IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

LAMPIRAN A. Layout Penelitian Blok 1 Blok 2 Blok 3 (P0.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P1.Z0) (P2.Z1) (P2.Z2) (P1.Z1) (P0.Z1) (P1.Z1) (P0.Z0)

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAHAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

Sumber : Nurman S.P. (

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Sistem usaha tani kelapa monokultur dengan hasil utama

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian di Rumah Kaca 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil Analisis ragam (Analysis of Variance) terhadap tinggi tanaman jagung (Tabel Lampiran 2-7) menunjukkan bahwa tiga taraf pemupukan NPK nyata memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman sedangkan aplikasi tidak nyata berpengaruh. Hasil tidak nyata juga ditunjukkan oleh interaksi antara kedua faktor tersebut. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan, diperoleh hasil seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Tinggi Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 100% NPK 17.24 a 40.87 a 56.24 a 90.74 a 118.80 a 142.65 a 75% NPK 15.34 b 38.7 ab 51.99 b 84.42 b 114.75 ab 136.30 a 50% NPK 15.32 b 37.31 b 48.09 c 78.87 c 108.00 b 130.10 a Uji F tn * ** ** * tn Perlakuan Tanpa 15.46 a 38.98 a 52.27 a 84.74 a 114.55 a 137.83 a Dengan 16.47 a 38.93 a 51.95 a 84.61 a 113.15 a 134.87 a Uji F tn tn tn tn tn tn yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1% Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (Tabel 8) diketahui bahwa tinggi tanaman jagung nyata berbeda pada minggu ke-2 hingga ke-5 setelah tanam. Tidak nyatanya perbedaan tinggi tanaman pada minggu pertama dan ke-6 setelah tanam disebabkan oleh pertumbuhan vegetatif yang baru dimulai dan mulai berakhir pada minggu ke-6.

17 (a) (b) (c) Gambar 2. Pengaruh Aplikasi terhadap Tinggi Jagung Umur 3 MST di Rumah Kaca Keterangan: (a) 100% NPK; (b) 75% NPK; (c) 50% NPK (a) (b) (c) Gambar 3. Pengaruh Aplikasi terhadap Tinggi Jagung Umur 6 MST di Rumah Kaca Keterangan: (a) 100% NPK; (b) 75% NPK; (c) 50% NPK

18 Dosis pemupukan 100% NPK nyata memberikan perbedaan tinggi tanaman terbaik dibandingkan dosis 75% NPK dan 50% NPK pada minggu ke-3 dan ke-4. Pada minggu ke-2 dan ke-5 dosis pemupukan 100% NPK dan 75% NPK diketahui tidak nyata berbeda, namun 100% NPK berbeda nyata dengan 50% NPK. Dimana dosis 50% NPK memberikan tinggi tanaman yang paling rendah, oleh karena kandungan haranya yang tidak cukup untuk memenuhi pertumbuhan tinggi tanaman dibandingkan dosis lainnya. 4.1.2 Jumlah Daun Berdasarkan hasil Analisis ragam terhadap jumlah daun tanaman jagung (Tabel Lampiran 9-14) diketahui bahwa tiga taraf pemupukan NPK nyata berpengaruh pada jumlah daun hanya pada minggu ke-3, 5 dan 6. Aplikasi tidak nyata memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun, demikian pula interaksi antara kedua faktor yang tidak berpengaruh nyata. Tabel 9. Jumlah Daun Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Perlakuan Jumlah Daun 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 100% NPK 2.20 a 4.05 a 5.65 a 7.30 a 8.90 a 9.40 a 75% NPK 2.05 a 4.05 a 5.25 ab 7.10 a 8.75 ab 9.20 ab 50% NPK 2.10 a 3.95 a 4.95 b 6.95 a 8.10 b 8.90 b Uji F tn tn * tn * * Perlakuan Tanpa 2.13 a 4.07 a 5.2 a 7.27 a 8.67 a 9.20 a Dengan 2.10 a 3.97 a 5.37 a 6.97 a 8.50 a 9.13 a Uji F tn tn tn tn tn tn yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5% Tabel 9 menunjukkan hasil uji lanjut Duncan yang membuktikan bahwa aplikasi tidak nyata memberikan perbedaan jumlah daun tanaman jagung. Sedangkan dosis pemupukan 100% NPK dan 75% NPK tidak nyata berbeda namun 100% NPK berbeda nyata dengan 50% NPK, dimana 50% NPK memiliki jumlah daun yang paling rendah.

