Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

Analisa Bentuk Profile dan Jumlah Blade Vertical Axis Wind Turbine terhadap Putaran Rotor untuk Menghasilkan Energi Listrik

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Studi Gaya Drag dan Lift pada Blade Profile NACA 0018 Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PASANG SURUT

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

Analisa Kinerja Bandul Vertikal dengan Model Plat pada PLTGL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

Studi Gaya Drag dan Lift pada Blade Profile NACA 0018 Turbin Arus Laut Sumbu Vertikal

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

Kajian Teknis Sistem Konversi Pneumatis Energi Gelombang Laut Menggunakan Tanki Bertekanan Dan OWC (Oscillating Water Column)

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

commit to user Gambar 1.1 Profil kecepatan angin yang keluar dari cooling tower

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Studi Eksprimental Perancangan Turbin Air Terapung Tipe Helical Blades

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

1. Energi Surya 2. Energi Angin 3. Energi Air 4. Energi Biomassa

Pembaharuan energi, memanfaatkan energi alam yang melimpah luas menjadi sebuah energi alternatif yang akan dipakai di masa mendatang.

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

Analisa Pengaruh Perubahan Pitch Dan Chord Terhadap Efisiensi Gorlov Turbine Dengan Menggunakan CFD

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

Studi Eksperimental Vertical Axis Wind Turbine Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Fin pada Sudu

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

Lampiran 1. Draft Jurnal MODEL OWC SEBAGAI SEAWALL VERTIKAL UNTUK BANGUNAN PENAHAN EROSI PANTAI

Available online at Website

Desain Blade Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Banyuwangi Berbasis CFD

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)

Studi Eksperimental Vertical Axis Wind Turbine Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Fin pada Sudu

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

BAB II LANDASAN TEORI

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Bab IV Analisis dan Pengujian

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT

Abstrak. 2. Tinjauan Pustaka

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

RANCANG BANGUN POWER CONTROL SYSTEM PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS MENGGUNAKAN GENERATOR DC

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

PENGARUH SUDUT BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ZANETTE BERBASIS SUDU EKOR IKAN TUNA

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Adanya Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang bisa diaplikasikan di daerah pemukiman tersebut tanpa melalui taman nasional

Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)

