dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

1

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO


BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III EKSPERIMEN & ANALISA

USULAN PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA PEMANFAATAN LIM-IN-DUNG (LIMBAH KAIN KERUDUNG) MENJADI BARANG MULTIGUNA DAN EKONOMIS

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN

PELUANG BISNIS JAHIT DENGAN MOTIF SULAM PERCA


SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SEKACA (SEPATU KAIN PERCA) MEMANFAATKAN BARANG BEKAS MENJADI BARANG LAYAK PAKAI BIDANG KEGIATAN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

1.2 Asumsi Dasar 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

Tabel 3.3 Proses Pewarnaan Serat Kapuk. Proses Pewarnaan Serat Kapuk/3L air. Pewarna Bahan Durasi Hasil Wanteks Wadah 120 " 1.

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB II METODE PERANCANGAN

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II METODE PERANCANGAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KERAJINAN TAS DARI BAHAN BAKU PLASTIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN

Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS NAMA : SALMAN FARIS NIM : KELAS : S1SI-01

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Fashion and Fashion Education Journal

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PEMANFAATAN BIJI MANGGA (Mangifera indica) MENJADI BOBINGGA (BONEKA BIJI MANGGA) BIDANG KEGIATAN : PKM-KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya dengan aset kebaharian. Terutama bagi

BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. METODE PERANCANGAN

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


BAB II. Metodologi Perancangan

BAB II METODE PERANCANGAN

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

Eksplorasi Limbah Konveksi Cigondewah dengan Teknik Ikat Celup dan Aplikasi Imbuh

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

produk batik fractal

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN TEORI. Perbedaan busana dan pakaian, Busana adalah kesatuan dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

LIMBAH INDISTRI TEKSTIL. Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Perancangan Produk Berkonsep Eco-Fashion Menggunakan Limbah (Sisa) Kain Brokat denganteknik Crochet

EKSPLORASI SIMPUL PADA TALI KATUN UNTUK PELENGKAP BUSANA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

BAB III EKSPLORASI TEKSTUR KAIN CHIFFON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

Proposal Business Plan KLOB ART

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB I. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Pemanfaatan Bungkus Makanan Ringan sebagai Bahan Pembuatan Tas

BAB IV PERANCANGAN KARYA


Pengolahan Limbah Bambu Menjadi. Trimmings dan Aksesoris Fesyen

Transkripsi:

BAB III EKSPLORASI DAN ANALISIS DATA III.1 Eksplorasi Eksplorasi yang dilakukan terhadap limbah benang dengan berbagai pendekatan dari teknik/ pola pada limbah benang, maka dapat dikenali beberapa karakter dari limbah benang yang mungkin untuk dikembangkan menjadi suatu produk. Seperti halnya limbah-limbah lainnya, limbah benang juga memiliki kelemahan yang membuatnya menjadi buangan dan dinilai tidak menarik untuk diolah lagi. Untuk itu dengan memulai beberapa eksperimen yang telah dilakukan, kelemahankelemahan dari material tersebut ditelaah dan kemudian dicari pemecahan masalahnya untuk mendapatkan suatu keunggulan yang mungkin selama ini tidak diperhatikan. Eksperimen-eksperimen yang telah dilakukan terhadap material tersebut telah menghasilkan beberapa karakteristik yang potensial untuk dikembangkan. Beberapa eksplorasi yang dikembangkan dari berbagai teknik pada limbah benang yang pertama adalah teknik layering yaitu menyusunkan benang kusut diatas kain viselin kemudian disetrika diatas kain tersebut guna meluberkan lem yang ada dikain viselin pada benang. Agar lebih kuat benangnya kemudian dijahit dengan mesin jahit atau dibordir secara acak dengan tujuan benang tetap pada posisinya dan tidak mudah rusak

pada saat dicuci atau dipakai. Kemudian teknik sulam usus yaitu mempilin benang kemudian dijahit acak pada benang bertujuan agar benang menepel pada kain yang akan dihias dengan sulam usus. Lalu teknik tufting yaitu dengan cara mengikatkan benang yang sudah dipotong berukuran 8-10 cm pada bahan kassa plastik berdiameter 0.5 cm. Serta teknik yang menyerupai teknik tufting yaitu teknik jahit mesin dengan cara menyusunkan benang kemudian dijahitkan diatas kain. Kemudian teknik menggulungkan benang yaitu dari benang yang sudah dijadikan lembaran kain dipotong memanjang lalu direkatkan dengan lem kemudian digulung sampai membentuk bulatan. Yang terakhir teknik pencabutan benang pada bahan tille atau brokat dengan cara menyusunkan limbah benang seukuran benang rajut atau sesuai pada bahan yang berjaring kemudian diikan pada bagian ujung benang agar tidak ikut ketarik saat pencabutan. Kemudian dicabutkan benang sesuai pola diatas kain brokat dan tille. III.1.2 Teknik dan Alat yang Digunakan dalam Proses Eksplorasi III.1.2.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam eksplorasi ini sangat sederhana dan mudah untuk ditemukan yaitu kain viselin, kertas roti/ kertas minyak, jarum jahit, benang tambang, jarum rajut, pemidangan, setrika, lem uhu atau lem kain dan mesin jahit atau mesin bordir. Alat tersebut tidak asing dimasyarakat namun belum

diolah secara optimal.. III.1.2.2 Bahan Gambar III.1 kain viselin, kertas roti/ kertas minyak, jarum jahit, benang tambang, jarum rajut dan setrika. (Sumber, dokumentasi pribadi 2011) Bahan yang akan digunakan yaitu limbah benang dan bahan brokat serta kain tille yang berfungsi sebagai pelengkap limbah benang. Dan juga bahan kain viselin, yang menjadikan limbah benang seperti lembaran kain.

