BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN SIMULASI PENEMPATAN ACCESS POINT WIRELESS BERDASARKAN COVERAGE JARINGAN DI GEDUNG TWIN TOWER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan WiFi sebagai teknologi jaringan tanpa kabel yang dapat mengakses internet dengan kecepatan tinggi

Perancangan Jaringan LTE (Long Term Evolution) Indoor di Gedung C Fakultas Teknik Universitas Riau

ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR

BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL

ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC)

PERANCANGAN JARINGAN INDOOR 4G LTE TDD 2300 MHZ MENGGUNAKAN RADIOWAVE PROPAGATION SIMULATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN ANALISIS COVERAGE AREA JARINGAN WIFI PADA KAPAL LAUT PLANNING AND ANALYSING OF COVERAGE AREA WIFI NETWORK OF MARINE VESSEL

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

ANALISIS PERENCANAAN DAN OPTIMASI COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG SEKOLAH TINGGI SENI RUPA & DESAIN INDONESIA (STISI) TELKOM DAYEUH KOLOT

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

BAB IV PERHITUNGAN EIRP SISTEM MULTI NETWORK

TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN HOTSPOT (WIFI) DI AREA GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS XYZ

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

Topologi WiFi. Topotogi Ad Hoc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI EMPIRIS COST-231 MULTI-WALL PADA GEDUNG SWALAYAN YANG DIMODELKAN

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO

OPTIMASI PENEMPATAN ACCESS POINT PADA JARINGAN WI-FI di UNIVERSITAS BUDI LUHUR

ANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI LOS DAN NLOS DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

ANALISA PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION INDOOR DI STASIUN GAMBIR ANALYSIS OF LONG TERM EVOLUTION INDOOR NETWORK PLANNING IN GAMBIR STATION

PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Jurnal Ilmiah Setrum Volume 6, No.1, Juni 2017 p-issn : / e-issn : X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

Analisa Model Propagasi Cost 231 Multi Wall pada Perancangan Jaringan Indoor Femtocell HSDPA menggunakan Radiowave Propagation Simulator

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) 1800 MHz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN HASIL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP. mejelaskan secara tepat mengingat sangat banyaknya faktor yang

PERENCANAAN JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)1800 Mhz DI WILAYAH MAGELANG MENGGUNAKAN BTS EXISTING OPERATOR XYZ

Perencanaan dan Simulasi Jaringan Small Cell Indoor Hotspots Studi Kasus di Gedung Vokasi Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin

SITE XXX. Indoor Walk Test Overview

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

KAJIAN KINERJA JARINGAN Wi-Fi STUDI KASUS UNIT 7 UNIVERSITAS BUDI LUHUR

ANALISIS SISTEM INTEGRASI JARINGAN WIFI DENGAN JARINGAN GSM INDOOR PADA LANTAI BASEMENT BALAI SIDANG JAKARTA CONVENTION CENTRE

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI HOTSPOT GRATIS DI KOTA BANDA ACEH MENGGUNAKAN NETSTUMBLER

TUGAS AKHIR ANALISA LINK BUDGET DALAM PENENTUAN TITIK ANTENA PADA SISTEM DCS1800 DAN UMTS2100 DI GEDUNG IKEA TANGERANG

PEMBUATAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA WAJAN BOLIC DAN ANTENA KALENG DALAM MENANGKAP SINYAL WIFI

BAB II KOMUNIKASI SELULER INDOOR. dalam gedung untuk mendukung sistem luar gedung (makrosel dan mikrosel

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Pengukuran di Area Sekitar UMY

Analisis Perencanaan Integrasi Jaringan LTE- Advanced Dengan Wifi n Existing pada Sisi Coverage

PERANCANGAN DAN ANALISIS COVERAGE AREA JARINGAN WIFI PADA GERBONG KERETA API PENUMPANG EKSEKUTIF JAKARTA-BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

BAB II DASAR TEORI. atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan,

Kata Kunci :In-building coverage (Indoor) system, EIRP, propagasi indoor


TAKARIR. Kapasitas transmisi dari sambungan elektronik. Percakapan melalui jaringan intenet.

