PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK RA MUSLIM T.P 2013/2014

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN GEOMETRI DI KELOMPOK B TK RAHMAT HARAPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEGIATAN MENGGUNTING DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 2 MEDAN T.P 2013/2014

METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK NASRANI 4 MEDAN T.P 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

PENERAPAN KEGIATAN MELIPAT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ST. ANTONIUS-2

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TAMAN HARAPAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR DI TK DHARMA WANITA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGPAUD. Oleh : SHOHIFATUL MUNIROH

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBUATGARIS TEGAK, DATAR, MIRING, LENGKUNG DENGAN MENGGUNTING MELALUI

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI CINTA RAKYAT

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR PADA PAUD TERPADU AR-RAHMAN KABUPATEN KEPAHIANG

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENGKLEK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERMATA BANGSA TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 / 2015

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGPAUD OLEH :

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA KELOMPOK B1 TK ABA GAMBRENGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

KARYA ILMIAH. Oleh : SUSIWATI A1/111186

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemampuan motorik halus pada anak yang terjadi di PAUD Baiturrahim, dengan

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

KARYA ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI PADA PAUD ANAK INDONESIA OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di TK Marhamah Hasanah yang terletak di Jl. Terusan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK MELALUI PENERAPAN GERAK DASAR TARI SOUMPAK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

PENINGKATAN MOTORIK KASAR MELALUI PEMBELAJARAN KEGIATAN TARI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI PAUD

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PERMAINAN MELIPAT KERTAS PADA ANAK KLAS B TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG PAUD FKIP UN PGRI Kediri

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB III METODE PENELITIAN A.

NAMA : ELNI NIM : :

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI KELOMPOK A MELALUI BERMAIN BALOK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 21 MEDAN DENAI.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA 2 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN 2013 / 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK A TK ABA LAMBARA TAWAELI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

Mahlan Asmar dan Aulia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEGIATAN MENEMPEL BULU AYAM PADA KELOMPOK BERMAIN BUNGA MULIA SLUMBUNG DESA SLUMBUNG KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

Transkripsi:

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK RA MUSLIM T.P 2013/2014 Yenni Hartati NIP. 19600419 198203 2 00 3 Guru Kelas B TK RA Muslim Jl. Kenari I Gg. Serasi No. 4 Simpang Limun, Medan ABSTRAK Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang terjadi dalam usia anak (infancy toddlerhood di usia 0-3 tahun, early childhood usia 3-6 tahun, dan middle childhood usia 6-11 tahun). Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Salah satu upaya peningkatan motorik halus anak tersebut adalah melalui kegiatan menggambar dan mewarnai. Kegiatan menggambar dan mewarnai tersebut melibatkan unsur otot, syaraf, otak dan jari jemarinya. Setiap anak gemar menggambar dan mewarnai, kegiatan tersebut bermanfaat untuk anak bukan hanya bagi pengembangan seni melainkan dengan kegiatan menggambar dan mewarnai, motorik halus anak dilatih dan akan sangat berguna ketika anak dilatih dan akan sangat berguna ketika anak mulai belajar menulis di usia sekolah. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan menggambar dan mewarnai pada pembelajaran dapat meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Ra Muslim Medan. Peningkatan motorik halus anak pada siklus I diperoleh motorik halus anak masih rendah. Dari 18 anak, semuanya (100%) memiliki motorik halus pada kriteria cukup baik. Nilai rata-rata motorik halus anak yaitu 48,62. Pada siklus ini kemampuan klasikal belum tercapai karena kemampuan klasikal anak masih pada kriteria cukup baik. Pada siklus II terjadi perkembangan yang signifikan, anak yang memiliki motorik halus pada kriteria baik sekali ada 17 orang anak (94,4%). Nilai rata-rata motorik halus anak yaitu 87,04. Pada siklus ini kemampuan klasikal anak sudah tercapai yaitu sebesar 94,4%. Kata Kunci : Peningkatan Motorik, Menggambar, Mewarnai PENDAHULUAN Latar Belakang Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada usia dini. Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang terjadi dalam usia anak (infancy toddlerhood di usia 0-3 tahun, early childhood usia 3-6 tahun, dan middle childhood usia 6-11 tahun). Masing-masing aspek tersebut memiliki tahapan-tahapan sendiri. Pada usia 1 bulan, misalnya pada aspek motorik kasarnya, anak sudah bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun

401 perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak. Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik mempresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Demikian pun dalam kaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak, pemerintah mulai memperhatikan setiap tumbuh kembang anak. Seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang mengatakan tingkat pencapaian anak usia 5-6 tahun yaitu dapat melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan. Melakukan koordinasi gerakan kakitangan kepala dalam menirukan tarian atau senam. Melakukan permainan fisik dengan aturan. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri. Melakukan kegiatan kebersihan diri. Peneliti sebagai guru di TK RA Muslim mendapati bahwa motorik halus anak rendah karena masih ada sebagian anak yang belum bisa memegang pensil dengan benar, mewarnai gambar masih belum rapi, dan belum mampu meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran belum rapi. Kemampuan motorik halus anak yang masih rendah disebabkan karena pembelajaran yang hanya mengandalkan penggunaan lembar kerja anak atau majalah yang sudah disediakan seperti kegiatan menulis dan mewarnai gambar hanya pada majalah tidak menggunakan media lain. Ketika mempersiapkan aktivitas baik menulis, menggambar, maupun mewarnai sebaiknya guru mencari berbagai kegiatan yang bisa dilakukan anak. Namun yang terjadi, guru secara tidak langsung memaksa anak agar bisa menulis dengan benar tanpa memikirkan cara yang efektif. Proses pembelajaran awal yang menyenangkan sangat berpengaruh pada peningkatan kemampuan motorik halus, hal ini dapat dioptimalisasikan pada awal kehidupan anak. Dengan demikian perlu adanya upaya dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak, salah satu upaya peningkatan motorik halus anak tersebut dapat melalui kegiatan menggambar dan mewarnai. Kegiatan menggambar dan mewarnai tersebut melibatkan unsur otot, syaraf, otak dan jari jemarinya. Setiap anak gemar menggambar dan mewarnai, kegiatan tersebut bermanfaat untuk anak bukan hanya bagi pengembangan seni melainkan dengan kegiatan menggambar dan mewarnai, motorik halus anak dilatih dan akan sangat berguna ketika anak dilatih dan akan sangat berguna ketika anak mulai belajar menulis di usia sekolah. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggambar Dan Mewarnai Di Kelompok B Tk RA Muslim T.P 2013/2014. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan diatas, dapat teridentifikasi beberapa permasalahan diantaranya: 1. Motorik halus anak masih rendah sesuai dengan usianya. 2. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. 3. Strategi pembelajaran guru kurang untuk menstimulasi perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun.

402 Batasan Masalah Untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapi guru dan anak, maka peneliti membatasi permasalahan sesuai dengan kemampuan peneliti antara lain: 1. Menggunakan kegiatan menggambar dan mewarnai selama pembelajaran. 2. Subjek penelitian adalah anak kelompok B, semester ganjil TK RA Muslim Tahun Ajaran 2013/2014. 3. Tema yang diajarkan adalah kebutuhanku pada subtema macam-macam kebutuhan. 4. Kurikulum yang digunakan adalah Permen No 58 Tahun 2009. Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang ingin diangkat dalam penelitian ini adalah: Apakah motorik halus anak meningkat dengan implementasi kegiatan menggambar dan mewarnai pada anak kelompok B TK RA Muslim Tahun Ajaran 2013/2014? Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan kegiatan menggambar dan mewarnai. Dengan menerapkan kegiatan pembelajaran ini diharapkan motorik halus anak dapat meningkat. TujuanPenelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: Untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan menggambar dan mewarnai di TK RA Muslim Medan. ManfaatPenelitian Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Secara teoristis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan pendidikan anak usia dini yaitu memberikan sumbangan ilmiah untuk mengembangkan motorik halus anak. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru yaitu agar dalam proses pembelajaran guru dapat lebih menekankan pada kegiatan bermain sambil belajar, salah satunya dengan kegiatan menggambar dan mewarnai dan lebih memotivasi anak dalam mengembangkan motorik halusnya. b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti yang lain yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama atau berhubungan dengan masalah motorik halus anak. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TK RA Muslin Jln. Kenari I Gg. Serasi No. 4 Simpang Limun Medan dan pelaksanaannya pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2013. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B. Pemilihan kelompok B dikarenakan peneliti merupakan guru kelompok B TK RA Muslim. Banyak subjek penelitian yakni 18anak. Alat Pengumpul Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengggunakan Observasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara pengamatan secara teliti dan sistematis. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara langsung kreativitas anak.

403 Tabel 1. Kisi-Kisi Observasi Motorik Halus Anak No. Indikator Deskriptor Skor 0 1 2 3 1. Menggambar sesuai dengan gagasannya 1. Menggambar bebas dengan berbagai media 2. Menggambar bebas dari bentuk dasar titik, garis, lingkaran, segitiga, segiempat. 3. Menggambar orang dengan lengkap dan proporsional Meniru bentuk 1. Meniru mebuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran 2. Membuat lingkaran, segitiga dan bujur sangkar dengan rapi 3. Meniru membuat gambar sederhana Menggunakan alat tulis dengan benar Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail 1. Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari). 2. Memegang krayon atau pensil yang berdiameter lebar. 3. Membuat berbagai macam coretan 1. Mewarnai bentuk gambar sederhana 2. Mewarnai benda tiga dimensi dengan berbagai media 3. Mewarnai gambar sesukanya Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain model Kemmis dan Mc. Taggart (Dewi,2010:122). Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) komponen utama yaitu: (1) Perencanaan tindakan (planning), (2) Tindakan (acting), (3) Pengamatan tindakan (observing) dan (4) Refleksi tindakan (reflect), seperti yang tergambar di bawah ini: Refleksi Perencanaan SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan? Gambar 1. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc.Taggart