Gambar III.2 Limbah benang dan kain viselin (Sumber, dokumentasi pribadi 2011) III.1.2.3 Teknik Eksplorasi Teknik yang digunakan dalam eksperimen ini adalah teknik penyusunan benang kemudian direkatkan dengan menggunakan kain viselin/kain keras tanpa serat (non woven). Dan teknik yang menjadikan puntiran atau antihan (twist) pada benang. Yang mana pada puntiran tersebut akan menjadikan teknik sulam usus. Serta teknik penyusunan benang kemudian direkatkan dengan dijahitkan benang pada kain. Akan tetapi teknik yang dikembangkan dari pemanfaatan limbah benang ini difokuskan pada teknik perekatan limbah benang diatas kain viselin(layering), pemutaran benang (twist yarn), serta teknik jahit mesin dan bordir. Hal tersebut didasari oleh beberapa faktor yang dikaitkan dengan kemampuan dan efisiensi waktu dalam bereksplorasi. Dan penguasaan dalam mengembangkan desain yang memungkinkan dengan menggunakan limbah benang. III.1.2.4 Proses Eksplorasi Tabel III.2 Proses dan Hasil Eksplorasi (Sumber, dokumentasi pribadi 2011) NO EKSPLORASI TEKNIK ALAT DAN BAHAN

1 Teknik pencabutan benang diatas kain brokat menggunakan jarum rajut dan pemidangan. Kain brokat, limbah benang, jarum jahit, dan pemidangan 2 3 4 Teknik pencabutan benang pada kain tille diatas pemidangan lalu dihiasi dengan kain katun. Lalu dijahitkan diatas kain katun guna menutupi kain tille Menggabungkan limbah benang dengan kain brokat dengan menyusunnya dan menjahitkannya diatas kain dengan teknik jahit mesin Tehnik memberi puntiran atau antihan (twist) kemudian dijahitkan diatas benang dengan sejajar Bahan brokat, limbah benang, jarum rajut, pemidangan dan kain katun kain brokat, dan kain katun kain katun

5 Teknik merekatkan benang pada kain viselin/ layering kemudian dijakitkan atau dikordir dan kain viselin 6 7 8 9 Teknik dengan merekatkan benang dengan membordir berbagai bentuk dan menutup dengan bahan tille Memotong benang yang sudah dijadikan kain kemudian dineci pada bagian ujung potongan lalu dikerut pada bagian tengah dengan menjahitnya Menyusunkan benang kemudian diberi isian dakron dan potongan benang lalu dibuat sulam usus pada bagian bulatnya Tehnik memberi puntiran atau antihan (twist) kemudian dijahitkan Berbentuk bulat, dan kain viselin gunting, dan kain viselin jarum jahit, benang, bahan tille, dan kain katun kain katun, bahan brokat, dank ain viselin

10 11 12 diberi hiasan bahan brokat pada tengah jahitan benang dan sulam usus benang. Dipotong panjang lalu digulung direkatkan dengan lem uhu agar kuat lalu disambungkan kemudian dijahit tangan dan menyambungkan dengan ring kawat Teknik pencabnutan benang lalu diikatkan (tufting) pada bahan kassa pelastik dengan memasukkan benang lalu ditarik benang tersebut. Teknik kain benang dengan dibentuk bulat lalu direkatkan dengan kain viselin lalu dipanaskan dengan setrika Kain limbah benang, gunting, lem uhu, ring kawat, benang rajut, jarum jahit, benang tambang dan kalung rantai bahan kassa plastik Kain benang, bahan viselin, dan setrikaan III.2 Analisa Data

Berikut ini adalah beberapa hasil dari observasi langsung yang dilakukan dilapangan selama penelitian: 1. Observasi ke tempat penadah limbah benang Dalam hasil observasi secara langsung dilapangan serta wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 15 September 2011 ke tempat penadah limbah benang rajut binong jati. Disana adalah tempat penadahan dari limbah-limbah rumah industri rajutan. Limbah ini tidak dapat begitu saja melainkan sebagai penadah membeli limbah tersebut dari industri rajutan. Limbah ini merupakan masalah bagi industri rajutan dan masyarakat sekitar binong jati. Karena dalam waktu 1 hari bisa menghasilkan 1 ton limbah benang dari seluruh pengrajin rajutan yang ada diwilayah binong jati. Sering kali limbah ini hanya dijadikan sebagai pengisi, Keberadaannya dianggap sebagai masalah karena nilai jualnya sangat kurang, namun jumlahnya sangat besar. Dengan melakukannya wawancara ini karena daerah ini merupakan salah satu penghasil limbah benang rajut terbanyak yang ada di wilayah Jawa Barat. Setelah melakukan wawancara, masyarakat berharap dari limbah ini memiliki nilai jual yang tinggi khususnya bagi penadah limbah benang. Dan menjadikan limbah benang ini lebih berharga dan menarik dalam sebuah produk pelengkap pakaian atau pun produk fashion yang bernilai estetis sehingga menghasilkan model atau desain baru yang tidak merusak ekosistem dan ramah lingkungan.