Analisa Perbandingan Torsi dan RPM Turbin Tipe Darrieus Terhadap Efisiensi Turbin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G-0 Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat Agus Suhartoko, Tony Bambang Musriyadi, Irfan Syarif Arief Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 Indonesia e-mail: a.suhartoko@gmail.com Abstrak Pemasangan turbin sebagai pembangkit tenaga listrik memiliki beberapa kendala diantaranya peletakan tempat peletakan turbin yang strategis agar lebih mudah dalam pembangunan dan perawatan. Dalam penelitian ini akan dicari berapakah jarak optimal pemasangan array turbin agar menghasilkan daya yang optimal, sehingga akan dilakukan dua jenis simulasi. Pada simulasi pertama turbin yang dipasang secara bertingkat dengan poros kedua turbin lurus dan simulasi kedua selain disimpangkan kebelakang poros turbin kedua disimpangkan kesamping kemudian dianalisa pada kondisi manakah turbin kedua menghasilkan daya yang optimal. Variabel pada penelitian dibedakan menjadi variabel kontrol meliputi diameter turbin dan kecepatan arus, variable manipulasi meliputi jarak peletakan turbin. Pada simulasi pertama turbin akan disimpangkan sejauh 5D; 6D; 7D; 8D; 9D; dan 0D, serta pada simulasi kedua ditambah dengan simpangan kesamping 0D; D; 0,5D; dan D. Hasil yang didapat adalah perbandingan daya optimal dengan jarak minimal berada pada jarak 6D pada dan 05L pada model V dengan perbandingan daya.04, pada model 4V pada jarak 6D 05L dengan perbandingan daya.034, dan pada model pada 6D 05L dengan perbandingan daya.007. Kata Kunci Array turbine, jarak downstream, jarak lateral, C P. I. PENDAHULUAN Energi listrik saat ini merupakan suatu kebutuhan vital yang mungkin hampir menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia. Perkembangan penduduk dan peningkatan taraf hidup menjadikan kebutuhan akan listrik meningkat seiring waktu. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per tahun. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang ratarata 6% per tahun[]. Peningkatan kebutuhan tersebut tentu menjadi suatu permasalahan seiring dengan permasalahan keterbatasan pengelolaan sumber energi di Indonesia. Energi fosil cenderung menjadi pilihan utama di Indonesia walau jenis energi ini jumlahnya terbatas dan cenderung menghasilkan polusi bagi lingkungan. Sudah seharusnya kita beralih untuk menggunakan sumber energi lain yang lebih ramah lingkungan serta cadangannya masih melimpah atau dapat diperbaharui misal seperti angin, sel surya, energi laut, dan gas bumi. Tidak dipungkiri bahwa kekayan Indonesia memang belum sepenuhnya dimanfaatkan, terutama pada bidang maritim yang masih jarang diminati. Keadaan ini tentunya juga tak terlepas dari kurangnya pemahaman mengenai Negara Kelautan serta keterbatasan teknologi yang dibutuhkan. Selain hal tersebut besarnya biaya investasi juga menjadi penyebab kurangnya pemanfaatan kekayaan laut. Dari penyebab tersebut akhirnya potensi kelautan Indonesia menjadi terlihat tidak menarik dan diabaikan. Potensi energi terbarukan yang ada di laut seperti arus laut, gelombang, dan angin pun akhirnya tak termanfaatkan secara optimal, padahal jika dibandingkan, energi alternatif tersebut lebih ramah lingkungan dan jumlahnya yang melimpah. Salah satu upaya untuk memanfaatkan energi laut adalah dengan memasang turbin arus laut untuk mengkonversi energi dari arus menjadi energi gerak rotasi pada shaft turbin yang kemudian dikonversi oleh generator menjadi energi listrik. Pemasangan turbin ini tentu akan memerlukan biaya yang besar baik untuk biaya awal maupun biaya perawatan. Besarnya nilai investasi juga menyebabkan pengaruh pada kekhawatiran akan keamanan turbin dari sekitar sehingga perlu juga untuk pengawasan pada turbin untuk menjaga kinerja serta keamanan dari turbin atau lingkungan. Dari hal tersebut tentu akan lebih mudah jika turbin diletakkan secara bersama atau disebut array turbine. Pemasalahan lain yang timbul ketika dilakukan pembangunan array turbine adalah penurunan kecepatan aliran air setelah melewati turbin akibat energi dalam aliran tersebut dikonversi oleh turbin. Jika turbin kedua dipasang dibelakang turbin pertama tentu dalam jarak tertentu, turbin kedua akan menghasilkan daya kurang dari yang diharapkan sebelumnya. Penentuan jarak optimal yakni jarak minimal dimana turbin kedua dapat diletakkan di belakang turbin pertama dan menghasilkan daya sesuai perencanaan perlu dilakukan untuk membuat suatu desain array turbin yang optimal. A. Energi Laut II. DASAR TEORI Sejauh ini yang umum dilakukan dalam pemanfaatan potensi kelautan adalah pemanfaatan biota laut, keindahan laut sebagai wahana wisata, atau pemanfaatan dalam bidang energi adalah penambangan minyak lepas pantai. Potensi kelautan yang lain seperti energi alternatif masih kurang diminati. Energi alternatif di laut lebih ramah lingkungan dan jumlahnya yang melimpah karena