19 4.1.3 Biomassa Tanaman Jagung Melalui hasil analisis ragam terhadap bobot biomassa tanaman jagung (Tabel Lampiran 16-19), diketahui bahwa tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot basah dan kering tanaman meskipun memberikan rataan bobot yang lebih tinggi. Tiga taraf pemupukan NPK nyata memberikan pengaruh pada bobot basah akar, serta bobot kering bagian atas dan akar tanaman. Analisis ragam terhadap kedua faktor pemupupukan NPK dan menunjukkan tidak adanya interaksi antar keduanya. Tabel 10. Bobot Biomassa Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Pengukuran Biomassa Tanaman Jagung 6 MST Perlakuan Bobot Basah (g) Bobot Kering (g) Bagian Atas Akar Bagian Atas Akar 100% NPK 148.00 a 156.10 a 26.32 a 16.66 a 75% NPK 133.95 a 146.80 a 19.82 b 15.92 ab 50% NPK 106.25 a 105.70 b 14.81 c 11.88 b Uji F tn * ** * Perlakuan Tanpa 125.33 a 132.00 a 19.61 a 14.55 a Dengan 133.47 a 140.40 a 21.03 a 15.09 a Uji F tn tn tn tn yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1% Berdasarkan hasil uji Duncan (Tabel 10) diketahui bahwa dosis 100% NPK dan 75% NPK saling tidak nyata pada pengukuran bobot basah dan kering akar. Namun demikian dosis 100% NPK dan 50% NPK nyata berbeda, dimana dosis 50% NPK memberikan bobot biomassa terendah. Pada komponen bobot basah bagian atas (tajuk) dosis 100% NPK, 75% NPK dan 50% NPK keseluruhannya menujukkan perbedaan yang nyata.

20 (a) (b) Gambar 4. Pengaruh Aplikasi terhadap Akar Jagung Umur 6 MST di Rumah Kaca Keterangan: (a) 100% NPK; (b) 75% NPK; (c) 50% NPK 4.2 Hasil Penelitian di Lapang 4.2.1 Tinggi Tanaman (c) Hasil analisis ragam terhadap tinggi tanaman jagung (Tabel Lampiran 21-25) menunjukkan bahwa tiga dosis pemupukan dan aplikasi tidak nyata memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman. Demikian pula hasil analisis ragam antara kedua faktor, yaitu pemupukan dan yang saling tidak nyata berpengaruh.

21 (a) (b) (c) Gambar 5. Pengaruh Aplikasi terhadap Tinggi Jagung Umur 5 MST di Lapang Keterangan: (a) 100% NPK; (b) 75% NPK; (c) 50% NPK

22 Tabel 11. Tinggi Tanaman Jagung di Lapang pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 100% NPK 29.86 a 58.63 a 103.84 a 147.89 a 197.32 a 75% NPK 28.47 a 54.98 a 101.60 a 144.52 a 193.41 a 50% NPK 31.77 a 60.77 a 107.49 a 149.44 a 196.22 a Uji F tn tn tn tn tn Perlakuan Tanpa 30.66 a 59.19 a 105.25 a 148.41 a 197.28 a Dengan 29.40 a 57.05 a 103.37 a 146.16 a 194.14 a Uji F tn tn tn tn tn yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (tn) menurut uji DMRT 4.2.2 Pengukuran Tongkol dan Hasil Panen Tanaman Contoh Analisis ragam (Anova) terhadap panjang tongkol, jumlah baris biji dan bobot biji pipilan kering tanaman jagung contoh (Tabel Lampiran 26-28) menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata baik antara dosis pemupukan NPK dan aplikasi. Lain halnya dengan analisis ragam terhadap bobot 100 butir biji (Tabel Lampiran 29) dimana baik dosis pemupukan maupun aplikasi keduanya nyata memberikan pengaruh pada bobot 100 butir biji jagung. Meskipun demikian hasil analisis ragam terhadap interaksi antara kedua faktor, yaitu pemupukan NPK dan aplikasi tidak nyata memberikan pengaruh. Hasil uji lanjut Duncan (Tabel 12) menunjukkan bahwa dosis pemupukan dan aplikasi nyata memberikan perbedaan hanya pada bobot 100 butir biji. Dosis pemupukan 50% NPK memberikan bobot 100 biji yang paling tinggi dan tidak berbeda nyata dengan dosis 100% NPK, sedangkan dosis 75% NPK memiliki bobot yang paling rendah. Aplikasi nyata meningkatkan bobot 100 butir biji jagung sebesar 6.67% dari kontrol.