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dukungan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Radio Detecting and Ranging (Radar) merupakan salah satu alat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

ABSTRAK. vii. Kata Kunci : Site Survey, Visiwave, Antena, Channel, Transmit Power, Sinyal Wireless.

Bab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi

Optimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Monte Carlo

PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN

BAB IV. Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada. dari buku-buku referensi dan dengan menggunakan aplikasi Java melalui

ANALISA PERENCANAAN LAYANAN DATA JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) INDOOR PADA TERMINAL 3 KEBERANGKATAN ULTIMATE BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB III PERENCANAAN REPEATER GSM DI GEDUNG GRAHA PDSI. berapa jarak maksimum yang dapat dicapai antara transmitter r

ANALISIS RSCP PADA HSDPA DAN HSUPA DI WILAYAH KOTA MALANG

Desain Jaringan WLAN Berdasarkan Cakupan Area dan Kapasitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB IV HASIL KELAYAKAN PERANCANGAN JARINGAN

ANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK

Komunikasi Bergerak Frekuensi 2.3 GHz Melewati Pepohonan Menggunakan Metode Giovanelli Knife Edge

IMPLEMENTASI ANTENA HORN SEKTORAL BIDANG-H UNTUK LINK LOS WIRELESS-LAN 2,4 GHz

PT Berca Cakra Teknologi. Cambium Networks

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Tahapan awal analisa perancangan yang dilakukan adalah dengan menganalisa pengukuran awal sebelum dilakukan perancangan jaringan indoor Gedung E6 dan E7 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Setelah itu kemudian dilakukan perancangan link budget untuk menentukan besarnya daya yang distribusikan dan coverage tiap Access Point (AP). Tahapan selanjutnya dilakukan simulasi perancangan untuk memberikan gambaran daya pancar atau coverage dari masing- masing AP. Tahap akhir yang dilakukan adalah simulasi dengan menggunakan software. Simulasi pada perancangan ini menggunakan RPS atau Radio Propagation Simulators. 4.1 Analisa Path Loss Pada perancangan path loss pada tiap satu Access Point (AP) dapat dihitung. AP yang digunakan pada perancangan ini sebanyak 29 AP dan untuk penempatan letak tiap titik dilakukan dengan pendekatan konstruksi bangunan gedung. Sebelum menentukan besarnya coverage dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan Path Loss. Perhitungan dalam perancangan ini menggunakan COST-231 Multi Wall Model. Pemakaian model propagasi ini dikarenakan memperhitungkan redaman material penyusun dinding. Berikut hasil perhitungan path loss untuk tiap AP per lantainya. 1. AP1 lantai dasar gedung E6 UMY 30

31 2. AP2 lantai dasar gedung E6 UMY 3. AP3 lantai dasar gedung E6 UMY 4. AP4 lantai dasar gedung E6 UMY 5. AP5 lantai dasar gedung E7 UMY

32 6. AP6 lantai dasar gedung E7 UMY 7. AP7 lantai dasar gedung E7 UMY 8. AP8 lantai dasar gedung E7 UMY

33 Untuk hasil path loss yang berada di lantai yang lain terdapat di tabel 4.1. Tabel 4.1 Path Loss Tiap Access Point Lantai Access Point (AP) loss (db) Lantai 1 E6-AP1 E6-AP2 E6-AP3 E6-AP4 Student Lounge-AP5 88.05 E7-AP6 84.05 E7-AP7 88.05 E7-AP8 84.05 E7-AP9 88.05 E6-AP1 88.05 E6-AP2 88.05 E6-AP3 84.05 E6-AP4 88.05 Lantai 2 Student Lounge-AP5 88.05 E7-AP6 84.05 E7-AP7 88.05 E7-AP8 88.05 E7-AP9 88.05 E6-AP1 88.05 E6-AP2 88.05 E6-AP3 84.05 E6-AP4 88.05 Lantai 3 Student Lounge-AP5 88.05 E7-AP6 84.05 E7-AP7 88.05 E7-AP8 88.05 E7-AP9 88.05 E6-AP1 88.05 E6-AP2 88.05 E6-AP3 84.05 E6-AP4 88.05 Lantai 4 Student Lounge-AP5 88.05 E7-AP6 84.05 E7-AP7 88.05 E7-AP8 88.05 E7-AP9 88.05 E6-AP1 88.05 Lantai 5 E6-AP2 84.05 E6-AP3 84.05

