BAB I PENDAHULUAN. diperlukan guna menunjang setiap aktivitas organisasi. Sumber daya manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ketat di segala bidang, Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pelaksanaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perkembangan perusahaan di Bali berlangsung sangat cepat terutama di

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Usaha yang dilakukan BPR adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya (resources), baik sumber daya alam, maupun Sumber Daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB I PENDAHULUAN. peranan sangat penting (Lukiyanto, 2013). Sumber daya manusia sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

PENGARUH KOMUNIKASI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN, KERJA FISIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. jaringan layanan masyarakat dalam bidang perbankan yang penting. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (Studi Literatur)

BAB I PENDAHULUAN. telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang penting bagi organisasi. Peran para pegawai yang bekerja

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kehidupan kepada organisasi dan memberikan tujuan. Jadi,

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan modernisasi ekonomi. Globalisasi terkait erat dengan investasi

Riset Per iila il k O u rgan isas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Ma rtoyo, 2000: 142).Frederick

BAB I PENDAHULUAN. handal. Sumber daya manusia adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari badan usaha itu karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

ABSTRAK. Kata kunci : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, disiplin kerja

BAB 2. yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan. dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma.

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dalam. cerah di kemudian hari merupakan salah satu dasar untuk mengambil

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan oleh pejabat-pejabat pemerintahan. Itu merupakan satu jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja yang tinggi diharapkan membuat karyawan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian dari. manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

1.1. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pekerjaan bukanlah dua hal yang saling berlawanan, tetapi dua entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi

BAB I PENDAHULUAN. harus mempunyai strategi agar dapat bertahan dan bersaing dalam dunia bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. bersama untuk menjaga aset sumberdaya manusianya tetap terjaga. Sumber Daya

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. unsur manusia yang ada di dalamnya. Pemeliharaan pegawai yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bagian mempunyai tugas dan wewenang masing-masing. Dimana satu sama

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan organisasi. Menurut

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. dan Kuncoro, 2013). Tingkat turnover yang tinggi dapat menimbulkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Negara) pasti memiliki tujuan. Pada umumnya perusahaan mempunyai dua tujuan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi saling menunjang dan melengkapi, atau dengan kata lain bersinergi satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penentu berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 4 No. Jan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian organisasi yang sangat diperlukan guna menunjang setiap aktivitas organisasi. Sumber daya manusia dituntut untuk terus-menerus mengembangkan diri secara proaktif agar organisasi mampu bertahan dan bersaing dalam persaingan. Dominasi teknologi saja tidak cukup, sehingga investasi dalam sumber daya ekonomi yang paling berharga yaitu harus mengutamakan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang menduduki posisi sebagai atasan ataupun bawahan merupakan faktor penting dan salah satu kunci keberhasilan dalam setiap organisasi. Jika tidak ada atasan, maka tidak ada yang mengatur jalannya organisasi begitu juga sebaliknya, jika tidak ada bawahan, maka atasan akan sulit untuk menjalankan organisasi. Menurut Ardana, dkk. (2012: 3) sumber daya manusia merupakan harta atau aset yang paling berharga dan paling penting yang dimiliki oleh suatu organisasi, keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh unsur manusia. Organisasi menuntut pegawai yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab, serta loyalitas tinggi. Kondisi seperti ini juga menuntut setiap organisasi untuk mampu mempertahankan dan memelihara sumber daya manusianya dalam mencapai tujuan serta dapat menjalankan organisasi dengan efektif dan efisien. Sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam organisasi. 1

Keberhasilan sebuah organisasi sangat didukung oleh bagaimana organisasi mencapai kepuasan kerja pegawainya. Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya Robins dan Judge (dalam Hamdia, 2011). Kepuasan kerja pegawai akan terlihat dari cara mereka bekerja, baik itu perasaan senang ataupun gembira dan dari cara mereka berinteraksi antar pegawai maupun berhadapan dengan atasan. Kepuasan kerja ( job satisfaction) mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Pegawai dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya sedangkan pegawai yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut Mathis dan Jackson (2008: 100). Reaksi positif dan negatif akan terlihat dan berdampak pada pegawai tergantung dari bagaimana kepuasan kerja yang mereka dapatkan. Pegawai akan merasakan semangat kerja yang tinggi dan kegairahan dalam memulai pekerjaannya jika kepuasan kerja tercapai, namun jika tidak tercapai maka pegawai berusaha menghindari kontak dengan lingkungan sosialnya seperti mengundurkan diri dari organisasi, bolos kerja, melakukan sabotase, sengaja melakukan kesalahan dalam bekerja, tidak mematuhi atasan, aktivitas pemogokan dan perilaku lain yang cenderung bersifat menghindari aktivitas organisasi (Sutrisno, 2009: 83). Indikator yang dipakai mengukur kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar adalah tingkat absensi dan perilaku yang menyimpang, hal ini disebabkan karena berbagai alasan seperti sakit, keperluan keagamaan dan 2

