BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh sektor kegiatan usaha baik itu merupakan kegiatan usaha mikro,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada bank telah mendorong munculnya bank-bank baru dan. menimbulkan persaingan antar bank dalam memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan berbagai lembaga keuangan. Daya tarik (attractiveness) bisnis jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. tercipta masyarakat yang adil dan makmur, sesuai dengan tujuan. menengah yaitu memberikan bantuan kredit. Oleh sebab itu, sangat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi maupun modal kerja. Perkembangan yang pesat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran manajemen sumber daya manusia adalah menjaga dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. turunnya daya beli masyarakat tetapi juga karena tingginya inflasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kebutuhan keuangan masyarakat terus meningkat. Peningkatan

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. baru dan masuknya cabang-cabang bank asing di Indonesia, sehingga persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia melakukan penyehatan perbankan dilanjutkan dengan pengawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Dari definisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah besar. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan suatu negara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara baik secara ekonomi makro mikro ataupun kegiatan moneter.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup didalamnya adalah. peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat. Saat ini perbankan merupakan salah satu unsur pengembangan

mempermudah dalam mengidentiflkasi suatu jenis usaha apakah tergolong UMKM atau usaha besar. Ada beberapa karakteristik UMKM, yaitu: 1.

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dapat dikatakan indikator utama kemajuan ekonomi bangsa. PD.

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perdagangan serta pembangunan nasional hingga internasional. Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh dari penjualan asset perusahaan maupun pinjaman kredit ke bank.rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang no 10 tahun 1998). Kredit sebagai usaha pokok bank

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang memiliki peran penting. Menurut Kasmir (2012:27), bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan pusat dari seluruh. pembangunan pemerintah. Secara umum pembangunan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pandai dalam memilih bank. Bank yang baik adalah bank yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan akad-akad yang sesuai dengan syari at Islam. Dengan. apakah sudah seperti yang mereka inginkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

I. PENDAHULUAN. membiayai usaha yang dijalankan. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha. permodalan dan pengembangan usaha masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, mengahapuskan pagu kredit dan memberi kebebasan bank-bank

RACHMAT TRIMULYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN. pertama dalam mejalankan bisnis perbankan. yang sesuai dengan kondisi pasar. Nasabah lebih cenderung memilih bank yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai jasa yang ditawarkan. Menurut Undang-undang Rl

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman atau kredit. Bank berperan sebagai perantara antara pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. arus dana dalam suatu perekonomian. Jika sebuah bank mengalami permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku

BAB I PENDAHULUAN. sektor tersebut mempunyai andil dalam menambah devisa negara dan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. berasaskan pada prinsip kehati-hatian. Berdasarkan Undang-undang Pokok

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

I. PENDAHULUAN. tersebut sebagian besar memerlukan jasa-jasa bank dan lembaga keuangan lain

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian masyarakat suatu wilayah di Indonesia dipengaruhi secara langsung oleh sektor kegiatan usaha baik itu merupakan kegiatan usaha mikro, kecil, menengah dan besar yang menghasilkan produk baik barang maupun jasa. Setiap pelaku kegiatan perekonomian khususnya pada sektor kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah pasti membutuhkan peran aktif dari industri jasa keuangan baik merupakan bank milik pemerintah (Bank BUMN), bank swasta nasional, bank swasta asing, maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di dalam menjalankan usahanya. Oleh karenanya, bank memiliki fungsi penting di suatu negara yaitu sebagai penopang kegiatan perekonomian masyarakat. Lembaga keuangan khususnya bank berperan aktif untuk menjalankan roda perekonomian dimana menghubungkan pihak pihak yang membutuhkan dana dengan pihak pihak yang memiliki dana lebih. Lembaga keuangan berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan maupun simpanan yang dimana dana ini disalurkan kembali ke masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit. 1