404 SIKLUS I a. Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1. Mengetahui hal-hal apa saja yang menghambat anak dalam meningkatkan motorik halusnya 2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam pengembangan motorik halusnya 3. Menentukan tema yang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum 4. Menyusun Rencana Pembelajaran dalam bentuk Rencana Kegiatan harian (RKH) 5. Menyediakan alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk menggambar dan mewarnai 6. Merancang alat evaluasi. 7. Membuat lembar observasi tentang menggambar dan mewarnai anak. b. Pelaksanaan Dalam PTK istilah tindakan dipahami sebagai aktifitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah disusun dengan menerapkan metode yang dirancangkan, berikut pelaksanaan yang dilakukan yaitu: Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah: I. Kegiatan Awal Doa dan salam pembukaan Bernyanyi Tanya jawab tentang tema Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anak II. Kegiatan Inti Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan Guru membagikan lembar kerja setiap anak Anak berlatih membuat gambar sesuai dengan obyek atau contoh gambar Kemudian anak mulai mewarnai gambar dengan krayon. III. Istirahat / Makan IV. Kegiatan Akhir Setelah karya anak selesai, anak diberikan kesempatan untuk menceritakan karya yang ia buat, dan memberikan kebebasan bagi temantemannya untuk bertanya dan memberi komentar. Mendiskusikan kegiatan yang telah dilaksanakan Bernyanyi Doa dan salam penutup. c. Pengamatan Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data hasil observasi. Refleksi dilakukan untuk menilai apakah melalui menggambar dan mewarnai sudah berjalan optimal dalam mengembangkan motorik halus anak. Apa saja kendalakendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan siklus I, jika pada siklus ini tujuan untuk mengembangkan motorik halus anak belum berhasil, maka akan direncanakan siklus selanjutnya. Namun jika sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. SIKLUS II a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus dua merupakan hasil refleksi pada siklus pertama. Pada tahap ini peneliti membuat perencanaan tindakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan atau hambatan yang dialami anak dalam mengembangkan motorik halus anak. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1. Mengetahui hal-hal apa saja yang menghambat anak dalam meningkatkan motorik halusnya 2. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam pengembangan motorik halusnya 3. Menentukan tema yang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan kurikulum 4. Menyusun Rencana Pembelajaran dalam bentuk Rencana Kegiatan harian (RKH)

405 5. Menyediakan alat-alat dan bahan yang diperlukan 6. Merancang alat evaluasi. 7. Membuat lembar observasi tentang motorik halus anak. b. Pelaksanaan Setelah mengetahui kelemahankelemahan ataupun hambatan untuk mengembangkan motorik halus anak, peneliti melaksanakan program perbaikan terhadap anak yang masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan motorik halusnya dengan materi yang sama. Pelaksanaan tindakan pada siklus II: 1. Peneliti mengarahkan anak yang sama sekali tidak dapat melakukan melakukan kegiatan pembelajaran. 2. Peneliti memberi motivasi kepada anak yang kurang mampu melakukan kegiatan pembelajaran. c. Pengamatan Kegiatan observasi yang dilaksanakan sama dengan pada siklus I, observasi dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada anak. hasil observasi ditindak lanjuti dengan analisis untuk bahan refleksi. d. Refleksi Tahap refleksi ini dilakukan untuk melihat hasil perkembangan pelaksanaan dan membuat kesimpulan mengenai kekurangan dan kelebihan serta kendalakendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan siklus II yang telah dilakukan. Jika pada siklus ini masih banyak anak yang belum mengalami perkembangan motorik halus, maka akan direncanakan siklus selanjutnya. Namun jika memenuhi indikator keberhasilan, maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Teknik Analisis Data Data dari hasil observasi yang diperoleh dipaparkan menurut masalah yang diteliti yaitu data perkembangan motorik halus anak selama pelaksanaan tindakan. Analisis presentase anak secara individu dengan menggunakan rumus sebagaimana yang disampaikan Sugiono (Tarigan, 2011), yaitu: P = f n x100% ( Keterangan: Pi = hasil pengamatan f = jumlah skor yang dicapai anak n = jumlah skor total Peneliti menjumlahkan data motorik halus anak selama pelaksanaan tindakan kemudian dibagi dengan jumlah anak tersebut sehingga di peroleh nilai ratarata. Rumus: X = x/ N (Aqib, 2011:204) Keterangan: X = nilai rata-rata x = jumlah semua nilai anak N = jumlah anak Kriteria motorik halus anak secara keseluruhan dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu:baik sekali, baik, cukup baik, kurang baik, kurang sekali. Kriteria penilaian yang digunakan menurut Aqib (2009:41) seperti dalam tabel berikut ini: Tabel 2. Kriteria penilaian Tingkat Keberhasilan (%) Arti 80 % - 100% Baik sekali 60 % - 79 % Baik 30 % - 59 % Cukup baik 10 29 % Kurang Baik <9% Kurang Sekali Sumber : Aqib (2009:41) Untuk mengetahui presentase keberhasilan peningkatan motorik halus anak secara klasikal, guru menggunakan rumus sebagai berikut : Banyak anak yang mengalami perubahan 60% PKK = x 100% Banyak subjek penelitian Keterangan : PKK = Presentase Kemampuan Klasikal

