Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG"

Transkripsi

1

2 KODE MODUL: -210B Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

3 2004

4 KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada Tim penulis Modul untuk Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Tata Busana dan Tata Kecantikan, sehingga dapat menyelesaikan berbagai modul tepat pada waktunya. Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa kerjasama yang baik antar anggota Tim penulis dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan modul ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu, pada kesempatan ini, perkenankan tim Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada : 1. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, yang telah memberikan berbagai dukungan demi kelancaran penulisan modul ini. 2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang dan, sebagai penanggung jawab yang telah memberikan bantuan demi kelancaran penulisan modul ini 3. Ketua Jurusan Teknologi Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam menulis modul ini. 4. Ketua Team, Konsultan ahli, dan para validator yang telah memberikan bantuan, arahan, serta masukan demi kelancaran penulisan modul ini. 5. Bapak pidekso Adi, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, yang telah membantu proses penyuntingan bahasa pada modul ini. 6. Kawan-kawan sejawat yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang telah membantu memberikan kemudahan dalam rangka penulisan modul ini. Bidang Keahlian Tata Busana i

5 Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kekuatan, kasih, dan petunjuk atas bantuan Bapak, Ibu, dan Saudara semua. Penulis menyadari bahwa dalam modul ini masih terdapat celah-celah atau ketidaksempurnaan, baik substansi maupun deskripsinya. Untuk itu, taggapan dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan. Harapan kami, semoga modul ini bermanfaat sebagaimana mestinya. Penulis Bidang Keahlian Tata Busana ii

6 Bidang Keahlian Tata Busana iii PETA KEDUDUKAN MODUL TATA ANA 417B 417C 417D 417A 416C 416B 416A 415A 414A 313A 313B 313C 312A 312B 312C 311A 311B 207A 207B 207C 101A 101B 208A 208B 208C 209A 209B 209C 210A 210B 210C 415B 414B R 418 M 313 E 205 F 206 G 207 A 101 B 102 C 103 D 104 H 208 I 209 J 210 L 312 K 311 Q 417 P 416 IV JURU GAMBAR I PEMBANTU PENJAHIT O 415 N 414 III PENJAHIT MODISTE II PENJAHIT INDUSTRI

7 KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL TATA ANA Mata Diklat : A. Memelihara Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana No Kode Modul Judul Modul 1 101A 2-101B Piranti menjahit Pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana Mata Diklat : B. Menjahit Bagian Busana Sesuai Dengan Prosedur Menjahit No Kode Modul Judul Modul Teknik Jahit Bagian-bagian Busana Mata Diklat : C. Memberi Tanda Untuk Jahit dan Setrika No Kode Modul Judul Modul Tanda-tanda Jahit dan Penyeterikaan Mata Diklat : D. Melaksanakan Pengepakan Pakaian Dalam Kemasan dan Siap Kirim No Kode Modul Judul Modul Teknik Pengemasan dan Pelabelan Mata Diklat : E. Melakukan Proses Dan Pelaksanaan Penyeterikaan Dan Pressing No Kode Modul Judul Modul Teknik Setrika dan Pressing Mata Diklat : F. Melaksanakan Pekerjaan Pengikatan Dan Penomoran Potongan Busana No Kode Modul Judul Modul Teknik Pengikatan dan Penomoran Potongan Busana Bidang Keahlian Tata Busana iv

8 Mata Diklat : G. Melaksanakan Pekerjaan Marker No Kode Modul Judul Modul 8 207A Teknik marker 9 207B Teknik merancang bahan C Petunjuk praktis pekerjaan marker Mata Diklat : H. Membuat Sampel Sesuai Desain No Kode Modul Judul Modul A Teknik pembuatan sampel (busana wanita) B Teknik pembuatan sampel (busana pria) C Teknik pembuatan sampel (busana anak) Mata Diklat : I. Melaksanakan Pekerjaan Bagian Produksi No Kode Modul Judul Modul A Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana anak) B Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana wanita) C Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana pria) Mata Diklat : J. Melakukan Pekerjaan Bordir No Kode Modul Judul Modul A Teknik bordir B Teknik bordir lanjut pada busana C Variasi bordir Mata Diklat : K. Melakukan Pekerjaan Sablon/Printing No Kode Modul Judul Modul A Dasar-dasar printing B Pengembangan printing design Mata Diklat : L. Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi Dan Model No Kode Modul Judul Modul A Konstruksi pola busana pria B Konstruksi pola busana wanita C Konstruksi pola busana anak Bidang Keahlian Tata Busana v

9 Mata Diklat : M. Membuat Pakaian Dengan Teknik Madya No Kode Modul Judul Modul A Prinsip dasar pembuatan busana Madya B Garniture C Teknik penyelesaian busana madya Mata Diklat : N. Berkomunikasi Dan Melaksanakan Pelayanan Prima No Kode Modul Judul Modul A Teknik komunikasi B Prinsip pelayanan prima Mata Diklat : O. Membuat Pakaian Dengan Teknik Tailoring No Kode Modul Judul Modul A Prinsip dasar pembuatan busana tailoring B Teknik penyelesaian busana tailoring Mata Diklat : P. Membuat Desain Busana Dan Desain Hiasan No Kode Modul Judul Modul A Menggambar proporsi tubuh manusia B Dasar-dasar desain hiasan busana C Dasar-dasar desain hiasan lenan rumah tangga Mata Diklat : Q. Membuat Hiasan Dan Penerapannya Pada Busana Dan Lenan Rumah Tangga No Kode Modul Judul Modul A Pola hiasan lenan rumah tangga B Pola hiasan busana C Teknik menghias lenan rumah tangga D Teknik menghias busana Mata Diklat : R. Melakukan Draping Pakaian No Kode Modul Judul Modul Prinsip dan teknik draping busana Bidang Keahlian Tata Busana vi

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR PETA KEDUDUKAN MODUL KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL DAFTAR ISI PERISTILAHAN/GLOSSARY.. BAB I PENDAHULUAN.. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul. D. Tujuan Akhir.. E. Kompetensi..... F. Cek Kemampuan. BAB II KEGIATAN BELAJAR PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat B. Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar 1: Pengetahuan Tentang Mesin Bordir.. a. Tujuan Pemelajaran 1. b. Uraian Materi 1: Jenis-jenis mesin bordir 1) Mesin Bordir Setik Lurus 2) Mesin Khusus Bordir 3) Bordir Komputer c. Rangkuman 1 d. Tugas 1.. e. Tes Formatif 1 f. Kunci Jawaban 1 i iii iv viii Bidang Keahlian Tata Busana vii

11 2. Kegiatan Belajar 2: Persiapan Membordir Pada Busana.. a. Tujuan Pemelajaran 2.. b. Uraian Materi 2:.... 1) Cara memasang Kain Keras... 2) Menyambung Kain... c. Rangkuman 2. d. Tugas 2.. e. Tes Formatif 2 f. Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 3: Penerapan Bordir Pada Berbagai Material Busana. a. Tujuan Pemelajaran 3.. b. Uraian Materi 3 c. Rangkuman 3.. d. Tugas 3 e. Tes Formatif 3. f. Kunci Jawaban 3.. BAB III EVALUASI. A. Soal Teori.. B. Soal Praktek... C. Format Penilaian DAFTAR RUJUKAN Bidang Keahlian Tata Busana viii

12 PERISTILAHAN/GLOSSARY Bordir : adalah salah satu jenis sulaman yang menggunakan mesin untuk pengerjaannya Pemidangan : adalah alat bantu untuk membentangkan dan mengencangkan kain saat dibordir Plat bordir : alat bantu yang dipergunakan untuk menutup gigi mesin jahit apabila mesin jahit tidak memiliki alat pengatur gigi mesin. Mesin bordir pancal : adalah mesin jahit yang yang digerakkan dengan menggunakan tenaga manusia yang digunakan untuk membordir. Mesin khusus bordir : adalah salah satu jenis mesin jahit yang hanya diperuntukkan dalam pembuatan bordir dan digerakkan dengan tenaga listrik (dinamo). Bordir komputer : adalah mesin yang khusus diprogram melalui komputer untuk membuat hiasan bordir. Busana : adalah segala sesuatu yang melekat di badan mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Material busana : adalah bahan-bahan atau kain yang dapat digunakan dalam pembuatan busana Bidang Keahlian Tata Busana 1

13 BAB 1 PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul dengan judul Teknik Bordir Lanjut pada Busana ini merupakan salah satu modul penunjang dalam mempelajari modul sebelumnya (Teknik Bordir) atau merupakan bagian dari modul tersebut. Tujuan diajarkannya modul ini adalah agar peserta diklat memiliki wawasan dan keterampilan yang memadai untuk melakukan pekerjaan bordir dengan motif dan teknik yang lebih variatif beserta penerapannya dalam berbagai material busana. Agar tujuan pemelajaran ini dapat tercapai, maka ada beberapa materi yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta diklat melalui modul ini, yaitu: (1) berbagai mesin yang dapat digunakan untuk membordir; (2) cara memasang kain keras; (3) cara menyambung kain; dan (4) penerapan bordir pada berbagai material busana. B. Prasyarat Untuk mempelajari modul ini, prasyarat yang harus dimiliki peserta diklat adalah penguasaan terhadap modul-modul sebelumnya, yaitu modul 210A Teknik Bordir, 210C Variasi Bordir, dan 101A Pemeliharaan Piranti Menjahit dan K3 bidang busana, serta 101B Piranti Menjahit. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat a. Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini adalah sebagai berikut. 1) Pelajari materi ini dengan membaca secara seksama hingga benar-benar memahami dan mengerti materi yang telah dibaca. Selanjutnya, tandai/catat bagian kata atau kalimat yang belum dimengerti atau dipahami. Bidang Keahlian Tata Busana 2

