LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN ANGGARAN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk. meningkatkan pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

1

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2003) dengan harapan pada tahun 2010 AKB di Indonesia turun

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu dengan memberikan

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi terutama di negara berkembang. Diantara kematian pada anak-anak

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. keemasan sekaligus dikatakan periode kritis pada anak. Dikatakan periode keemasan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMBENTUKAN SUPPORT GROUP IBU MENYUSUI DI KABUPATEN PEKALONGAN DAN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan Sustainable Development

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA (PPDM)

PANDUAN PENGABDIAN DOSEN KEPADA MASYARAKAT STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni 2013

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

Parapam Meningkatkan Pemberian Asi Eksklusif dan Mp-Asi pada Bayi 0-12 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DESA/ KEL.. KECAMATAN... Jalan... No... Telp.(0341)... CONTOH. KEPUTUSAN DESA/ KELURAHAN... Nomor : 180/ /421.

PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN BERAT BADAN BERDASARKAN JENIS KONSUMSI SUSU PADA BAYI UMUR 6 BULAN DI PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

RUANG MENYUSUI/FASILITAS LAKTASI DI MAL RAMAYANA ALUN-ALUN MALANG KERJA SAMA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG DENGAN PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMBENTUKAN SRIKANDI ASI KADER POSYANDU WILAYAH KECAMATAN NGAMPILAN SEBAGAI UPAYA PROMOSI ASI DI MASYARAKAT NGAMPILAN Oleh : Ketua : Rahmah.M.Kep.,Ns.Sp.kep.An (0030018201) Anggota : Erfin Firmawati.,MNS (0508078101) Suwantianingsih ( 20100320064) Febri Alvionita ( 20100320111) Dibiayai Melalui Dana Hibah Pengabdian Masyarakat LP3M Tahun 2014 Sesuai Surat Perjanjian Nomor: 991/SP2-PPM/LP3M-UMY/VI/2014 Tanggal : 23 Juni 2014 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2014

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul program : Pembentukan Srikandi ASI Kader Posyandu Wilayah Ngadiwinatan Sebagai Upaya Promosi ASI Di Masyarakat Ngadiwinatan 2. Nama Mitra Program : Kader Posyandu RW 11 Ngadiwinatan Kader Posyandu RW 12 Ngadiwinatan Kader Posyandu RW 13 Ngadiwinatan 3. Ketua Tim Pengusul a. Nama : Rahmah.M.Kep.,Ns.Sp.kep.An b. NIDN : 0030018201 c. Jabatan Golongan : Asisten ahli/3a d. Program Studi : Ilmu Keperawatan e. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta f. Bidang Keahlian : Kesehatan/Keperawatan Anak g. Alamat kantor/telp/faks/surel : Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta 4. Anggota Tim Pengusul a. Jumlah Anggota : 3 orang b. Nama anggota I/bidang keahlian : ErfinFirmawati,MNS/KeperawatanMedikal Bedah c. Mahasiswa yang telibat : Suwantianingsih dan Febri Alvionita 5. Lokasi Kegiatan /mitra (1) a. Wilayah mitra (desa/kecamatan): Ngadiwinatan/Ngampilan b. Kabupaten/kota : Yogyakarta c. Propinsi : D.I.Yogyakarta d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 10-15 Km 6. Lokasi Kegiatan /mitra (2) a. Wilayah mitra (desa/kecamatan): Ngadiwinatan/Ngampilan b. Kabupaten/kota : Yogyakarta c. Propinsi : D.I.Yogyakarta d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) : 10-15 Km 7. Luaran yang dihasilkan : Pengetahuan, keterampilan, sarana 1. Jangka waktu Pelaksanaan : Enam (6) bulan 2. Biaya Total : Rp. 5.000.000,- - LP3M : Rp. 5.000.000,- Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Yogyakarta, 30 Oktober 2014 Ketua Tim Pengabdian Sri Sumaryan.,Ns.M.Kep.Sp.Mat Rahmah.,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.,An NIK 173 046 NIP 19820130 2005 01 2002 Mengetahui Kepala LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Hilman Latief, Ph.D NIK 133 033