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G- termasuk energi terbarukan. Jenis jenis energi laut yang dapat dimanfaatkan adalah:. Energi Gelombang Energi gelombang atau ombak merupakan energi kinetik yang memanfaatkan beda tinggi gelombang laut Gelombang timbul akibat angin yang bertiup di permukaan laut. Kendala pada pemanfaatan energi gelombang adalah susahnya menemukan lokasi dengan gelombang yang kuat dan konsisten. Energi pasang surut Terjadi akibat perbedaan ketinggian air saat pasang dan surut. Energi ini lebih bisa diandalkan daripada energi ombak. Kendala yang dihadapi hampir sama yakni pemilihan tempat yang sesuai. Pemanfaatan energi pasang surut dibagi menjadi dua macam yakni dam pasang surut (tidal barrages) dan turbin lepas pantai (offshore turbines). 3. Energi panas laut Energi panas laut atau Ocean Thermal Energy Convertion adalah pemanfaatan energi laut yang berupa panas. Temperatur pada laut akan berbeda dimana di permukaan akan lebih panas dibandingkan dengan di kedalaman laut. Panas dari matahari akan diserap di permukaan laut sedangkan semakin dalam maka temperatur akan semakin rendah. B. Tipe Perlengkapan Energi pada arus laut dapat dimanfaatkan dengan cara dikonversi menjadi energi mekanik yang kemudian digunakan untuk memutar generator. Secara umum ada beberapa tipe alat yang dapat digunakan sebagai penangkap energi arus laut untuk menghasilkan putaran poros.. Turbin arus laut sumbu horizontal Bentuk Turbin Sumbu Horisontal atau Axial Flow Turbine mirip dengan bentuk dari propeller. Propeller akan berputar dan kemudian akan menghasilkan arus perpindahan air sedangkan pada turbin arus akan menabrak daun turbin dan menyebabkan perputaran pada rotor Gambar Turbin sumbu horizontal[5].. Turbin arus laut sumbu vertikal Turbin sumbu vertikal atau Vertical Axix Turbine (VAT) atau disebut juga Cross Flow Turbine memiliki sumbu tegak lurus terhadap aliran arus. Klasifikasi VAT secara umum dibagi menjadi tiga yakni turbin tipe Savonius, Darries, H-Rotor. Perbedaan ketiga tipe turbin tersebut terletak pada bentuk blade turbin. 3. Oscillating hydrofoil Oscillating Hydrofoil adalah sebuah hidrofoil yang melekat ke lengan yang berosilasi. Arus pasang surut air laut yang mengalir pada kedua sisi sayap akan menghasilkan gaya angkat, ketika hidrofoil telah mencapai titik maksimal, akan timbul gaya yang menyebabkan lengan bergerak kearah yang sebaliknya. 4. Venturi Perangkat Venturi adalah sebuah perangkat dalam saluran yang mengonsentrasikan aliran pasang surut melewati turbin. Aliran air dapat menggerakkan turbin secara langsung akibat perbedaan tekanan yang disebabkan dalam sistem tersebut sehingga dapat menggerakkan turbin. 5. Archimedes screw Archimedes Screw adalah sebuah alat berbentuk perangkat heliks (permukaan heliks mengelilingi sebuah poros silinder pusat). Perangkat ini dapat menarik daya dari aliran pasang surut air laut yang bergerak naik melalui spiral yang kemudian memutar turbin. C. Blade Element Momentum Gambar Turbin sumbu vertikal[5]. Blade Element Momentum (BEM) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji operasi turbin. Metode ini merupakan gabungan dari dua metode dengan metode pertama berguna untuk keseimbangan momentum pada arus yang melewati turbin, lalu metode kedua berguna untuk menguji gaya yang dihasilkan oleh lift pada aerofoil dan drag coefisien di sepanjang daun turbin. Untuk perhitungan lebih rinci dan torsi serta putaran dari turbin telah diketahui maka perhitungan daya dapat menggunakan persamaan ()[]. () Untuk menghitung effisiensi turbin atau yang disebut juga koefisien daya (C P ) adalah dengan membandingkan daya air dengan daya yang dihasilkan oleh turbin. Daya air didapat dari laju aliran massa (ṁ) yang merupakan perkalian massa jenis (ρ) dengan debit (Q). lalu dikalikan dengan kecepatan (U)[3]. ṁ = Q x ρ () (3) Cp = P T / P air (4) III. METODOLOGI Tujuan dari analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui jarak optimal pada pemasangan multi turbin bertingkat dengan poros turbin kedua lurus di belakang turbin pertama dan mengetahui jarak optimal pada pemasangan multi turbin bertingkat dengan poros turbin kedua tidak lurus di belakang turbin pertama

