HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAHASAN Hikmah Farm Produksi Kentang Bibit

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

PENANGANAN PASCA PANEN

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

kg/hk kg/hk Kebun Kiara Jeuntas 19/02/2009 Penanaman stek kentang

BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMBIBITAN DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di Hikmah Farm. Prestasi Kerja Penulis Karyawan

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

PEMBAHASAN Sistem Petikan

Penanganan Hasil Pertanian

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat

3. METODE DAN PELAKSANAAN

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

Dairi merupakan salah satu daerah

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

III. BAHAN DAN METODE

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

31/08/2017. Keunggulan budidaya jahe. Penyemaian. Media Polibag dan karung vs lahan. Penanaman. Pemeliharaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

PENANGANAN PASCAPANEN

III. METODE PENELITIAN. sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

Teknologi Produksi Ubi Jalar

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

PASCA PANEN BAWANG MERAH

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Transkripsi:

50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Menurut Hartus (2001) persyaratan tumbuh yang penting diperhatikan adalah iklim dan tanah. Cuaca sangat menentukan kegiatan budidaya di lapang seperti proses tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan panen. Hampir semua kebun Hikmah Farm mempunyai tanah tipe Andosol yang mengandung bahan organik yang sangat tinggi sehingga tanah tersebut sangat subur. Tabel 8. Produktivitas Tiap Kebun Berdasarkan Persamaan Generasi Bibit Kentang Granola Kelas Benih G2 Kebun Total Panen Kentang Produktivitas Luas (ha) AL AB Ares BS (ton/ha) Ciarileu - 36 974 60 572 2 230 2.9 34.41 Kiara Jeuntas - 6 840 85 861-3.0 30.90 Pajaten 24 11 001 45 562 1 094 3.0 19.52 Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan Setiap kebun memiliki produktivitas yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas setiap kebun meliputi: tanah, air, cuaca, kondisi bibit yang akan ditanam, teknis budidaya di lapang seperti teknik pengolahan tanah, penggunaan pupuk dan pestisida, waktu dan cara penanaman, penyiangan gulma, pembumbunan, dan panen. Tabel 8 diatas memperlihatkan bahwa kebun Ciarileu memiliki produktivitas yang paling tinggi diantara kebun yang lain. Hal ini disebabkan oleh teknis budidaya yang diterapkan sudah baik seperti penggunaan bibit berkualitas yang mempunyai kemampuan tumbuh yang baik dan potensi hasil tinggi, cara pengolahan tanah yang tepat, penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat jenis, dosis, cara, dan waktu. Kegiatan pembumbunan juga dilakukan tepat waktu. Pembumbunan yang terlambat dilakukan akan mengakibatkan tanaman rebah, umbi terkena sinar matahari dan mengakibatkan umbi berwarna hijau yang mengandung racun solanin sehingga akan menurunkan produksi umbi.

51 Lahan penanaman kentang di kebun Ciarileu merupakan lahan bekas penanaman kina sehingga tergolong subur. Tanaman kina dipanen kulitnya setiap satu tahun sekali dan setiap 15 tahun tanaman tersebut dibongkar sehingga unsur hara yang terdapat didalam tanah tidak banyak yang hilang. Lain halnya dengan kebun Pajaten yang merupakan bekas areal penanaman teh yang tergolong kurang subur karena teh dipanen setiap dua minggu sekali akibatnya tanaman menjadi stres dan unsur hara di tanah menjadi makin berkurang sehingga produksi rendah. Produktivitas yang rendah di kebun Pajaten disebabkan oleh teknik budidaya yang diterapkan kurang baik. Data pengamatan dapat dilihat pada lampiran 18. Tabel 9. Produktivitas Tiap Kebun berdasarkan Persamaan Generasi Bibit Kentang Granola Kelas Benih G4 Kebun Total Panen Kentang Luas (ha) Produktivitas AL AB Ares BS (ton/ha) Kiara Jeuntas - 11 191 48 279-4.0 14.87 Pajaten - 2 717 6 137 120 2.0 4.48 Ciarileu 4 636 47 652 90 136 3 405 10.0 14.58 Gambung - 7 733 27 531 764 2.5 14.41 Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan Kebun Kiara Jeuntas, Ciarileu, dan Gambung memiliki produktivitas kentang yang hampir sama, berbeda halnya dengan kebun Pajaten yang memiliki produktivitas yang sangat rendah. Teknis budidaya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap produksi tanaman. Penyebab rendahnya produktivitas di kebun Pajaten adalah pengendalian hama dan penyakit yang dilaksanakan dengan kurang baik. Pengendalian hama dan penyakit di kebun Pajaten tetap menggunakan insektisida kontak meskipun hama telah menyerang sehingga hama didalam jaringan tanaman tidak akan bersentuhan langsung dengan insektisida, berakibat pada penurunan hasil produksi kentang. Pestisida kontak digunakan sebelum tanaman terserang dan sebaiknya diganti oleh pestisida sitemik setelah muncul serangan hama karena residu pestisida akan ditranslokasikan ke dalam jaringan tanaman, akibatnya hama yang memakan jaringan tersebut akan mati keracunan.