RINGKASAN Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi 0-6 bulan turun dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008, dan meningkat kembali menjadi 34,3% pada tahun 2009, berkaitan dengan hal tersebut dalam program perbaikan gizi Indonesia sehat 2010 ditetapkan target Nasional pencapaian ASI eksklusif adalah 80%, namun pada kenyataannya cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2010 belum mencapai target. Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya peraturan perundangan tentang pemberian ASI, belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, serta belum optimalnya pembina kelompok pendukung ASI (Depkes RI, 2009). Selain itu faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif menurut Swasono (2005) dalam Lestari (2009) adalah faktor sosial budaya seperti dukungan suami, ketidaktahuan masyarakat, gencarnya promosi susu formula, dan kurangnya fasilitas menyusui di tempat kerja. Masalah pemberian ASI eksklusif merupakan permasalahan utama dan bersama yang menjadi kepedulian Negara, pemerintah kota Yogyakarta khususnya dan organisasi Muhammadiyah Aisyiah, karena sejalan dengan perintah dalam Al- Qur an Qs.Al Baqarah : 233 untuk para ibu untuk menyusui anak - anaknya sehingga bentuk kepedulian bersama ini dapat diwujudkan dengan membentuk kelompok pendukung ASI di masyarakat dengan optimalisasi kader posyandu. Disamping pelatihan kegiatan ini juga disertai pendampingan untuk para kader posyandu sehingga kelak mereka dapat sebagai srikandi ASI/promotor ASI di masyarakat.

PRAKATA Puji syukur kehadirat Illahi Robbi atas segala nikmat yang tidak terhingga. Sholawat dan salam senantiasa teriring kepada nabi Muhammad SAW. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertemakan ASI yang bertujuan mempromosikan ASI (air susu ibu) kepada masyarakat melalui kader posyandu, perpanjangan tangan dari PUSKESMAS yang dekat dengan masyarakat. Kegiatan ini di awali dengan seleksi kader posyandu yang bersedia menjadi srikandi ASI, kemudian diberikan pelatihan terkait manajemen laktasi baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan, setelah itu srikandi ASI juga diberikan pendampingan dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang di dapatkan dari pelatihan ke ibu yang sedang menyusui (memiliki bayi usia 0-6 bulan) atau ibu yang berada pada masa trimester III masa kehamilan. Kegiatan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif kepada kader posyandu sebagai srikandi ASI. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pengabdian ini sehingga dapat terlaksana dengan baik. Semoga kegiatan pengabdian masyarakat ini membawa manfaat bagi semua pihak. Yogyakarta, 23 Oktober 2014 Penulis

DAFTAR ISI Hal HALAMAN SAMPUL... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RINGKASAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... 1 2 3 4 5 BAB I PENDAHULUAN. BAB II METODE PELAKSANAAN KEGIATAN.. BAB III HASIL KEGIATAN... BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... BAB V RENCANA KEBERLANJUTAN /IMPLEMENTASI SELANJUTNYA 6 7 1 3 3 LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis situasi Air Susu Ibu (ASI) merupakan salah satu hak azasi bayi yang harus di penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan tumbuh kembang terutama pada dua tahun pertama, memberikan interaksi psikologis yang kuat dan adekuat antara bayi dan ibu serta merupakan kebutuhan dasar tumbuh kembang bayi. Ibu menyusui juga memperoleh manfaat menjadi lebih sehat dan menjarangkan kehamilan untuk menurunkan resiko perdarahan pasca persalinan (Eveline, 2008). Hak azasi bayi terhadap makanan, kesehatan, dan interaksi psikologis terbaik dapat diperoleh dengan memberikan ASI, dengan kata lain adalah Hak setiap bayi untuk mendapatkan ASI sekaligus hak setiap ibu untuk menyusui bayinya. Bayi harus memperoleh nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sejak lahir, oleh karena itu setiap bayi mempunyai hak untuk mendapatkan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan bersama dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sampai usia 2 tahun ( Resolusi WHA 54, 2001). Penelitian tahun 2002 dilakukan di empat perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan delapan pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 14%-21%, sedangkan di pedesaan 14%-26%. Pencapaian ASI Eksklusif 5-6 bulan di perkotaan berkisar antara 3%-18% sedangkan di pedesaan 6%-19% (Laksono, 2010 ). Hasil survei yang dilakukan oleh Hellen Keller International pada tahun 2002 di Indonesia, menunjukkan bahwa rata-rata bayi di Indonesia hanya mendapatkan ASI eksklusif selama 1,7 bulan. Berdasarkan kajian WHO dalam Kepmen No. 450 tahun

2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Berkaitan dengan hal tersebut dalam program perbaikan gizi Indonesia sehat 2010 ditetapkan target Nasional pencapaian ASI eksklusif pada tahun 2000 adalah 80%. Turunnya angka ini terkait pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan (Depkes RI, 2004). Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan (Depkes RI, 2009) Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya peraturan perundangan tentang pemberian ASI, belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, serta belum optimalnya pembina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI (Depkes RI, 2009). Selain itu faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif menurut Swasono (2005) dalam Lestari (2009) adalah faktor sosial budaya seperti dukungan suami, ketidaktahuan masyarakat, gencarnya promosi susu formula, dan kurangnya fasilitas menyusui di tempat kerja. 1.2 Permasalahan Mitra Cakupan pemberian ASI eksklusif di kecamatan ngampilan / ngadiwinatan yang akan menjadi tempat pengabdian masyarakat cakupan ASI eksklusif hanya 20,68 % pada tahun 2010, meskipun pada tahun 2011 meningkat menjadi 39,73 %. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan serta masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana, serta belum optimalnya pembina kelompok pendukung ASI (Depkes RI, 2009).