14 2) Jika ada yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari isi modul, silakan menghubungi guru pembimbingnya. 3). Lakukan kegiatan praktek secara sistematis menurut langkah-langkah belajar yang ditulis dalam modul ini. Agar benar-benar terampil dalam melakukan pekerjaan membordir, maka Anda perlu melakukan latihan secara berulang-ulang dengan mencoba membordir dengan berbagai variasi teknik bordir, berbagai variasi motif, serta berbagai material busana sampai terampil. b. Perlengkapan yang perlu dipersiapkan: 1) Bahan-bahan: Berbagai material busana (tule, georgette, sutera, linen, bahan kaca, jeans, parasit, dan kaos) aneka warna benang bordir kain untuk menyambung kain pelapis atau kain keras tanpa lem 2) Alat-alat praktek: alat tulis karbon jahit mesin jahit untuk membordir (mesin jahit setik lurus, mesin khusus bordir) pemidangan gunting bordir pendedel seterika 2. Peran Guru/Instruktur a. Menginformasikan langkah-langkah belajar yang harus dilakukan oleh peserta diklat untuk terampil dalam membuat bordiran. b. Memberikan penjelasan kepada peserta diklat bagian-bagian modul yang belum dapat dipahami. Bidang Keahlian Tata Busana 3

15 c. Mendemonstrasikan langkah-langkah yang dipersyaratkan dalam kegiatan belajar. d. Membimbing peserta diklat untuk melaksanakan praktikum membordir. e. Melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap proses dan produk belajar yang dicapai peserta diklat, meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat mampu: 1. menjelaskan berbagai mesin yang dapat dipergunakan untuk membordir. 2. menyambung dan memasang kain keras sebagai persiapan dalam membordir. 3. membordir berbagai material busana Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 75 jam dengan rincian: a. Teori : 9 jam b. Praktek : 66 jam E. Kompetensi Kompetensi Sub Kompetensi Kreteria unjuk kerja : -210B Teknik Bordir Lanjut Pada Busana : 1. Mengoperasikan mesin bordir 2. Membordir sesuai dengan motif, tusuk, dan material busana yang telah ditentukan : 1. Dapat menjelaskan fungsi alat-alat bordir sesuai dengan jenisnya 2. Dapat mengoperasikan mesin bordir sesuai prinsip kerjanya 3. Dapat mengerjakan bordiran sesuai dengan motif, tusuk, dan material busana yang telah ditentukan. Bidang Keahlian Tata Busana 4

16 Ruang lingkup materi : 1. Pengetahuan mesin bordir 2. Prinsip kerja mesin bordir 3. Penerapan bordir pada berbagai material busana F. Cek Kemampuan No Aspek Yang Dinilai Belum Sudah 1 Pengetahuan: - berbagai mesin bordir - prinsip membordir yang benar 2 Sikap: - kecermatan dalam memilih motif dan tusuk - kedipsiplinan dalam melakukan pekerjaan membordir - kerapihan dalam mengerjakan latihan membordir - kebersihan dalam melakukan pekerjaan membordir 3 Psikomotor: - keterampilan menyiapkan bahan dan alat - kehalusan hasil bordir - ketepatan pemilihan tusuk - ketepatan dalam menyerasikan motif dan warna - terampil membordir pada berbagai material busana Catatan Pembimbing: Bidang Keahlian Tata Busana 5

17 Kesimpulan: Bidang Keahlian Tata Busana 6

18 BAB II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat Rencana kegiatan belajar pengetahuan tentang mesin bordir adalah sebagai berikut: Kompetensi Sub Kompetensi Kriteria unjuk kerja Ruang lingkup kompetensi : -210B Teknik Bordir Lanjut Pada Busana : 1. Mengoperasikan mesin bordir 2. Membordir sesuai dengan motif, tusuk, dan material busana yang telah ditentukan. : 1. mampu menjelaskan fungsi alat-alat bordir sesuai dengan jenisnya 2. mampu mengoperasikan mesin bordir sesuai prinsip kerjanya 3. mampu mengerjakan bordiran sesuai dengan motif, tusuk, dan material busana yang telah ditentukan. :1. Pengetahuan mesin bordir 2. Prinsip kerja mesin bordir 3. Penerapan bordir pada berbagai material busana Bidang Keahlian Tata Busana 7

19 Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Latihan menggunakan macam-macam mesin Bordir Latihan persiapan membordir Latihan membordir pada berbagai material busana Tempat Belajar Lab Bordir Lab Bordir Lab Bordir/Indu stri bordir Alasan Perubahan Tanda tangan Guru Bidang Keahlian Tata Busana 8

20 B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1: Pengetahuan Tentang Mesin Bordir a. Tujuan Pemelajaran 1 Tujuan yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan pemelajaran ini adalah peserta diklat mampu: 1) menjelaskan tiga macam jenis mesin bordir, yaitu mesin setik lurus, mesin khusus bordir, dan bordir computer. 2) mengidentifikasikan mesin bordir yang digunakan di lihat dari hasil bordirannya. 3) mempraktekkan cara membordir dengan menggunakan mesin bordir setik lurus dan mesin khusus bordir. b. Uraian Materi 1: Jenis-jenis Mesin Bordir 1) Mesin Bordir Setik Lurus Mesin bordir setik lurus adalah mesin jahit biasa atau sering disebut mesin pancal. Disebut pancal karena untuk menggerakkan mesin tersebut menggunakan tenaga manusia. Untuk itu, dalam mengoperasikannya diperlukan gerakan tangan dan kaki yang seirama. Mesin jahit ini merupakan mesin jahit yang pertama kali dipergunakan untuk membordir. Hasil bordiran dari mesin jahit setik lurus ini bergantung pada keterampilan yang dimiliki pemakainya. Bila yang mengerjakan bordiran tersebut sudah profesional, maka hasilnya akan bagus sesuai dengan yang diharapkan. Bila kurang profesional maka akan terjadi kebalikannya. Keuntungan menggunakan mesin bordir setik lurus adalah dapat digunakan untuk bermacam-macam tusuk atau lebih bervariasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan mesin bordir setik lurus adalah sepatu mesin dilepas dan gigi mesin harus diturunkan. Gigi mesin biasanya terletak di sebelah kanan mesin bagian bawah. Bila mesin tidak mempunyai pengatur gigi mesin, maka perlu dibantu dengan plat bordir. Bidang Keahlian Tata Busana 9

21 Alat-alat yang diperlukan pada saat menggunakan mesin bordir setik lurus adalah pemidangan, gunting kain, gunting bordir, dan jarum mesin (ukuran 9 atau 11 atau disesuaikan dengan jenis dan ketebalan kain yang akan dibordir). Bahan yang diperlukan di antaranya adalah kain utama (bahan atau kain yang akan dibordir), kertas tela/roti untuk kain dari jenis trico/tula, dan kain keras/kain kapas untuk kain yang tipis, kain-kain perca untuk aplikasi dengan hiasan bordir, benang bordir (katun warna-warni, emas, dan perak). Di bawah ini (gambar 2.1 dan gambar 2.2.) akan dikemukakan contoh gambar mesin bordir setik lurus (mesin pancal), berikut komponennya: Gambar 2.1 Mesin Bordir Setik Lurus (Mesin pancal) Gambar 2.2 Komponen Mesin bordir Setik Lurus Bidang Keahlian Tata Busana 10

22 a) Langkah-Langkah Dalam Membuat Bordir Dengan Mesin Setik Lurus. Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai persiapan dalam menggunakan mesin pancal untuk membuat hiasan bordir adalah sebagai berikut: (1) Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membordir. Bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut harus disesuaikan dengan model serta motif yang diinginkan. Umumnya, bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut adalah kain utama, kertas tela, kertas roti, kainkain untuk menyambung bila dengan pemidangan tidak cukup atau kurang, kain-kain perca untuk aplikasi bordir, benang bordir warnawarni, benang katun, kain keras atau viselin (lapisan), karbon jahit (menjiplak garis motif pada kain), benang koord dll. Seperti diketahui, bahwa terdapat banyak sekali jenis tusuk bordir, termasuk variasinya. Maka dari itu, ada kemungkinan untuk masing-masing tusuk membutuhkan bahan yang sedikit berbeda. (2) Mempersiapkan motif dan hasil jadi yang dibuat Setelah menentukan apa yang akan dibuat, kemudian menyiapkan bahan, lalu membordir. Membordir bisa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, kain yang telah dipotong langsung dibordir. Cara kedua, baju yang sudah jadi baru dibordir. Untuk menentukan cara yang mana yang akan dipilih, perlu dilihat tingkat kesulitan pada saat membordirnya serta letak motif. Pada kenyataannya, untuk mempermudah membordir lebih baik dilakukan pada pada saat kain masih dalam bentuk potongan karena tidak banyak penghalangnya, atau bukan dalam bentuk yang sudah jadi. Langkah berikutnya adalah menentukan motif yang diinginkan. Untuk pemilihan motif ini harus disesuaikan dengan bidang, letak pola hiasan, dan tusuk bordir yang akan digunakan. Seperti diketahui bahwa motif merupakan pola hiasan yang dapat mengambil sumber Bidang Keahlian Tata Busana 11