406 Dikatakan mengalami peningkatan pada motorik halus anak apabila terdapat 75% telah mencapai keberhasilan 60%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Gambaran Awal Motorik Halus Anak Di TK Menurut pengamatan yang dilakukan oleh penulis yang juga merupakan guru di TK Ra Muslim pada kelompok B ditemukan mayoritas anak belum memiliki motorik halus yang baik. Anak masih bertindak dengan perintah yang diberikan oleh guru tanpa ada usaha untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri. Motorik halus yang diharapkan oleh guru belum tampak pada anak. Untuk mengetahui keadaan motorik halus anak sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, dapat dilihat pada table 3 berikut ini : Tabel 3. Gambaran Awal Peningkatan Motorik Halus Anak No Kode Anak Jumlah Skor Nilai Keterangan 1 1 5 41,7 Cukup 2 2 5 41,7 Cukup 3 3 3 25 Kurang 4 4 4 33,3 Cukup 5 5 4 33,3 Cukup 6 6 5 41,7 Cukup 7 7 5 33,3 Cukup 8 8 3 25 Kurang 9 9 2 16,7 Kurang 10 10 2 16,7 Kurang 11 11 5 41,7 Cukup 12 12 2 16,7 Kurang 13 13 4 33,3 Cukup 14 14 2 16,7 Kurang 15 15 4 33,3 Cukup 16 16 3 25 Kurang 17 17 3 25 Kurang 18 18 4 33,3 Cukup Jumlah 533,4 Nilai Rata-Rata Kelas 29,63 Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa gambaran awal peningkatan motorik halus anak usia 5-6 tahun di peroleh nilai rata-rata 29,63. Berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti, pada angka 29,63 menunjukkan bahwa tingkat motorik halus anak secara rata-rata pada posisi kurang baik. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4. Rekapitulasi Peningkatan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan Rata-Rata Nilai Jumlah Anak Persentase Jumlah Siswa Keterangan 80-100% 0 0 Baik Sekali 60-79% 0 0 Baik 30-59% 10 56% Cukup Baik 10-29% 8 44% Kurang Baik <9% 0 0 Kurang Sekali Pada tabel 4 terlihat bahwa anak yang memperoleh kriteria cukup baik sebanyak 10 orang anak (56%) dan yang memperoleh kriteria kurang baik sebanyak 8 orang anak (44%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan motorik halus anak belum berkembang dengan baik. Setelah mendapatkan gambaran awal mengenai motorik halus anak, peneliti selaku guru melaksanakan tahap berikutnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan kegiatan

407 menggambar dan mewarnai dengan Tema Kebutuhanku Subtema Macam- Macam Kebutuhanku yang akan meningkatkan motorik halus anak pada usia 5-6 tahun di TK Ra Muslim. 2. Hasil dan Pembahasan Siklus I Pada Siklus I peneliti melakukan proses pembelajaran dan pengamatan terhadap proses pembelajaran tersebut. Pengamatan terhadap data proses dilakukan sesuai dengan indikator keberhasilan proses yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Data yang muncul dalam pelaksanaan tindakan kemudian diamati dan dipaparkan. Data proses yang diamati pada penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) data mengenai ketepatan prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru atau peneliti, (2) data mengenai keaktifan anak, (3) data perhatian anak, dan (4) data partisipasi anak. Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, seperti berikut ini : 1. Perencanaan Setelah mengetahui peningkatan motorik halus pada gambaran awal yang menunjukkan bahwa motorik halus anak pada kriteria kurang baik, maka disusun rencana tindakan untuk meningkatkan motorik halus anak dengan menggunakan kegiatan menggambar dan mewarnai dengan Tema Kebutuhanku Subtema Macam-Macam Kebutuhanku. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan tindakan ini adalah : a) Peneliti menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan Tema Kebutuhanku Subtema Macam-Macam Kebutuhanku. b) Peneliti sebagai guru merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan menggambar dan mewarnai. c) Peneliti menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan yang akan dikerjakan anak. d) Mempersiapkan lembar observasi peningkatan motorik halus anak. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan memberikan tindakan yang menggunakan kegiatan menggambar dan mewarnai dimana peneliti bertindak langsung sebagai guru. Kegiatan pemberian tindakan yang dilakukan merupakan tahap pengembangan dan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan. Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun dengan menggunakan kegiatan menggambar dan mewarnai, yaitu: Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah: V. Kegiatan Awal Doa dan salam pembukaan Bernyanyi Tanya jawab tentang tema VI. Kegiatan Inti Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anak Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan Guru membagikan bahan secara proposional untuk setiap anak dalam kelompok. Guru memberikan aba-aba pada anak untuk mulai melaksanakan kegiatan. VII. Istirahat / Makan VIII. Kegiatan Akhir Setelah karya anak selesai, anak diberikan kesempatan untuk menceritakan karya yang ia buat, dan memberikan kebebasan bagi temantemannya untuk bertanya dan memberi komentar Mendiskusikan kegiatan yang telah dilaksanakan Bernyanyi Doa dan salam penutup. 3. Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dibantu dengan observer dengan menggunakan lembaran observasi peningkatan motorik halus anak yang telah disiapkan sebelumnya. Dari observasi yang telah dilakukan diperoleh bahwa: a) Motorik halus anak terlihat masih belum berkembang dengan baik b) Anak masih terlihat bingung dalam mengerjakan tugasnya c) Masih ada beberapa anak yang diarahkan dan dibantu oleh guru.