23 Tabel 12. Hasil Pengukuran Tongkol Jagung di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Pengukuran Tongkol Jagung (10 Tanaman Contoh) Perlakuan Panjang Bobot 100 Biji Pipilan Jumlah Baris Tongkol Butir Biji (g) Kering (kg) 100% NPK 16.01 a 14.17 a 32.16 ab 1.36 a 75% NPK 15.82 a 14.11 a 31.10 b 1.34 a 50% NPK 16.40 a 13.85 a 32.61 a 1.44 a Uji F tn tn * tn Perlakuan Tanpa 16.31 a 14.09 a 30.92 b 1.39 a Dengan 15.84 a 14.00 a 32.99 a 1.37 a Uji F tn tn ** tn yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1% Pengaruh pemupukan NPK dan terhadap bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot dan bobot berangkasan 10 tanaman contoh dapat dilihat pada Tabel 13. Analisis ragam (Anova) terhadap ketiganya (Tabel Lampiran 30-32) menunjukkan bahwa pemupukan dan aplikasi maupun interaksi keduanya memberikan hasil yang tidak nyata. Tabel 13. Hasil Pengukuran Bobot Panen Tanaman Contoh di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Pengukuran Bobot Jagung (10 Tanaman Contoh) Perlakuan Tongkol Berkelobot (kg) Tongkol Tanpa Kelobot (kg) Berangkasan Tanaman Sample (kg) 100% NPK 2.92 a 2.61 a 10.82 a 75% NPK 2.85 a 2.54 a 10.16 a 50% NPK 2.96 a 2.66 a 11.27 a Uji F tn tn tn Perlakuan Tanpa 2.95 a 2.63 a 10.83 a Dengan 2.88 a 2.57 a 10.67 a Uji F tn tn tn yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (tn) menurut uji DMRT

24 4.2.3 Hasil Panen Tanaman Jagung Variabel yang digunakan untuk mengukur hasil produksi panen jagung adalah bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot dan bobot biji pipilan kering. Tabel 14. Hasil Panen Tanaman Jagung di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Pengukuran Bobot Panen Jagung Perlakuan Tongkol Berkelobot (kg/petak) Tongkol Tanpa Kelobot (kg/petak) Biji Pipilan Kering (kg/petak) 100% NPK 25.61 a 19.70 a 14.84 a 75% NPK 25.54 a 19.77 a 14.84 a 50% NPK 24.10 a 18.99 a 14.39 a Uji F tn tn tn Perlakuan Tanpa 24.87 a 19.25 a 14.43 a Dengan 25.29 a 19.72 a 14.94 a Uji F tn tn tn yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1% 100% NPK 75% NPK 50% NPK Gambar 6. Pengaruh Aplikasi terhadap Tongkol Jagung Umur 100 HST di Lapang Berdasarkan analisis ragam terhadap seluruh variabel yang diamati (Tabel Lampiran 33-35), dosis pemupukan dan aplikasi tidak nyata

25 memberikan hasil produksi yang meningkat. Demikian pula dengan hasil uji lanjut Duncan (Tabel 14) yang menunjukkan bahwa hasil produksi jagung pada setiap perlakuan tidak nyata berbeda. 4.3 Pembahasan Dosis pemupukan 100% NPK memberikan hasil pertumbuhan dan produksi jagung yang paling baik pada penelitian di rumah kaca. Hal ini dapat dilihat dari hasil rataan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot biomassa jagung yang lebih tinggi dibandingkan pada dosis pemupukan 75% dan 50% NPK. Dengan kata lain dosis 100% NPK mampu menyokong kebutuhan hara jagung secara optimal sehingga tanaman mampu tumbuh dan berproduksi optimum. Unsur N, P dan K merupakan unsur yang esensial bagi tanaman jagung. Kekurangan salah satu atau keseluruhan unsur tersebut akan mengakibatkan menurunnya hasil pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut Permadi et al., (2005) pemupukan NPK berpengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan dan hasil produksi tanaman jagung serta memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan pemupukan NP dan NK saja. Aplikasi pada takaran rendah dengan dosis 0.1 liter/ha (0.025% larutan ) pada minggu pertama dan 1 liter/ha (0.25% larutan ) pada minggu ke-3 tidak nyata memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman jagung di rumah kaca. Hal ini dikarenakan oleh rendahnya dosis yang diberikan pada umur 1 MST, yaitu menurun 10% dibandingkan dosis yang disarankan. Dosis aplikasi yang disarankan oleh Vital Earth untuk penggunaan di rumah kaca adalah 1 liter /ha (0.25% larutan ) untuk diaplikasikan setiap dua-tiga minggu sekali (Anonym, 2011 b ). Penelitian di Indonesia mengenai dosis yang berbeda untuk penanaman di rumah kaca sebelumnya telah dilakukan oleh Abadi (2011) pada tanaman caisim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot berangkasan caisim meningkat 9.7% pada dosis 0.5 liter/ha, meningkat 24.4% pada dosis 1 liter/ha, namun menurun sebesar 42.84% pada dosis 1.5 liter/ha. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dosis yang ideal untuk penanaman di rumah kaca adalah 1 liter/ha (0.25% larutan ).

