konsumsi bahan bakar spesifik dari suatu generator, berdasarkan pada jumlah pemakaian bahan bakar yang dibagi dengan daya output motor bergerak. Dalam perhitungan estimasi yang dilakukan disini, daya output motor bergerak (brake horsepower, flywheel horsepower) dianggap sama dengan daya yang dikonsumsi (daya beban), walau sebenarnya ada faktor effesiensi.

42 Jika tidak tercantum pada spesifikasi yang ditulis pabrikan generator, secara umum dapat harga rata-rata dari wikipedia sebagaimana dibawah ini : - Otto (gasoline) engine : 273-227 g/kw/hr, nilai rata-rata = 250 g/kw/hr - Diesel engine : 209-178 g/kw/hr, nilai rata-rata 194 g/kw/hr. 3.14.2. Berat jenis bahan bakar Berat jenis suatu bahan bakar bergantung pada temperatur dan kandungannya, secara umum dapat diambil harga rata-rata dari wikipedia sebagaimana dibawah ini : - Bensin 0,745 kg/l - Solar 0,832 kg/l Dari segi prhitungan bahan bakar di genset adapun keterangannya K = 0.2 (Faktor ketetapan konsumsi solar per kilowatt per jam) P = Daya genset (KVA = Kilo Volt Ampere) T = Waktu (Jam) S = 0.2 x P x T