408 Selanjutnya paparan gambaran awal setelah dilakukannya tindakan dan keadaan pada siklus I yang diperoleh dari hasil observasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Keadaan Peningkatan Motorik Halus Anak pada Siklus 1 No Pertemuan I Pertemuan II Kode Anak Jumlah Jumlah Nilai Nilai Skor Skor Keterangan 1 1 6 50 6 50 Cukup Baik 2 2 6 50 7 58,3 Cukup Baik 3 3 4 33,3 6 50 Cukup Baik 4 4 5 41,7 6 50 Cukup Baik 5 5 5 41,7 6 50 Cukup Baik 6 6 6 50 6 50 Cukup Baik 7 7 5 41,7 6 50 Cukup Baik 8 8 4 33,3 5 41,7 Cukup Baik 9 9 4 33,3 6 50 Cukup Baik 10 10 3 25 5 41,7 Cukup Baik 11 11 6 50 6 50 Cukup Baik 12 12 4 33,3 6 50 Cukup Baik 13 13 5 41,7 6 50 Cukup Baik 14 14 4 33,3 6 50 Cukup Baik 15 15 6 50 6 50 Cukup Baik 16 16 4 33,3 5 41,7 Cukup Baik 17 17 5 41,7 5 41,7 Cukup Baik 18 18 6 50 6 50 Cukup Baik Jumlah 733,3 Jumlah 875,1 Rata-Rata 40,73 Rata-Rata 48,62 Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I di peroleh nilai ratarata anak 48,62, yang berarti rata-rata peningkatan motorik halus anak pada kriteria cukup baik. Bila dibandingkan dengan gambaran awal sebelum dilakukan tindakan, maka pada siklus I ini terlihat bahwa motorik halus anak lebih meningkat. Dimana pada gambaran awal diperoleh nilai rata-rata motorik halus anak 29,63, sedangkan setelah dilakukan tindakan pada siklus I maka nilai rata-rata motorik halus anak menjadi 48,62, hal ini berarti terjadi peningkatan motorik halus anak sebesar 18,99. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 6. Rekapitulasi Peningkatan Motorik Halus Anak pada Siklus I Rata-Rata Nilai Jumlah Anak Persentase Jumlah Siswa Keterangan 80-100% 0 0 Baik Sekali 60-79% 0 0 Baik 30-59% 18 100% Cukup Baik 10-29% 0 0 Kurang Baik <9% 0 0 Kurang Sekali Pada tabel 6 terlihat bahwa anak yang memperoleh kriteria cukup baik sebanyak 18 orang anak (100%). Berdasarkan nilai Persentase Kemampuan Klasikal (PKK) diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Ra Muslim secara klasikal belum tercapai, sementara dikatakan terjadi peningkatan motorik halus anak (berhasil), jika terdapat 75% anak di kriteria baik. 4. Refleksi Dari pengamatan yang telah dilakukan, terlihat bahwa motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Ra Muslim masih tergolong belum baik. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan perbaikanperbaikan yang nantinya diharapkan

