BAB I PENDAHULUAN. manajemen di Kota Salatiga. SMK Pelita memiliki 44 orang guru dan 244 orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah. Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme

BAB 1 PENDAHULUAN. guru dan administrasi kurang-lebih 130 orang. SMK Negeri 1 Salatiga dulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas IPS 3 untuk Mata Pelajaran Ekonomi diampu oleh Dra, Yuliati Eko Atmojo,

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. efektif namun tetap menyenangkan. Selain itu, menciptakan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

pembelajaran pada mata pelajaran Mencatat Dikte yang ada di Permasalahan yang ada di dalam penelitian ini adalah apakah

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. saja tetapi bagaimana caranya membuat suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan siswa dengan mudah memahami materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Pelita adalah salah satu sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen di Kota Salatiga. SMK Pelita memiliki 44 orang guru dan 244 orang siswa. SMK Pelita memiliki empat progam keahlian yaitu keahlian akuntansi, pemasaran/penjualan, akomodasi perhotelan, dan tehnik komputer dan jaringan (TKJ). Program keahlian perhotelan terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas X, XI, XII. Kelas XII program keahlian perhotelan terdiri dari satu kelas, kelas 3C. Mata pelajaran yang diajarkan di SMK Pelita digolongkan menjadi tiga program yaitu normatif, adaptif dan produktif. Mata pelajaran normatif terdiri dari beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran normatif pada program keahlian akomodasi perhotelan adalah Mata Pelajaran IPS. Mata Pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang sangat membutuhkan pemahaman dan ketelitian dalam pengerjaannya. Selain mata pelajaran IPS juga dibutuhkan metode pembelajaran yang sesuai agar siswa mampu memahami semua materi yang diajarkan dengan baik. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran IPS di SMK Pelita selama ini adalah metode konvensional ceramah. Guru memberikan materi sementara siswa hanya duduk, dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Guru belum menerapkan proses belajar mengajar yang mengaktifkan siswa.

2 Metode pembelajaran yang seperti ini membuat proses belajar mengajar terfokus pada guru dan bukan pada siswa. Metode pembelajaran seperti ini menjadi salah satu penyebab kurang berhasilnya hasil belajar siswa kelas XII Akomodasi Perhotelan SMK Pelita Salatiga Tahun 2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya nilai hasil ulangan harian mendeskripsikan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural sebanyak 14 siswa dari 22 siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Umum (KKM) yakni 70. Dengan demikian perlu melakukan perbaikan agar dapat mencapai nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Umum (KKM). Upaya perbaikan yang dilakukan agar lebih banyak siswa yang mencapai nilai sesuai standar adalah dengan model pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Pembelajaran PAKEM ini melibatkan siswa untuk berpasangan, menjadi kelompok kecil atau kelompok besar untuk saling berinteraksi. Interaksi antar siswa ini menuntut siswa untuk lebih berpastisipasi, aktif, dan kreatif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model seperti ini menuntut siswa untuk lebih bertanggung jawab atas hasil belajar secara individual maupun kelompok. Pembaharuan dalam pendidikan harus dimulai dari bagaimana anak belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan dari ketentuan-katentuan hasil. 1 PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning), dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan 1 Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta, Raja Grafindo Persada, hal. 323.

3 (learning is fun) 2. Hal tersebut agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan mereka tidak merasa terbebani atau takut. Pemilihan model pembelajaran PAKEM ini berlatar belakang dari materi IPS yang bersifat teori. Model pembelajaran PAKEM cocok untuk mata pelajaran IPS, karena mata pelajaran IPS adalah satu mata pelajaran yang berkembang pada tiap-tiap pokok bahasanya. Diterapkanya model pembelajaran PAKEM ini pada siswa kelas XII Program Keahlian Akomodasi Perhotelan, siswa akan dituntut secara partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan suasana yang menyenangkan. Perlu diketahui bahwa siswa memiliki taraf perkembangan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang jenis-jenis belajar. Model pembelajaran PAKEM ini menuntut guru untuk melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga siswa mampu membuat karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil kerjanya sendiri, bukan dari gurunya. 1.2. Permasalahan Seharusnya dalam proses pembelajaran guru mampu memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang tepat dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar tanpa adanya paksaan dan terciptanya suasana belajar yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Senyatanya guru IPS di SMK Pelita Salatiga Tahun 2011/2012 masih menggunakan metode ceramah pada standar kompetensi mendeskripsikan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Dimana guru lebih 2 Ibid. hal. 321.

4 mendominasi dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya mencatat dan mengumpulkan tugas bila ada yang kemudian tidak dibahas didalam kelas. Selama pembelajaran ada empat orang siswa yang mengobrol dengan teman sebangku dan lain bangku. Ada juga siswa yang asik bermain handphone dari awal pelajaran sampai ahir. Bahkan ada siswa yang terlihat berjalan-jalan, dan makan di dalam kelas pada saat guru sedang menjelaskan pelajaran. Selain itu ketika guru mengajukan pertanyaan hanya ada satu siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pembelajaran seperti ini juga menyebabkan hasil belajar siswa kelas XII Program Keahlian Akomodasi Perhotelan pada ulangan harian mendeskripsikan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), sebanyak 14 siswa dari 22 siswa mendapat nilai dibawah KKM yakni 70. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apakah dengan menggunakan metode pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran IPS pokok bahasan mendeskripsikan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural kelas XII Program Keahlian Akomodasi Perhotelan semester I tahun ajaran 2011/2012 di SMK Pelita Salatiga? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan metode PAKEM dalam meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran IPS, pokok bahasan mendeskripsikan kelompok sosial dalam

5 masyarakat multikultural kelas XII Program Keahlian Akomodasi Perhotelan semester I tahun ajaran 2011/2012 di SMK Pelita Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan diharapkan mempunyai manfaat khusus bagi siswa, guru, dan sekolah : 1. Bagi siswa Penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan keaktifan siswa, mengembangkan siswa bekerja sama, menghargai siswa satu sama lain dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Membangkitkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Membangun kepercayaan diri, saling berinteraksi antar siswa dan guru dalam pembelajaran IPS. 2. Bagi guru Penelitian ini sebagai sarana bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi guru IPS khususnya dan guru lainya dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi SMK Pelita Penelitian ini untuk memberikan sumbangan positif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah. Memajukan prestasi sekolah khususnya dalam mata pelajaran normatif IPS.