I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM. panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

Dampak Krisis Ekonomi Global Tahun 2008 Terhadap Ekspor Batubara di Indonesia (Studi Literatur di Negara Kawasan Asia Timur)

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN BATUBARA INDONESIA DI EMPAT NEGARA TUJUAN EKSPOR TERBESAR OLEH RENI TILOVA H

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

Ekspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Australia, India, Rusia, dan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

Analisis Perkembangan Industri

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPRI JULI 2009

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

Analisis Kinerja Perdagangan Indonesia: Defisit Neraca Perdagangan Mei 2012 Dapat Ditekan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2016

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017

KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Jakarta, Mei 2010

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2009

VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016

ANALISIS STOK BATUBARA DALAM RANGKA MENJAMIN KEBUTUHAN ENERGI NASIONAL. Oleh :

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2011

Meningkatnya Impor Barang Modal Dukung Industri dan Adanya Peningkatan Ekspor ke Pasar Nontradisional

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN SELATAN BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda industrialisasi terus dapat berjalan adalah ketersediaan bahan bakar untuk menggerakkan mesin-mesin yang terus berputar setiap saat. Oleh sebab itu negara-negara di dunia berusaha untuk memenuhi pasokan energi dalam negerinya agar industrinya dapat terus berjalan dan tetap bisa mendatangkan devisa bagi negara tersebut. Batubara adalah salah satu pilihan energi alternatif yang saat ini banyak digunakan oleh industri-industri di dunia. Konsumsi batubara dunia akan tumbuh rata-rata 2,6 persen per tahun antara periode 2005-2015 dan kemudian melambat menjadi rata-rata 1,7 persen per tahun sepanjang 2015-2030 (International Energy Agency, 2010). 8000 Million/Ton 7000 6000 5000 4000 3000 2000 6866,6 6817,9 6118,1 6395,66684,9 5120,2 5513,95846,8 4804 4990,55012,9 Konsumsi 1000 0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Tahun Sumber: World Energy Council, 2009 Gambar 1.1 Perkembangan Konsumsi Batubara Dunia (1999-2009) 1

Batubara memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan perekonomian suatu negara. Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat selama periode 1999-2009, perkembangan konsumsi batubara dunia terus mengalami peningkatan. Meningkatnya konsumsi batubara dunia disebabkan oleh tingginya kebutuhan masyarakat dunia sehingga menyebabkan tingginya permintaan energi dunia. Pada tahun 2008-2009 konsumsi batubara dunia mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan karena adanya krisis finansial global. Tetapi keadaan ini tidak secara tajam menurunkan permintaan batubara dunia. Permintaan batubara dunia dipenuhi dari total produksi batubara oleh sepuluh produsen utama batubara, yaitu Cina, Amerika Serikat, India, Australia, Indonesia, Afrika Selatan, Rusia, Kazakhstan, Polandia, dan Colombia. Gambar 1.2 menunjukkan sepuluh besar produsen batubara dunia pada tahun 2009. Kesepuluh negara produsen ini menghasilkan sekitar 5990 juta ton batubara dunia. Cina merupakan produsen terbesar yang menyumbang hampir separuh produksi dunia yakni 2971 juta ton, diikuti oleh Amerika Serikat sebesar 919 juta ton, India sebesar 526 juta ton, Australia sebesar 335 juta ton, Indonesia sebesar 263 juta ton, Afrika Selatan sebesar 247 juta ton, Rusia sebesar 229 juta ton, Kazakhstan sebesar 96 juta ton, Polandia sebesar 78 juta ton, dan Colombia sebesar 73 juta ton. Selain sebagai produsen batubara terbesar, Cina juga merupakan pengkonsumsi batubara terbesar dunia. Itu sebabnya diantara negaranegara pengimpor batubara, Cina termasuk dalam pengimpor kedua terbesar dunia dengan estimasi total impor sebesar 137 juta ton pada tahun 2009. 2

3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2971 919 526 335 263 247 229 96 78 73 Jumlah produksi (Mt) Sumber : International Energy Agency, 2009 Gambar 1.2 Sepuluh Besar Produsen Batubara Dunia (Hard Coal) Konsumsi batubara terbesar adalah Asia yaitu sekitar 65,6 persen dari konsumsi batubara dunia. Hal inilah yang menjadikan Asia sebagai pasar terbesar batubara dunia. Tingginya konsumsi batubara menyebabkan naiknya permintaan batubara oleh negara-negara di Asia, seperti Jepang, India, Taiwan, Korea Selatan, Cina, Hongkong, Thailand, dan Malaysia. Tingginya permintaan batubara di Asia memberikan prospek pasar yang menarik bagi para eksportir batubara. Adanya pembangunan pembangkit listrik di sejumlah kawasan Asia membuat komoditi ini sangat dibutuhkan di kawasan tersebut (World Coal Institute, 2008). Indonesia sebagai eksportir batubara memiliki peran yang penting sebagai pemasok batubara dunia di pasar dunia yaitu sebesar 24 persen. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa total ekspor batubara dunia dari kedelapan negara ini adalah sebesar 960,7 juta ton. Australia merupakan eksportir batubara terbesar dunia dengan jumlah ekspor batubara pada tahun 2009 adalah sebesar 288,5 juta ton dengan pangsa pasar dunia sebesar 26,5 persen. 3