Berikut adalah gambar dari beberapa kegiatan penadah limbah benang Binong Jati. Gambar III.3 Limbah benang yang akan di sortir sebelum dijual kembali untuk penadah lain (calo) pabrik karpet. (Sumber, dokumentasi pribadi 2011) Gambar III.4 Limbah benang yang sudah di sortir dan akan dijual kembali untuk penadah lain (calo) pabrik karpet. (Sumber,dokumentasi pribadi 2011)

Gambar III.5 Tumpukan limbah benang yang sudah di sortir dan siap untuk ditimbang dan dijual kembali untuk penadah lain. (Sumber, dokumentasi pribadi 2011) Berikut gambar diatas merupakan kegiatan dari penadah limbah benang di kawasan industri rajut di kota bandung. Yang membuat masyarakat sekitar resah karena keberedaannya masih menjadi musuk. Karena jumlahnya semakin bertambah dalam setiap waktunya. Apabila penadah limbah benang belum terjual limbahnya, limbah itu akan menumpuk sehingga penadah limbah benang terpaksa membakar atau membuangnya. 2. Trend fashion bandung di trademark PVJ 2011

Pada tanggal 3-6 november 2011 bertempat di PVJ (Paris Van Java) yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di kota Bandung, telah mengadakan sebuah indoor market for local designers yaitu dalam acara trademark. Ini merupakan acara yang kedua kalinya yang diselenggarakan dikota bandung. Event yang merupakan indoor market terbesar dan pertama kali nya di Bandung yang dengan sepenuhnya mendukung hasil karya dari local designer ini memberikan kesempatan bagi young enterpreneurs untuk mempromosikan dan menjual hasil karyanya. Dalam acara ini tidak hanya dari kalangan lokal saja yang memanfaatkan event terbesar ini melainkan dari berbagai kota yang ikut serta meramaikan acara ini. Karena acara trademark ini banyak menyediakan selain produk pakaian ada mainan, home interiors, tas, sepatu, accessories, kamera dan berbagai jenis makanan yang memanjakan masyarakat. 3. Penyebaran angket Penyebaran angket dilakukan di daerah nilem dan buah batu. Tempat dimana banyak wanita dewasa awal dan wanita kelas menengah keatas. Tempat ini merupakan tempat fashion yang strategis dan terkenal. Dari beberapa pertanyaan dapat disimpulkan rata-rata wanita kelas menengah keatas lebih konsumtif dalam membelanjakan uangnya pada kepentingan-kepentingan pribadinya terutama dalam hal fashion. Ini dapat

dilakukannya sewaktu-waktu dimana saatnya mereka perlu untuk berbelanja. Kritis merupakan sifat dimana mereka tidak menyukai sesuatu produk fashion yang mereka beli dengan mahal, akan tetapi mengecawakan. Ini adalah masalah pada limbah benang yang akan dijadikan suatu produk fashion yang bernilai tinggi. Karena limbah benang sendiri mempunyai kelemahan. Dengan berbagai eksperimen dan produk fashion yang akan daplikasikan pada limbah benang, mereka menyukai dan menyetujui apabila para desainer menciptakan sebuah karya desain dari pendaur ulang limbah atau material recycle. Produk fashion yang lebih menarik dari limbah benang adalah pelengkap pakaian seperti tas, aksesoris, dan sepatu. Produk fashion ini merupakan produk yang lebih menarik, unik dan selalu dibutuhkan sewaktu-waktu. Karena busana merupakan hal yang biasa dalam fashion apa bila daplikasikan oleh bahan limbah benang walaupun busana menjadi hal pokok dalam kebutuhan manusia. III.2.1 Hasil dari Perhitungan Angket Berikut ini adalah hasil perhitungan dari penyebaran angket pada target pasar untuk wanita remaja awal kelas menengah keatas : 1. a. 5% 6. a. 25% b.9% b. 20% c. 5% c. 20%

d. 81% d. 35% 2. a. 10% 7. a. 15% b. 25% b. 15% c. 15% c. 45% d. 50% d. 25% 3. a. 35% 8. a. 55% b. 20% b. 30% c. 25% c. 5% d. 20% d. 10% 4. a. 60% 9. a. 35% b. 35% b. 60% c. - c. 5% d. 5% d. - 5. a. 15% 10. a. 80% b. 30% b. 20% c. 55% c. - d. - d. -