lain-lain. Kondisi ini sangat perlu mendapat perhatian serius dari pihak organisasi, karena tingkat kehadiran yang rendah adalah indikasi rendahnya kepuasan kerja pegawai. Seringnya pegawai terlambat masuk kerja serta pegawai merasa tidak bangga menjadi pegawai di organisasi merupakan indikasi lain adanya permasalahan berkaitan dengan kepuasan kerja. Frederick Herzberg mengemukakan Teori Two Factor, mengusulkan bahwa faktor-faktor intrinsik terkait dengan kepuasan kerja, sedangkan faktorfaktor ekstrinsik berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor ekstrinsik yang menyebabkan ketidakpuasan kerja sebagai faktor-faktor higienis (hygiene factors) yang meliputi pengawasan, kebijakan perusahaan, hubungan dengan penyedia, kondisi rekan kerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status, kondisi tempat kerja dan keamanan, sedangkan faktor-faktor intrinsik (motivator) yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan dan pertumbuhan yang tergolong pada insentif non finansial Ardana, dkk. (2012: 134). Teori tersebut dapat diperoleh variabel komunikasi, motivasi dan lingkungan kerja fisik mempengaruhi variabel kepuasan kerja. Komunikasi merupakan hubungan kerja atasan dan bawahan yang mana komunikasi merupakan unsur yang penting dalam kehidupan organisasi, baik ditinjau dari segi proses administrasi dan manajemen maupun keterlibatan semua pihak didalam suatu organisasi Siagian (1993: 235). Komunikasi dipahami sebagai salah satu kegiatan yang paling dominan dan penting dalam organisasi, karena pada dasarnya hubungan tumbuh dari komunikasi sehingga fungsi dan 3

kelangsungan hidup organisasi didasarkan pada hubungan efektif antar individu dan kelompok. Semakin lancar dan cepat komunikasi yang dilakukan, akan semakin cepat pula dapat terbinanya hubungan kerja. Dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan keinginannya yang terpendam di dalam hatinya kepada orang lain, baik melalui suara atau gerak, isyarat anggota badan dan sebagainya (Ardana, dkk. 2012: 138). Motivasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja. Motivasi merupakan kegiatan yang menyalurkan, mengakibatkan sampai memelihara perilaku manusia Robins (2006: 251). Handoko (2008: 297) menyatakan bahwa hubungan motivasi dengan kepuasan kerja adalah motivasi pada diri seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku untuk mencapai tujuan kepuasan dirinya. Motivasi ditunjukkan dalam faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, yang mana motivasi intrinsik lebih berorientasi kepada perilaku yang memperlihatkan kepuasan pada pemenuhan psikologis seperti keinginan untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari atasan, keinginan untuk dapat hidup dan keinginan untuk berkuasa, sedangkan motivasi ekstrinsik lebih kepada pemenuhan tidak langsung seperti materi, kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab serta peraturan yang fleksibel Sutrisno (2009: 56). R obins (2006: 213) menyebutkan bahwa penghargaan memiliki peran penting dalam menjaga semangat yang tinggi termasuk juga pencapaian prestasi yang tetap menjadi acuan peningkatan kepuasan kerja. 4

Lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor lain yang sangat menentukan kepuasan kerja pegawai. Semua yang terdapat disekitar organisasi memberikan dampak yang besar bagi pegawai. Keseluruhan dari faktor intern dan ekstern yang ada di sekitar tempat kerja setiap pegawai, dalam hal ini adalah berupa tempat fisik seperti ruangan, penerangan, gangguan dalam ruangan, keadaan udara, warna, kebersihan dan suara dalam ruang kerja serta peralatan kerja lainnya yang dapat mempengaruhi pegawai di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sehari-hari disebut dengan lingkungan kerja fisik Tohardi (2007: 137). Lingkungan kerja fisik yang bagus akan berbanding lurus dengan kepuasan kerja ataupun hasil dari kinerja pegawai. Untuk menciptakan iklim yang menyenangkan perlu adanya pengaturan dan pengontrolan lingkungan kerja dalam pengaturan penerangan tempat kerja, suara-suara gaduh, udara, kebersihan tempat kerja dan keamanan tempat kerja. Dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja fisik yang baik memberikan efek yang baik pula pada pekerjaan pegawai. Sekretariat Daerah Kota Denpasar merupakan instansi pemerintah dalam tingkatannya yang terus berupaya mengembangkan sumber daya manusia dan produktivitas pegawainya. Instansi daerah ini mempunyai tanggung jawab mengenai pemerintahan, perekonomian, pembangunan dan lingkungan hidup, kesejahteraan masyarakat dan pelayanan umum masyarakat Kota Denpasar, dengan keseluruhan pegawai sebanyak 410 orang yang terdiri dari kepala badan, kepala bidang, kepala sub-sub bagian dan staf baik PNS maupun tenaga kontrak. Adapun jumlah pegawai Sekretariat Daerah Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 1.1. 5

Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Sekretariat Daerah Kota Denpasar No Unit Kerja Jumlah (Orang) 1 Sekretaris Daerah 2 2 Asisten Administrasi Pemerintahan 2 3 Asisten Administrasi Pembangunan 2 4 Asisten Administrasi Umum 2 5 Staf Ahli Bidang Pemerintahan 2 6 Staf Ahli Bidang Pembangunan 2 7 Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan & SDM 2 8 Bagian Humas dan Protokol 42 9 Bagian Hukum 18 10 Bagian Organisasi 17 11 Bagian Pemerintahan 18 12 Bagian Kesra 29 13 Bagian Program Pembangunan 18 14 Bagian Perekonomian 13 15 Bagian Kerjasama 11 16 Bagian Keuangan 47 17 Bagian Pengelolaan Aset Daerah 36 18 Bagian Umum 154 Total 410 Sumber: Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Denpasar, 2014 Kepuasan kerja pegawai merupakan bagian yang terpenting yang harus diperhatikan dalam mencapai tujuan organisasi. Mengingat pentingnya kedudukan dan peran Sekretariat Daerah Kota Denpasar, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kebutuhan utama. Dari hasil observasi pada Bulan Nopember 2014 di Sekretariat Daerah Kota Denpasar, memang benar terdapat permasalahanpermasalahan yang dialami oleh pegawai dalam menjalankan pekerjaannya. Masalah kepuasan kerja yang masih dirasakan rendah oleh pegawai karena rendahnya besaran nominal yang diterima oleh pegawai yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang diterimanya dan pengawasan yang rendah dari atasan. 6

Ditunjukkan oleh perbedaan status pegawai kontrak dan PNS dapat dilihat dari perbedaan tunjangan, status dan penghasilan dan sikap atasan yang hanya menugaskan pekerjaan tanpa mengawasi. 1) Masalah lain yang menjadi faktor kepuasan kerja pegawai dapat dilihat pada permasalah komunikasi yang kurang antara para pegawai dengan atasan menyebabkan konflik dalam bekerja, selain itu terjadi kesalahan komunikasi antara setiap bagian atau departemen, dilihat dari hasil kerja yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh atasan atau departemen lain karena tidak adanya pengarahan yang jelas yang diberikan kepada pegawai tersebut. Ditunjukkan pada saat pembuatan dokumen bantuan sosial, format pada dokumen tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh departemen lain, karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan mengenai perubahan format tersebut sehingga tugas yang diberikan tidak dapat diselesaikan sesuai harapan atasan ataupun departemen lain. 2) Motivasi yang merupakan salah satu faktor yang masih jarang dilakukan oleh pimpinan di instansi ini, dilihat dari masih minimnya pegawai mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya dan dari hasil wawancara pada beberapa pegawai mengatakan terjadi penurunan tunjangan kerja yang dilakukan diluar jam kerja, hal ini membuat pegawai tidak semangat dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan. Ditunjukkan pada penugasan kerja keluar Kota pegawai sebelumnya mendapat tunjangan berangkat yang tinggi, namun karena adanya peraturan baru, tunjangan tersebut mengalami pemotongan sehingga banyak pegawai yang merasa tidak puas dengan perubahan tersebut. 7