34 4.2 Analisa Coverage E6-AP4 88.05 Student Lounge-AP5 88.05 E7-AP6 84.05 E7-AP7 88.05 E7-AP8 88.05 E7-AP9 88.05 Pada perancangan link budget mengunakan spesifisakasi gain dan redaman dari tiap perangkat maka dapat dihitung nilai EIRP untuk tiap Access Point (AP). AP yang digunakan pada perancangan ini sebanyak 29 Access Point (AP) untuk penempatan letak tiap titik dilakukan dengan pendekatan konstruksi bangunan gedung. Nilai EIRP untuk tiap AP digunakan untuk menentukan besarnya coverage dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan. Dengan memakai parameter standart > -80 dbm untuk level daya terima oleh user maka coverage tiap AP dapat diketahahui nilainya. Untuk EIRP setiap AP yang terpasang bernilai 23 dbm. Coverage yang telah didapat dalam perancangan ini telah memenuhi karena mencakup seluruh ruangan dalam gedung dan untuk nilai tiap AP dapat dilihat sebagai berikut. 1. untuk AP Lantai Dasar E6-AP1 UMY meter. Jadi distance/ jari- jari untuk Access Point Lantai Dasar E6-AP1 sebesar 2. untuk AP Lantai Dasar E6-AP2 UMY

35 Jadi distance/ jari- jari untuk Access Point Lantai Dasar E6-AP2 sebesar meter. 3. untuk AP Lantai Dasar E6-AP3 UMY Jadi distance/ jari- jari untuk Access Point Lantai Dasar E6-AP3 sebesar meter. 4. untuk AP Lantai Dasar E6-AP4 UMY Jadi distance/ jari- jari untuk Access Point Lantai Dasar E6-AP4 sebesar meter. 5. untuk AP Lantai Dasar E7-AP5 UMY

36 Jadi distance/ jari- jari untuk Access Point Lantai Dasar E7-AP5 sebesar meter. 6. untuk AP Lantai Dasar E7-AP6 UMY Jadi distance/ jari- jari untuk Access Point Lantai Dasar E7-AP6 sebesar meter. 7. untuk AP Lantai Dasar E7-AP7 UMY Jadi distance/ jari- jari untuk Access Point Lantai Dasar E7-AP7 sebesar meter. 8. untuk AP Lantai Dasar E7-AP8 UMY

37 Jadi distance/ jari- jari untuk Access Point Lantai Dasar E7-AP8 sebesar meter. Untuk hasil coverage yang berada di lantai yang lain terdapat di tabel 4.2. Tabel 4.2 Coverage Tiap Access Point Lantai Access Point (AP) Jarak/jari-jari (m) E6-AP1 6.3 E6-AP2 6.3 E6-AP3 6.3 E6-AP4 6.3 Lantai 1 Student Lounge-AP5 5.49 E7-AP6 7.94 E7-AP7 5.49 E7-AP8 7.94 E7-AP9 5.49 E6-AP1 5.49 E6-AP2 5.49 E6-AP3 7.94 E6-AP4 5.49 Lantai 2 Student Lounge-AP5 5.49 E7-AP6 7.94 E7-AP7 5.49 E7-AP8 5.49 E7-AP9 5.49 E6-AP1 5.49 E6-AP2 5.49 E6-AP3 7.94 E6-AP4 5.49 Lantai 3 Student Lounge-AP5 5.49 E7-AP6 7.94 E7-AP7 5.49 E7-AP8 5.49 E7-AP9 5.49 E6-AP1 5.49 E6-AP2 5.49 E6-AP3 7.94 Lantai 4 E6-AP4 5.49 Student Lounge-AP5 5.49 E7-AP6 7.94 E7-AP7 5.49

