BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggambarkan distribusi frekuensi dari responden.

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

Fajarina Lathu INTISARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelurahan Pulubala merupakan kelurahan yang memiliki angka kejadian DBD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan II Bantul sekitar km 2, yang meliputi Desa Ngestiharjo

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL PENELITIAN. Pengetahuan ibu..., Niluh A., FK UI., Universitas Indonesia

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

3. METODOLOGI. 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Target Populasi pada penelitian ini adalah perempuan yang tinggal di daerah Paseban.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Pakualaman merupakan puskesmas yang terletak di jalan jayeng

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) CAMPAK DENGAN KECEMASAN IBU PASCA IMUNISASI DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG OPERASI SECTIO CAESAR

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB VI PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai variabel independen

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu)

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL TAHUN 2013

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

Suparni, Milatun Khanifah, Fitriyani

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Pasar Kliwon yang berada di wilayah Kota Surakarta.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditujukan pada masyarakat di Kelurahan Limba B dengan sampel yaitu 373

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

BAB I PENDAHULUAN. mentalnya bertambah, pada masa ini juga anak-anak sudah mulai. mengenal dunia luar sehingga pada masa ini anak-anak sangat rentan

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN B O J O N E G O R O

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. yaitu buang air besar yang tidak normal. berbentuk tinja encer dengan frekuensi

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Hidayah, et al., Gambaran Ibu Nifas Tentang...

BAB I PENDAHULUAN. misalnya akibat gigitan nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisa univariat yang menggambarkan distribusi frekuensi dari responden. Pemilihan wilayah berdasarkan data DBD dari Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kota Gorontalo dari tahun 2008-2012. Berdasarkan data tersebut maka penelitian dilakukan di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo yang merupakan wilayah yang memiliki kejadian DBD tertinggi. Pemilihan sampel di Kelurahan Pulubala dilakukan di RW 6. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Pulubala terdiri atas 6 RW dengan jumlah penduduk sebanyak 6.239 Jiwa, dan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.174 jiwa. Luas Kelurahan Pulubala yaitu 306.500 Ha/m 2 dan batas-batas dari Kelurahan ini adalah : 1. Sebelah Utara : Desa/Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah 2. Sebelah Selatan : Desa/Kelurahan Liluwo Kecamatan Kota Tengah 3. Sebelah Timur : Desa/Kelurahan Wonggaditi Kecamatan Kota Utara 4. Sebelah Barat : Desa/Kelurahan Tomulobutao Kecamatan Dungingi 31

32 4.1.2 Karakteristik Responden 1. Umur Pada penelitian ini, peneliti mengelompokan umur responden berdasarkan kriteria umur menurut Depkes RI, yaitu 17-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, 56-65 tahun dan > 65 tahun. Data umur responden disajikan dalam bentuk diagram dan menggunakan data numerik. Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Gambar 4.1 menunjukan sebagian besar responden berumur 46-55 tahun sebanyak 45 responden (34.4 %), dan sebagian kecil berumur > 65 tahun sebanyak 1 orang responden (0.8 %).

33 2. Distribusi Proporsi Pengetahuan berdasarkan Umur Responden Tentang Perawatan DBD. Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Pengetahuan Berdasarkan Umur Responden Tentang Perawatan DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Umur Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total n % n % n % n % 17-25 Tahun 4 66.7 1 16.7 1 16.7 6 100 26-35 Tahun 5 21.7 11 47.8 7 30.4 23 100 36-45 Tahun 13 29.5 16 36.4 15 34.1 44 100 46-55 Tahun 6 13.3 31 68.9 8 17.8 45 100 56-65 Tahun 3 25.0 5 41.7 4 33.3 12 100 >65 Tahun 1 100 0 0 0 0 1 100 Total 32 24.4 64 48.9 35 26.7 131 100 Gambar 4.2 Distribusi Proporsi Pengetahuan Berdasarkan Umur Responden Tentang Perawatan DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 ditunjukan bahwa sebagian besar responden berumur 46-55 tahun dengan jumlah responden 45 responden yang terdiri dari 31 responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup tentang perawatan DBD.

34 3. Pendidikan Pada penelitian ini peneliti membagi tingkat pendidikan responden yaitu SD, SLTP, SMU, Akademi dan Sarjana. Gambar 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikannya. Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Gambar 4.3 menunjukkan sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan setingkat SMU yaitu sebanyak 54 orang responden sebesar 41.2 % dan sebagian kecil responden yang memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 14 orang responden atau 10.7 %.

35 4. Distribusi Proporsi Pengetahuan berdasarkan Pendidikan Responden Tentang Perawatan DBD. Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Responden Tentang Perawatan DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Pendidikan Tingkat Pengetahuan Total Kurang Cukup Baik n % n % n % n % SD 6 42.9 6 42.9 2 14.3 14 100 SLTP 7 33.3 12 57.1 2 9.5 21 100 SMU 11 20.4 24 44.4 19 35.2 54 100 Akademi 2 24.0 9 52.0 6 24.0 17 100 Sarjana 6 24.4 13 48.9 6 26.7 25 100 Total 32 24.4 64 48.9 35 26.7 131 100 Gambar 4.4 Distribusi Proporsi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Responden Tentang Perawatan DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.4 ditunjukan bahwa sebagian besar responden berasal dari tingkat pendidikan SMU dengan jumlah responden 54 responden yang terdiri dari 24 responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup tentang perawatan DBD.