3) Lingkungan kerja fisik yang tidak nyaman juga merupakan faktor yang sampai saat ini masih dirasakan oleh para pegawai, dilihat dari penataan dokumen dan berkas-berkas yang penempatannya tidak pada tempatnya disebabkan oleh minimnya tempat penyimpanan dokumen yang tersedia, sehingga menyebabkan ruangan menjadi sempit dan panas, akibatnya pegawai menjadi cepat jenuh dan akhirnya berdampak pada seringnya pegawai keluar ruangan sebelum jam istrahat, hal ini jelas menjadi indikasi ketidakpuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. Ditunjukkan oleh pegawai yang telah usai membuat dokumen sering menaruh dokumen mereka di atas meja kerja karena pada tempat penyimpanan dokumen sudah penuh terisi dengan arsip, hal tersebut jelas membuat ruangan menjadi penuh. Kejadian-kejadian diatas menunjukkan ada masalah berkaitan dengan kepuasan kerja pegawai Sekretariat Daerah Kota Denpasar. Ini menarik untuk diteliti lebih lanjut berkaitan dengan komunikasi, motivasi dan lingkungan kerja fisik. Variabel komunikasi, motivasi dan lingkungan kerja fisik mengacu pada pendapat dari Fredrick Herzberg ( Teori Two Factor) yang menyebutkan bahwa faktor-faktor intrinsik terkait dengan kepuasan kerja, sedangkan faktor-faktor ekstrinsik berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor ekstrinsik yang menyebabkan ketidakpuasan kerja sebagai faktor-faktor higienis (hygiene factors) yang meliputi pengawasan, kebijakan perusahaan, hubungan dengan penyedia, kondisi rekan kerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status, kondisi tempat kerja dan keamanan, sedangkan faktor-faktor intrinsik (motivator) yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, meliputi prestasi, pengakuan, pekerjaan itu 8

sendiri, tanggung jawab, kemajuan dan pertumbuhan yang tergolong pada insentif non finansial dan didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwijayanti (2013) dan Diatmika (2013) menyatakan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Rita (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa komunikasi akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, karena jika terjalin komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan maka karyawan akan menjadi lebih semangat bekerja dan tentu saja hal ini akan menguntungkan organisasi dengan terciptanya kepuasan kerja karyawan. Lim (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel gaji, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan atasan menjadi variabel utama yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Kartika dan Kaihatu (2010) tentang Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Restoran di Pakuwon Food Festival Surabaya, menyatakan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi secara signifikan oleh motivasi. Kurniawati (2005) tentang Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Restauran Sari Utama Jember menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari variabel motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Woodbine dan Joanne (2010) disimpulkan juga bahwa auditor Australia Barat termotivasi oleh kebutuhan pertumbuhan dan motivasi yang diberikan pemimpin jika pemimpin mengambil pendekatan standar berorientasi prestasi. 9

Menurut Pitaloka (2014) untuk mencapai tahap produktivitas pekerja yang tinggi, organisasi perlu memastikan bahwa lingkungan kerja fisik sudah mendukung para karyawan, dalam penelitian tersebut lingkungan kerja fisik dapat mempengaruhi kinerja karyawan, akan tetapi tingkah laku dalam lingkungan kerja tersebut lebih mempengaruhi kepuasan kerja dan produktivitas kerja karyawan. Rumada dan Utama (2013) juga menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. (Nadeem, 2011) dalam penelitiannya variabel lain disamping kepemimpinan dan komunikasi yang dapat mempengaruhi peningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah lingkungan kerja, khususnya lingkungan kerja fisik. Selain itu variabel tersebut diarasakan relevan dengan kondisi pegawai di Sekretariat Daerah Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan pokok masalah adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar? 2) Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar? 3) Bagaimanakah pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar? 4) Variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar? 10

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian yaitu. 1) Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. 2) Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. 3) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. 4) Untuk mengetahui variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Denpasar. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan manajemen, khususnya manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan komunikasi, motivasi, lingkungan kerja fisik dan kepuasan kerja pegawai. 2) Kegunaan praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam merumuskan kebijakan organisasi terutama berkaitan dengan kepuasan kerja pegawai sehingga nantinya dapat mencapai tujuan organisasi secara optimal. (1) Bagi organisasi. Untuk mengetahui berbagai hal yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai, dalam hal ini komunikasi, motivasi dan 11

lingkungan kerja fisik, yang nantinya akan digunakan sebagai acuan seorang atasan dalam mengelola sumber daya manusia. (2) Bagi penulis. Sebagai sarana dalam pembelajaran untuk mengintegrasikan pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan sehingga dapat melihat apakah praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas dan teratur, penelitian ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penyajian. Bab II : Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori-teori atau konsep-konsep yang relevan sebagai acuan dari landasan dalam memecahkan permasalahan yang ada antara lain: pengertian kepuasan kerja, pengertian komunikasi, pengertian motivasi dan pengertian lingkungan kerja fisik, penelitian sebelumnya, hipotesis dan kerangka berfikir. Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam pemecahan masalah meliputi: desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, 12

metode pengumpulan data, pengujian instrumen dan teknik analisis data. Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini antara lain: gambaran umum organisasi yang meliputi sejarah singkat organisasi, struktur organisasi beserta uraian tugas dan pembahasan mengenai kepuasan kerja pegawai Sekretariat Daerah Kota Denpasar dilihat dari komunikasi, motivasi dan lingkungan kerja fisik. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang simpulan yang dibuat berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya serta saran-saran yang nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian berikutnya. 13