38 E7-AP8 5.49 E7-AP9 5.49 E6-AP1 5.49 E6-AP2 7.94 E6-AP3 7.94 E6-AP4 5.49 Lantai 5 Student Lounge-AP5 5.49 E7-AP6 7.94 E7-AP7 5.49 E7-AP8 5.49 E7-AP9 5.49 Menurut hasil perhitungan untuk coverage dari AP di setiap lantainya, dapat digambarkan pada denah sebagai berikut. Gambar 4.1 Coverage AP Lantai Dasar Untuk gambar di lantai lain dapat dilihat dalam daftar lampiran. 4.3 Simulasi Indoor Coverage Pada proses simulasi indoor coverage ini menggunakan software RPS 5.3 (Radiowave Propagation Simulator. Dengan menggunakan software ini dapat mensimulasikan daya pancar dari antenna secara 2 dimensi maupun 3 dimensi. Pada software ini juga dapat mensimulasikan dengan memperhitungkan tebal dan jenis dinding, kayu, kaca dan material lain yang dapat mempengaruhi daya pancar dari antenna atau EIRP. Proses simulasi indoor pada perancangan ini membutuhkan denah lokasi dan juga material penyusun gedung. Denah lokasi digunakan untuk menempatkan titik AP dan material penyusun digunakan untuk menentukan besarnya redaman

39 material tersebut. Proses selanjutnya dilakukan input data yang sesuai dengan perhitungan link budget sebelumnya. Model Propagasi dalam proses simulasi dengan software RPS ini menggunakan COST 231 Multi Wall Model. Alasan Pemakaian model propagasi tersebut karena memperhitungkan redaman material penyusun dinding. Pemilihan model ini juga disesuaikan dengan perancangan yang menggunakan perhitungan manual. Simulasi dengan software RPS ini akan menampilkan RSCP atau level daya terima yang dipancarkan dari masing- masing AP. Pada tabel 4.3 dibawah ini akan menunjukkan range level daya terima oleh user dan warna indikatornya. Tabel 4.3 Level daya terima di RPS Range Score -110 to -103 Poor -102 to -95 bad -94 to -87 good -86 to -79 verry good -78 to -20 excelent Tabel 4.4 Symbol Materil di RPS Materill Concrete Gypsum Glass Wood Symbol Dalam simulasi yang digambarkan oleh pembahasan berikut akan memberikan suatu perkiraan dalam perancangan baik pada posisi antena maupun daya terima user jika dekat dengan antena dan posisi terjauh dari Access Point (AP). Simulasi ini digunakan untuk membantu proses perancangan walaupun

40 terkadang hasil simulasi menggunakan software tidak memberikan gambaran secara riil saat dilapangan. Simulasi berikut ini dilakukan dalam Gedung E6 dan E7 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 4.3.1 Simulasi Lantai Dasar Gedung E6 dan E7 Gambar 4.2 Simulasi Lantai Dasar Pada lantai dasar merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa terutama di foodcourt dan juga pada lantai ini terdapat banyak ruangan. Oleh karena itu perancangan pada lantai ini memerlukan lebih banyak antenna yaitu sebanyak 8 Access Point (AP). Dari simulasi pada gambar diatas menunjukkan bahwa setiap ruangan tercover dengan baik dilihat dari warna yang dihasilkan oleh pancaran dari setiap AP. Warna hijau menunjukkan bahwa level daya pada daerah tersebut > - 80 dbm. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil perancangan dan kemudian disimulasikan dengan software sudah sesuai dengan standart KPI (Key Performanca Indicator). Pada gambar grafik yang ditunjukkan oleh gambar 4.4 dibawah ini adalah grafik dari keseluruhan coverage Access Point (AP) yang merupakan hasil simulasi dengan software RPS.