BPR adalah salah satu dari lembaga keuangan mikro yang diatur dalam Undang Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang menyatakan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adapun kegiatan BPR yaitu untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Oleh karenanya, BPR memiliki ruang lingkup lebih sempit jika dibandingkan dengan bank umum. Kredit merupakan kegiatan utama dalam industri perbankan termasuk BPR. Kredit menjadi sumber pendapatan terbesar dalam bank yang dimana memiliki nilai aset terbesar dalam kegiatan operasional bank. Kredit juga berfungsi untuk meningkatkan daya guna uang dimana berguna untuk meningkatkan peredaran uang serta sebagai alat untuk stabilitas ekonomi dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pengawasan yang ketat tentunya sangat diperlukan di dalam proses kredit yang terjadi di dalam lembaga keuangan. BPR berperan penting mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dimana kredit yang diberikan oleh BPR haruslah memenuhi prasyarat prasyarat yang diajukan oleh bank itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan yang ada di dunia perbankan sangat ketat. Bank umum dan bank asing yang tadinya mengarah ke sektor kredit makro saat ini sudah merambah ke sektor kredit mikro, padahal BPR terjun langsung hanya ke sektor kredit mikro. Hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi BPR. Bagi bank 2

umum dan bank asing melakukan ekspansi lebih mudah dilakukan karena mereka memiliki modal yang besar. Nasabah pun semakin bertambah pandai dan selektif dalam memilih bank yang memiliki bunga rendah di dalam memberikan kredit. Oleh karena itu BPR haruslah memiliki strategi bisnis untuk pemasaran yang baik dan tepat sasaran sehingga dapat menarik banyak orang untuk menjadi nasabah. Banyak sekali pesaing pesaing seperti bank umum yang memberikan kredit dengan bunga lebih rendah. Berdasar pada data yang tersedia, pengambilan kredit di PT. BPR ABC (nama yang disamarkan) yang berlokasi di Kaliwungu Kabupaten Kendal ini masih tergolong cukup rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor internal baik dari faktor sumber daya manusia yang bekerja di PT. BPR ABC seperti usia, situasi ekonomi, gaya hidup, pendapatan, kemampuan belajar maupun dari sisi psikologi yang meliputi motivasi, sikap, sifat, persepsi, keuletan, rasa ingin bersaing, maupun keyakinan. Selain itu faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi kurangnya proses penyaluran kredit yang terdapat di PT. BPR ABC adalah faktor eksternal yaitu dari lingkungan keluarga, rekan kerja, masyarakat, dan persaingan yang sangat ketat dari bank umum mapun BPR lainnya. Lokasi dari PT. BPR ABC yang berada di jalan raya Kaliwungu, Kendal sebenarnya sangat strategis karena berhadapan dengan pasar. Banyak sekali pengusaha mikro kecil dan menengah yang merintis usaha di pasar sehingga 3

lokasi dari PT. BPR ABC yang tepat berhadapan dengan pasar ini dapat menjadikan tempat tersebut sebagai target calon nasabah yang tepat. Selain itu, lokasi yang strategis ini juga menjadi nilai tambah bagi PT. BPR ABC untuk memikat calon nasabah di pasar serta mempermudah akses di dalam melakukan transaksi yang otomatis akan mengurangi biaya transportasi yang dikeluarkan. Menarik minat nasabah dan membuat mereka nyaman dalam bertransaksi di BPR bukanlah hal yang mudah. Dalam menarik minat calon nasabah untuk mengambil kredit di PT. BPR ABC dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan berkomunikasi baik sehingga mampu menarik minat calon nasabah dan memenangkan hati mereka dari berbagai pesaing yang ada. PT. BPR ABC harus memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan di awal dan memuaskan nasabah. Pelayanan yang baik yang dapat diberikan kepada nasabah inilah yang akan memikat hati nasabah dan mendorong nasabah tersebut untuk dapat mengambil kredit kembali di PT. BPR ABC. Sebaliknya, jika PT. BPR ABC tidak sanggup memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah, maka dengan mudah mereka akan beralih dari PT. BPR ABC dan akan direbut oleh pesaing pesaing lainnya. Memberikan kredit harus disertai dengan prosedur kredit yang tepat dan sesuai dengan aturan yang sudah ada. Prosedur kredit yang dapat dilakukan dengan cepat, mudah, serta kecepatan di dalam mengakses pengajuan kredit dan pencairan kredit akan menarik minat nasabah di dalam mengambil kredit di PT. BPR ABC. Namun tidak boleh terlupakan bahwa proses penyaluran kredit ini 4

