BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah"

Inge Yuwono
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perkembangan fashion yang sangat pesat di Indonesia disebabkan karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang, hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang berkembang fashion-nya sangat pesat. Masyarakat Indonesia semakin berlaku konsumtif dengan terlampau seringnya berbelanja. Ini terbukti dalam sebuah riset yang diadakan oleh IIBF (Indonesia Islamic Business Forum) di mana pada tahun 2013 Indonesia telah menjadi negara konsumtif peringkat kedua mengalahkan negara tetangga Malaysia. Salah satu pendukung konsumtifitas masyarakat Indonesia berasal dari bidang fashion. Masuknya busana-busana korean style, street style, bahkan hijab style. Namun dari ketiga style yaitu komunitas fashionhijaber merupakan fenomena yang sangat dominan di Indonesia. Komunitas fashion hijaber adalah komunitas yang berdiri dari 27 November 2010 ini merupakan wadah silatuhrahmi para pengguna jilbab di Indonesia, dengan adanya komunitas hijaber kaum wanita memiliki style busana yang tidak konvensional, kini justru menjadi lebih stylish. Dengan demikian masyarakat Indonesia semakin sering berbelanja dan memenuhi kebutuhan terhadap gaya yang cocok atau busana yang mereka inginkan.maka untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat tersebut industri fashion semakin gencar untuk memproduksi busana yang diinginkan masyarakat. Hal inilah yang membuat meningkatnya sisa kain atau kain perca pada tingkat penjahit rumahan maupun konveksi. Sebagian besar penjahit rumahan atau konveksi akan membuang sisa kain perca tersebut. Apabila hal ini dilakukan terus menerus dan dalam jumlah yang semakin besar, tentu kain perca ini akan menjadi limbah bagi lingkungan. Namun dengan inovasi kain perca tersebut dapat memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi untuk membuat produk fashion dan juga produk kriya sebagai salah satu solusi untuk menggurangi limbah kain perca. Dalam pemanfaatannya, limbah kain perca dapat diolah kembali secara kreatif sebagai produk yang memiliki nilai ekonomi, seperti pembuatan produk yang sudah di produksi yaitu: keset, tempat tisu, sandal, boneka, aksesoris fashion, bahkan selimut

2 dengan metodepatchwork. Dengan adanya pemanfaatan tersebut, peneliti dengan bidang fashion tertarik untuk ikut serta menanggulangi dampak limbah kain perca, dengan memberikan inovasi terhadap variasi produk yang dapat di hasilkan oleh kain perca tersebut. Namun, di butuhkan teknik yang tepat untuk mengembangkan kain perca yang berupa potongan-potongan berukuran kecil tersebut diharapkan dengan mengolah teknik structure design dan surface design pada kain perca tersebut, maka kain perca akan memiliki nilai fungsi dan nilai jual yang lebih tinggi. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah yang ada sebagai berikut: 1. Perkembangan hijaber saat ini sangat pesat sehingga di butuhkan inovasi baru untuk produk fashion komunitas hijaber. 2. Kain perca sebagai bahan sisa dari industri fashion ini biasanya hanya di buang secara percuma dan dianggap sebagai limbah. Padahal kain perca bisa diolah sehinggamempunyai fungsi, nilai jual tinggi dan nilai ekonomi yang lebih tinggi. 3. Kain perca yang belum termanfaatkan dengan baik ini berpotensi untuk diolah sebagai busana fashion ataupun pelengkap busana dengan menggunakan teknik surface design dan structure design. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membataskan masalah pada beberapa hal yaitu: 1. Material Material yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kain perca. 2. Teknik Teknik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik surface design dan structure design 3. Target pasar - komunitas hijaber yang berusia tahun. - kalangan menengah ke atas 4. Demografi Penelitian ini dilakukan di kota Bandung, karena kota Bandung pusat trend fashion