52 Kebun Pajaten banyak terdapat daerah-daerah yang cekung pada lahan pertanamannya, sehingga saat hujan air akan menggenangi cekungan tersebut dan mengakibatkan tanaman terserang penyakit lodoh atau daun busuk karena kelembabannya cukup tinggi. Saat musim hujan, tanaman lebih rentan terserang penyakit dan musim kemarau banyak serangan hama. Data pengamatan dapat dilihat pada lampiran 20. Tabel 10. Produktivitas Bibit Kentang Granola Kelas Benih G4, Antar Blok dalam Satu Kebun Kebun Blok AL AB Ares BS Luas (ha) Produktivitas (ton/ha) Gambung Panarikan - 1 18 848 24 909 793 2.0 22.28 Panarikan - 2 7 733 27 531 764 2.5 14.41 Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan Penanaman yang dilakukan dalam satu kebun tetapi beda blok ternyata dapat memiliki produktivitas yang berbeda. Kondisi tanah dalam satu kebun memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda. Penerapan teknik budidaya yang berbeda akan menghasilkan produksi yang berbeda pula. Teknik budidaya yang diterapkan di kebun Gambung blok Panarikan 1 lebih intensif daripada blok Panarikan 2 sehingga produktivitas di blok Panarikan 1 lebih tinggi dari produktivitas blok Panarikan 2. Data pengamatan dapat dilihat pada lampiran 19. Pasca Panen Penanganan pasca panen di negara berkembang terutama Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara maju seperti Amerika. Penyebab utamanya adalah penerapan teknologi pasca panen yang masih rendah di Indonesia. Proses pasca panen merupakan tahapan yang paling penting dalam menghasilkan suatu produk pertanian. Teknik budidaya di lapangan yang tepat dan didukung dengan perlakuan pasca panen di gudang, pengemasan produk, hingga pemasaran merupakan alur produk pertanian sampai ke konsumen. Produk pertanian dikatakan berkualitas baik bila produk dalam kondisi yang baik ketika sampai di konsumen, sehingga teknis budidaya yang tepat dengan perlakuan pasca panen yang tepat akan menghasilkan produk yang berkualitas.

53 Kegiatan pasca panen yang dilakukan oleh Hikmah Farm dibedakan antara perlakuan kentang bibit dan kentang konsumsi. Secara umum, penanganan pasca panen hampir sama baik untuk perlakuan kentang bibit maupun perlakuan kentang konsumsi. Pasca Panen Kentang Bibit Kentang yang telah dipanen langsung dibawa ke gudang penyimpanan bibit. Setelah itu, kentang disortasi dan dikelaskan berdasarkan ukuran umbinya. Pengkelasan kentang bibit dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Pengkelasan Kentang Bibit Ukuran Berat per Umbi (gram) SS <10 S 10-30 M 31-60 L 61-120 XL >120 Sumber: Kantor Hikmah Farm, 2009 Kentang yang akan dijadikan bibit sangat rentan terserang hama dan penyakit di gudang sehingga diperlukan penanganan pasca panen yang sangat intensif. Hindari penumpukan kentang yang terlalu lama di gudang agar jumlah kentang yang busuk tidak terlalu banyak. Kentang yang terlalu lama disimpan di gudang dapat menyebabkan terserang hama dan penyakit. Penanganannya dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan sortasi secara langsung setelah kentang dipanen dan menaburkan bubuk yang berwarna putih (Agrosip) diatas bibit kentang yang akan disimpan. Metode penyimpanan untuk kentang bibit yang dilakukan oleh Hikmah Farm adalah metode perlakuan gas dan ruang pendingin (cool storage). Perlakuan gas dilakukan didalam ruangan yang tertutup dan tidak terkena cahaya dengan menggunakan senyawa CS 2 dengan dosis 100 ml/ton. Kentang yang akan dimasukkan kedalam ruang penggasan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam krat. Penggasan bertujuan untuk mempercepat keluarnya tunas dari umbi kentang. Biasanya penggasan dilakukan ketika proses penanaman kentang dipercepat atau permintaan bibit kentang meningkat. Penggasan dilakukan selama