409 dapat meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun menjadi lebih baik. Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Pada kegiatan awal, anak memiliki respon yang baik terhadap tema yang dijelaskan oleh peneliti (guru). b. Masih ada beberapa anak yang tidak mau mengerjakan tugas. c. Hasil belajar dengan Tema Diri Sendiri Subtema Kesukaanku pada siklus I masih belum berhasil, 100% anak masih berada pada kriteria cukup baik. d. Proses kegiatan menggambar dan mewarnai masih belum kondusif. e. Penerapan langkah-langkah kegiatan menggambar dan mewarnai yang dilaksanakan guru sudah cukup baik ( 83%) tetapi belum maksimal. 5. Revisi Dari paparan deskripsi penelitian tindakan kelas siklus I, maka di dalam refleksi diupayakan perbaikan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kegiatan belajar anak pada siklus II, beberapa perbaikan pembelajaran dilakukan antara lain: 1. Setiap anak diberikan lembar kerja dan bebas menentukan warna sendiri. 2. Dalam pembahasan materi ajar, guru menggunakan aturan seperti pada pertemuan sebelumnya, tetapi pada saat pembelajaran kali ini guru membenahi gaya mengajarnya seperti melakukan pendekatan kepada anak yang kurang perhatian pada saat kegiatan berlangsung. 3. Guru juga lebih memotivasi anak, seperti memberikan kata-kata pujian agar anak lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. 4. Guru lebih memperhatikan waktu yang telah ditentukan agar semua kegiatan dapat berjalan dengan baik. 3. Hasil dan Pembahasan Siklus II Sama halnya dengan Siklus I, pada Siklus II peneliti (guru) melakukan tahptahap proses pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap-tahap pembelajaran di atas akan dirincikan di bawah ini: 1. Perencanaan Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada Siklus I, maka pelaksanaan pada Siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai berikut : a) Peneliti (guru) membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan Tema Kebutuhanku Subtema macam-macam kebutuhanku dan menggunakan media yang bervariasi agar anak lebih tertarik dan bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan. b) Mempersiapkan lembar observasi, yang berisikan pencapaian indikator-indikator motorik halus anak usia 5-6 tahun. c) Memberikan motivasi kepada anak agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran dengan cara anak dapat menikmati hasil dari kerja mereka. d) Lebih intensif membimbing anak yang mengalami kesulitan. e) Memberikan pengakuan dan pujian kepada anak. 2. Pelaksanaan Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan kegiatan menggambar dan mewarnai, peneliti mempersiapkan diri agar penelitian berlangsung lebih baik. Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan yang telah disusun pada RKH. Untuk meningkatkan motorik halus anak, yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : Kegiatan pengajaran yang dilakukan peneliti adalah: IX. Kegiatan Awal Doa dan salam pembukaan Bernyanyi Tanya jawab tentang tema X. Kegiatan Inti Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anak Guru memperkenalkan alat dan bahan yang akan digunakan

410 XI. XII. Guru membagikan bahan secara proposional untuk setiap kelompok. Guru memberikan aba-aba pada anak untuk mulai kegiatan Istirahat / Makan Kegiatan Akhir Setelah karya anak selesai, anak diberikan kesempatan untuk menceritakan karya yang ia buat, dan memberikan kebebasan bagi temantemannya untuk bertanya dan memberi komentar. Mendiskusikan kegiatan yang telah dilaksanakan Bernyanyi Doa dan salam penutup. 3. Pengamatan Pengamatan dimulai dengan memperhatikan proses pembelajaran dari pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Peneliti melakukan observasi dibantu dengan observer dengan terlebih dahulu mempersiapkan lembar observasi anak. Dari observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa perihal yang dilakukan anak pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, antara lain: a) Anak dapat merespon dengan baik apa yang disampaikan peneliti ini terlihat ketika melaksanakan tugas yang diberikan. Hal yang sama juga terlihat ketika anak mengerjakan tugas pada pertemuan kedua Siklus II. b) Anak terlihat semangat dalam menyelesaikan tugas di dalam kelompoknya. c) Anak dapat menyelesaikan tugas dengan baik, terlihat dari hasil kerja mereka yang memuaskan. Selanjutnya untuk melihat peningkatan motorik halus anak setelah dilakukan tindakan pada siklus II, maka peneliti mengolah data berdasarkan indikator-indikator yang di dapat dari tabel lembar observasi anak pada Siklus II. Keadaan peningkatan motorik halus anak tersebut tercantum di dalam bentuk tabel dibawah ini: Tabel 7. Keadaan Peningkatan Motorik Halus Anak pada Siklus II No Pertemuan I Pertemuan II Kode Anak Jumlah Jumlah Nilai Nilai Skor Skor Keterangan 1 1 8 66,7 11 91,7 Baik sekali 2 2 9 75 11 91,7 Baik sekali 3 3 9 75 10 83,3 Baik sekali 4 4 7 58,3 9 75 Baik 5 5 8 66,7 11 91,7 Baik sekali 6 6 7 58,3 10 83,3 Baik sekali 7 7 8 66,7 10 83,3 Baik sekali 8 8 6 50 10 83,3 Baik sekali 9 9 7 58,3 11 91,7 Baik sekali 10 10 7 58,3 10 83,3 Baik sekali 11 11 7 58,3 11 91,7 Baik sekali 12 12 7 58,3 11 91,7 Baik sekali 13 13 6 50 10 83,3 Baik sekali 14 14 7 58,3 11 91,7 Baik sekali 15 15 8 66,7 11 91,7 Baik sekali 16 16 7 58,3 11 91,7 Baik sekali 17 17 7 58,3 10 83,3 Baik sekali 18 18 7 58,3 10 83,3 Baik sekali Jumlah 1.099,8 Jumlah 1.566,7 Rata-Rata 61,1 Rata-Rata 87,04