41 Gambar 4.3 Grafik level daya terima oleh user pada lantai Dasar Grafik 4.3 diatas yang merupakan output dari software yang menunjukkan rata-rata level daya terima untuk keseluruhan ruangan dan tidak termasuk luar ruangan pada lantai dasar. Dari keterangan diatas menunjukkan level daya terima untuk seluruh runagan lantai dasar didapat rata- ratanya sekitar -54 dbm. Selain itu rata-rata sinyal yang dapat diterima yang kurang dari -80 dbm yaitu sekitar 75% dan lebih dari -80 dbm yaitu sebesar 25%. 4.3.2 Simulasi Lantai 1 Gedung E6 dan E7 Gambar 4.4 Simulasi Lantai 1

42 Pada lantai 1 terbagi menjadi beberapa ruangan kelas dan ruang dosen. Perancangan pada lantai ini terpasang Access Point (AP) yaitu sebanyak 9 Access Point (AP). Dari simulasi pada gambar diatas menunjukkan bahwa setiap ruangan tercover dengan baik dilihat dari warna yang dihasilkan oleh pancaran dari setiap AP. Warna hijau menunjukkan bahwa level daya pada daerah tersebut > - 80 dbm. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil perancangan dan kemudian disimulasikan dengan software sudah sesuai dengan standart KPI (Key Performanca Indicator). Pada gambar grafik yang ditunjukkan oleh gambar 4.5 dibawah ini adalah salah satu contoh grafik dari keseluruhan coverage Access Point (AP)yang merupakan hasil simulasi dengan software RPS. Gambar 4.5 Grafik level daya terima oleh user pada lantai 1 Grafik 4.5 diatas yang merupakan output dari software yang menunjukkan rata-rata level daya terima untuk keseluruhan ruangan dan tidak termasuk luar ruangan pada lantai 1. Dari keterangan diatas menunjukkan level daya terima untuk seluruh runagan lantai dasar didapat rata- ratanya sekitar -56 dbm. Selain

43 itu rata-rata sinyal yang dapat diterima yang kurang dari -80 dbm yaitu sekitar 72% dan lebih dari -80 dbm yaitu sebesar 28%. 4.3.3 Simulasi Lantai 2-4 Gedung E6 dan E7 Gambar 4.6 Simulasi Lantai 2-4 Pada lantai 2 sampai lantai 4 dibagi beberapa ruangan kelas untuk mahasiswa. Perancangan pada lantai ini terpasang Access Point (AP) yaitu sebanyak 9 Access Point (AP). Dari simulasi pada gambar diatas menunjukkan bahwa beberapa ruangan belum ter- cover dengan baik dilihat dari warna yang dihasilkan oleh pancaran dari setiap AP. Warna hijau menunjukkan bahwa level daya pada daerah tersebut > - 80 dbm. Namun di beberapa tempat level daya menunjukan di angka < -80, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil perancangan dan kemudian disimulasikan dengan software belum sesuai dengan standar KPI (Key Performanca Indicator). Pada gambar grafik yang ditunjukkan oleh gambar 4.7 dibawah ini adalah salah satu contoh grafik dari keseluruhan coverage Access Point (AP)yang merupakan hasil simulasi dengan software RPS.

44 Gambar 4.7 Grafik level daya terima oleh user pada lantai 2-4 Grafik 4.7 diatas yang merupakan output dari software yang menunjukkan rata-rata level daya terima untuk keseluruhan ruangan dan tidak termasuk luar ruangan pada lantai dasar. Dari keterangan diatas menunjukkan level daya terima untuk seluruh runagan lantai dasar didapat rata- ratanya sekitar - 75 dbm. Selain itu rata-rata sinyal yang dapat diterima yang kurang dari -80 dbm yaitu sekitar 70% dan lebih dari -80 dbm yaitu sebesar 30%. 4.3.4 Simulasi Lantai 5 Gedung E6 dan E7 Gambar 4.8 Simulasi Lantai 5