1.3 Target Dan Luaran Target utama dari program ini adalah pembentukan srikandi ASI dari ibu-ibu kader posyandu sebagai cikal bakal konselor ASI di masyarakat untuk memberikan dukungan nyata bagi ibu ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan untuk tetap memberikan ASI. Luaran dari program ini adalah : Program pelaksanaan manajemen laktasi berbasis komunitas dengan indikator keberhasilan program : 1. Bagi ibu yang sedang hamil trimester III memiliki pengetahuan dan motivasi untuk memberikan ASI secara eksklusif. 2. Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan sudah memberikan ASI secara eksklusif tetap terus memberikan ASI. 3. Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan sudah memberikan ASI dengan tambahan susu formula atau MP ASI dapat meningkatkan pemberian ASI dan mengurangi pemberian susu formula atau MP ASI. 4. Bagi ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan belum memberikan ASI dapat mulai memberikan ASI kembali.

BAB 2 METODE PELAKSANAAN Strategi yang dapat diusulkan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah pendekatan berbasis komunitas dimana strategi pemecahan masalah langsung ke sasaran dengan optimalisasi peran kader posyandu yang ada di masyarakat RW12 dan RW 13 Ngadiwinatan kecamatan Ngampilan Yogyakarta. Sehingga strategi pelaksanaan yang akan dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu pertama, peningkatan peran dan fungsi kader posyandu melalui pelatihan konselor ASI. Kedua pendampingan pada kader posyandu selama proses pelaksanaan kegiatan. Pada tahap pertama Kader posyandu balita di RW 12 dan RW 13 Ngadiwinatan kecamatan Ngampilan Yogyakarta akan diberikan pelatihan mengenai ASI eksklusif, manfaat dan keunggulan ASI, fifiologi laktasi, dan manajemen laktasi selama 1 hari oleh tim. Pelatihan di bagi 2 sesi. Sesi pertama diawali dengan penyampaian Materi pelatihan dalam bentuk ceramah/diskusi/demonstrasi. Pada sesi ke dua kader posyandu akan didampingi oleh tim berlatih sebagai konselor ASI (role play). Pada awal dan akhir pelatihan akan dilakukan evaluasi kesiapan kader posyandu balita sebagai konselor ASI. Selanjutnya pada tahap pendampingan selama proses kegiatan akan diberikan 1-2 kali untuk kader posyandu balita di RW 11, 12 dan RW 13 Ngadiwinatan kecamatan Ngampilan Yogyakarta saat kunjungan ke rumah warga / ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan atau ibu yang sedang hamil untuk melihat pengaruh dari pelatihan yang diberikan serta mengetahui dukungan dan hambatan terhadap pelaksanaan kegiatan.

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap 1 : ketua pelaksana pengabdian berkoordinasi dengan ketua posyandu balita RW 11, 12 dan 13 Ngadiwinatan kecamatan Ngampilan Yogyakarta untuk mengirimkan 3 orang kader posyandu balita untuk setiap RW yang bersedia mengikuti pelatihan manajemen laktasi dan bersedia sebagai srikandi ASI/promotor ASI di masyarakat. Serta membuat kesepakatan waktu pelatihan manajemen laktasi. Tahap 2 : Pelatihan Sebelum pelaksanaan pelatihan, ketua pelaksana memberikan inform consent kepada kader posyandu balita untuk bersedia mengikuti kegiatan sampai selesai dan bersedia nantinya sebagai srikandi ASI / promotor ASI di masyarakat. Pelatihan dilakukan selama 1 hari penuh meliputi ceramah dan diskusi mengenai fisiologis menyusui, manajemen laktasi, dilanjutkan dengan bermain peran sebagai konselor laktasi ibu menyusui.