Tabel 1.1 Negara Eksportir Batubara Terbesar Dunia Tahun 2009 Negara Jumlah Ekspor Batubara Pangsa Pasar Dunia (Juta ton) (%) Australia 288,5 26,5 Indonesia 261,4 24,0 Rusia 130,9 12,0 Kolombia 75,7 6,9 Afrika Selatan 73,8 6,8 Amerika Serikat 60,4 5,5 China 38,4 3,5 Kanada 31,9 2,9 Sumber : International Energy Annual, 2010 Indonesia dari sisi kualitas belum dapat mengungguli Australia dalam memproduksi batubara dikarenakan sumber daya batubara terbesar di Indonesia didominasi oleh batubara berkalori tingkat menengah (moderate rank) sampai tingkat rendah (low rank) seperti bituminus, sub bituminus, dan briket. Sedangkan sebagian besar negara-negara memakai batubara dalam industri sehingga memilih batubara berkalori tingkat tinggi (high rank) karena akan menghasilkan panas yang cukup tinggi. Australia memproduksi batubara berkalori sangat tinggi sebesar 54 persen dari ekspor batubara dunia. Negara-negara tujuan ekspor batubara Indonesia didominasi oleh kawasan Asia. Jepang, India, Taiwan, Korea Selatan, dan Cina merupakan lima negara terbesar yang mengimpor batubara Indonesia. Jepang sebagai pasar utama batubara Indonesia memiliki perjanjian kerjasama Economic Partnership Agreement (EPA) antara Indonesia dengan Jepang yang memuat kerjasama untuk meningkatkan permintaan batubara dari Indonesia ke Jepang. Adanya perjanjian kerjasama ini dikarenakan Cina sebagai pemasok utama batubara ke Jepang telah membatasi ekspor batubara untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dalam pembangunan infrastrukturnya. Begitu pula dengan negara India, Taiwan, Korea 4

Selatan, dan Cina yang merupakan negara terbesar tujuan ekspor batubara Indonesia. Negara India menggunakan batubara sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik. India memiliki sumberdaya batubara sekitar 267 miliar ton, namun sumber daya tersebut rata-rata berada pada hutan lindung dan lokasi-lokasi lain yang infrastruktur transportasinya kurang memadai. Selain itu dikhawatirkan pasokan domestik negara India akan mengalami penurunan akibat pembatasan izin pertambangan oleh kementerian lingkungan setempat. Oleh sebab itu dengan tingginya kebutuhan batubara, India akan terus meningkatkan impor batubara. Berdasarkan hasil kajian Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM (2011) menyatakan bahwa tahun ini negara Cina akan mengimpor batubara sebesar 180 juta ton untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Indonesia masih menjadi pemasok batubara terbesar ke Cina sepanjang April tahun 2011 sekitar US$ 93 per ton karena harganya lebih murah dibandingkan batubara dari Australia dan Afrika Selatan, bahkan harga batubara domestik sekali pun. Selain itu adanya pembatasan ekspor batubara Cina ke Jepang oleh pemerintah sejak tahun 2008 mendorong Jepang untuk mengimpor batubara dari Indonesia. Pembatasan ekspor oleh Cina ini dilakukan melalui pemberlakuan pajak ekspor batubara sebesar 10 persen untuk mengantisipasi meningkatnya ekspor batubara Cina. Begitu juga dengan negara Taiwan dan Korea Selatan. Pada tahun 2010, Taiwan telah membeli batubara Indonesia senilai US$ 1,2 miliar yang digunakan oleh BUMN pembangkit listrik Taiwan Power untuk menyuplai listrik ke Taiwan dan sejumlah pulau lepas pantai di Cina. Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan 5