45 Pada lantai 5 terdapat beberapa ruangan yaitu berupa Ruangan Teatrikal. Perancangan pada lantai ini telah terpasang sebanyak 9 Access Point (AP). Dari simulasi pada gambar diatas menunjukkan bahwa setiap ruangan ter- cover dengan baik dilihat dari warna yang dihasilkan oleh pancaran dari setiap AP. Warna hijau menunjukkan bahwa level daya pada daerah tersebut > - 80 dbm. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil perancangan dan kemudian disimulasikan dengan software sudah sesuai dengan standart KPI (Key Performanca Indicator). Pada gambar grafik yang ditunjukkan oleh gambar 4.9 dibawah ini adalah salah satu contoh grafik dari keseluruhan coverage Access Point (AP) yang merupakan hasil simulasi dengan software RPS. Gambar 4.9 Grafik level daya terima oleh user pada lantai 5 Grafik 4.9 diatas yang merupakan output dari software yang menunjukkan rata-rata level daya terima untuk keseluruhan ruangan dan tidak termasuk luar ruangan pada lantai dasar. Dari keterangan diatas menunjukkan level daya terima untuk seluruh runagan lantai dasar didapat rata- ratanya sekitar -41 dbm. Selain itu rata-rata sinyal yang dapat diterima yang kurang dari -50 dbm yaitu sekitar 82% dan lebih dari -80 dbm yaitu sebesar 18%.

46 4.4 Perhitungan Jumlah Access Point (AP) Hasil dari perhitungan seluruh coverage dari masing-masing AP setiap lantai, dapat ditentukan jumlah AP yang dibutuhkan dari semua area yang direncanakan. Berikut merupakan salah satu contoh perhitungan jumlah AP yang berada di lantai 2. Luas Coverage Area = 2.6 x rmax 2 Luas Coverage Area = 2.6 x 5.49 2 Luas Coverage Area = 78.36 Jumlah AP pada gedung E6 dan E7 di lantai dasar: Nap = Setelah melakukan perhitungan, selanjutnya dilakukan analisa penempatan access point menggunakan RPS v5.4. Simulasi penempatan yang dilakukan dipengaruhi oleh redaman material bangunan sehingga detail ketebalan dan material yang digunakan perlu diperhatikan dalam simulasi yang dilakukan. Gambar 4.10. di bawah ini menunjukkan salah satu simulasi yang dilakukan pada lantai 2 gedung E6 dan E7. Dengan perhitungan jumlah AP menurut luas coverage access point, maka didapat jumlah AP di setiap lantainya yang di tunjukan pada tabel 4.4. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Coverage Planning Lantai Jumlah Access Point yang Jumlah Access Point terpasang Perhitungan Coverage Dasar 8 15

47 1 9 15 2-4 9 19 5 9 19 Gambar 4.10 Simulasi Perhitungan Jumlah AP Lantai 2 Gambar 4.11 Grafik level daya terima oleh user lantai 2 menurut perhitungan Grafik gambar 4.11 menunjukkan nilai rata rata sinyal terima sebesar -51 dbm. Dilihat dari hasil simulasi yang didapatkan maka perancangan ini sudah dapat memenuhi kebutuhan user secara coverage area karena nilai rata-rata yang didapat berada diantara -10 sampai -57 dbm pada standar kuat sinyal wifi

48 sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Berbeda dengan perancangan sebelumnya yang mendapatkan hasil nilai rata-rata sinyal yang diterima hanya sebesar -75 dbm. Selain itu rata-rata sinyal yang dapat diterima yang kurang dari - 80 dbm yaitu sekitar 72% dan lebih dari -80 dbm yaitu sebesar 28%. Jumlah AP yang telah ditentukandari perhitungan coverage serta dengan melakukan simulasi menggunakan RPSv5.4, maka didapat hasil rata-rata yang ditunjukkan pada table 4.6. Tabel 4.6 Nilai rata-rata menggunakan RPSv5.4 Lantai Jumlah Access Point Nilai Rata-Rata yang terpasang Dasar 15 15 1 15 15 2-4 19 19 5 19 19