23 ide dari apa saja yang ada di bumi ini, misalnya dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, suasana alam dan lain sebagainya. Motif bordir biasanya berasal dari sumber-sumber di atas, tetapi yang lebih dominan untuk motif bordir adalah tumbuh-tumbuhan, khususnya motif bunga. Untuk sumber-sumber ide lainnya, biasanya banyak digunakan untuk aplikasi bordir (misalnya, motif binatang, pohon, bentuk tubuh manusia dll). Selain dari sumber-sumber ide di atas, pada saat ini banyak sekali buku-buku yang memberikan berbagai motif pola hiasan yang dapat dipergunakan untuk berbagai kegunaan. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah pandaipandai memilih motif atau tidak asal memilih motif. Bila tidak tepat dalam pemilihannya, maka hasil jadinya akan banyak mengecewakan Setelah menentukan motif yang akan dibuat, maka buatlah motif tersebut pada kertas, biasanya kertas yang digunakan adalah kertas roti. Kertas roti adalah kertas tembus pandang, sehingga bila motif tersebut dikutip dari motif yang sudah ada, dapat langsung dijiplak atau dipindahkan pada kertas roti. Selanjutnya, tentukan pula tusuk bordir yang akan digunakan (lihat modul sebelumnya). Dalam pemilihan tusuk-tusuk bordir tersebut harus memperhatikan bentuk motif, serta jenis kain yang akan dibordiri. Selain itu, yang perlu diperhatikan pula adalah keserasian mengkombinasikan warna bahan dengan warna benang. Setelah semua hal di atas dilakukan, maka perlu segera dibelikan segala keperluan yang dibutuhkan untuk membordir. Keperluan itu meliputi mulai dari benang bordir, benang katun, kain keras yang tipis tanpa lem untuk diletakkan di bagian bawah kain yang akan dibordir, karbon jahit untuk memindahkan motif dari kertas roti ke kain yang akan dibordir, serta keperluan lain yang disesuaikan dengan tusuk-tusuk yang akan digunakan. Bila semua bahan telah disiapkan, selanjutnya ambillah potongan kain yang akan dibordir. Siapkan kertas roti yang sudah Bidang Keahlian Tata Busana 12

24 ada motifnya serta karbon jahit untuk memindahkan garis motifnya pada kain. Setelah itu, jiplakkan motif dari kertas roti tersebut ke kain dengan bantuan karbon jahit dan alat penekan (misalnya pinsil tumpul). Bila menjiplak telah selesai, maka pada potongan kain tersebut akan tampak motif hasil jiplakan tersebut. Untuk karbon jahitnya, pilih yang berbeda warna, dan usahakan tidak terlalu keras menekannya, cukup sampai nampak di mata. (3) Mempersiapkan Mesin Bordir dengan Mesin Setik Lurus Mempersiapkan mesin setik lurus menjadi mesin yang akan digunakan untuk membordir, diperlukan persiapan sebagai berikut: (a) Membersihkan dan meminyaki mesin setik lurus Kelancaran mesin bordir setik lurus bergantung pada pemeliharaan dan kebersihan. Bila tidak dipergunakan, sebaiknya mesin ditutup untuk mencegah debu menempel pada mesin. Pembersihan bergantung pada sering-tidaknya mesin itu digunakan. Setiap selesai digunakan, bersihkanlah sisa-sisa benang dan debu, baik pada bagian luar maupun bagian dalam mesin dan selanjutnya mesin ditutup. Beberapa bulan sekali mesin perlu dibersihkan secara menyeluruh. Mesin yang dipergunakan setiap hari memerlukan pemeliharaan yang lebih banyak. Untuk pemeliharan mesin agar tidak mengganggu atau menghambat pada saat menggunakannya, maka mesin perlu diminyaki (untuk lebih jelasnya lihat modul tentang pemeliharaan piranti menjahit). (b) Mengisi benang pada kumparan Perhatikan pada saat menggisi kumparan atau sepul tidak boleh terlalu penuh dan harus merata atau tidak bergelombang. Cara mengisi benang pada kumparan adalah masukkan kumparan ke dalam penggulung benang (lihat komponen mesin jahit), dan perhatikan cara memasukkannya. Caranya adalah masukkan kumparan dalam posisi bagian yang berlubang di Bidang Keahlian Tata Busana 13

25 tengah, lalu dimasukkan pada penggulung benang, dan mengenai bagian kawat yang menonjol. Setelah kumparan masuk dengan benar, lalu dengan bantuan tangan di tekan ke dalam (lihat dalam modul piranti menjahit). Setelah siap untuk mengisi, letakkan benang katun untuk bordir pada tiang kelos benang. Lewatkan benang pada pengait benang atas dan pengait benang bawah. Siapkan kumparannya dengan cara menggulung sedikit benang. Selanjutnya, masukkan kumparan pada penggulung benang seperti yang dilakukan di atas. Agar tempat jarum mesin tidak bergerak pada saat mengisi kumparan, maka roda putar dikunci dengan cara diputar ke kanan. Setelah itu, jalankan mesin dan mulailah menggulung benang sampai terisi penuh dan merata, kemudian benang baru dipotong. Selanjutnya putar kembali roda putar ke arah kiri agar mesin bisa dijalankan sebagaimana mestinya (Cara memasangnya lihat modul piranti menjahit). (c) Melepas sepatu mesin Seperti telah disebutkan di atas, bahwa bila mesin pancal akan digunakan untuk membuat hiasan bordir, maka sepatu mesin harus dilepas. Untuk membuka sepatu mesin yaitu dengan cara melepaskan sekrupnya. (d) Memasang jarum mesin Untuk memasang jarum mesin, tiang pengangkat jarum dinaikkan setinggi-tingginya, sekrup jepitan jarum dilonggarkan. Setelah itu, jarum dipasang dan sekrup dikencangkan kembali. Perhatikan cara memasukkan jarumnya, bagian yang mendatar menempel pada mesin (lihat modul piranti menjahit). Untuk membuat bordir, maka gunakan jarum yang ukurannya kecil, yaitu ukuran 9 dan 11. Dengan menggunakan jarum ukuran kecil tersebut, maka dapat dihasilkan hasil bordiran yang halus atau tidak kasar. Bidang Keahlian Tata Busana 14

26 (e) Memasukkan kumparan ke dalam rumah kumparan Kumparan yang telah berisi benang katun dimasukkan ke dalam rumah kumparan (sekoci). Sisakan ujung benang dari kumparan lebih kurang 10 cm. Tujuannya agar pada saat mengambil atau menarik bawah, maka sisa ujung benang tersebut terangkat keluar. Untuk memasukkan kumparan ke dalam rumah kumparan, masukkan kumparan ke dalam rumah kumparan, lalu lewatkan sisa ujung benang melalui alur yang benar atau melalui celah-celah yang ada pada rumah kumparan (lihat caranya dari modul piranti menjahit). (f) Menurunkan gigi mesin Untuk menurunkan gigi mesin, putarlah sekrup pengatur gigi mesin ke kiri. Bila mesin tidak memiliki pengatur gigi mesin, maka dapat digunakan plat bordir. Plat bordir dipasangkan di atas plat gigi mesin. (g) Mengatur jarak setikan Pada gambar komponen mesin pancal tampak bahwa pengatur jarak setikan terletak di sebelah kanan mesin dan bernomor. Semakin kecil nomornya, maka semakin panjang jarak setikannya, dan semakin besar nomor, maka semakin kecil jarak setikannya. Bila pengatur jarak setikan dinaikkan ke atas sekali atau melebihi nomor terbesar, maka hasil setikan akan mundur. Untuk membuat hiasan bordir, maka jarak setikan terletak pada batas garis tengah. Ini menunjukkan bahwa setikan untuk bordiran adalah setikan normal untuk menjahit biasa. (h) Memasang benang atas Pemasangan benang atas untuk membuat hiasan bordir adalah sama, yaitu seperti memasang benang atas bila menjahit biasa. Pemasangan ini dumulai dengan meletakkan benang pada tiang kelos benang, lalu melewati pengait benang atas, piringan pemegang benang atas, pengungkit benang. Setelah melalui Bidang Keahlian Tata Busana 15