P:P JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G- Terdapat dua permasalahan yang menjadi bahan analisa dalam penelitian ini. Yang pertama adalah berapakah jarak optimal agar turbin dapat bekerja jika dipasang secara bertingkat tepat di belakang turbin yang lain. Dan yang kedua berapakah jarak optimal agar turbin dapat bekerja jika dipasang secara bertingkat dan disimpangkan secara lateral terhadap turbin lain. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan lingkup yang digunakan mliputi turbin yang digunakanadalah jenis horizontal axis. Penelitian hanya difokuskan untuk melihat jarak optimal pemasangan turbin dengan mempertimbangkan torsi yang dihasilkan oleh turbin kedua. Pada percobaan dengan poros kedua turbin lurus, turbin kedua akan dimundurkan dengan jarak 5 hingga 0 diameter (D) dengan variasi 5D; 6D; 7D; 8D; 9D; dan 0D. Pada percobaan kedua, turbin kedua selain dimundurkan juga disimpangkan kesamping dengan variasi 0,5 D dan D. Variasi kecepatan arus ditetapkan dengan nilai.06 m/s,.44 m/s, dan.768 m/s. didapat grafik plot dari data yang telah diolah oleh program tersebut. Data tersebut akan diambil nilai sudut foil, panjang, serta tebal foil. V. ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel. Hasil perhitungan variasi V 00L. D P(W) Cp P(W) Cp P :P 5 6589.706 0.44 57.5 0. 0.867 6 674.04 0.49 64.768 0.30 0.96 7 65.340 0.3 5703.074 0. 0.96 8 600.80 0. 6366.963 0.36.06 9 603.3 0.6 5457.67 0.0 0.894 0 64.5 0.7 5885.595 0.8 0.96 Tabel Hasil perhitungan variasi V 05L. A. Variasi IV. PENGGAMBARAN MODEL Dalam percobaan akan dilakukan beberapa variasi yang meliputi variasi kecepatan arus, variasi simpangan arah lurus kebelakang (downstream), serta menyamping (lateral). Sehingga akan diperlukan penamaan untuk memudahkan mengidentifikasi klasifikasi pada model. Penamaan yang direncanakan adalah sebagai berikut: V L D V Nilai kecepatan arus (04,, dan 8) L Nilai simpangan lateral (simpangan samping) (00, 05, dan 0) D Nilai simpangan downstream (kebelakang). Pada penamaan dengan nama V 00L 05D menyatakan bahwa multi turbin akan disimulasikan dengan variasi kecepatan arus sebesar,06 m/s, jarak lateral 0D (poros turbin kedua tepat dibelakang turbin pertama), dan simpangan downstream sejauh 5 D, dan. Nilai pada kode L adalah bilangan desimal dengan nilai 00: 0.5: dan,0. Dan 05 D adalah menyatakan bahwa turbin kedua disimpangkan dengan jarak donstream 5 diameter. D P(W) Cp P(W) Cp P :P 5 6754.777 0.50 6074.758 0.5 0.899 6 5794.005 0.5 6038.58 0.4.04 7 658.649 0.8 4675.054 0.73 0.759 8 5664.38 0.0 608.33 0.3.06 9 593.578 0.0 588.0 0.8 0.99 0 7.04 0.67 635.684 0.34 0.875 Tabel 3. Hasil perhitungan variasi V 0L. D P(W) Cp P(W) Cp P :P 5 7065.884 0.6 843.047 0.03 0.9 6 5677.69 0.0 4583.77 0.70 0.807 7 6469.55 0.40 5338.870 0.98 0.85 8 603.453 0.3 5944.646 0.0 0.985 9 73.868 0.64 6866.794 0.54 0.963 0 684.05 0.53 4347.0 0.6 0.635.00.000 V V 00L V 05L V 0L Gambar 3 Geometri turbin. B. Penggambaran model Penggambaran model mengacu pada data yang didapat dari program HARP_OPT[4]. Dengan memasukkan data turbin meliputi power, jumlah blade, diameter, kecepatan arus, dan rpm. Setelah itu akan 0.800 0.600 (D) Grafik. Perbandingan daya dengan jarak downstream.,06 m/s (V 00L) (V 05L) (V 0L) Pada Grafik yang membandingkan jarak downstream dengan perbandingan daya pada kecepatan arus sebesar.06 m/s dapat dilihat bahwa perbandingan daya kedua turbin semakin meningkat seiring bertambahnya jarak