54 ± 24 jam, setelah itu, penutup ruangan dibuka agar gas menguap dan baunya menghilang. Penyimpanan bibit kentang di ruang pendingin (cool storage) dapat memperpanjang umur simpan bibit. Lamanya umur simpan bibit sesuai dengan suhu cool storage yang digunakan. Pada suhu 3 0 C, umur simpan bibit dapat mencapai satu tahun. Bibit disimpan di ruang pendingin bila terjadi penundaan waktu tanam. Tahapan-tahapan pasca panen kentang bibit yang dilakukan oleh Hikmah Farm dapat dilihat pada gambar 17. Sortasi dan Grading di Lapangan Pengangkutan Kentang ke Gudang Sortasi dan Grading di Gudang Penyimpanan Pengemasan Pengiriman Gambar 17. Tahapan Pasca Panen Kentang Bibit

55 Pasca Panen Kentang Konsumsi Perlakuan pasca panen untuk kentang konsumsi hampir sama dengan perlakuan pasca panen untuk kentang bibit. Kegiatan pencucian hanya dilakukan pada kentang konsumsi agar kentang yang akan dijual dalam keadaan bersih. Biasanya pencucian hanya dilakukan untuk kentang konsumsi yang akan dijual ke supermarket sedangkan kentang yang akan dijual ke pasar tradisional tidak dilakukan pencucian terlebih dahulu. Gudang penyimpanan kentang untuk penjualan ke supermarket dibedakan dengan gudang penyimpanan kentang untuk penjualan ke pasar tradisional. Kentang yag telah dipanen langsung dibawa ke gudang penyimpanan kentang untuk dijual ke pasar tradisional. Setelah itu, kentang disortasi dan dikelaskan berdasarkan ukuran umbinya. Pengkelasan kentang konsumsi dapat dilihat pada tabel 12. Umbi kentang dengan ukuran AL dikirim ke gudang penyimpanan kentang untuk dijual ke supermarket sedangkan umbi kentang dengan ukuran Ares dikirim ke gudang kentang bibit. Tabel 12. Pengkelasan Kentang Konsumsi Ukuran Jumlah Umbi/kg Berat per Umbi (g) AL 2-5 >200 AB 6-8 125-166 ABC 10-12 100-125 D/TO 20-30 33-83 ARES >30 <33 Sumber: Kantor Hikmah Farm, 2009 Kegiatan pasca panen di gudang penyimpanan kentang untuk dijual ke supermarket yang dimulai dari pencucian sampai pengemasan akan dilakukan jika ada permintaan dari supermarket, bila tidak ada permintaan maka kentang disimpan saja di gudang. Tahapan-tahapan pasca panen kentang konsumsi yang dilakukan oleh Hikmah Farm dapat dilihat pada gambar 18.

56 Sortasi dan Grading di Lapangan Pengangkutan Kentang ke Gudang Pencucian Kentang Sortasi dan Grading di Gudang Penyimpanan Pengemasan Pengiriman Keterangan : Tahapan Pasca Panen Kentang Konsumsi Tujuan Supermarket : Tahapan Pasca Panen Kentang Konsumsi Tujuan Pasar Tradisional Gambar 18. Tahapan Pasca Panen Kentang Konsumsi Hikmah Farm menjalin kerjasama dengan beberapa supermarket yang berada di sekitar kota Bandung dan Jakarta. Sistem kerjasama yang dilakukan kedua belah pihak yaitu sistem kontrak. Biasanya kontrak kerjasama yang dilakukan untuk jangka waktu satu tahun. Selama satu tahun Hikmah Farm akan