27 beberapa pengait benang, baru benang dimasukkan ke lubang jarum. Untuk lebih jelasnya lihat pada modul piranti menjahit. (i) Mengeluarkan benang bawah Sama halnya bila menjahit biasa, maka untuk membuat hiasan bordir pun benang bawah sebaiknya dikeluarkan dahulu, sehingga di atas mesin terdapat dua buah benang (benang atas dan benang bawah). Tujuan mengeluarkan benang bawah adalah agar pada saat awal membuat hiasan bordir, benangnya tidak menggulung yang dapat merusak hasil bordirannya. Untuk mengeluarkan benang bawah, naikkan tiang pengangkat jarum, kemudian tusukkan jarum ke bawah sambil memegang ujung benang atas. Angkat kembali jarum tersebut untuk mengambil benang bawah dan ambillah. Selanjutnya, kedua benang tersebut diletakkan di bagian belakang tiang pengangkat jarum. (j) Mengatur tegangan benang Pengatur tegangan benang pada mesin biasanya ada dua, yaitu tegangan benang atas dan tegangan benang bawah. Tegangan benang atas terletak di sebelah kiri mesin dan biasanya bernomor. Tegangan benangan bawah adalah sekrup pada kumparan. Untuk membuat hiasan bordir, tegangan diatur sampai memperoleh tegangan benang yang diinginkan. Untuk mengecek apakah tegangan benangnya sudah tepat dilakukan dengan cara menarik kedua benang atas dan bawah secara bersamaan ke arah belakang. Bila pada saat ditarik benang bawah putus, maka tegangan benang dikendorkan dengan cara memutar sekrup kumparan ke kiri (mengendorkan). Demikian pula bila benang bagian atas putus maka tegangan benang atas harus dikendorkan yang berarti tegangan benang atas diputar ke nomor yang lebih kecil. Bidang Keahlian Tata Busana 16

28 (k) Persiapan untuk membordir Setelah mengatur tegangan benang atas, langkah selanjutnya mesin bordir setik lurus sudah siap untuk membuat hiasan bordir. Bila bahan serta motif telah disiapkan, jangan lupa pada saat akan memulainya, pengatur sepatu mesin tetap diturunkan. Hal ini biasa dilakukan seperti halnya memulai menjahit biasa. Selanjutnya pasanglah bahan yang telah bermotif tersebut dengan menggunakan pemidangan, dengan posisi bagian yang ada motifnya terletak di tengah-tengah pemidangan. Oleh karena itu, sesuaikan ukuran pemidangan dengan luas bidang motif. Bila tidak memungkinkan, proses pemidangan dapat dilakukan berulang-ulang sampai semua motif sudah dibordir. Pengaruh pemasangan pemidangan yang tidak tepat serta pemilihan pemidangan yang salah, akan berpengaruh terhadap hasil akhir bordir, misalnya kain menjadi berkerut bahkan bisa rusak bila terlalu kencang pemidangannya. Dengan demikian, pada saat pemasangan pemidangan harus pas kencangnya dan permukaan kainnya rata. (4) Membordir dengan Mesin Setik Lurus Apabila membordir dengan menggunakan mesin pancal, maka tangan kiri berfungsi sebagai penggerak/pengajak, sedangkan tangan kanan berfungsi sebagai penahan atau penekan pemidangan. Pada saat membuat setikan/loncatan, gerak tangan dan kaki harus seirama, sehingga pada saat membordir Gambar2.3 Hasil bordiran mesin setik lurus Bidang Keahlian Tata Busana 17

29 tidak kaku atau tegang dalam menggerakkannya. Contoh hasil jadi bordiran dengan menggunakan mesin setik lurus dapat dilihat pada gambar ) Mesin Khusus Bordir Mesin khusus bordir merupakan mesin yang dirancang hanya untuk digunakan membordir. Biasanya tidak dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Bentuk fisik serta komponen mesin khusus bordir jauh berbeda dengan mesin setik lurus. Mesin khusus bordir digerakkan dengan menggunakan pijakan dinamo dan stang penggerak untuk menentukan jarak setikan/loncatannya. Stang penggerak terletak di bagian bawah mesin sebelah kanan. Penggunaannya dilakukan dengan cara menggeser stang dengan kaki. Lebar kecilnya geseran akan menentukan jarak setikannya. Mesin khusus bordir merupakan jenis mesin high speed (kecepatan tinggi), sehingga dalam waktu yang sama dapat membordir lebih cepat dibandingkan dengan mesin bordir setik lurus. Oleh karena itu, mesin bordir banyak dipakai oleh usaha atau industri bordir. Alat-alat penunjang dan bahan yang dibutuhkan untuk membordir dengan menggunakan mesin khusus bordir sama dengan alat penunjang dan bahan yang digunakan jika membordir dengan mesin pancal. Berikut ini merupakan contoh mesin khusus bordir : Bidang Keahlian Tata Busana 18

30 a b c Gambar 2.4 Mesin khusus bordir (a) tampak samping atas, (b) tampak keseluruhan, (c) tampak samping bawah Secara umum langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam menggunakan mesin khusus bordir ini adalah sebagai berikut: a) Mempersiapkan bahan yang diperlukan Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membordir. Carilah atau buatlah motif yang sesuai dengan bentuk bidang. Tentukan warna benang apa yang akan dibuat (serasikan dengan warna bahan). Pilih tusuk apa saja yang akan digunakan. Hal ini berkaitan dengan bahan apa saja yang harus dipersiapkan. Setelah ditentukan semua, maka siapkanlah semua bahan tersebut agar tidak menghambat proses membordirnya. b) Mempersiapkan motif Setelah menentukan model motif yang akan dibuat, potonglah kain tersebut sesuai dengan pola busana yang akan dibuat. Setelah menentukan motif yang diinginkan, baik dari ide sendiri maupun menjiplak dari motif yang telah ada, maka salinlah pada kertas roti dan sesuaikan dengan luas bidangnya. Selanjutnya, pindahkan motif pada kertas roti tersebut pada potongan pola yang telah dibuat. Jiplak motif tersebut dengan menggunakan karbon jahit serta pensil tumpul untuk menekannya pada kain. Perhatikan cara penggunaan atau pemakaian Bidang Keahlian Tata Busana 19

31 karbon, jangan sampai terlalu tebal, cukup sampai nampak di mata saja. Setelah motif menempel atau nampak, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan mesin khusus bordirnya. c) Membersihkan dan meminyaki mesin khusus bordir Sama halnya dengan mesin setik lurus, maka mesin khusus bordiri pun memerlukan pemeliharaan yang cukup baik. Cara membersihkannua adalah dengan memberi minyak pada mesin, sehingga akan memperlancar atau tidak menghambat penggunaannya. Setiap selesai digunakan bersihkanlah sisa-sisa benang dan debu, baik dari bagian dalam maupun luar. Mesin yang dipergunakan setiap hari memerlukan pemeliharaan yang lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh bergeraknya mesin secara terus menerus sehingga perlu diminyaki agar mesin tidak cepat rusak serta dibersihkan setiap hari pula. d) Mengisi benang pada kumparan Kumparan yang digunakan untuk mesin khusus bordir berbeda dengan kumparan untuk mesin pancal. Rangkain cara mengisi kumparannya pun jelas berbeda. Setelah kumparan terisi benang, maka kumparan dimasukkan ke dalam rumah kumparan. Selanjutnya, dimasukkan dalam mesin. Cara untuk mengisi kumparan adalah dengan meletakkan benang bordir pada tiang benang, kemudian lewatkan pada piringan pemegang benang yang terletak di belakang. Lilitkan ujung benangnya pada kumparan dengan posisi benang berada di bawah. Masukkan kumparan pada penggulung kumparan, tekan ke dalam, dan selanjutnya injak dinamo, seperti tampak pada gambar 2.5. (1) (2) (3) Gambar 2.5 Cara mengisi kumparan mesin khusus bordir. Bidang Keahlian Tata Busana 20

32 e) Memasang jarum Jarum yang digunakan untuk mesin khusus bordir ini adalah jarum khusus mesin bordir. Hampir sama cara memasangnnya, yaitu dengan membuka atau melongggarkan sekrup jarummya. Selanjutnya, memasukkan jarum lebih kurang 1 cm. Selanjutnya, sekrup dikencangkan kembali. Bila jarum terlalu tinggi memasukkannnya, ada kemungkinan tidak dapat Gambar 2.6 Cara memasang jarum menarik benang, dan bila terlalu pendek memasukkannya dapat mengakibatkan jarum bordir putus. Bentuk jarum mesin bordir berbeda dengan jarum mesin pancal, bagian atas jarum mesin khusus bordir tidak terdapat lempengan tetapi membulat sampai separuh jarum. Pada bagian bawahnya terdapat cekungan, dan cekungan ini pada saat dipasang harus terletak di bagian belakang. Dengan cara seperti ini, maka benang dimasukkan dari bagian depan ke belakang. f) Memasukkan kumparan ke dalam rumah kumparan Kumparan yang telah berisi benang, dimasukkan dalam rumah kumparan dengan cara melewati celah-celah benangnya, kemudian dimasukkan pada gulungan kawat kecil yang terdapat pada kumparan. Setelah tepat memasukkannya, berikutnya adalah memasukkan rumah kumparan yang telah berisi kumparan tersebut ke dalam mesin. Pegang klep kumparan dengan tangan kanan, selanjutnya masukkan rumah kumparan dengan posisi bukaan klep kumparan terletak di sebelah kanan. Dalam memasukkannya harus yang tepat atau sampai berbunyi. Bila telah berbunyi berarti cara memasukkannnya sudah tepat. Bidang Keahlian Tata Busana 21