harus sesuai dengan aturan yang ditentukan dan harus dilakukan secara teliti dan cermat supaya hal yang tidak diinginkan seperti kredit bermasalah terjadi. Potensi dari masing masing karyawan yang ada dalam PT. BPR ABC harus terus dipacu dan digali, dan tentunya kecepatan serta ketelitian di dalam mencairkan kredit yang sesuai dengan aturan yang ada harus terpenuhi untuk dapat bersaing dengan bank umum maupun BPR lainnya. PT. BPR ABC juga harus memiliki strategi pemasaran serta produk yang memiliki keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing dalam dunia perbankan. Kenyataannya, karyawan di PT. BPR ABC seringkali mengabaikan hal hal yang seharusnya dilakukan dalam pencairan kredit baik dikarenakan oleh persaingan antar bank yang semakin ketat, persaingan antar karyawan di bank itu sendiri, maupun karena target yang diberikan oleh atasan maupun pemegang saham. Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti memilih untuk mengambil judul Evaluasi Kepatuhan Terhadap Prosedur Penyaluran Kredit di PT. BPR ABC. 1.2 Rumusan Permasalahan Kredit merupakan inti bisnis dari BPR, adapun permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah mengenai evaluasi prosedur penyaluran kredit yang terdapat di PT. BPR ABC. Karyawan seringkali mengabaikan hal hal yang seharusnya dilakukan di dalam melakukan pencairan kredit. Hal inilah yang peneliti anggap menjadi faktor penyebab terjadinya kredit bermasalah di PT. BPR 5

ABC yang meningkatkan NPL perusahaan. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah Apakah tingkat kepatuhan terhadap prosedur penyaluran kredit di PT. BPR ABC berhubungan dengan NPL? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah tingkat kepatuhan terhadap prosedur penyaluran kredit di PT. BPR ABC berhubungan dengan NPL perusahaan. Selain itu tujuan dari penelitian ini adalah agar sebagai seorang akuntan, peneliti dapat memahami kondisi dan tantangan di dunia kerja yang sesungguhnya dan mempelajari mengenai keadaan umum di tempat penelitian. Peneliti juga dapat memberikan usulan untuk perbaikan prosedur penyaluran kredit di PT. BPR ABC sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kredit bermasalah yang ada di PT. BPR ABC yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank tersebut. 1.4 Motivasi Penelitian Adanya penelitian studi kasus ini diharapkan membawa perubahan terhadap peraturan yang sudah ada dimana dapat PT. BPR ABC dapat semakin meningkatkan kinerja dari masing masing fungsi jabatan yang terdapat dalam struktur kepemimpinan di PT. BPR ABC. Selama ini jarang dilakukan penelitian mengenai evaluasi prosedur penyaluran kredit di BPR padahal kredit merupakan bisnis inti dari sebuah BPR. Dalam penyaluran kredit kepada nasabah diperlukan aturan jelas yang tertuang 6

dalam SOP bank. Namun seringkali karyawan mengabaikan beberapa hal yang seharusnya mereka lakukan dalam proses pencairan kredit. Karyawan hanya menginginkan agar target mereka dalam pencairan kredit terpenuhi namun tidak memikirkan mengenai risiko yang ada apabila kredit menjadi bermasalah. Kredit bermasalah inilah yang menjadi naiknya NPL yang berpengaruh pada tingkat kesehatan bank. Peneliti ingin membuktikan bahwa tidak dilakukannya prosedur penyaluran kredit secara menyeluruh merupakan penyebab terjadinya kredit bermasalah yang mengakibatkan tingginya NPL dalam PT. BPR ABC. Penelitian ini juga akan menambah literatur mengenai kasus kasus yang terjadi dalam BPR dimana biasanya studi kasus dilakukan di perusahaan manufaktur sehingga kasus yang terjadi di BPR belum banyak dibahas. Hal inilah yang membuat penelitian di BPR ini menjadi unik dan menarik. 1.5 Kontribusi Penelitian Manfaat penelitian secara umum dapat terbagi menjadi tiga bagian, sesuai dengan pihak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian ini. Manfaat bagi tiap pihak tersebut adalah: 1. Bagi Akademik: a. Kajian mengenai hubungan prosedur penyaluran kredit dengan kemungkinan naiknya angka Net Performing Loan (NPL) pada BPR masih jarang ditemukan. Terlebih lagi penelitian ini dilakukan di BPR yang terletak di kabupaten kecil dimana kesadaran masyarakat maupun 7