36 4.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Perawatan DBD 1. Pengertian DBD Hasil penelitian mengenai Pengetahuan responden tentang pengertian DBD dapat dilihat pada Gambar 4.5. 120 100 80 60 40 20 0 14.5 Salah 85.5 Benar Pengertian DBD Responden Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Tingkat Pengetahuan Tentang Pengertian DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Gambar 4.5 menunjukkan sebagian besar responden mempunyai tingkat pengettahuan yang baik tentang pengertian DBD. Hal ini ditunjukan sebanyak 112 reponden (85.5 %) yang mengetahui pengertian DBD. 2. Penyebab DBD Hasil Penelitian mengenai Pengetahuan responden tentang penyebab DBD dapat dilihat pada Gambar 4.6

37 150 86.3 Penyebab DBD 100 50 13.7 Responden 0 Salah Benar Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Gambar 4.6 menunjukkan sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang penyebab DBD. Hal ini ditunjukan sebanyak 113 responden (86.3 %) responden yang mengetahui penyebab DBD. 3. Tanda dan Gejala Hasil penelitian mengenai pengetahuan responden tentang tanda dan gejala DBD dapat dilihat pada Gambar 4.7 Tanda dan Gejala DBD 120 100 80 60 40 20 0 Salah 31.3 Benar 68.7 Responden Gambar 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Tingkat Pengetahuan Tentang Tanda Dan Gejala DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah

38 Gambar 4.7 menunjukkan sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup tentang tanda dan gejala DBD. Hal ini ditunjukan Sebanyak 90 responden (68.7 %) yang mengetahui tanda dan gejala DBD. 4. Cara Perawatan DBD Hasil Penelitian mengenai pengetahuan responden tentang cara perawatan DBD dapat dilihat pada Gambar 4.8 Cara Perawatan DBD 75 70 65 60 55 50 46.2 Salah Benar 53.8 Responden Gambar 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Perawatan DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Gambar 4.8 menunjukkan sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang tentang cara perawatan DBD. Hal ini ditunjukan sebanyak 71 responden (53.8 %) responden yang mengetahui cara perawatan DBD. 5. Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan DBD

39 70 60 50 40 30 20 10 0 24.40% 48.90% 26.70% KATEGORI HASIL Baik Cukup Kurang Gambar 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Berdasarkan Gambar 4.9 frekuensi responden mengenai tingkat pengetahuan keluarga tentang perawatan DBD, sebesar 32 responden (24.4 %) mempunyai tingkat pengetahuan kurang, 64 responden (48.9 %) mempunyai tingkat pengetahuan cukup dan 35 responden yang mempunyai tingkat pengetahun yang baik. 4.2 Pembahasan Penelitian ini seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan keluarga tentang perawatan penyakit DBD. Penelitian ini dilaksanakan selama Bulan Mei 2013 di daerah RW 06 Kelurahan Pulubala dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh peneliti kepada 131 responden. Menurut Bloom (dalam Notoadmodjo, 2012) Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

40 penginderaan terhadap suatu objek tertentu,. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pengetahuan keluarga tentang cara perawatan DBD. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga tentang perawatan DBD sebanyak 32 responden (24.4 %) mempunyai tingkat pengetahuan kurang, 64 responden (48.9 %) mempunyai tingkat pengetahuan cukup dan 35 responden yang mempunyai tingkat pengetahun yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan keluarga tentang perawatan DBD di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 64 responden (48.9%) Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar responden yang berada di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah memperoleh informasi dari media elektronik karena hampir seluruh responden mempunyai televisi, tetapi ada juga sebagian responden mendapat informasi dari media cetak, namun tidak ada penyuluhan secara langsung oleh tenaga kesehatan tentang DBD dan perawatannya. Oleh sebab itu, pengetahuan responden tentang perawatan DBD masih kurang. Hal ini juga dapat dilihat dari pengetahuan responden mengenai pengertian DBD sebanyak 112 responden, penyebab DBD sebanyak113 responden, tanda dan gejala sebanyak 90 responden, dan cara perawatan DBD sebanyak 71 responden. Selain itu, dari hasil pengetahuan responden tentang cara perawatan DBD, dimana dari seluruh responden sebanyak 131 responden, hanya ada 71 responden yang mengetahui cara perawatan DBD dengan tindakan observasi maupun mandiri. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan keluarga tentang cara perawatan