CP P:P CP P:P CP JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G-3 downstream. Namun pada semua variasi lateral perbandingan daya tidak konstan meningkat namun juga terjadi penurunan dengan penambahan jarak downstream. Pada garis kecenderugan pada variasi lateral yang semakin kecil akan lebih tinggi nilai perbandingan daya yang didapat. Nilai optimal atau perbandingan antara kedua turbin yang bernilai satu atau mendekati adalah pada variasi lateral sebesar 0.5 diameter dan jarak downstream sebesar 6 diameter dengan nilai perbandingan daya.04. Nilai daya turbin kedua yang lebih besar dapat disebabkan oleh besar tekanan pada turbin kedua lebih besar daripada turbin pertama..00 4V (D) 4V 00L 4V 05L 4V 0L (4V 00L) (4V 05L) Nilai optimal pemasangan yang didapat sama denag pada percobaan denagn variasi kecepatan arus.06 m/s yakni pada variasi lateral sebesar 0.5 diameter dan jarak downstream sebesar 6 diameter dengan nilai perbandingan daya.034. Nilai daya turbin kedua yang lebih besar dapat disebabkan oleh besar tekanan pada turbin kedua lebih besar daripada turbin pertama..00.000 0.800 Grafik. Perbandingan daya dengan jarak downstream.,44 m/s 5 Jarak 6 Downstream 7 8 (D) 9 0 Grafik 3. Perbandingan daya dengan jarak downstream.,768 m/s 0.50 0.00 0.50 0.00 00L 05L 0L ( 00L) ( 05L) CP 00L 00L Grafik 4. Koefisien daya dengan jarak downstream.pada 00L 4V 00L V 00L 00L 4V 00L V 00L ( (4V (V Nilai optimal jarak downstream yang didapat sama dengan pada kecepatan arus sebelumnya yakni pada variasi lateral 0.5 diameter dan jarak downstream 6 diameter dengan nilai perbandingan daya sebesar.007. Sepertihalnya pada variasi arus seblunya, besar nilai perbandingan yang melebihi disebabkan oleh tekanan pada turbin kedua yang lebih besar disbanding turbin pertama. 0.80 0.60 0.40 0.0 0.00 0.80 0.60 0.40 0.0 0.00 0.60 0.40 0.0 0.00 0.80 0.60 0.40 0.0 0.00 CP 05L Grafik 5. Koefisien daya dengan jarak downstream.pada 05L Dapat dilhat pada Grafik 4, Grafik 5, dan Grafik 6, kenaikan nilai arus cenderung berakibat pada penurunan nilai C P. hal ini sesuai dengan dasar teori bahwa ketika melebihi titk optimum, nilai C P akan semakin turun jika kecepatan arus bertambah pada kondisi putaran konstan. Dari pembahasan grafik perlu diperhatian untuk mendesain putaran sehingga akan memiliki nilai effisiensi turbin yang paling optimal. VI. KESIMPULAN 00L 4V 00L V 00L 00L 4V 00L V 00L ( (4V (V CP 0L 00L Grafik 6. Koefisien daya dengan jarak downstream.pada 0L 4V 00L V 00L 00L 4V 00L V 00L ( (4V (V ( (4V (V. Jarak downstream minimal untuk menghasilkan.06 m/s adalah pada 6 diameter dengan jarak

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G-4 daya turbin adalah.04.. Jarak downstream minimal untuk menghasilkan.44 m/s adalah pada 6 diameter dengan jarak daya turbin adalah.034. 3. Jarak downstream minimal untuk menghasilkan.678 m/s adalah pada 6 diameter dengan jarak daya turbin adalah.007. 4. Pada variasi jarak lateral.0 diameter, tidak muncul perbandingan daya yang nilainya sama dengan atau lebih dari, nilai perbandingan daya terbesar tterjadi pada jarak downstream 8 diameter dan kecepatan arus sebesar.06 dengan nilai perbandingan daya adalah 0.985. 5. Semakin besar variasi kecepatan arus, turbin akan menghasilkan torsi dan daya yang semakin besar, namun effisiensi turbin akan semakin kecil. DAFTAR PUSTAKA [] Kebutuhan Listrik Indonesia Tumbuh 8,4% per tahun, http://energitoday.com, Diakses 9 Maret 05. [] Lynn P. A. (04). Electricity from Wave and Tide. Imperial College London, UK. [3] Ingram G. (0). Wind Turbine Analysis Using the Blade Element Momentum Method. Durham University. [4] National Renewable Energy Laboratory, http:www;//www.nrel.gov/, Diakses 0 Mei 05. [5] Marine and Hydrokinetic Technology Glossary, http://energy.gov/, Diakses 9 Maret 04.