33 (1) (2) (3) Gambar 2.7 Cara memasukkan kumparan ke dalam rumah kumparan (1) (2) Gambar 2.8 Cara memasukan kumparan ke dalam mesin g) Memasang benang atas Cara memasang benang pada mesin khusus bordir jelas berbeda dengan mesin setik lurus, karena komponennya pun berbeda. Cara memasangnya adalah mulai dari meletakkan benang bordir pada tiang benang yang telah disediakan, kemudian masukkan pada kedua tiang yang berada di atas mesin. Masukkan benang pada lubang tiang pertama lalu masukkan benang pada tiang kedua. Selanjutnya masukkan pada lubang pengait benang yang terletak di depan mesin (ada tiga lubang), lalu masukkan pada lubang pertama, dari bawah terus ke atas masukkan pada lubang ketiga. Lewatkan pada piringan benang, kaitkan pada kawat, masukkan pada lubang naik-turunnya benang. Selanjutnya, lewatkan pada pengait-pengait benang di bawahnya dan terakhir masukkan pada lubang jarum dari bagian depan. Seperti halnya mesin pancal, dalam mesin khusus bordir pun, benang bawah harus dikeluarkan dahulu sebelum memulai membordir, agar tidak merusak hasil bordiran. Bidang Keahlian Tata Busana 22

34 (1) (2) Gambar 2.9 Cara memasang benang atas (1) (2) Gambar 2.10 Gambar cara mengeluarkan benang bawah h) Persiapan untuk membordir Ambil salah satu potongan kain yang telah bermotif tersebut. Selanjutnya, pasangkan pada pemidangan dengan tepat. Letakkan pada bagian bawah tiang jarum dan jangan lupa menurunkan pengatur sepatu mesin. Selanjutnya, mulailah membordir Gambar 2 11 Mulai membodir sesuai dengan yang diinginkan. Perhatikan posisi tangan, seperti pada gambar Selesaikan bordirannya sampai semua motif sudah terisi dengan tusuk-tusuk bordirnya. Gambar 2.12 merupakan contoh hasil bordiran dengan menggunakan mesin khusus bordir. Bidang Keahlian Tata Busana 23

35 Gambar 2.12 Hasil jadi bordiran dengan menggunakan mesin khusus bordir 3) Bordir Komputer Perkembangan teknologi komputer berimbas pada perkembangan mesin bordir. Hal ini disebabkan telah tercipta komputer khusus bordir. Bordir komputer diciptakan untuk memenuhi kebutuhan industri bordir secara besar-besaran untuk menghasilkan bordiran dalam jumlah yang banyak. Mesin bordir komputer diprogram melalui komputer sehingga menghasilkan bordiran yang relatif lebih rapi dan bentuk bordirannya seragam. Bordir komputer meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( software). Perangkat keras meliputi seperangkat mesin bordir komputer yang terdiri dari beberapa mata/unit, mulai dari mata 1 sampai dengan sekian puluh unit. Perangkat lunaknyanya berupa program khusus bordir. Mengoperasikan atau menjalankan perangkat lunak tersebut memerlukan Personal Computer (PC) minimal Pentium 2. Dalam Perangkat lunak tersedia beberapa motif bordir, pengguna hanya tinggal memilih motif atau memodifikasinya melalui program yang sudah disediakan. Apabila diinginkan motif lain atau desain sendiri, buat dahulu motif di kertas atau motif yang sudah ada kemudian dibidai (scanning) untuk memasukkan gambar motif pada komputer. Setelah masuk dalam program komputer, kemudian diubah sesuai dengan yang diinginkan, termasuk memilih tusuktusuk bordir yang diinginkan serta warna-warna yang akan digunakan. Bila Bidang Keahlian Tata Busana 24

36 motif yang diinginkan telah selesai, selanjutnya motif bordir dapat digunakan untuk diproduksi. Alat-alat penunjang yang diperlukan adalah pemidangan berbagai bentuk (bulat atau lonjong) mulai dari ukuran yang terkecil sampai yang terbesar. Gunting kain dan gunting bordir, serta jarum khusus bordir komputer. Di bawah ini contoh dari mesin bordir komputer: Gambar Mesin Bordir Komputer 1 unit Langkah-langkah penggunaan mesin bordir komputer adalah sebagai berikut: (1) Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan Bahan-bahan yang diperlukan untuk membordir dengan mesin bordir komputer adalah kain utama, kain keras untuk lapisan bordirannya, benang bordir warna-warni, benang katun untuk benang bawah, dan disket kosong untuk diisi program bordir. Kain utama dipotong sesuai dengan model yang diproduksi, misalnya busana muslim pria (taqwa). Setelah kain dipotong, pisahkan bagian yang akan diberi bordir. Jangan lupa dalam proses pemisahan ini perlu dipilah berdasarkan seri tertentu, agar baju-baju tersebut tidak tertukar. Misalnya potongan kain yang akan dibordir adalah potongan kedua badan bagian depan dan kedua saku tempelnya. Dengan demikian yang perlu dipisahkan adalah kedua potongan kain tersebut. Bidang Keahlian Tata Busana 25

37 (2) Menyiapkan motif dan sampel yang akan dibuat Sebelum membuat motif, masukkan disket ke dalam disk drive, kemudian komputer dijalankan. Motif bordiran dibuat melalui program komputer dengan bantuan perangkat lunak yang dimiliki komputer tersebut. Selanjutnya memilih tusuk-tusuk bordiran yang diinginkan, memprogram pola motif tersebut sesuai dengan letak, warna benang, dan ukurannya. Bila semua telah selesai diprogram, langkah selanjutnya adalah menyalin model atau desain bordir ke disket. (3) Mempersiapkan mesin bordir komputer Sama halnya dengan mesin-mesin bordir lain, maka bordir komputer tetap harus dipelihara dan dibersihkan secara teratur, apalagi bila tiap hari dioperasikan. Bersihkan dari sisa-sisa benang dan debu, baik dari luar maupun dari dalam mesin. Selanjutnya, langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum bordir komputer dioperasikan adalah sebagai berikut. (a) Menyiapkan benang bordir Masukkan benang bordir warna-warni pada tiang-tiang benang mesin bordir komputer. Untuk masing-masing mata komputer bisa terdiri dari 10 sampai 15 benang bordir warna warni. Bila bordir komputer memiliki 20 mata, maka dibutuhkan benang bordir sebanyak 200 sampai 250 buah benang bordir. Untuk benang bagian bawah, menggunakan benang katun. Letakkan benang katun ini pada tempatnya. Bila di setiap mata ada 10 sampai 15 benang bordir, maka jarum yang yang terletak di bawah jumlahnya sama dengan jumlah benang di atasnya. Masukkan benang-benang tersebut sesuai dengan alur jarumnya (satu benang satu jarum). (b) Menyiapkan pemidangan Jenis pemidangan yang digunakan sudah merupakan rangkain atau satu set dengan mesin bordir komputer. Gunakan pemidangan sesuai dengan bentuk dan ukuran motif. Pasangkan pemidangan pada potongan bahan yang akan di bordir. Atur dengan baik dan Bidang Keahlian Tata Busana 26

38 tepat sehingga letak pemidangan berikut potongan kainnya kuat dan rata. Lakukan pada semua potongan kain yang akan dibordir. Selanjutnya letakkan masing-masing pemidangan yang sudah tertempel oleh potongan kain tersebut di bawah masing-masing mata mesin bordir komputer. (c) Siap menjalankan bordir komputer Sebelum mesin bordir dijalankan, terlebih dulu lakukan pengecekan/inspeksi, pada peletakkan, pemasangan, maupun dari pemilihan warna benang dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar kesalahan atau kekurangan dapat diperbaiki sebelum mesin dioperasikan. Masukkan disket yang sudah berisi program bordir ke dalam bordir komputer. Kemudian operator dapat mengoperasikan mesin bordir sesuai dengan program dan jumlah produksi. Jarum bordir yang akan berjalan akan sesuai dengan warna benang yang digunakan. Bila bordir hanya menggunakan satu warna benang, maka jarum yang akan jalan hanya satu, dan seterusnya. Secara otomatis mesin bordir komputer akan berhenti bila ada benang yang putus. Untuk itu operator selalu mengecek benangbenang dan jarum, dan setiap ada benang yang putus segera dipasangkan kembali. Pada saat benang akan dimasukkan ke lubang jarum, maka mesin harus dimatikan dulu, dan setelah benang terpasang pada lubang jarum, maka mesin dihidupkan lagi, begitu seterusnya sampai semua motif sudah selesai dibordir. Bila pembordiran telah selesai, selanjutnya pemidangan diambil dari mesin bordir komputer, kemudian dilepaskan pemidangannya dari potongan kain yang telah dibordir. Letakkan hasil bordiran pada tempat yang telah disediakan, kemudian dilanjutkan untuk pembordiran selanjutnya. Di bawah ini merupakan contoh hasil jadi bordiran dengan menggunakan mesin bordir komputer: Bidang Keahlian Tata Busana 27