411 Berdasarkan table 7 diatas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan pada Siklus II diperoleh nilai rata-rata anak 87,04, yang berarti rata-rata peningkatan motorik halus anak pada kriteria baik sekali. Bila dibandingkan dengan keadaan pada siklus I, maka pada Siklus II ini terlihat bahwa motorik halus anak lebih meningkat. Dimana pada keadaan siklus I diperoleh rata-rata motorik halus anak 48,62, sedangkan setelah dilakukan tindakan pada Siklus II, maka motorik halus anak menjadi 87,04, hal ini berarti terjadi peningkatan motorik halus anak sebesar 38,42. Perincian dari masing-masing kriteria perkembangan sikap kerjasama anak akan dituangkan di dalam tabel di bawah ini: Tabel 8. Rekapitulasi Peningkatan Motorik Halus Anak pada Siklus II Rata-Rata Nilai Jumlah Anak Persentase Jumlah Siswa Keterangan 80-100% 17 94,4% Baik Sekali 60-79% 1 5,6% Baik 30-59% 0 0 Cukup Baik 10-29% 0 0 Kurang Baik <9% 0 0 Kurang Sekali Dari tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa anak yang memiliki tingkat motorik halus pada kriteria baik sekali sebanyak 17 orang anak (94,4%), sementara itun 1 orang anak yang berada pada kriteria baik, dan tidak seorang anakpun yang berada pada kriteria cukup baik dan kurang baik dan kurang sekali. Untuk melihat lebih jelas peningkatan motorik halus anak dari awal sebelum dilakukan tindakan sampai dengan setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan Siklus II akan dipaparkan dalam table di bawah ini : Tabel 9. Rekapitulasi Jumlah Anak yang Mengalami Peningkatan Motorik Halus Anak dari Awal, Siklus I dan Siklus II Keterangan Jumlah Anak Awal Siklus I Siklus II Baik Sekali 0 0 17 Baik 0 0 1 Cukup Baik 10 18 0 Kurang Baik 8 0 0 Kurang Sekali 0 0 0 Dari data table 9 di atas terlihat ada peningkatan dari Awal ke Siklus I sampai dengan Siklus II. Pada kriteria baik kecil terjadi peningkatan yang signifikan dari Siklus I ke Siklus II menjadi 17 orang anak, dari yang sebelumnya berjumlah 0 orang anak, berarti terjadi penambahan sebanyak 17 orang anak. Sedangkan pada motorik halus anak kriteria baik mengalami peningkatan dari 0 orang anak menjadi 1 orang anak. Hal ini menunjukkan motorik halus anak menjadi meningkat ke kriteria yang lebih baik. Berdasarkan hasil perhitungan Persentase Kemampuan Klasikal (PKK) di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Ra Muslim secara klasikal sudah tercapai karena 17 orang anak yang berada pada kriteria baik sekali, yaitu 94% 75%. 4. Refleksi Setelah mengamati hasil analisis data dari Siklus II, anak usia 5-6 tahun di TK Ra Muslim dapat dikatakan mengalami peningkatan motorik halus. Hal ini terlihat dari data observasi pada siklus I dengan nilai rata-rata 48,62 dan data pada siklus II dengan nilai rata-rata 87,04. Oleh karena itu peneliti tidak perlu melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan menggambar dan mewarnai pada siklus berikutnya. Untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak dari Awal dan selama Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini

412 Tabel 10. Kondisi Motorik Halus Anak pada Awal, Siklus I dansiklus II No Kode Anak Nilai Anak Keterangan Awal Siklus I Siklus II 1 1 41,7 50 91,7 Meningkat 2 2 41,7 58,3 91,7 Meningkat 3 3 25 50 83,3 Meningkat 4 4 33,3 50 75 Meningkat 5 5 33,3 50 91,7 Meningkat 6 6 41,7 50 83,3 Meningkat 7 7 33,3 50 83,3 Meningkat 8 8 25 41,7 83,3 Meningkat 9 9 16,7 50 91,7 Meningkat 10 10 16,7 41,7 83,3 Meningkat 11 11 41,7 50 91,7 Meningkat 12 12 16,7 50 91,7 Meningkat 13 13 33,3 50 83,3 Meningkat 14 14 16,7 50 91,7 Meningkat 15 15 33,3 50 91,7 Meningkat 16 16 25 41,7 91,7 Meningkat 17 17 25 41,7 83,3 Meningkat 18 18 33,3 50 83,3 Meningkat Jumlah 533,4 875,1 1.566,7 Rata-rata 29,63 48,62 87,04 Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan adanya peningkatan motorik halus anak mulai dari awal (29,63), siklus I (48,62) dan siklus II (87,04). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 11. Rekapitulasi Peningkatan Motorik Halus Anak pada Gambaran Awal, SiklusI dan Siklus II Awal Siklus I Siklus II Nilai rata-rata 29,63 48,62 87,04 5. Revisi Pada siklus II guru telah menerapkan kegiatan menggambar dan mewarnai dengan baik, hal ini dapat dilihat dari tingkat motorik halus anak pada kriteria baik sekali. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan kegiatan menggambar dan mewarnai dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. B. Pembahasan Penelitian Pada siklus I dilakukan penelitian dengan kegiatan menggambar dan mewarnai, dimana kegiatan lebih banyak didominasi oleh guru serta media yang disediakan kurang menarik perhatian anak. Penelitian ini langsung melibatkan anak Kelompok BTK Ra Muslim. Kegiatan menggambar dan mewarnai ini mengarahkan agar motorik halus anak usia 5-6 tahun meningkat dengan baik dan sesuai dengan usianya. Hasil dari Siklus I diperoleh motorik halus anak masih belum maksimal. Dari 18 anak(100%) semuanya berada pada kriteria cukup baik, dan belum ada seorang orang pun yang berada pada kriteria baik dan sangat baik. Pada siklus ini kemampuan klasikal belum tercapai. Pada siklus II dilaksanakan penelitian dengan menyediakan media yang lebih beragam agar anak lebih tertarik untuk memperolah motorik halus anak yang maksimal. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, anak yang memiliki motorik halus pada kriteria baik sekali ada 17 orang anak (94,4%) dan pada criteria baik ada 1 orang anak (5,6%).

413 Dari penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II didapat bahwa nilai rata-rata motorik halus anak mengalami peningkatan sebesar 38,42. Penggunaan kegiatan menggambar dan mewarnai memperlihatkan bahwa lebih efektif digunakan dalam meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Dengan demikian pertanyaan penelitian dapat terjawab bahwa kegiatan menggambar dan mewarnai merupakan salah satu upaya yang dapat meningkatkan motorik halus. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.a. Kegiatan menggambar dan mewarnai pada pembelajaran dapat meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Ra Muslim Medan. b. Peningkatan motorik halus anak pada siklus I diperoleh motorik halus anak masih rendah. Dari 18 anak, semuanya (100%) memiliki motorik halus pada kriteria cukup baik. Nilai rata-rata motorik halus anak yaitu 48,62. Pada siklus ini kemampuan klasikal belum tercapai karena kemampuan klasikal anak masih pada kriteria cukup baik. c. Pada siklus II terjadi perkembangan yang signifikan, anak yang memiliki motorik halus pada kriteria baik sekali ada 17 orang anak (94,4%). Nilai rata-rata motorik halus anak yaitu 87,04. Pada siklus ini kemampuan klasikal anak sudah tercapai yaitu sebesar 94,4%. Saran Dari kesimpulan diatas, maka saransaran yang dapat diberikan yaitu: 1. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya meningkatkan motorik halus anak diharapkan guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan kegiatan menggambar dan mewarnai. 2. Untuk guru pendidikan anak usia dini diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran sehingga anak tidak merasakan kejenuhan saat pembelajaran. 3. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis diharapkan mampu mempersiapkan penelitian dengan matang sehingga hasil penelitian yang didapatkan lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Bimba. 2013. Manfaat Mewarnai Dan Menggambar Bagi Anak. (Online diunduh 16 Oktober 2013). Depdiknas. 2008. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Depdiknas Dewi, R. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan. PPs Unimed. Fariz. 2014. 9 Manfaat Belajar Menggambar & Mewarnai Bagi Anak. (Online diunduh 18 Oktober 2013) Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga Jauhari. 2010. Pembelajaran Menggambar Untuk Anak. (Online diunduh 18 Oktober 2013) Kamtini dan Wardi, H. 2005. Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak kanak. Jakarta: Depdiknas. Kemendiknas. 2009. Permen Nomor 58 tahun 2009 Standar Perkembangan Anak. Jakarta. Noorlaila, I. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Samsudin. 2008. Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Litera Saputra. Y. M dan Rudyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas

414 Sujiono Y. N dan Sujiono B. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks Tarigan, I. 2011. Meningkatkan Keterampilan Melipat dengan Memanfaatkan Kertas Bekas Melalui Metode Demonstrasi pada Mata Pelajaran SBK di Kelas IV SDN 043935 Kabanjahe. Skripsi. FIP. UNIMED.