57 memasok kentang ke supermarket tersebut. Pemasokan kentang tidak dilakukan setiap hari, tetapi untuk supermarket di sekitar kota Bandung dilakukan tiga kali dalam seminggu sedangkan pemasokan kentang ke Jakarta dilakukan setiap satu minggu sekali. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan faktor waktu dan jarak. Pengangkutan kentang konsumsi ke supermarket di Jakarta dan pasar tradisional menggunakan truk sedangkan pengangkutan kentang konsumsi ke supermarket di Bandung menggunakan mobil box tertutup. a b Gambar 19. Alat Transportasi untuk Pengiriman Kentang ke Supermarket (a) dan Pengiriman Kentang ke Pasar Tradisional (b) Jenis kemasan yang digunakan untuk kentang yang akan dijual ke supermarket berbeda dengan jenis kemasan untuk kentang yang akan dijual ke pasar tradisional. Kemasan yang digunakan untuk kentang yang akan dijual ke supermarket adalah karung jala (waring) yang berkapasitas 5 kg, 10 kg, 20 kg, dan 40 kg dan jaring plastik (polynet) yang berkapasitas 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg, sedangkan kemasan yang digunakan untuk kentang yang akan dijual ke pasar tradisional adalah karung jala dengan kapasitas 40 kg. Kehilangan Hasil Panen Kehilangan hasil panen dapat terjadi baik pada saat kegiatan panen di lapangan maupun ketika penyimpanan di gudang. Hasil panen yang hilang saat panen dapat disebabkan oleh kekurangtelitian pekerja dalam melakukan pemanenan kentang sehingga tidak sedikit kentang yang tertinggal didalam tanah. Selain itu dapat disebabkan oleh banyaknya umbi kentang yang busuk sehingga tidak dipanen atau dibuang saja di lapangan. Hasil panen yang hilang di gudang dapat disebabkan oleh banyaknya umbi kentang yang busuk akibat penyimpanan

58 yang ditumpuk terlalu lama dan turunnya berat kering kentang karena proses respirasi yang terjadi didalam umbi. Kehilangan hasil yang terjadi di Hikmah Farm disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Hujan Panen yang dilakukan saat hujan akan menyebabkan umbi kentang basah sehingga umbi akan mengalami kebusukan pada saat disimpan di gudang. 2. Kerusakan mekanik Umbi kentang yang terkena cangkul saat panen akan menyebabkan umbi rentan terserang penyakit di gudang. Infeksi penyakit akan masuk melalui luka atau memar akibat panen dan secara fisik akan menurunkan kualitas umbi sehingga harga jual menjadi turun. 3. Proses respirasi Proses respirasi yang terjadi didalam umbi kentang dapat menyebabkan turunnya berat kering. 4. Penyimpanan yang terlalu lama Kentang yang terlalu lama disimpan digudang akan mengalami kebusukan karena terlalu lama ditumpuk dan resiko terserang hama dan penyakit gudang sangat tinggi. 5. Kondisi tempat penyimpanan Tempat penyimpanan yang kurang baik misalnya suhu dan kelembaban yang tidak sesuai untuk penyimpanan kentang. 6. Perbedaan penetapan berat kentang Berat kentang tiap karung saat panen berbeda dengan berat kentang setelah disortasi di gudang sehingga menyulitkan perhitungan kehilangan hasil yang tepat. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kehilangan hasil diantaranya: kegiatan panen tidak dilakukan saat hujan sehingga umbi yang akan disimpan di gudang dalam keadaan kering dan sangat kecil kemungkinannya busuk, panen harus dilakukan secara hati-hati agar umbi tidak ada yang terkena cangkul sehingga kualitas umbi dapat dipertahankan, sebaiknya setelah kentang dipanen langsung disortir dan digrading tanpa harus menyimpan terlalu lama di