39 Gambar Hasil bordiran dengan bordir komputer c. Rangkuman 1 Terdapat tiga macam jenis mesin bordir yang sudah dikenal, yaitu mesin bordir manual, mesin khusus bordir, dan bordir komputer. Masing-masing mesin bordir tersebut mempunyai bentuk, komponen serta cara pengoperasian yang berbeda. Untuk hasil bordirannya dari mesin bordir manual dan mesin khusus bordiri adalah tergantung dari ketrampilan tangan masing-masing. Khusus untuk bordir komputer, biasanya akan menghasilkan hasil bordiran yang sama bentuknya, sehingga nampak kelihatan lebih rapih. Pelajari kegiatan beljar ini dengan seksama agar memperlancar proses belajar mengajar. Jangan ragu untuk bertanya kepada guru pembimbing dan selalu konsultasikan apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Bidang Keahlian Tata Busana 28

40 d. Tugas 1 1) Pelajari atau dilihat kembali modul sebelumnya (Teknik Bordir) 2) Berlatihlah cara menggunakan ketiga jenis mesin bordir. 3) Bordirlah kedua motif di bawah ini dengan menggunakan variasi tusuk loncat dan sasak, dan gunakan mesin setik lurus dan mesin khusus bordir! a. Gunakan mesin setik lurus untuk membordir motif di bawah ini: b. Gunakan mesin khusus bordir untuk membordir motif di bawah ini: 4) Konsultasikan hasil bordiran anda dengan guru pembimbing. Bidang Keahlian Tata Busana 29

41 e. Tes Formatif 1 I. Pilih B (Betul) untuk pernyataan yang benar dan pilih S (salah) untuk pernyataan yang salah! 1) B S Untuk membordir dengan menggunakan mesin jahit setik lurus, sebaiknya sepatu mesin tidak perlu dilepas 2) B S Plat bordir digunakan bila mesin jahit tidak memiliki pengatur gigi mesin 3) B S Jarum mesin yang biasa digunakan untuk membordir pada mesin jahit setik lurus adalah nomor 7 4) B S Mesin khusus Bordir dapat pula digunakan untuk menjahit setik lurus 5) B S Mesin khusus bordir sering disebut pula sebagai mesin high speed 6) B S Komponen mesin khusus Bordir sama dengan mesin jahit setik lurus 7) B S Stang penggerak pada mesin khusus Bordir terletak di samping kiri mesin 8) B S Dalam membordir benang bagian bawah tidak perlu dikeluarkan 9) B S Langkah-langkah mengisi kumparan pada mesin khusus Bordir adalah: (a) letakkan benang pada tiang benang, (b) lewatkan pada piringan pemegang benang bagian belakang, (c) lilitkan benang pada kumparan, (d) masukkan kumparan pada penggulung kumparan, dan (e) selanjutnya injak dinamo. 10) B S Ciri khas hasil bordiran dengan menggunakan Bordir computer adalah kerapihan atau adanya keseragaman bentuk Bidang Keahlian Tata Busana 30

42 II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1) Bagaimana langkah persiapan untuk membordir pada mesin bordir setik lurus? 2) Bagaimana cara mengisi kumparan pada mesin khusus Bordir? 3) Bagaimana cara menyiapkan motif pada mesin Bordir computer? Kerjakan tugas formatif tersebut dengan baik, kerjakan sendiri, dan jangan melihat kunci jawaban. Selanjutnya cocokkan kunci jawabannya. Bila hasilnya penguasan dan hasilbordiran bagu, diperbolehkan untuk melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Bila kurang memuaskan, maka pelejarai lagi ulangi pekerjaan membordiri sampaimendapatkan hasil yang maksimal. f. Kunci Jawaban 1 Soal I: 1) S 2) B 3) S 4) S 5) B 6) S 7) B 8) S 9) B 10) B Bidang Keahlian Tata Busana 31

43 Soal II: 1) Langkah-langkah persiapan membordir pada mesin jahit setik lurus adalah: (1) mengatur tegangan benang atas serta pengatur sepatu mesin diturunkan; (2) selanjutnya pasanglah bahan yang telah bermotif tersebut dengan menggunakan pemidangan, dengan posisi bagian yang ada motifnya terletak ditenga-tengah pemidangan; (3) sesuaikan ukuran pemidangan dengan luas bidang motif, bila tidak memungkinkan, proses pemidangan dapat dilakukan berulang-ulang sampai semua motif sudah dibordir; (4) selanjurnya mulai dilakukan pembordiran, dimana tangan kiri berfungsi sebagai penggerak/pengajak, sedangkan tangan kanan berfungsi sebagai penahan atau penekan pemidangan; dan (5) Pada saat membuat setikan/loncatan, gerak tangan dan kaki harus seirama, sehingga pada saat membordir tidak kaku atau tegang dalam mennggerakkannya. 2) Cara mengisi kumparan pada mesin khusus bordir adalah: (1) meletakkan benang bordir pada tiang benang; (2) kemudian lewatkan pada piringan pemegang benang yang terletak di belakang; (3) lilitkan ujung benangnya pada kumparan dengan posisi benang berada di bawah; (4) masukkan kumparan pada penggulung kumparan; (5) tekan kedalam; dan (6) selanjutnya injak dinamo. 3) Untuk menyiapkan motif pada mesin Bordir computer dapat dilakukan dua cara. Cara pertama motif dibuat melalui program komputer dengan bantuan software yang dimiliki bordir komputer tersebut. Motif dapat diambil dari fasilitas yang ada dalam software tersebut. Cara kedua adalah membuat motif sendiri melalui bantuan scanner. Bila mengambil motif dari fasilitas yang ada, maka langkah selanjutnya memilih tusuk-tusuk bordiran yang diinginkan. Dalam software tersebut sudah disediakan tusuk-tusuk bordirannya, jadi dalam hal ini tinggal memilih mana yang pas atau bagus untuk jenis motif tersebut. Bila mengambil dari motif dari luar, maka masukkan motif tersebut pada scanner, dan setalah gambar motif masuk dalam kompouter, berikutnya motif tersebut dapat diubah-ubah Bidang Keahlian Tata Busana 32

44 sesuai dengan yang diinginkan. Bila motif yang diinginkan sudah pas, selanjutnya pilih tusuk bordiran yang diinginkan. Selanjutnya di program pola motif tersebut sesuai dengan letak, warna benang, dan ukurannya. Bila semua telah selesai diprogram, langkah selanjutnya adalah mengcopykannya ke disket yang telah disediakan. Bidang Keahlian Tata Busana 33

45 2. Kegiatan Belajar 2: Persiapan Membordir Pada Busana a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 2 Tujuan yang diharapkan setelah peserta diklat mengikuti kegiatan pemelajaran tentang persiapan membordir pada busana adalah peserta diklat mampu memmpraktekkan.: 1) cara memasang kain keras 2) cara menyambung kain b.uraian Materi 1) Cara Memasang Kain Keras Biasanya pada saat membordir selalu menggunakan kain keras untuk lapisan bawah bordiran. Hal ini bertujuan agar hasil bordirannya lebih rapi dan licin. Hal ini dilakukan, baik pada mesin pancal, mesin khusus bordir maupun bordir komputer yang menggunakan kain keras untuk lapisan bawah bordirannya. Kain keras yang digunakan adalah kain keras yang tipis dan tidak ada lemnya. Kadang-kadang bila tidak menggunakan kain keras digunakan kertas biasa, yang bila kena air akan mudah dilepaskan. Bila menggunakan kain keras, biasanya dibiarkan tetap menempel atau hanya digunting bagian pinggirannya saja, tetapi biasanya ada yang ingin di lepas, dengan demikian hal ini tergantung selera yang buat/pesan. Bahan yang diperlukan untuk praktik memasang kain keras ini adalah potongan kain yang sudah ada motifnya, benang bordir, kain keras, dan karbon jahit untuk menjiplak. Alat-alat yang dibutuhkan adalah mesin bordir, alat tulis, pemidangan, dan seterika. Adapaun cara memasang kain keras adalah sebagai berikut. (1) Siapkan potongan kain yang sudah bermotif (misalnya, pada bagian dada). Bidang Keahlian Tata Busana 34

46 Gambar Kain yang bermotif (2) Ukurlah lebar atau panjang motif untuk menentukan berapa banyak kain keras yang dibutuhkan. Biasanya bentuk kain keras yang dipotong menyesuaikan bentuk asli motifnya. Bila motif bordiran berbentuk bulat, maka pengambilan kain keras pun dipotong bulat. Bila motif bordiran memanjang, maka kain keras dipotong memanjang pula. Usahakan pemotongan kain keras agak banyak dilebihkan dari besarnya motif. Hal ini dimaksudkan agar pada saat menggunakan pemidangan, kain kerasnya pun ikut terkena pemidangan. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu pada saat proses pembordiran. Kain keras Gambar Pemotongan kain keras (3) Setelah kain keras dipotong, maka letakkanlah kain keras tersebut di bawah motif bordiran. Bila menggunakan mesin pancal atau mesin khusus bordir, supaya kain keras tersebut tidak bergeser kemana-mana, Bidang Keahlian Tata Busana 35