41 DBD masih kurang, hal ini dilihat dari hasil penelitian masih banyak keluarga yang belum mengetahui cara perawatan DBD dan dilihat dari jawaban responden tentang cara perawatan DBD masih banyak yang salah mengenai tindakan observasi dan mandiri pada tanda dan gejala awal DBD khususnya muntah dan kurang nafsu makan. Sebagian responden menjawab untuk tindakan awal pada muntah dan untuk tindakan lain yang dilakukan jika muncul tanda dan gejala kurang nafsu makan adalah di perbanyak istirahat, sedangkan menurut Sardjana : 2007 (dalam Ahmad 2009), dikatakan bahwa tindakan awal untuk tanda dan gejala seperti muntah adalah beri banyak minum dan untuk tindakan lain yang dilakukan jika muncul tanda dan gejala kurang nafsu makan adalah bantu untuk kebersihan mulut. Hasil analisis lain didukung oleh umur responden. Dari hasil penelitian berdasarkan gambar 4.1 ditunjukan bahwa distribusi frekuensi responden menurut umur, didapatkan umur terbanyak adalah lansia awal,. Dikatakan lansia awal berumur 46-55 tahun (Depkes RI, 2009). Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. (Nursalam, 2008). Peneliti berasumsi bahwa umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik, namun pada penelitian ini sebagian besar responden berumur 46-55 tahun sehingga mengalami penurunan fisik, biologis dan psikologi, hal ini mempengaruhi daya tangkap dan pola pikirnya sehingga dari hasil penelitian didapatkan untuk pengetahuan responden tentang perawatan DBD adalah cukup.

42 Hal tersebut dapat dilihat dari distribusi proporsi pengetahuan berdasarkan umur responden tentang perawatan DBD di kelurahan pulubala kecamatan kota tengah pada tabel 4.1 dan gambar 4.8 bahwa sebagian besar responden berumur 46-55 tahun yang terdiri dari 31 responden mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup tentang perawatan DBD. Selain itu, hasil analisis juga dipengaruhi oleh pendidikan responden. Berdasarkan hasil penelitian dimana sebagian besar responden berpendidikan SMU yaitu sebanyak 54 orang responden. Proporsi pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan dengan perawatan DBD di kelurahan pulubala kecamatan kota tengah, sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMU yang terdiri dari 24 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah masih cukup. Peneliti bersumsi bahwa pengetahuan masyarakat tentang perawatan DBD untuk tingkat pendidikan khususnya SMU masih kurang, karena pada pendidikan SMU biasanya untuk pengetahuan tentang penyakit masih diajarkan secara umum. Sehingga upaya peningkatan pendidikan masyarakat harus terus ditingkatkan khusunya dalam perawatan DBD. Baderudin (2002) menyatakan secara umum seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi biasanya akan lebih mudah memahami tentang penyakit karena mereka lebih mudah memahami informasi tentang suatu hal termasuk tentang perawatan penyakit. Muzaham (2000) menyatakan bahwa pendidikan formal pada dasarnya akan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk berpikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah hidup terutama yang berkaitan dengan penyakit DBD.

43 Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan diikuti oleh semakin tingginya tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang. Hasil penelitian lainnya mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit demam berdarah dengue (DBD) di desa lemah ireng kecamatan karangmalang kabupaten sragen menunjukan sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak 19 responden. Hal ini didukung oleh sumber informasi baik dari media cetak, atau media elektronik sekaligus adanya penyuluhan secara langsung oleh tenaga kesehatan di wilayah tersebut. Peneliti berpendapat bahwa tingginya keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup di sebabkan karena pemerintah dalam hal ini adalah Depkes RI melakukan sosialisasi informasi tentang DBD berupa penyuluhan melalui media cetak dan media elektronik. Namun di Kelurahan tersebut tidak melakukan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, sehingga informasi mengenai perawatan DBD yang didapatkan keluarga masih kurang. WHO dalam (Notoadmodjo, 2003) mengatakan bahwa pendekatan edukasi berupa pendidikan kesehatan akan lebih tepat bila digunakan untuk pembinaan dan peningkatan kesehatan di dalam keluarga karena dapat meningkatkan pengetahuan dan menimbulkan kesadaran tentang kesehatannya serta perubahan yang dicapai dapat bertahan lebih lama. Tingginya tingkat pengetahuan keluarga tentang DBD juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden. Tingkat pengetahuan keluarga yang tinggi tentang DBD dan perawatannya akan sangat mempengaruhi tugas kesehatan yang dimiliki oleh keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang ada didalam keluarga.

44 Dengan tingkat pengetahuan yang tinggi diharapkan keluarga mampu mengenali dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga. Kesadaran akan tumbuh pada tiap anggota keluarga untuk melakukan tindakan perawatan terhadap DBD jika keluarga sudah dapat mengenal masalah kesehatan yang berhubungan dengan DBD (Wahit, 2006). Dengan demikian diharapkan pemerintah dalam hal ini dapat lebih mengoptimalkan tenaga keperawatan yang berkerja di puskesmas untu melakukan penyuluhan tentang perawatan DBD dan kunjungan rumah sekaligus penerapan asuhan keperawatan khususnya asuhan keperawatan keluarga. Hal ini berfungsi untuk lebih meningkatkan pengetahuan keluarga tentang tindakan observasi dan tidakan mandiri tentang perawatan DBD sehingga kasus-kasus penyakit subtropis seperti DBD dapat ditanggulangi.