BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et

1 Universitas Kristen Maranatha

Prevalensi Hasil Uji Saring HbsAg dan Anti HCV pada Darah Donor Di Unit Darah Donor (UDD) RSUD Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di

Kata kunci: HIV, sifilis, uji saring, pendonor pengganti, pendonor sukarela, UDD PMI Provinsi Bali-RSUP Sanglah vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Virus hepatitis B (VHB) merupakan penyebab infeksi. hepatitis B yang masih menjadi masalah kesehatan global

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Prevalensi Penularan Virus Hepatitis C pada Skrining Penyumbang Darah. di PMI Kota Bandung antara Tahun 2003 sampai dengan 2006

BAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular. berbahaya yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang. paling sering disebabkan oleh infeksi virus.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk pada tahun 2000 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB 1 PENDAHULUAN. hendak menjalani tindakan operasi, pasien dengan kelainan darah bawaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

PREVALENSI HBsAg, Anti HBs, DAN Anti HCV PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN PRE KLINIS DI BALI PERIODE JANUARI 2013 JUNI 2014

ABSTRAK. STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007

LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Terdapat 30 gigolo yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sejumlah 15

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 64 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

Proporsi Infeksi HBV, HCV, dan HIV pada Pasien Talasemia-β Mayor di RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Januari Juli 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia terinfeksi oleh Virus Hepatitis B (VHB). Diperkirakan juta diantaranya

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

JEJARING PELAYANAN DARAH. Ria Syafitri Unit Transfusi Darah Pusat PALANG MERAH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Setiap tahun, berjuta-juta kehidupan manusia di bumi. terselamatkan oleh kegiatan transfusi darah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

a. Tujuan terapi.. 16 b. Terapi utama pada hepatitis B.. 17 c. Alternative Drug Treatments (Pengobatan Alternatif). 20 d. Populasi khusus

BAB I Pendahuluan. Penyakit gonore adalah penyakit infeksi menular. yang disebabkan oleh infeksi bakteri

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat. keluarga yang berantakan dan ada masalah dengan orang tua.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun 2013 terjadi kenaikan jumlah kasus terinfeksi kuman TB sebesar 0,6 % pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat umum dan penting, sedangkan infeksi bakteri lebih sering

Metode Nucleic Acid Test untuk Uji Saring Virus Hepatitis B pada Darah Donor dengan Hepatitis B Occult

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Darah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

Manado

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA

Etiology dan Faktor Resiko

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

Survei Terpadu Biologi & Perilaku (STBP) di Populasi Umum di Tanah Papua Mei 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara benar, transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesehatan. Namun demikian, transmisi dari agen infeksius melalui darah dan produk darah telah menjadi perhatian khusus terkait risiko potensial dari transfusi (WHO, 2001). Sehubungan dengan peningkatan penggunaan darah dan produk darah serta tingginya risiko transmisi penyakit melalui transfusi darah, WHO mengeluarkan rekomendasi dilakukannya skrining terhadap infeksi yang dapat ditransmisikan melalui transfusi termasuk HIV, hepatitis B, hepatitis C dan sifilis, pada seluruh darah yang didonasikan (WHO, 2010). Di Indonesia Departemen Kesehatan juga mengeluarkan rekomendasi dilakukannya skrining untuk penyakit di atas (Balitbangkes, 2003). Hepatitis C merupakan salah satu penyakit yang dapat ditularkan melalui transfusi darah. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan R.I., penderita 1

2 Hepatitis C di Indonesia pada laki-laki mencapai 1,7% sedangkan pada perempuan mencapai 2,4% (Balitbangkes, 2007). Prevalensi hepatitis C di Indonesia termasuk pada kategori sedang (Hanafiah et al., 2013). Pada tahun 2012 terdeteksi 0,47% pendonor reaktif hepatitis C di 24 cabang Unit Transfusi Darah (UTD) di seluruh Indonesia (Soedarmono & Gani, 2013). Banyaknya jumlah penderita penyakit hepatitis C di Indonesia, tetapi di lain pihak kurangnya data mengenai angka seroprevalensi hepatitis C melalui donor darah, maka diperlukan suatu studi epidemiologi mengenai infeksi melalui transfusi khususnya penyakit hepatitis C di kota Yogyakarta untuk mengetahui perkembangan dan penyebaran penyakit hepatitis C melalui transfusi. Penelitian ini bertujuan untuk membantu klinisi memberikan data persentase darah donor yang mengandung virus hepatitis C dengan membandingkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin, kelompok umur, golongan darah, wilayah asal dan pekerjaan sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi klinisi untuk lebih berhatihati dalam memutuskan transfusi darah. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

3 1. Berapa seroprevalensi hepatitis C pada darah donor di Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2011-2014? 2. Bagaimana karakteristik pendonor pada darah donor reaktif anti-hcv di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2011-2014? 3. Bagaimana hubungan antara reaktivitas anti-hcv dengan karakteristik pendonor di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2011-2014? I.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui angka seroprevalensi hepatitis C pada darah donor di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2011-2014. 2. Mengetahui karakteristik pendonor pada darah donor reaktif anti-hcv di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2011-2014. 3. Mengetahui hubungan antara reaktivitas anti-hcv dengan karakteristik pendonor di UPTD RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2011-2014. I.4 Keaslian Penelitian Fauzi (2012), melakukan penelitian analisis seroprevalensi HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan

4 sifilis pada darah donor di UPTD RSUP Dr. Sardjito dan UTD PMI Kota Yogyakarta pada tahun 2010. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional retrospektif menggunakan rancangan studi potong lintang dengan subjek penelitian pendonor darah di UPTD RSUP Dr. Sardjito dan UTD PMI Kota Yogyakarta pada tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seroprevalensi kasus HBsAg, HCV dan sifilis darah donor di UPTD RSUP Dr. Sardjito lebih tinggi dibandingkan UTD PMI Kota Yogyakarta. Sedangkan, seroprevalensi hepatitis C darah donor di UPTD RSUP Dr. Sardjito lebih rendah dibandingkan UTD PMI Kota Yogyakarta. Berdasarkan karakteristik donor, hanya status frekuensi donor yang bermakna secara statistik. Perbedaan dengan penelitian ini adalah studi yang dilakukan membandingkan seroprevalensi hepatitis C dan karakteristik darah donor reaktif anti-hcv di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama 3 tahun pada periode April 2011 hingga Maret 2014. I.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran perkembangan penyakit menular transfusi khususnya hepatitis C di DI Yogyakarta dengan membandingkan

5 karakteristik jenis kelamin, kelompok umur, golongan darah, wilayah asal dan pekerjaan. Diharapkan penyedia layanan donor, dalam hal ini PMI, dapat meningkatkan kualitas darah donor dan mengurangi angka penyakit menular transfusi khususnya hepatitis C. Bagi klinisi diharapkan dapat mengantisipasi transmisi hepatitis C dari pendonor yang memiliki faktor risiko. Manfaat untuk resipien adalah dapat memperoleh darah donor yang berkualitas dan bebas transmisi penyakit menular transfusi.