47 maka sebaiknya kain keras tersebut dilekatkan dengan cara dijelujur sekelilingnya. Gambar Meletakkan kain keras di bawah motif : (4) Setelah kain keras dijelujur sekeliling dengan kain yang akan dibordir, selanjutnya ambil pemidangan. Pilih pemidangan sesuai dengan bidang motif, bila motif memanjang ambil pemidangan yang lonjong, dan bila bentuknya bulat, pilih pemidangan yang bulat pula. Pasangkanlah pemidangan tersebut dengan pas dan rata agar hasil bordirannya bagus. Setelah itu, potongan kain tersebut siap untuk dibordir.dengan posisi kain keras di bawah motif bordiran. Pemidangan Gambar Kain keras yang sudah terpasang pemidangan dan siap untuk dibordir 2) Menyambung Kain Biasanya peletakkan bordiran pada busana tidak selalu di bagian tengah saja, tetapi dapat diletakkan pula pada bagian pinggir atau sudut Bidang Keahlian Tata Busana 36

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS-101B. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-101B. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -101B Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun: ANTI ASTA VIANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun: ANTI ASTA VIANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

Penyusun SRI EKO PUJI RAHAYU. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun SRI EKO PUJI RAHAYU. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun SRI EKO PUJI RAHAYU Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

Oleh : IDAH HADIJAH. Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Oleh : IDAH HADIJAH. Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oleh : IDAH HADIJAH Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Teknik Pembuatan Sampel Penyusun: ANTI ASTA VIANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS-208C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-208C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -208C Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS-207C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-207C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -207C Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Penyusun ESIN SINTAWATI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun ESIN SINTAWATI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun ESIN SINTAWATI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS 209C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS 209C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: 209C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai Pendapat Peserta Didik

Lebih terperinci

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun: ANTI ASTA VIANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS-208C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-208C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -208C Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

Penyusun NURUL AINI. Editor TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG

Penyusun NURUL AINI. Editor TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG Penyusun NURUL AINI Editor TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY TEKNIK BORDIR SASAK Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY Pendahuluan Membordir merupakan salah satu teknik menghias kain yang dikerjakan menggunakan mesin jahit atau mesin bordir. Namun seiring dengan

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS 209A PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS 209A PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: 209A PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MENJAHIT DENGAN MESIN I TBS.MP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MENJAHIT DENGAN MESIN I TBS.MP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MENJAHIT DENGAN MESIN I BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

HASIL OBSERVASI IDENTIFIKASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN BUSANA DI SMK N 2 GODEAN

HASIL OBSERVASI IDENTIFIKASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN BUSANA DI SMK N 2 GODEAN HASIL OBSERVASI IDENTIFIKASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA DIKLAT MEMBUAT HIASAN BUSANA DI SMK N 2 GODEAN Mata Diklat : Membuat Hiasan Busana Hari/Tanggal : Selasa/ 5 Februari 2008 Tempat : Lab

Lebih terperinci

JOB-SHEET. A. Kompetensi: diharapkan mahasiswa dapat membuat bebe anak perempuan sesuai dengan disain

JOB-SHEET. A. Kompetensi: diharapkan mahasiswa dapat membuat bebe anak perempuan sesuai dengan disain JOB-SHEET MATA KULIAH : BUSANA ANAK TOPIK : BEBE ANAK PEREMPUAN PROGRAM STUDI : PT BUSANA / TEKNIK BUSANA SEMESTER : II JUMLAH SKS : 2 SKS (Praktek) PENGAMPU : EMY BUDIASTUTI, M.Pd A. Kompetensi: diharapkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No.: BAK/TBB/SBG313 Revisi: 00 Tgl: 1 Januari 2013 Hal. 1 dari 14 I. KOMPETENSI A. Menyiapkan bahan dan peralatan samir B. Melapisi styrofoam dengan daun pisang C. Menyiapkan hiasan tepi samir D. Merangkai

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. 1. Sepatu Mesin Jarum Mesin Sekoci Spul Kapur Jahit Pita Ukur...

DAFTAR GAMBAR. 1. Sepatu Mesin Jarum Mesin Sekoci Spul Kapur Jahit Pita Ukur... DAFTAR GAMBAR 1. Sepatu Mesin... 10 2. Jarum Mesin... 11 3. Sekoci... 11 4. Spul... 11 5. Kapur Jahit... 12 6. Pita Ukur... 12 7. Gunting Kain... 13 8. Pendedel... 13 9. Benang Jahit... 14 10. Jarum Tangan...

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA BAG- TKB.001.A-76 45 JAM 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI 15 BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI A. Gambaran Umum Memotong Bahan (Cutting) Kompetensi memotong bahan merupakan mata pelajaran standar kompetensi

Lebih terperinci

B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka bentuk garis leher dan kerah b. Identifikasi dan Penggambaran macam-macam bentuk lengan dan rok

B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka bentuk garis leher dan kerah b. Identifikasi dan Penggambaran macam-macam bentuk lengan dan rok : 1 x pertemuan : (2x 45 menit) Standar Kompetensi : 1. Mengenal bagian-bagian Busana A. Kompetensi Dasar 1.1. Mengidentifikasi bagian-bagian busana B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

MATERI KULIAH CNC Memasang Pahat. Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

MATERI KULIAH CNC Memasang Pahat. Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta MATERI KULIAH CNC Memasang Pahat Pada Mesin Bubut CNC Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan Belajar Instruksi Memasang Pahat pada Mesin Bubut CNC a. Tujuan Kegiatan

Lebih terperinci

Semua upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan Kurikulum Keterampilan pada Madrasah Aliyah, dilandasi oleh rasa tanggung

Semua upaya yang telah dilakukan guna mewujudkan Kurikulum Keterampilan pada Madrasah Aliyah, dilandasi oleh rasa tanggung Kurikulum Madrasah Aliyah Program Keterampilan ini, diharapkan memberi peluang tumbuhnya potensi untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Macam-macam Sambungan Pipa merupakan salah satu modul untuk membentuk kompetensi agar mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

PROGRAM PERKULIAHAN. : Dra Cucu Ruhidawati, M.Si

PROGRAM PERKULIAHAN. : Dra Cucu Ruhidawati, M.Si PROGRAM PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode MK/SKS Program Studi/Tk Dosen : Busana Tailoring : BU 473/ 2 Sks : Pendidikan Tata Busana/III : Dra. Hj. Mally Maeliah, M.Pd Dra Cucu Ruhidawati, M.Si Deskripsi: Mata

Lebih terperinci

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan

Pada pembuatan produk kriya kulit kertas karton digunakan pada pembuatan PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Langkah pertama dalam pembuatan produk kriya kulit adalah a. Membuat pola b. Memotong c. Menyeset d. Menjahit e. Mendesain 7. 8. 9. 2. 3. 4. 5. 6. Lipatan tengah

Lebih terperinci

BAB III EKSPLORASI DAN ANALISIS DATA III.1 Eksplorasi Eksplorasi yang dilakukan terhadap limbah benang dengan berbagai pendekatan dari teknik/ pola pada limbah benang, maka dapat dikenali beberapa karakter

Lebih terperinci

Cara Menjahit Gamis Resleting Depan

Cara Menjahit Gamis Resleting Depan Cara Menjahit Gamis Resleting Depan Dilarang Keras Memproduksi, Memperbanyak dan mendistribusikan baik keseluruhan maupun sedikit dari isi ebook ini dalam bentuk Apapun tanpa seizin penulis. Untuk menghemat

Lebih terperinci

DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT II

DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT II HALAMAN SAMPUL DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT II Kontributor Naskah Penelaah : Dra. Dwijanti M.Pd : Dra. Eri Novida, M.Pd Dra. Hestiworo, MM HALAMAN FRANCIS Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON KODE MODUL KYU.BGN.214 (2) A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INDUSTRI KAYU MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON DIREKTORAT

Lebih terperinci

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER MATERI BUSANA KERJA PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER Disusun Oleh : Dra. Astuti, M. Pd 19601205 198703 2 001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK LEKAPAN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik lekapan,desain dan prinsip teknik lekapan, jenis bahan

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01 DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :

Lebih terperinci

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154 LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp. 022-2013163 BANDUNG 015 MODUL No : 01 / KPB / S1 / 2010 Jurusan : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : Pengetahuan Piranti Menjahit Besar Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa mengetahui Pengetahuan Piranti Menjahit Besar 1 menjelaskan Pengertian Piranti manjahit menjelaskan jenis piranti menjahit besar

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR PEMBUATAN BUSANA IND USTRI SEBAGAI KESIAPAN MELAKSANAKAN PRAKTEK KERJA IND USTRI (PRAKERIN)

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR PEMBUATAN BUSANA IND USTRI SEBAGAI KESIAPAN MELAKSANAKAN PRAKTEK KERJA IND USTRI (PRAKERIN) DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M Pengertian Tusuk Hias Sebelum membuat hiasan busana dengan teknik sulaman terlebih dahulu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii v vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Definisi Oprasional...