dari karyawan perusahaan itu sendiri akan pentingnya sebuah data yang lengkap maupun prosedur secara menyeluruh yang harus dilakukan dalam melakukan pencairan kredit masih tergolong sangat rendah. Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan saat ini menjadi sangat ketat tidak hanya pada sektor industri makro namun juga pada sektor industri mikro. b. Sebagai sarana untuk memperluas jaringan kerjasama dan hubungan baik dengan perusahaan dan instansi yang terkait. c. Pelaksanaan penelitian studi kasus ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh perguruan tinggi untuk semakin meningkatkan kualitas pendidikannya. 2. Bagi Instansi yang Bersangkutan. a. Melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau lembaga kepada masyarakat. b. Penelitian studi kasus ini dapat menjadi sebuah sarana kerjasama antara perusahaan atau lembaga dengan pihak universitas. 1.6 Proses Penelitian Tahap awal dari penelitian studi kasus ini adalah memperoleh sebuah masalah dari penelitian yang dilakukan yang berhubungan dengan evaluasi prosedur penyaluran kredit pada PT. BPR ABC. Kemudian setelah masalah ditemukan diproses secara sistematis yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian dengan sebelumnya memberikan gambaran mengenai kasus yang diteliti dalam latar belakang masalah. 8

Kemudian setelah menentukan latar belakang masalah dari kasus ini serta pertanyaan penelitian yang diangkat, dilakukan penjelasan mengenai apa tujuan dari penelitian studi kasus ini yang disertai dengan teori yang mendasari dan sebagai pondasi yang terkait pada penelitian ini. Setelah itu dilanjutkan dengan mengungkap metode penelitian dalam penelitian studi kasus yang ditentukan untuk menjawab serta menganalisis temuan yang ada sehingga terjawab pertanyaan penelitian studi kasus ini. Tahapan penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Tujuan Pertanyaan Penelitian Pondasi teoretikal penelitian studi kasus Metode penelitian studi kasus Temuan dan analisis 1.7 Sistematika Penulisan Gambar 1.1 Proses Penelitian Studi Kasus Sumber: MAKSI FEB UGM (2014) BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang penjelasan dari latar belakang yang berisi cerita kontek mengenai indikasi terjadinya permasalahan, rumusan 9

permasalahan studi kasus, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang teori teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian yang relevan dan hasil hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan permasalahan. BAB III:LATAR BELAKANG KONTEKSTUAL PENELITIAN STUDI KASUS Bab ini menjelaskan secara deskriptif tentang obyek penelitian secara selektif, kontekstual aplikasi teori teori atau konsep konsep yang dimuat di studi literatur di lingkungan di mana perusahaan atau organisasi yang menjadi obyek penelitian berada. BAB IV: RANCANGAN PENELITIAN STUDI KASUS Dalam bab ini membahas pengambilan data dan analisis data yang akan dilakukan. Bagian pengambilan data berisi dengan sumber datanya, teknik pengambilan data, serta proses pengambilan data. 10

BAB V : PEMAPARAN TEMUAN Dalam bab ini menjelaskan hasil dari studi kasus yaitu berupa data yang diperoleh dan hasil dari analisis data yang dilakukan. BAB VI: RINGKASAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini memuat secara ringkas dan lengkap mengenai latar belakang, cara, dan hasil penelitiannya. Pembahasan menunjukkan penjelasan mendalam mengenai hasil yang diperoleh dan implikasinya. Pembahasan menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan analitis mengenai hasil penelitian. BAB VII: SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini menjawab tujuan dari penelitian. Rekomendasi menunjukkan implikasi dari hasil penelitian untuk diterapkan di dunia praktek untuk memecahkan permasalahan yang diteliti. 11