Taiwan berencana akan membeli lebih banyak sumber daya alam, khususnya batubara dan gas alam dari Indonesia (Deputi Menteri Perekonomian Taiwan, 2011). Korea Selatan pun membutuhkan batubara dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit listriknya. Kondisi-kondisi tersebut memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor batubaranya di negara-negara tujuan ekspor. 1.2 Perumusan Masalah Peran batubara sebagai sumber energi terus mengalami peningkatan dari 41 juta ton pada tahun 2005 menjadi 67 juta ton pada tahun 2010. Dalam struktur energi nasional, porsi batubara tahun 2005 sebesar 19 persen dan kemudian meningkat menjadi 23 persen tahun 2010. Pada tahun 2025, ditargetkan porsi batubara terus meningkat mencapai 33 persen (Kementerian ESDM, 2011). Peningkatan permintaan akan ekspor batubara di pasar internasional saat ini didominasi oleh Australia sebagai eksportir terbesar batubara dunia. Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Australia. Namun Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk meningkatkan volume batubara yang akan diekspor. Peluang tersebut antara lain adanya pembatasan ekspor batubara yang dilakukan oleh Cina sebagai eksportir batubara ke pasar Jepang. Selain itu posisi Cina yang saat ini menjadi importir batubara terbesar didunia justru akan menjadi pasar batubara baru bagi Indonesia. Hal ini diperkuat oleh proyeksi International Energy Outlook dalam Miranti (2008), bahwa 72 persen konsumsi batubara dunia hingga tahun 2030 akan didominasi oleh Cina dan India. Impor batubara India akan mencapai lebih 6

dari 50 juta ton pada tahun 2020 dan impor batubara Cina diproyeksikan akan mencapai 150 hingga 230 juta ton pada tahun yang sama. Meningkatnya permintaan Cina dan India dimasa mendatang akan memberi peluang Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor melalui kedua negara tersebut. Ekspor batubara Indonesia kemungkinan akan didominasi batubara berkualitas atau berkalori rendah, yakni batubara yang memiliki kelembaban tinggi dan kandungan energi rendah. Dominasi batubara berkualitas rendah ini tidak terlepas dari Cina dan India sebagai pasar utama batubara Indonesia, yang memang membutuhkan batubara berkualitas rendah untuk pembangkit listrik baru mereka. Tentunya ini dengan asumsi pembangunan pembangkit listrik di kedua negara tersebut tidak mengalami gangguan. Tabel 1.2 Volume Ekspor Batubara Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan Tahun 2001-2010 (dalam ton) Negara Tujuan Tahun Korea Jepang India Taiwan Selatan Cina 2001 15,011,059 4,335,395 13,657,935 5,427,419 656,720 2002 16,717,868 5,092,534 13,108,547 7,461,749 2,531,438 2003 20,472,024 7,812,699 15,797,550 7,856,883 554,566 2004 22,699,937 10,674,103 17,768,679 11,740,787 1,473,143 2005 27,312,807 16,255,416 17,895,760 14,376,567 2,503,155 2006 35,295,664 20,742,398 26,723,818 21,314,096 6,656,464 2007 35,255,506 25,179,146 24,863,118 27,371,494 14,186,311 2008 36,259,746 26,396,640 24,669,442 26,355,551 15,673,734 2009 32,217,820 39,108,918 24,723,441 33,418,449 38,790,622 2010 35,269,939 50,948,856 25,002,219 43,210,560 67,432,216 Total 276,512,370 206,546,105 204,210,509 198,533,555 150,458,369 Sumber : Kementerian Perdagangan, 2010 (diolah) Pada Tabel 1.2 di atas menunjukkan ekspor batubara Indonesia ke negara tujuan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan ini disebabkan karena tingginya kebutuhan dari kelima negara terbesar pengimpor batubara Indonesia. 7

Berdasarkan Tabel 1.2 adapun yang menjadi permasalahan adalah jumlah permintaan batubara dari negara Jepang, India, Korea Selatan, dan Cina dari tahun ke tahun tidak stabil karena volume dan nilainya berfluktuatif. Kondisi ini dirasakan belum maksimal mengingat Indonesia masih memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi eksportir utama batubara di dunia, sehingga pada penelitian ini akan dianalisis mengenai faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor batubara di negara Jepang, India, Korea Selatan, dan Cina. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang memengaruhi permintaan ekspor batubara Indonesia di Jepang, India, Korea Selatan, dan Cina? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor batubara Indonesia di Jepang, India, Korea Selatan, dan Cina. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat, diantaranya: (1) Bagi pemerintah sebagai pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam merumuskan strategi-strategi yang tepat terkait faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor batubara Indonesia di pasar internasional. 8

(2) Bagi pelaku pasar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan atas kondisi industri batubara Indonesia saat ini. (3) Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan pengaplikasian ilmu-ilmu ataupun teori-teori yang diperoleh selama kuliah. (4) Bagi pembaca, penelitian ini sebagai bahan referensi dan infomasi tambahan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ekspor batubara Indonesia di pasar internasional. Dalam penelitian ini hanya dibatasi kepada empat negara importir terbesar batubara Indonesia yaitu Jepang, India, Korea Selatan, dan Cina dalam periode waktu 2001-2009. Negara Taiwan tidak diikutsertakan ke dalam wilayah yang akan dianalisis karena data yang menjadi variabel yang memengaruhi permintaan ekspor batubara Indonesia tidak tersedia secara lengkap. Komoditi batubara yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi oleh Harmonized Commodity Description and Coding atau yang lebih dikenal dengan Harmonized System (HS). HS yang digunakan adalah HS dengan level 6 digit. 9