59 gudang agar tidak terjadi kehilangan hasil yang cukup besar, dan digunakan agrosip untuk melindungi bibit kentang dari hama gudang. Agrosip berbentuk bubuk dan penggunaannya dengan cara menaburkan diatas bibit kentang yang akan disimpan. Tabel 13. Persentase Kehilangan Hasil di Gudang Kentang Konsumsi Hikmah Farm Kebun Hasil Panen Kentang yang Rusak Kehilangan Hasil (%) dan dibuang Pajaten 6 940 700 10.09 Ciarileu 2 240 168 7.50 Gambung 18 440 1 560 8.46 Sumber: Hasil Pengamatan di Gudang Tabel 13 menunjukkan bahwa hasil panen dari kebun Pajaten memiliki tingkat kehilangan hasil yang lebih tinggi dibandingkan hasil panen dari kebun Ciarileu dan Gambung. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kentang yang mengalami busuk akibat terlalu lama disimpan di gudang dan sangat rentan terserang hama dan penyakit gudang serta terjadinya respirasi didalam umbi yang mengakibatkan turunnya berat kering. Kehilangan hasil kentang di gudang Hikmah Farm rata-rata sebesar 10%. Penentuan berat kentang per karung saat panen berbeda dengan penentuan berat kentang per karung setelah kentang disortasi di gudang sehingga menyulitkan perhitungan kehilangan hasil yang tepat. Data pengamatan dapat dilihat pada lampiran 23. Tenaga Kerja Tenaga kerja akan mempengaruhi kinerja suatu perusahaan sehingga berperan penting dalam mendukung perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Umar (2003) penilaian prestasi kerja karyawan dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Pekerja di Hikmah Farm terdiri atas 60% perempuan dan 40% laki-laki. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah pekerja perempuan lebih banyak dari pekerja laki-laki sehingga kegiatan budidaya di lapangan lebih banyak dilakukan oleh perempuan. Perempuan melakukan kegiatan mulai dari pengolahan tanah, pemupukan, penanaman, pembumbunan, penyiangan gulma, sampai dengan

60 panen. Namun kegiatan pengolahan tanah, pembumbunan, dan panen juga dilakukan oleh pekerja laki-laki. Pekerjaan laki-laki di kebun lebih diutamakan untuk mengangkut bibit yang akan ditanam, mengangkut pupuk kandang dan pupuk buatan, mengangkut hasil panen ke truk. Kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh pekerja laki-laki karena laki-laki mempunyai tenaga yang lebih besar daripada perempuan. Selain itu, kegiatan pengendalian hama dan penyakit di lapangan seluruhnya dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Kegiatan sortasi di gudang hanya dilakukan oleh tenaga kerja perempuan, sedangkan kegiatan mengangkut barang di gudang dilakukan oleh tenaga kerja laki-laki. Perempuan diutamakan untuk melakukan sortasi di gudang karena biasanya perempuan lebih teliti dan sabar daripada laki-laki. Berdasarkan tingkatan usia, tenaga kerja yang masih muda sebaiknya bekerja di kebun sedangkan tenaga keja yang sudah tua sebaiknya bekerja di gudang karena usia yang masih muda memiliki tenaga dan semangat yang lebih tinggi daripada usia tua. Usia tua merupakan usia yang sudah kurang produktif untuk bekerja. Namun pekerja yang sudah tua tetap bekerja dikarenakan masalah ekonomi. Perusahaan masih menerima mereka untuk bekerja dengan jenis pekerjaan yang tidak terlalu berat seperti sortasi di gudang dengan mempertimbangkan rasa kemanusiaan. Hampir seluruh kegiatan di kebun dilaksanakan dengan sistem borongan kecuali kegiatan panen. Kegiatan mengangkut bibit, pupuk, dan hasil panen biasanya dengan sistem borongan. Penetapan upah borongan berbeda dengan upah harian. Upah borongan ditetapkan berdasarkan prestasi kerja yang dilakukan oleh pekerja per harinya sehingga penghasilan yang diperoleh akan berbeda tiap harinya. Upah harian tidak melihat besar atau kecilnya prestasi kerja yang diperoleh per harinya sehingga upah per harinya tetap sebesar Rp.8000 per hari untuk perempuan dan Rp. 9000 per hari untuk laki-laki. Pekerjaan yang dilakukan baik dengan sistem borongan maupun sistem harian memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penghasilan yang didapat dengan sistem borongan tidak tetap setiap harinya, kadang lebih besar atau lebih kecil dari upah harian. Namun, sebagian besar pekerjaan yang dilakukan dengan sistem borongan akan lebih menguntungkan karena penghasilan