Tahap 3 : Pendampingan Setelah diberikan pelatihan mengenai manajemen laktasi dan permasalahannya serta bermain peran sebagai konselor, peserta di jelaskan mengenai teknik pendampingan ke ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan atau ibu yang sedang dalam masa kehamilan trimester 3 untuk memberikan konseling seputar pemberian ASI eksklusif. Kader posyandu diminta untuk memilih target ibu di wilayah nya (RW 11/12/13 Ngadiwinayan) yang akan diberikan konseling mengenai manajemen laktasi. Pelaksana kegiatan pengabdian bersama kader posyandu memberikan konseling manajemen laktasi sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara kader dan ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan atau ibu yang sedang dalam masa kehamilan trimester 3 di wilayah nya (RW 11/12/13 Ngadiwinatan)

Tahap 4 : Evaluasi Pada saat evaluasi peserta diminta untuk menyampaikan kendala-kendala yang ditemukan pada saat memberikan konseling manajemen laktasi ke ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan atau ibu yang sedang dalam masa kehamilan trimester 3 di wilayah nya (RW 11/12/13 Ngadiwinatan) serta solusi yang telah dilakukan dari permasalahan yang ditemukan. Rencana tindak lanjut dan strategi bagaimana meningkatkan pemberian ASI eksklusif bayi usia 0-6 bulan di wilayah RW 11, 12, 13 Ngadiwinatan, kecamatan Ngampilan, Yogyakarta.

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 6 bulan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap evaluasi dapat terlaksana dengan baik, kader posyandu balita sangat antusias mengikuti tahap demi tahap dalam setiap kegiatan, ibu - ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan ibu yang sedang dalam masa kehamilan trimester 3 di wilayah nya (RW 11/12/13 Ngadiwinatan) yang menjadi target konseling para srikandi ASI merasakan manfaat dari konseling manajemen laktasi dibuktikan dengan pertanyaan pertanyaan yang diajukan sebagai bukti rasa keingintahuan mereka. Akhir kegiatan ini dapat disimpulkan pelatihan manajemen laktasi pada kader posyandu balita RW 11, 12 dan 13 tercapai 100%, pendampingan ke ibu - ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan ibu yang sedang dalam masa kehamilan trimester 3 di wilayah nya (RW 11/12/13 Ngadiwinatan) yang menjadi target konseling para srikandi ASI tercapai 100 %, terbentuk 9 orang srikandi ASI di wilayah Ngadiwinatan, 3 orang srikandi ASI di RW 11, 12 dan 13 Ngadiwinatan kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta (tercapai 100%). 4.2. Saran Saran dari kegiatan ini adalah : a. Pelatihan manajemen laktasi sebaiknya tidak hanya ditujukan bagi kader posyandu akan tetapi bagi semua ibu-ibu /keluarga yang memiliki dan atau akan memiliki bayi usia 0 6 bulan.

BAB 5 RENCANA KEBERLANJUTAN Pelatihan manajemen laktasi merupakan salah satu bentuk upaya promotif untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif di masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan yang diusulkan oleh peserta pada saat evaluasi untuk keberlanjutan yakni menggunakan media komunikasi/bbm (black berry massanger) untuk memfasilitasi komunikasi dan diskusi antara srikandi ASI dengan ibu-ibu /keluarga yang memiliki dan atau akan memiliki bayi usia 0 6 bulan serta dibentuknya self help group sebagai wadah untuk membantu/ memberikan dukungan/berbagi pengalaman bagi ibu ibu yang memiliki dan atau akan memiliki bayi usia 0 6 bulan dan ingin memberikan ASI eksklusif.

5.1 Realisasi Anggaran No Komponen Biaya yang Diusulkan (Rp) 1 Honorarium ketua dan anggota (2 orang) 1.000.000,- JUMLAH 1.000.000,- BIAYA PROGRAM 2 Seminar Kit (10 orang) 200.000,- 3 Pembuatan modul (booklet) 200.000,- 4 Konsumsi (snack dan makan siang) 1000.000,- 5 Sewa LCD dan layar LCD 200.000,- 6 Sewa tempat dan Biaya petugas kebersihan 200.000,- 7 Sewa alat pelatihan (panthom bayi dan payudara) 200.000,- 8 Souvenir buat ibu target 500.000,- 9 Rapat evaluasi program 5.00.000,- 10 JUMLAH 3.000.000,- TRANSPORTASI 11 Transportasi pendampingan 400.000,- 12 Dokumentasi /lain-lain 200.000,- 13 Penyusunan laporan 200.000,- 14 Biaya tak terduga 200.000,- JUMLAH 1.000.000,- TOTAL 5.000.000,-

5.2 Jadwal Kegiatan N Kegiatan Jadwal Kegiatan (2014) o Feb Mrt April Mei Juni Juli Agust Sept 1 Pembuatan dan pengajuan proposal 2 Koordinasi awal 3 Pelatihan 4 Pendampingan ke lapangan 5 Evaluasi 6 Penyusunan hasil 7 Publikasi