Lebih terperinci

WADAH HANTARAN. Abstrak

WADAH HANTARAN. Abstrak WADAH HANTARAN Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Wadah Hantaran merupakan suatu tempat untuk meletakkan hasil jadi dari seni

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY

Lebih terperinci

MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENJAHIT CELANA OLEH: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN JAKARTA

Lebih terperinci

ARTIKEL Program Penerapan IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA MODE BUSTIE PADA USAHA MODISTE DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ARTIKEL Program Penerapan IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA MODE BUSTIE PADA USAHA MODISTE DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ARTIKEL Program Penerapan IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA MODE BUSTIE PADA USAHA MODISTE DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Enny Zuhny Khayati Sri Emy Yuli Suprihatin Endang Bariqina

Lebih terperinci

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154 LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp. 022-2013163 BANDUNG 015 MODUL No : 02 / KPB / 2010 Jurusan : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Program

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET TAILORING. 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET TAILORING. 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita 2. Sub Kompetensi Menguasai dan mampu membuat : a. Pola Jast wanita ukuran kecil ( Skala 1 : 4 ), sesuai model b. Pola Jas wanita ukuran besar sesuai model

Lebih terperinci

KRIYA KULIT JILID 3 SMK. I Wayan Suardana, dkk.

KRIYA KULIT JILID 3 SMK. I Wayan Suardana, dkk. I Wayan Suardana, dkk. KRIYA KULIT JILID 3 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

INFORMASI DAN SPESIFIKASI INFORMASI DAN SPESIFIKASI Sablon FLOCK Adalah sablon Digital dengan menggunakan kain sintetis yg sudah memiliki perekat. Menggunakan tinta khusus yang tahan air. Menggunakan lem khusus non-water-based

Lebih terperinci

MEMELIHARA PERALATAN KANTOR

MEMELIHARA PERALATAN KANTOR SMK NEGERI 19 JAKARTA KELAS X / SEMESTER I MEMELIHARA PERALATAN KANTOR MENGELOLA PERKANTORAN STANDAR KOMPETENSI INTAN ELDIANA PENYUSUN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat AllahSWT, atas

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo Trifandi Lasalewo Jurusan Teknik Industri - Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Setiap

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

DASAR SENI DAN DESAIN

DASAR SENI DAN DESAIN 1 3DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 DASAR SENI DAN DESAIN BAHAN AJAR KURSUS

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan. Bordir

Standar Kompetensi Lulusan. Bordir Standar Kompetensi Lulusan Bordir Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012 A. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAGIAN X SEMOK A. Semok Inggris B. Semok Belanda

BAGIAN X SEMOK  A. Semok Inggris B. Semok Belanda 1 BAGIAN X SEMOK Semok adalah suatu teknik hiasan untuk melkatkan kerut-kerut dengan menggunakan berbagai tusuk dan benang hias sehingga menghasilkan suatu bentuk hiasan yang baik. Semok dapat dikerjakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154 LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp. 022-2013163 BANDUNG 015 MODUL No : 05 / KPB /S1 / 2010 Jurusan : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Lebih terperinci

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI Menjahit secara umum digunakan untuk menyatukan dua atau lebih bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

MEMPLESTER PROFIL HIAS

MEMPLESTER PROFIL HIAS MEMPLESTER PROFIL HIAS BAG- TKB.005.A-91 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA BAGIAN URAIAN JUMLAH HALAMAN JOB.O1 Kemeja Lengan Panjang 10 halaman JOB.02 Celana Panjang 7 halaman JOB.03 Jaket 9 halaman Jumlah Halaman 26 halaman 1. Kompetensi Mampu membuat Kemeja Lengan Panjang 2.

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PERINTISAN INKUBATOR BISNIS SMU N I PENGASIH KULON PROGO MELALUI KETERAMPILAN SULAM MENYULAM OLEH: WIDJININGSIH, M.PD EMY BUDIASTUTI, M.PD. WIDIHASTUTI, S.PD.

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR KODE MODUL M.7.32A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk MEMOTONG material sabuk termoplastik. Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK AMAN dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

KETRAMPILAN PEMBUATAN BAJU KURUNG PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI I WATES KULON PROGO YOGYAKARTA

KETRAMPILAN PEMBUATAN BAJU KURUNG PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI I WATES KULON PROGO YOGYAKARTA Judul KETRAMPILAN PEMBUATAN BAJU KURUNG PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MADRASAH ALIAH NEGERI I WATES KULON PROGO YOGYAKARTA Oleh: Sri Emy Yuli S, Prapti Karomah, Enny Zuhni Kh, Sri Widarwati Abstrak Tujuan kegiatan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket 2. Sub Kompetensi Menguasai dan mampu membuat : a. Pola Jaket ukuran kecil dan ukuran besar b. Merancang bahan dan harga untuk Jaket c. Memotong bahan Jaket d. Menjahit

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari. kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan

BAB II KAJIAN TEORI. untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari. kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kesulitan Belajar Membuat Blus a. Kesulitan Belajar Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan.

Lebih terperinci

Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELATIHAN QUILTING DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KAIN SEBAGAI PELUANG USAHA BAGI REMAJA PUTRI DAN WANITA DI KELURAHAN ARGASOKA BANJARNEGARA Bidang Kegiatan: PKM PENGABDIAN KEPADA

Lebih terperinci

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE

PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE PROPOSAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAAN PRODUK KERAJINAN BAHAN KERAS AESTHETIC FLOWER VASE Disusun oleh : Hanif Zuniar Haq 08 XI IPS 2 SMA NEGERI 1 MADIUN KOTA MADIUN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MEMELIHARA ALAT JAHIT TBS.MP BUKU INFORMASI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MEMELIHARA ALAT JAHIT TBS.MP BUKU INFORMASI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MEMELIHARA ALAT JAHIT BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Teknik Dasar Penataan Display Menata display yang baik selain harus memperhatikan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain dan keserasian warna,

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MENJAHIT DENGAN MESIN II TBS.MP BUKU INFORMASI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MENJAHIT DENGAN MESIN II TBS.MP BUKU INFORMASI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB-BIDANG MENJAHIT PAKAIAN MENJAHIT DENGAN MESIN II BUKU INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN BUSANA

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN BUSANA MENGGAMBAR DESAIN HIASAN BUSANA Oleh: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROYEK PENGEMBANGAN SITEM DAN STANDART PENGELOLAAN SMK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH

Lebih terperinci

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENJAHIT PAKAIAN

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENJAHIT PAKAIAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENJAHIT PAKAIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN 2009 BAB II STRUKTUR KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 RPP menjahit RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01 PELAJARAN : MULOK MENJAHIT KELAS /SEMESTER : VII / I MATERI : PENGERTIAN MENJAHIT SUB MATERI : DASAR DASAR MENJAHIT ALOKASI WAKTU : 2 x PERTEMUAN I. KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI KUALITAS PRODUK FASHION. Oleh : Nanie Asri Yuliati Program Studi Pendidikan Teknik Busana, FT. UNY

PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI KUALITAS PRODUK FASHION. Oleh : Nanie Asri Yuliati Program Studi Pendidikan Teknik Busana, FT. UNY PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI KUALITAS PRODUK FASHION Oleh : Nanie Asri Yuliati Program Studi Pendidikan Teknik Busana, FT. UNY ABSTRAK Tingkat persaingan dunia usaha fashion baik skala besar, menengah

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi perkembangan era globalisasi yang semakin pesat. Globalisasi membawa dampak besar khususnya bagi para

Lebih terperinci

Penyusun ESIN SINTAWATI. Editor TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG

Penyusun ESIN SINTAWATI. Editor TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG Penyusun ESIN SINTAWATI Editor TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB II. Metodologi Perancangan BAB II Metodologi Perancangan A. Orisinalitas Sebuah desain tidak mungkin tercipta tanpa ada unsur-unsur pembentuknya dan tidak akan indah atau menarik di lihat tanpa mempertimbangkan prinsipprinsip desain.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang penerapan hasil belajar membuat hiasan busana pada A. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN 45 BAB III METODE DAN PROSES PERANCANGAN A. Konsep Penciptaan Dalam menciptakan sebuah karya desain, seorang desainer bisa mendapatkan ide atau gagasan berkarya dari mana saja. Bisa dari pengalaman desainer

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS TEKNOLOGI BUSANA I

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS TEKNOLOGI BUSANA I MATAKULIAH : TEKNOLOGI BUSANA I KODE MATAKULIAH : BSN 210 ( 2 SKS Praktek ) SEMESTER : GASAL PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA DOSEN PENGAMPU : NANIE ASRI YULIATI, DRA. I. DESKRIPSI MATAKULIAH Mata

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD.Chaniago yang beralamat di jalan Bromo ujung / jalan Sepakat no 19 Medan, merupakan suatu industri yang bergerak di bidang garmen. Usaha ini didirikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KARYA ILMIAH ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Dra. Aisyah Jafar M.M Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMINAN

Lebih terperinci