61 yang diperoleh lebih besar daripada penghasilan harian. Pekerja akan lebih semangat dalam bekerja bila pekerjaan yang dilakukan menggunakan sistem borongan. Pekerja akan rugi bila penghasilan yang diperoleh dengan sistem borongan lebih kecil dari penghasilan harian tetapi hal demikian sangat jarang terjadi. Tabel 14. Rata-Rata Standar Kerja Panen Berdasarkan Umur Pekerja Kebun Standar Kerja (m 2 /HK) 20-35 36-50 >50 Gambung 150.95 176.60 150.05 Ciarileu 175.20 165.90 152.10 Kiara jeuntas 114.70 131.48 130.87 Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan Berdasarkan umur, pekerja dengan umur 36-50 tahun memiliki standar kerja panen tertinggi. Umur antara 36 tahun sampai dengan 50 tahun merupakan umur produktif, dimana pekerja masih mampu melakukan pekerjaan dengan baik. Namun, standar kerja panen tertinggi di kebun Ciarileu adalah pekerja yang berumur 20-35 tahun. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar pekerja di kebun Ciarileu berumur 20-35 tahun yang masih memiliki semangat kerja dan tenaga yang masih kuat serta umur 20-35 tahun merupakan umur yang sangat produktif untuk bekerja. Pekerja yang berumur diatas 50 tahun memiliki standar kerja panen terendah karena pekerja diatas umur 50 tahun sudah mengalami penurunan tenaga dan semangat dalam melakukan pekerjaan. Di kebun Kiara Jeuntas, pekerja yang berumur 20-35 tahun memiliki standar kerja terendah karena mereka belum memiliki rasa tanggung jawab dalam bekerja, kurang terampil dalam bekerja, dan kurangnya semangat dari dalam diri untuk melakukan pekerjaan. Faktor umur biasanya terkait dengan kecepatan, kekuatan, kedisiplinan, ketelitian, dan kesabaran dalam melakukan suatu pekerjaan. Data pengamatan dapat dilihat pada lampiran 4, 5, dan 6. Tabel 15. Rata-Rata Standar Kerja Panen Berdasarkan Jenis Kelamin Kebun Standar Kerja (m 2 /HK) Perempuan Laki-Laki Gambung 137.75 180.65 Ciarileu 176.05 152.70 Kiara jeuntas 120.93 130.23 Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan

62 Berdasarkan jenis kelamin, pekerja laki-laki memiliki standar kerja yang lebih tinggi daripada perempuan. Secara fisik, laki-laki mempunyai tenaga yang lebih kuat dari perempuan sehingga dalam melakukan pekerjaan, laki-laki dapat lebih cepat daripada perempuan. Namun, hal tersebut tidak selalu demikian karena fisik bukan satu-satunya faktor penentu kecepatan dalam melakukan pekerjaan. Faktor yang paling utama adalah faktor internal dari dalam diri pekerja dan faktor eksternal dari lingkungan sekitar. Faktor internal seperti sikap rajin atau malas. Faktor eksternal seperti diajak berbicara dengan pekerja lain sehingga menjadi kurang konsentrasi dalam melakukan pekerjaan dan dapat menimbulkan rasa malas. Seperti halnya di kebun Ciarileu, pekerja perempuan memiliki standar kerja yang lebih tinggi daripada laki-laki. Data pengamatan dapat dilihat pada lampiran 4, 5, dan 6. Tabel 16. Rata-Rata Standar Kerja Panen berdasarkan Interaksi Antara Umur Pekerja dan Jenis Kelamin Standar Kerja (m 2 /HK) Kebun 20-35 36-50 >50 Perempuan Laki- Laki Perempuan Laki- Laki Perempuan Laki- Laki Gambung 143.30 158.70 132.70 220.50 137.30 162.8 Ciarileu 180.60 169.80 198.95 132.90 148.65 155.50 Kiara Jeuntas 108.34 121.07 123.57 139.39 130.87 - Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan Antara umur dan jenis kelamin terdapat hubungan yang nyata. Standar kerja panen tertinggi di kebun Gambung dan Kiara Jeuntas adalah pekerja yang berumur antara 36-50 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Namun, Standar kerja panen tertinggi di kebun Ciarileu adalah pekerja yang berumur antara 36-50 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Antara umur dan jenis kelamin tidak terlihat hubungan yang sangat nyata, sehingga di kebun Ciarileu ini, umur dan jenis kelamin tidak dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan standar kerja. Hal ini disebabkan oleh faktor dari dalam diri pekerja dan faktor dari lingkungan sekitar yang sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kecepatan pekerja dalam melakukan pekerjaan. Data pengamatan dapat dilihat pada lampiran 4, 5, dan 6.