3 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang di atas, peneliti merumuskan masalah yang ada sebagai berikut: 1. Bagaimana membuat produk fashion yang inovatif di Indonesia untuk komunitas hijaber? 2. Bagaimana bentuk pengolahan limbah kain perca yang optimal untuk nilai ekonomi, fungsi, dan nilai jual yang sangat tinggi? 3. Bagaimana mengolah kain perca yang belum termanfaatkan untuk menghasilkan berpotensi tinggi? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti membuat beberapa tujuan peneliti sebagai berikut: 1. Memanfaatkan kain perca sebagai alternatif untuk pembuatan produk fashion untuk komunitas hijaber. 2. Meningkatkan nilai ekonomi pada kain perca yang tidak dipakai untuk pembuatan produk fashion yang bernilai jual lebih tinggi 3. Menghasilkan inovasi produk fashion dengan menggunakan teknik surface design dan structure design. 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan di atas, peneliti membuat beberapa manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Memberikan inovasi terhadap variasi pada produk fashion untuk kalangan hijaber. 2. Meningkatkan nilai ekonomi, fungsional dan estetika pada material kain perca yang tidak dipakai untuk pembuatan produk fashion. 3. Mengembangkan berbagai teknik surface design dan structure design yang akan diterapkan pada material kain perca untuk menghasilkan produk yang inovatif, dan fungsional

4 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian di lakukan secara kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut: 1. Metode kualitatif a. Wawancara Wawancara merupakan sebuah teknik penggumpulan data yang di lakukan melalui bertatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpulan data maupun peneliti terhadap nara sumber. Pada peneliti ini dilakukan wawancara pada Errin Ugaru desainer busana fashion hijab yang memiliki ciri khas yang unik dan konsep yang kuat pada busana hijab. b. Observasi Observasi merupakan sebuah teknik penggumpulan data yang dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi, (situasi dan kondisi). Pada peneliti ini observasi dilakukan dengan langsung datang ke daerah Bandung di sebabkan daerah tersebut memiliki tingkat fashion yang sangat tinggi, maka dari itu peneliti melakukan observasi ke industri fashion hijab, style hijab di indonesia, dan butik fashion hijab. c. Eksperimen Eksperimen merupakan salah satu percobaan yang tersistem dan terencana. Pada peneliti ini melakukan eksperimen pada kain perca dengan menggunakan teknik structure design dan surface design. d. Studi literatur Studi literatur terhadap berbagai buku, jurnal, majalah, artikel koran dan media lainnya untuk mendapatkan data tentang komunitas fashion hijaber.

5 1.8 Sistematika Penulisan Pada laporan makalah penelitian ini dalam 4 bab: BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat penelitian, metodologi penelitian, sistematika penulisan. BAB II Studi literatur yang membahas mengenai teori yang berkaitan dengan pengolahan limbah kain perca dengan menerapkan teknik surface dan structure design untuk produk fashion hijaber. BAB III Konsep dan hasil perancangan yang berisi tentang perancangan busana dan proses pengerjaan produk. BAB IV Penutup berisi tentang berupa kesimpulan, kritik, dan saran.

6 1.9 Skema Perancangan Latar Belakang Perkembangan fashion yang sangat pesat di Indonesiadisebabkan karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang, hal ini membuat Indonesia menjadi pusat trend busana muslim. Ini terbukti dalam sebuah riset yang diadakan oleh IIBF (Indonesia Islamic Business Forum) Fenomena Perkembangan trend fashion yang sangat pesat ini mengakibatkan berkembang pesatnya industri fashion di Indonesia terutama Busana muslim. Perkembangan trend busana muslim di Indonesia saat ini sangat di pengaruhi oleh komunitas Hijabers. Masalah 1. Kain perca yang melimpah diakibatkan pesatnya perkembangan industri fashion. 2. Kurangnya variatif pengolahan limbah kain perca yang dapat diaplikasikan pada produk fashion. 3. Perkembangan industri fashion terutama busana muslim yang selalu membutuhkan inovasi baru. Metode Penelitian dan Metode Pengumpulan Data 1. Studi literatur. 2. Observasi. 3. Wawancara. 4. Eksperimen Konsep Perancangan 1. Image board. 2. life style board. 3. Eksperimen pada material. 4. Sketsa produk. 5. Produk jadi

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Mesir Kuno merupakan salah satu kebudayaan tertua dan paling maju di dunia. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil yang merupakan urat nadi