FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA

dokumen-dokumen yang mirip
SALEP, KRIM, GEL, PASTA Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EMULSI FARMASI. PHARM.DR. JOSHITA DJAJADISASTRA, MS, PhD

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

KELOMPOK 4 : SEDIAAN GEL

PEMBAHASAN. I. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

Disolusi merupakan salah satu parameter penting dalam formulasi obat. Uji disolusi in vitro adalah salah satu persyaratan untuk menjamin kontrol

BAB.IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data analisis kandungan Resin, Wax dan Aspalten di dalam minyak mentah dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

Proses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelarutan Ibuprofen dalam Minyak, Surfaktan, dan Kosurfaktan Formulasi Self-nanoemulsifying Drug Delivery System

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu

SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PERCOBAAN II PENGARUH SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN A. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga kosmetika menjadi stabil (Wasitaatmadja,1997).

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat banyak keuntungan dari penyampaian obat melalui kulit, seperti

GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula

I. PENDAHULUAN. Ketoprofen secara luas telah digunakan sebagai obat analgetika antiinflamasi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Bilamana beberapa fase berada bersama-sama, maka batas di antara fase-fase ini dinamakan antarmuka (interface).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. kecil daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat barrier stratum korneum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

KONSEP PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Luka merupakan kerusakan fisik akibat dari terbukanya jaringan kulit yang

Sediaan perawatan dan pembersih kulit adalah sediaan yang digunakan untuk maksud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

COSMETIC STABILITY. Rabu, 18 Nopember 2004, Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta

MATA KULIAH TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN CAIR-SEMIPADAT (FAS 3411)

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

DESAIN SEDIAAN FARMASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB I PENDAHULUAN. atas komponen hidrofilik dan hidrofobik serta memiliki kemampuan menurunkan

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I. PENDAHULUAN. wajah yang dapat dibantu dengan bahan-bahan kosmetika. Peranan gizi dan

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

Gambar 4.1 Hasil Formulasi Nanopartikel Polimer PLGA Sebagai Pembawa Deksametason Natrium Fosfat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DRUG DELIVERY SYSTEM INTRANASAL FIFI ELVIRA JAMRI ( )

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI [ 5(1) ]

4. PEMBAHASAN Karaktersitik Fisik Sorbet Liqueur Jahe Merah

Transkripsi:

FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA @Dhadhang_WK Laboratorium Farmasetika Unsoed 1

Pendahuluan Sediaan farmasi semisolid merupakan produk topikal yang dimaksudkan untuk diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa untuk memberikan efek lokal dan kadang-kadang sistemik. Biasanya, sediaan semisolid merupakan formulasi yang kompleks.

Pendahuluan Sediaan semisolid sering terdiri dari dua fase (minyak dan air), yang satu sebagai fasa kontinu (eksternal) dan yang lain sebagai fasa terdispersi (internal). Bahan aktif sering dilarutkan dalam satu atau kedua fasa, membentuk sistem tiga-fasa. Sifat fisik sediaan tergantung pada beberapa faktor, termasuk ukuran partikel terdispersi, tegangan antarmuka diantara fasa, koefisien partisi bahan aktif diantara fasa, dan rheologi produk. Faktor-faktor ini bergabung menentukan karakteristik pelepasan obat sebaik karakteristik yang lain seperti viskositas.

Salep Salep menggunakan basis tertentu yang beraksi sebagai pembawa untuk menghantarkan obat dan berfungsi sebagai emolien dan lubrikan pada sediaan. Sifat salep dapat bervariasi antarproduk tergantung pada penggunaan spesifik mereka, kemudahan, dan pengembangan aplikasinya. Umumnya, basis salep dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok: hidrokarbon, absorpsi, waterremovable, dan water-soluble.

Salep Basis Hidrokarbon 1. Petrolatum, USP Suatu campuran hidrokarbon semisolid yang didapatkan dari petroleum. Meleleh pada temperatur antara 38 dan 60ºC Dapat digunakan sendiri atau kombinasi dengan agen lain sebagai basis salep.

Salep Basis Hidrokarbon 2. White petrolatum, USP Suatu petrolatum yang sudah diputihkan. Digunakan untuk tujuan yang sama seperti petrolatum tetapi lebih akseptabel secara estetika daripada petrolatum karena warnanya lebih cerah.

Salep Basis Hidrokarbon 3. Salep kuning, USP Wax terpurifikasi yang didapatkan dari sarang madu dari lebah. Mengandung 5% wax kuning dan 95% petrolatum dalam formulasinya. 4. Minyak mineral Suatu campuran hidrokarbon cair yang didapatkan dari petroleum. Minyak mineral berguna sebagai agen untuk membasahi dan menyisipkan senyawa solid (misal asam salisilat, ZnO) ke dalam sediaan salep yang mengandung basis berminyak sebagai pembawanya.

Salep Basis Absorbsi Basis absorbsi seperti hidrofilik, material anhidrous (emulsi m/a) atau basis hidrous (emulsi m/a yang memiliki kemampuan mengabsorbsi air tambahan). Penambahan lanolin, isolat lanolin, kolesterol, lanosterol, atau sterol terasetilasi menjadikan basis hidrokarbon hidrofilik. Meskipun basis mengabsorbsi larutan berair, mereka tidak mengabsorbsi air ketika kontak, tetapi hanya setelah pengadukan yang cukup.

Salep Basis Absorpsi

Salep Basis Absorpsi

Salep Basis Waterremovable (water-washable)

Penambahan emulgator merupakan hal yang kritis dalam formulasi suatu emulsi. Emulgator harus memenuhi kriteria berikut sebelum diinkorporasikan: 1. Menjadi suatu surfaktan untuk mengurangi tegangan permukaan 2. Dapat mencegah koalesensi dengan diabsorbsi secepatnya di sekitar droplet yang terdispersi 3. Memfasilitasi repulsi yang sama diantara partikel melalui pemberian potensial listrik yang sama dengan droplet 4. Dapat meningkatkan viskositas untuk menjamin sistem semisolid 5. Efektif pada konsentrasi rendah.

Pasta

Gel

Gel

Contoh Alat untuk Membuat Sediaan Semisolida

Contoh Alat untuk Membuat Sediaan Semisolida

Uji Stabilitas Studi real time: 0, 6, 12, 24, dan 36 bulan atau > Studi dipercepat: 0, 1, 2, 3, 6 bulan atau > Uji jangka panjang: 25ºC ± 2ºC/60% RH ± 5%/12 bulan Uji dipercepat 40ºC ± 2ºC/75% RH ± 5%/ 6 bulan

Uji stabilitas Dilakukan penyimpanan di suhu kamar, pada waktu2x tertentu (3 hari, 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan) Diuji daya sebar, daya lekat, daya proteksi, ph pada waktu-waktu tsb Dicek stabilitas fisiknya: terjadi pemisahan atau tidak, cek viskositas, perubahan warna, bau

Cek stabilitas kimia (cek kadar zat aktif) HPLC, spektrofotometer, dll Cek ada tidaknya cemaran mikroba (uji mikrobiologi)