26 Lain halnya dengan hasil penelitian Sugiyanta dan Yuseffa A. (2011) terhadap dosis yang berbeda-beda di lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pakcoy dengan 0.5 dosis (1.25 liter/ha) hingga 1.5 dosis (3.75 liter/ha) nyata memberikan hasil produksi pakcoy yang lebih tinggi dari perlakuan kontrol. Namun demikian 1 dosis (2.5 liter/ha) dinyatakan sebagai dosis terbaik untuk diaplikasikan kepada tanaman pakcoy sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 2,3 dan 4 MST dengan volume semprot 500 liter/ha. Dosis tersebut merupakan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang disarankan oleh Vital Earth. Namun demikian, dosis tersebut mampu meningkatkan produksi tanaman yang lebih optimum dan dinilai efisien secara ekonomi oleh Sugiyanta dan Yuseffa A. (2011). Melalui hasil ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa dosis yang rendah pada penanaman jagung di rumah kaca akan menyebabkan hasil pertumbuhan dan produksi yang tidak nyata akibat dari takarannya yang 10% lebih rendah dibandingkan dengan yang disarankan. Hasil penelitian lapang pada tiga taraf pemupukan menunjukkan hasil yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Dosis 100% NPK tidak berbeda nyata dengan dosis 75% NPK dan 50% NPK. Hal ini berbeda dengan pernyataan Syafruddin et al., (2008) yang mengatakan bahwa pemberian pupuk N yang tidak sesuai jumlahnya bagi kebutuhan tanaman akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan tanaman jagung. Demikian pula Tandisau et al., (2003) yang mengatakan pemupukan P rendah akan mengurangi hasil produksi pipilan kering jagung. Aplikasi pada penelitian lapang turut memberikan hasil yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung meskipun pada takaran yang sesuai (1 liter /ha). Hasil ini berbeda dibandingkan hasil penelitian di Universitas Missouri, Columbia pada jagung hibrida yang diaplikasikan sebanyak dua kali pada dosis 1 liter/ha/aplikasi memberikan hasil panen 17% lebih banyak dari kontrol dan 20% lebih tahan terhadap hama (Nathan dan Timothy, 2011).

27 Pertumbuhan dan produksi jagung pada semua perlakuan disetiap ulangan sama baiknya pada penelitian ini. Hal ini ternyata disebabkan oleh pemberian air irigasi yang dilakukan melalui penggenangan di waktu malam hari oleh tenaga lapang tanpa sepengetahuan peneliti. Petakan percobaan terendam sehingga pupuk dan dari plot yang satu terbawa ke plot yang lain. Dengan demikian tidak ada kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian lapang ini. Paralel dengan percobaan ini pada saat yang bersamaan, juga dilakukan penelitian pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian jagung karena petakan percobaan juga mengalami perendaman melalui irigasi. akan berpengaruh nyata pada hasil tanaman apabila digunakan sesuai dosis yang disarankan dengan cara aplikasi yang tepat. Dimana penyemprotan harus dilakukan secara hati-hati dan tidak mengenai petak kontrol. Selama melakukan aplikasi, sebaiknya lahan tidak mengalami penggenangan begitu pula sehari setelah aplikasi dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terbawa air ke tempat lain, sehingga lahan yang diaplikasikan tidak memberikan hasil nyata. Gambar 7. Lahan Percobaan Kedelai (depan) dan Jagung (belakang) di Kebun Percobaan Muara (5 MST) Keterangan: Pertumbuhan Kedelai dan Jagung sama baiknya meski dengan perlakuan berbeda